My Bad Boy Arga [SELESAI]

By daadindaada_

73.5K 4.5K 7.5K

[ COMEDY ROMANCE ] Apa benar poin plusnya Arga itu hanya soal tampangnya yang sempurna? Tampan, putih, dan ti... More

Perihal Hati
Kenalan
[01] Zona Hitam
[02] Cinta Pertama
[03] Kebencian Arga
[04] Melepas Topeng
[05] Tanpa Joshua
[06] Bertindak
[07] Buah dari Kesalahan
[08] Swalayan dan Sepeda Lonceng
[09] Kue Cokelat
[10] Selalu Tanpa Sebab
[11] Catering Mamanya Luna
[12] Ulang Tahun Arga
[13] Marahnya Lunaisa
[14] Jealous?
[15] Si Ompong dan Si Cengeng
[16] Curiga
[17] Stalker
[18] Secret Admirer
[19] El
[20] Lari Pagi
[21] Kafe
[22] Pengakuan Arga
[23] Basket dan Kesederhanaan
[24] Boneka Jessy
[26] Malam Minggu
[27] Nyobain Bandana Arga
[28] Pemilik Baru si Bandana Hitam
[29] Buronan
[30] Ancaman
[31] Pembalasan Jessy
[32] Ngelabrak Jessy
[33] Minta Tolong
[34] Menjauh
[35] Arga & Jessy
[36] Postingan Instagram
[37] Rahasia Arga
[38] Nginap
[39] Masa Lalu Kelam
[40] Selesai
[41] Jessy
[42] Kenzo
[43] Joshua?!!
[44] User95
[45] Rumah Sakit
[46] Retak
[47] Lelaki Baru
[48] Seranjang
[49] Tobat
[50] Arga vs. Luna's Period
[51] Perihal Waktu
Extra Part 1 : Teman Hidup

[25] Diperhatiin Arga

989 58 0
By daadindaada_

HAPPY READING GAIS

☁️☁️☁️

Lusiana menatap anak gadisnya penuh kekhawatiran. Wajahnya sedikit pucat. Dan tumben karena Luna pagi ini memakai hoodie tebal hadiah dari neneknya minggu lalu. Gadis itu juga tampak lebih murung dari biasanya.

"Are you okay?" tanya Lusi. Luna menoleh, tersenyum tipis lalu mengangguk. "Kalau sakit jangan maksain sekolah sayang."

"Luna gapapa kok, Ma. Luna mau berangkat sekarang, ya? Udah ada Arga di depan." Lusi hanya mengangguk. Ia mengantarkan Luna sampai ke depan pintu dan di sana ia melihat Arga tersenyum manis padanya. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Hati-hati di jalan," pesan Lusi.

Luna yang kini sudah berada di depan Arga langsung diinterogasi oleh lelaki itu. Tidak mengeluarkan suara, tapi wajah Arga sarat akan kekhawatiran. Kedua alisnya bertaut menunggu jawaban dari mulut Lunaisa.

"Aku cuma sedikit meriang. Dingin banget."

"Jangan sekolah kalau gitu!"

"Ih gak mau orang cuma meriang dikit doang kok," bantah Luna gemas. Arga terkekeh selama beberapa detik lalu ia memberikan helm pada gadisnya itu. Lagi-lagi Arga menganggap Luna sebagai miliknya.

Arga mulai melajukan kuda besinya tatkala Luna sudah bertengger di belakang sana. "Ya ampun kalau jalannya kayak gini kita kapan sampainya sih Arga??" jengah Luna. Kalian tahu? Arga memacu motornya dalam kecepatan tidak lebih dari 20km/jam. Mereka bahkan kalah cepat sewaktu anak SD melewatinya memakai sepeda besi tua. Luna malu jadinya ....

"Hehe ... 'kan, kamu lagi sakit. Ntar kalau aku ngebut kamu makin masuk angin," jawab Arga. Luna geleng-geleng kepala mendengarnya.

"Tapi gak gini juga. Yang ada pas kita sampai sekolah gerbangnya udah keburu ditutup." Arga terkekeh karenanya. Dia 'kan cuma mau ngasih perhatian lebih. "Tambah kecepatannya, Arga!!"

"Siap," sahut Arga santai. Lebih santainya lagi lelaki itu meraih kedua tangan Luna lalu melingkarkannya melewati perutnya. Sontak saja Luna terkejut. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena pada saat dirinya mencoba memberontak, Arga sudah terlebih dahulu memberikan ancaman. Jadi kali ini Luna harus pasrah lagi menghadapi si tampan Arga.

Sesampai di sekolah, Luna tidak banyak bicara. Dia bergegas pergi menuju kelasnya tanpa berpamitan pada Arga. Arga mencoba untuk bersikap biasa saja, 'kan Luna sedang tidak enak badan ditambah mereka yang jadi pusat perhatian mungkin Luna belum terbiasa. Wajar, bukan?

─ ༊₊˚•.﹆─

Luna bersyukur karena pelajaran olahraga hari ini diisi dengan materi senam lantai. Walau dia tidak begitu mahir saat melakukannya, tapi setidaknya materi ini tidak begitu menguras tenaga. Hanya saja Luna merasa dia benar-benar lemas.

"Luna!" seru seseorang. Refleks Luna menolehkan kepala lalu tersenyum ramah. "Pak Rinal nyuruh kita buat simpan lagi matrasnya, ke rooftop," ujar gadis itu yang tak lain Sarah. Sesaat Luna mengernyit bingung.

Ya kali kita berdua harus ngangkat matras yang segede gaban ini sampai rooftop. Emangnya gak ada anak laki gitu? Duh, langsung mleyot badanku.

"Elah malah bengong. Ayo buruan katanya ntar dapat nilai tambahan," ujar Sarah lagi. Entah kenapa Luna merasa Sarah sedang memaksanya ikut. Dengan berat hati Luna mengikuti permintaan Sarah. Sarah yang mendapat anggukan dari Luna diam-diam tersenyum penuh kemenangan.

Edan. Beneran ini mah kudu Luna dan Sarah yang menyimpan matras ke rooftop. Capek. Sepanjang perjalanan Sarah hanya memegang tanpa ikut mengeluarkan tenaga. Luna kesal tapi dia bisa apa??

"Hosh ... akhirnya sampai juga ... hosh ... hosh ...." Lunaisa menekukkan lutut sambil terus berusaha menetralkan pernapasannya yang terasa sesak. Luna menghirup oksigen dengan serakah sampai tidak sadar akan posisi Sarah. Gadis itu menutup pintu rooftop lalu memanggil seseorang.

"Utututu kacian capek, ya, hmm??" terkejut dengan suara khas Jessy, Luna membalikkan badan dengan cepat. Perasaannya tidak enak.

─ ༊₊˚•.﹆─

Argantara menghela napasnya sambil terus menatap wajah terlelap di depannya. Tangan kekarnya mengelus rambut panjang tergerai bebas milik Luna. Cantik, wajahnya tenang sekali. Padahal dia sedang terluka.

Sorotan jingga matahari senja menerobos lewat celah gorden. Perlahan tapi pasti gadis itu mengerjapkan matanya. Lalu tak lama sebuah lenguhan terdengar dari mulut mungil itu.

"Hmm?"

Melihat Luna yang malah bengong seperti itu membuat Arga terkekeh. "Kenapa?" tanya Arga lembut. Seperti ada yang mengingatkannya, Luna melirik ke bawah. Astaga kapan dia ganti baju??!!

"KYAAAAA ARGAAAA!!!"

"E–e–eh ada apa El???" maklum gais kalau Arga jadi kebawa kaget plus jantungan kayak gini. Dia 'kan keterbatasan otak. Kecil dan tumpul otaknya itu. 

"KAMU MESUM!!" langsung saja saat itu juga Arga menautkan alisnya. Emang iya ya dia mesum? Perasaan nggak deh. Paling cuma mikirin dikit-dikit doang mah ya gapapa kali.

Sambil menahan tangan Luna yang terus memukuli dadanya, Argantara masih berkutat dengan pikirannya. Bukannya berterima kasih, Luna malah menuduhnya yang tidak-tidak. Arga jadi makin bingung, SUMPAH DEMI APAPUN DIA MESUM DI SEBELAH MANANYA SIH???

"Minta maaf!!" tuntut Luna. Arga menggaruk tengkuknya tidak mengerti. "KAMU TUH YA KENAPA SIH GAK TAU MALU BANGET?? UDAH NGE-UNBOXING AKU TANPA IZIN SEKARANG DISURUH MINTA MAAF MALAH GAK MAU!!"

"Unboxing?" beo Arga polos. Dia mencoba mengamati gadis itu lalu mengangguk dan tertawa lepas. "AHAHAHAHA YA ALLAH EL KIRAIN ADA APAAN AHAHAHAHA ...."

"Jangan ketawa!!"

"Oke-oke." Arga mencoba menetralkan dirinya dengan tidak tersenyum jahil. "Yang unboxing kamu itu ya mama kamu lah El, Tante Lusi. Gila aja aku yang ngelakuinnya, haha ...."

"Bohong?!!" todong Luna dan Arga menghela napasnya.

"Suer takewer kewer dah. Malahan mah aku juga dikasih pinjam baju papa kamu soalnya seragam aku bau, nih, gimana ganteng 'kan?" lain dengan Arga yang sedang menggoda penuh kepedean, Luna jadi teringat kejadian tadi di sekolah. Hal itu terulang kembali setelah sekian lama.

flashback on ✧⁺◟꒦꒷━━━━━━━━━━━━

"Awwshh ...." Luna meringis begitu lututnya mencium lantai rooftop dengan keras. Selain karena lemas sedang tidak enak badan, Luna juga merasa lelah sudah membawa matras sampai ke rooftop di lantai empat ini. Dan sekarang ia harus berhadapan dengan Jessy juga Sarah?? Yang benar saja!

BYUR

"HAHAHAHHAHA ...." tawa Jessy dan Sarah terdengar begitu menyebalkan. Luna menunduk tidak suka. Badannya sekarang bau karena air yang dibanjurkan Jessy ke tubuhnya. Pakaiannya yang basah ditambah angin yang berhembus kencang membuat Luna semakin kedinginan.

"HEH HARAM!!" tak juga mendapat respon, Sarah menarik rambut Luna ke belakang membuatnya terpaksa mendongak.

"Kalau dipanggil tuh nyahut!"

"Apa ...? Kalian mau apa ...? Kenapa kalian jahat sama aku? Apa aku pernah bikin kesalahan sama kalian ...? Hiks ... hiks ...." Luna tidak bisa menahan tangisannya lagi. Dadanya sesak memikirkan betapa bencinya orang-orang melihatnya hidup. Padahal kalau diingat-ingat Luna juga tidak pernah merepotkan mereka, dia tidak pernah meminta uang pada mereka. Uang sekolahannya pun dibayarkan oleh kedua orang tuanya. Lalu kenapa semua orang sibuk mengurusinya?

Jessy mendekat sambil menjepit hidungnya karena bau busuk dari arah Luna yang sangat menyengat. "GUE 'KAN UDAH BILANG SAMA LO BUAT JAUHIN ARGA!! BUDEK YA LO HUH?! GAK USAH CAPER KALAU JADI CEWEK TUH. LO SAMA SEKALI GAK MENARIK!!"

"Ngerasa cantik kali," cibir Sarah sinis. Luna tidak habis pikir, padahal mereka teman sekelas tapi kenapa Sarah malah membela Jessy? 

"Hiks ... kalau kamu cantik kenapa kamu takut sama aku, Jessy? Hiks ... hiks ... aku cuma—"

"GUE GAK NYURUH LO NGOMONG!!"

BRUK

Jessy menendang kuat dada Luna sampai membuat gadis itu terpental. Lain dengan Luna yang meringis, Sarah justru kaget. Jessy bisa sekasar itu kalau sudah marah. Yang namanya sirkel Argantara Mahendra memang beda, mengerikan.

Sementara itu Jessy tersenyum miring. "Mampus lo! Rasain tuh, kalau gue bilang jauhin ya lo harus jauhin lah bego! Karena lo keras kepala jadi lo harus terima akibatnya. Berani kok sama Jessy Jesse sih?"

"Jangan ngadu sama Arga lo awas aja!" timpal Sarah mengancam Luna. Detik selanjutnya kedua gadis itu pergi dari rooftop, meninggalkan Luna sendirian sambil tertawa puas.

Arga ..., hanya nama itu yang mampu Luna sebutkan dalam hatinya.

━━━━━━━━━━━━ ꒷꒦ ✧⁺◟flashback off  ━

"Siapa orangnya?" tanya Arga dingin. Benar, ini aneh. Laki-laki itu tidak selembut sebelumnya. Tatapan matanya bahkan terasa begitu mengintimidasi.

"H–huh? A–anu ... b–bukan ... gak—"

"Jessy atau siapa?" tanya Arga lagi memotong perkataan Luna. Jantung Luna berdegup kencang. Dia harus mengatakan apa di situasi seperti sekarang ini? 

"Bukan, Arga ... ada orang lain ...."

"Siapa?" tanya Arga kesekian kalinya. Nada bicaranya menggambarkan kalau dia sedang menahan emosi. Jujur Luna takut, tapi dia bisa apa??

"Oh iya Arga kamu gimana kok bisa nemuin aku?? Kamu punya insting yang kuat ya sama aku?" akhirnya Luna memilih untuk mengalihkan pembicaraan saja.

Argantara menghela napasnya. Rahangnya yang sudah mengeras menahan emosi terpaksa kali ini harus dilunakkan kembali. Mungkin Luna diancam oleh pelakunya sehingga Arga bisa mengerti ketakutan gadis itu.

"Aku bolos dari kelas, pergi ke rooftop tapi pintunya dikunci. Aku pikir itu aneh jadi aku nyoba buat ngedobrak. Terus aku lihat kamu udah pingsan gitu jadi ya udah aku gendong kamu terus bawa kamu pulang," tutur Arga membuat Luna beroh ria.

"Terus Mama aku mana?"

"Beli obat. 'Kan sebelumnya kamu juga lagi gak enak badan."

"Iya. Umm ... Arga?" panggil Luna dan Arga hanya berdeham pelan. "Makasih udah tolongin aku. Kalau gak ada kamu aku gak tau lagi deh bakal kayak gimana. Mungkin jadi anak hilang."

"Hush!" Arga menegur Luna tapi gadis itu malah terkikik. Arga jadinya merasa gemas juga. "El, kamu udah makan belum? Aku perhatiin kamu lemas banget sih."

Lunaisa menggelengkan kepala membuat Arga menatap gadis itu gemas. "Ayo ke bawah! Aku mau bikin makanan buat kamu."

Deg

Terakhir kali ia makan makanan dari Arga rasanya sangat mengerikan. Nasi goreng yang ... ewh. Bikin perut mual, jadi badmood, nafsu makan hilang pula. Luna menggaruk tengkuknya sambil berusaha mencari alibi.

"Heung ... anu Arga ... anu ... maaf lho tapi aku trauma makan masakan kamu ...," cicit Luna. Argantara menaikkan alisnya sebelah, seburuk itu kah nasi goreng yang gue buat waktu itu ...?

"Aik! Tenang aja El. Kali ini aku bakalan masakin kamu omelet jadi rasanya pasti enak! Omelet 'kan mudah dibuatnya."

Huh ... aduh gimana yaa Luna pingin menolak tapi mimik Arga yang berseri penuh semangat seperti itu membuat Luna jadi tidak tega. Alhasil dengan sangat berat hati Luna mengiyakan ajakan lelaki itu.

"Tante Lusi aku pinjam dulu ya celemeknya, takut kotor lagi bajunya nih," ujar Arga berbicara sendiri. Sebelumnya dia sudah meminta Luna untuk duduk di meja makan dan menunggunya selesai memasak. Dan lucunya Luna menurut.

Dari tempatnya Luna memperhatikan lelaki di depannya kini. Arga sedang memecahkan beberapa telur lalu memasukkannya ke dalam wadah untuk kemudian diaduk dengan bumbu-bumbu lain. Terlihat sangat tampan dan menggemaskan. Kulitnya yang putih bersih tampak kontras dengan kaos polos gelap milik Lavi. Tanpa sadar Luna tersihir hingga terpaku tanpa mengedipkan matanya sedikit pun.

"Iya iya emang yang namanya Argantara Mahendra itu memang ganteng selangit. Makanya gak heran itu iler sampai netes gitu," ledek Arga segera menyadarkan Luna dari keterpukauannya.

"Ih apa sih gak jelas banget! Dasar si tukang PD!"

"Aik! Gemas juga ternyata," gumam Arga terkekeh. Tentu saja Luna mendengarnya, buktinya dia blushing. Tapi sudah deh daripada kepergok lagi nanti dia malu. Soalnya Argantara itu GGM, ganteng-ganteng menyebalkan.

Kini Arga mengambil satu gelas medium lalu mengisinya dengan susu vanila. Setelah selesai semua, Arga langsung menyajikan hasil masakannya di depan Luna. "Selamat makan Tuan Putri," ucap Arga. Luna memukul pelan tangan lelaki itu membuatnya tertawa kecil.

"Iya sama-sama makanannya enak, 'kan?" Arga bertingkah lagi saat Luna mulai menyantap masakannya. Gadis itu berdecak sebal lalu merotasikan bola matanya.

"Ck makasih udah perhatian sama aku."

"Apa sih yang nggak buat kamu, hehe ...."

"Buaya," cibir Luna. Arga tertarik mendengarnya.

"Kalau aku buaya mungkin aku udah move on dari cinta pertama aku, El." Arga sengaja menekankan kata cinta pertama dari kalimatnya. Dia memberi kode pada Luna dan sialnya Luna peka. Saat itu Luna langsung tersedak makanannya.

Argantara memberi Luna air. Membimbingnya supaya minum pelan-pelan lalu tersenyum tipis. Situasi saat ini membuat Arga nekat.

"El, aku suka—"

"Kamu udah bangun sayang?"

"Eh, Mama. Udah, Ma." Luna merasa diselamatkan dengan kedatangan Lusi. Bergegas gadis itu menghampiri ibunya lalu memeluknya manja.

Dasar orang tua ganggu aja! umpat Arga. 

☁️☁️☁️

ADUH HAMPIR AJA 🥲

JUJUR SEBENARNYA DI SINI AKU RADA RADA LUPA LAYOUTNYA KYK GIMANA

KARENA SETIAP NGETIK AKU PASTI NGIKUTIN ALUR SEBELUMNYA KAN TAPI AKU JUGA SERING MIKIRIN DARI JAUH JAUH NTAR BAKAL KEK GINI BAKAL KEK GITU

TRUS YG BIKIN KIT ATI TIBA TIBA LUPA 🫂

TAPI KLEAN SUKA KAN GAIS

INI BENTAR LAGI BAKAL END

piboong

SUDONE YA GAIS VOTE KOMEN SLALU OKE 👌

SEE YOU NEXT CHAP 😍

OIYA ADA YG MAU DISAMPEIN DULU KGK KE

JESSY

SARAH

LUNA

ARGA

ATO AUTHOR??

SOKIN ATUH SOKIN GAUSAH MALU MALU BIASANYA JUGA MALU MALUIN KALIAN MAH 😅

CANDA YA GENG

BYE 😚

tbc.
// © daadindaada_ 2022 //

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 295K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
19.6K 1.5K 15
"Harapan dan takdir terkadang berbeda. Tetapi, aku bersyukur tuhan memberikan suratan takdir ini kepadaku" Kevin Sanjaya Sukamuljo. "Tidak semua hal...
7.4K 910 44
"Kenapa sih, lo lagi lo lagi terus hadir dalam hidup gue?!" "Takdir kali." "DASAR COWOK RESEE!!!" "Ciee, salsha udah punya panggilan kesayangan buat...
1.5K 160 10
Is he really my enemy? Ethan Dazelio Madhava. Laki-laki dengan segala kesempurnaannya. Badan yang tegap dengan tatapan tajamnya. Tapi bagi Alea, Etha...