REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STO...

By Taratales

2.9M 314K 11.8K

Canaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berad... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
CANARIA ADELIA DIRGANTARA
ALETTA DIRGANTARA
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2 [Darren's story]
EXTRA PART 3 [Darren's Story 2]
EXTRA PART 4
EXTRA PART 5
EXTRA PART 6
EXTRA PART 7 [LAST]

PART 25

59.7K 6.6K 290
By Taratales

.
.
.

Malam itu Kana tidak berniat untuk kembali ke kost, dia akan menginap dirumah sakit untuk menemani Rissa sampai Danu tiba. Alsa sudah pulang sore tadi, perempuan itu tidak menjelaskan apa yang terjadi, membuat Kana mau tak mau harus menunggu. Dia tidak mungkin bertanya pada Rissa sedangkan sahabatnya itu saja masih dalam keadaan syok.

Kana sedang mengupas buah ketika pintu ruangan terbuka, dia menoleh melihat Danu masuk dengan wajah luar biasa panik.

Melihat kedatangan Danu, tangis Rissa kembali pecah. Kana dengan sigap membantu Rissa duduk.

"Rissa," Danu menyerbu perempuan itu dan memeluknya erat, nafasnya tidak beraturan karena berlari dari area parkiran sampai ke lantai dua tempat dimana Rissa di rawat.

Setelah melepas pelukannya, Danu menangkup wajah Rissa "Kamu gapapa kan?"

Rissa sesegukan sambil mengangguk "Tapi anak kita..."

Danu hanya menatap Rissa sendu lalu kembali memeluk istrinya itu, "Maaf, maafin aku karena udah ninggalin kamu. Maaf karena gabisa jaga kamu sama calon anak kita"

Mendengar nada lirih Danu, Rissa menggeleng. Dia tidak akan membiarkan Danu merasa bersalah, kejadian ini bahkan bukan salah Danu "Engga, kamu ngga salah."

"Kalau ada yang harus di salahin atas semua kejadian yang udah nimpa kita semua, orang itu adalah Aletta"

Pintu ruangan kembali terbuka bersamaan dengan ucapan dari seseorang, Kana lagi-lagi menoleh dan melihat Alsa datang bersama Melvin dan Galang.

"Hai Na," Sapa Melvin tersenyum pada Kana.

Kana berusaha membalas senyuman Melvin.

PLETAK!

"Akh!" pekik Kana memegangi kepalanya setelah mendapat satu jitakan dari seseorang, Kana langsung menatap Galang yang tengah memelototinya.

"Heh kecebong, ngapain sih lu pake acara kabur-kaburan segala hah? Untung bukan gue yang nyari lu, kalo gue yang nyari terus ketemu gue jitak lu ampe benjol!" Omel Galang sambil berkacak pinggang

Kana mendengus, tapi juga memasang raut wajah bersalah karena dia sadar telah membuat semua orang khawatir.

"Iya maaf" ucap Kana

"Yang bener! Kek ga ikhlas gitu," Sentak Galang lagi

"Iya maaf karena udah bikin kalian khawatir" kata Kana lagi menatap pada Alsa dan semua yang ada disana dengan tatapan menyesal, lalu beralih memandang Galang sebal "Udah kan?"

"Bocah belegug!"

"Udah napa Lang, ingat nanti darah tinggi lu kumat" sahut Melvin disambut kekehan kecil dari mereka, bahkan Rissa sudah bisa tertawa lagi.

"Jadi? Gimana bisa sampe Rissa keguguran?" Tanya Danu sedikit tercekat menerima fakta bahwa dia telah kehilangan anak mereka.

Alsa berdehem sejenak lalu mulai menceritakan kronologi yang terjadi di toko bahan makanan pagi tadi. Mereka semua tampak menahan nafas ketika mendengar penjelasan Alsa, berbeda dengan Kana yang langsung menegang.

Lagi-lagi Aletta.

Sepertinya memang tidak ada yang bisa mengubah masa depan itu, termasuk Kana. Aletta akan terus terlibat dalam semua masalah yang ada pada mereka, walaupun ada yang berubah itu hanya akan menyakiti orang-orang disekitar Kana.

Kesabaran Kana sudah habis, ini tidak akan ada akhirnya sebelum dirinya mati. Kana sadar, dia tidak akan bisa mengubah takdir yang sudah mengikatnya dari kehidupan sebelumnya.

Satu-satunya cara untuk menghentikan semuanya adalah Kana harus mati seperti sebelumnya, tapi untuk menciptakan masa depan yang berbeda, Kana harus membawa Aletta mati bersamanya.

Selagi mereka membahas soal Aletta, diam-diam Kana mengirimkan pesan singkat pada seseorang. Dia sudah memutuskan, jika itu untuk melindungi masa depan orang-orang disekitarnya, Kana rela mati sekali lagi.

***

Pagi itu, Alderian yang tengah sarapan mengernyitkan keningnya ketika ruang makan diserbu oleh teman-temannya termasuk Melvin. Bukan hanya mereka, para bodyguard pun turut hadir disana.

"Kenapa kalian?" Tanya Alderian

"Gue udah dapat bukti kalau Kana ga bersalah dalam kasus Clara 3 tahun yang lalu" ucap Danu tegas, dia menyuruh Rara untuk menyingkirkan semua piring diatas meja dan meletakkan laptopnya didepan Alderian.

Raut wajah Alderian berubah dingin, dia hanya melirik laptop itu sekilas tanpa memperhatikan ketika Danu mulai memutar rekaman cctv nya.

Alderian berdiri dari kursinya, menatap datar para bodyguard nya yang ada disana "Apa kalian juga percaya sama perempuan itu?"

Tidak ada yang menjawab, mereka hanya menunduk. Alderian berdecih "Cukup, kalian pergi dari sini sekarang juga."

BUGH!

Satu pukulan mendarat di wajah Alderian membuat pria itu terhuyung menabrak meja makan. Semua yang ada di sana terkejut melihat apa yang baru saja Galang lakukan.

Tak cukup sampai situ, Galang menarik kerah kemeja Alderian dan menatapnya dengan emosi. "Buka mata dan coba lihat kenyataan yang ada didepan lo saat ini"

"Lo gabisa kayak gini terus Al, lo ga bego kan karena percaya sama satu bukti yang bahkan belum jelas kenyataannya, gue tau lo trauma tapi lo juga ga bisa nyalahin Kana. Dia ga salah!" Bentak Galang didepan muka Alderian sambil mendorong tubuh pria itu dengan kasar.

Galang menunjuk wajah Alderian sambil melotot tajam "Kalau lo ga ngerubah cara pikir lo sekarang, gue pastiin lo bakal nyesel seumur hidup"

Atensi mereka teralihkan begitu Kesar membawa seseorang ke ruang makan. Melvin dan Alderian mengernyit, mengenali orang yang di bawa Kesar sampai akhirnya suara Galang mewakili yang baru saja mereka pikirkan.

"Ren?"

Pemuda itu berdiri disamping Kesar dengan wajah berantakan. Tubuhnya kurus, ada lingkaran hitam dibawah matanya dan wajahnya pucat pasi.

"Ngapain lo disini, lo ada urusan sama Al?" Tanya Galang

Pandangan Ren yang dari tadi hanya menyorot lantai terangkat memandang Galang dan Alderian bergantian.

Dengan suara bergetar, Ren membuka mulutnya dan berkata "Gue kesini mau mengakui semuanya"

Semuanya tampak bingung terutama Galang. Tapi selanjutnya Ren mengeluarkan ponselnya, menunjukkan sebuah video yang membuat semua orang dalam ruangan itu terdiam membeku.

Danu terpaku, video itu memang tidak lebih detail dari rekaman CCTV yang mereka bawa. Tapi suara cambukan itu terdengar sangat jelas, Danu bahkan sampai merinding mendengar semuanya. Hingga video itu berakhir, suara tawa seseorang terdengar disana bersama dengan teriakan keras dari wanita yang sangat dikenali oleh Alderian dan Galang.

"VAREEENNN!!"

Galang jatuh terduduk dengan wajah pucat. Ruang makan hening untuk sesaat, Ren menjatuhkan ponselnya begitu saja. Pria itu tampak depresi.

Sejak dirinya bertemu Galang di acara pernikahan Aletta dan dikenalkan pada Alderian, Ren tak henti-hentinya diteror mimpi buruk. Didalam mimpinya itu Rega dan Clara mendatanginya dan terus mengancam bahwa hidup Ren tidak akan tenang.

Mimpi itu terus datang berulang kali membuat Ren takut hanya untuk sekedar menutup matanya.

Galang masih tidak menyangka, pantas saja saat melihat rekaman CCTV itu ada perasaan ragu bahwa pria disana adalah Rega, pria itu memakai topeng jadi dia tidak bisa melihatnya dengan jelas. Hanya wajah Aletta yang tidak tertutupi apapun.

Danu dan Melvin yang sempat terdiam, tanpa sengaja melihat Alderian meraih pisau diatas meja. Dengan gerakan cepat mereka berdua sigap menahan tubuh Alderian yang hendak menyerang Ren.

"Al tenang!"

Mata pria itu berkilat penuh dendam, Alderian terus memberontak membuat mereka berdua sedikit kesulitan.

"Bawa Ren pergi dari sini, kita bakal lanjutin masalah ini kalau Al udah tenang" ucap Danu pada Kesar yang mengangguk dan langsung menyeret Ren dari sana.

Galang yang tadinya masih syok mulai beranjak dari duduknya, dia memegang kedua bahu Alderian, memandang pria yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Al gue tau lo emosi, gue juga syok karena selama ini bukan cuma lo yang ngerasa dipermainin sama mereka, tapi gue juga. Sahabat gue mati karena kesalahan mereka"

Mata Galang memanas, mengingat bahwa selama ini dia tidak pernah percaya bahwa pembunuh Clara adalah Rega, ternyata feelingnya itu memang benar.

Tapi Galang tidak menyalahkan Alderian, siapapun yang berada di posisi nya pasti akan melakukan hal yang sama, kakak perempuannya mati dengan keadaan gantung diri. Parahnya, kenyataannya Clara tidak pernah berniat untuk bunuh diri.

Ini yang membuat perasaan mereka hancur, mengetahui Clara masih memiliki keinginan untuk hidup tapi dua orang itu malah memaksanya untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Galang dan Alderian tidak bisa memaafkan mereka.

Isakan berat terdengar, Galang memandang sendu Alderian yang menunduk menutupi wajahnya.

Ponsel Danu bergetar, dia melepaskan Alderian dan mengangkat telponnya.

"Halo Sa,"

"Mas, Kana pergi"

"Kana pergi?" Danu mengernyit membuat mereka ikut memandang Danu "Pergi kemana?"

"Gatau Mas, tapi aku nemu ponselnya. Dia sempet ngirim pesan ke Aletta untuk ngajak ketemu, aku khawatir Kana kenapa-napa" suara Rissa terdengar sangat cemas.

"Yaudah kamu tenang, sekarang kasi tau aku dimana Kana ngajak Aletta buat ketemuan"

"Di kampus Aletta"

"Oke, kamu jangan kemana-mana diem aja dirumah sakit biar aku yang nyusul Kana" ucap Danu

Setelah menutup sambungan telponnya, Danu segera memberitahu mereka "Kana berniat nemuin Aletta sendiri, kita semua tau apa yang bisa dilakuin perempuan licik itu. Lang, kita berangkat ke Kampus Aletta sekarang"

"Gue ikut" ucap Alderian

Danu menatap Alderian sejenak yang balas menatapnya tegas tak ingin dibantah. Menghela nafas, Danu mengangguk. Dia sempat menoleh kearah lorong Mansion ketika merasa bahwa seseorang memperhatikan mereka daritadi.

Mengabaikan perasaannya, Danu segera keluar di ikuti oleh Galang dan Alderian sementara Melvin akan mengurus masalah Ren.

***

Kana yang tengah duduk sambil menopang kedua tangannya diatas lutut, mengalihkan pandangannya dari langit biru ketika pintu rooftop terbuka.

Beranjak dari duduknya, Kana berdiri membelakangi pembatas rooftop yang tingginya hanya sampai mencapai pinggang. Kana menatap tajam Aletta yang berjalan menghampirinya, raut wajah gadis itu biasa saja.

"Hai Na, apa kabar?" Sapa Aletta basa basi

"Lo nanya kabar gue? Ga lebih buruk dari kelakuan lo selama ini" jawab Kana datar

Aletta tertawa kecil, melihat Kana sekarang membuatnya tidak perlu lagi memakai topeng polos yang selalu dia perlihatkan ke orang-orang termasuk Kana dulu.

Aletta melipat tangannya didepan dada, menatap Kana santai "Jadi lo mau apa sekarang? Balas dendam? Mau ngelukain gue karna udah buat Rissa jatuh dari tangga?"

Tangan Kana terkepal, tapi dia tidak menjawab apapun.

Kekehan kecil terdengar dari mulut Aletta, matanya seketika berkilat memandang Kana dengan tajam "Gue ga pernah nyesel udah dorong dia dari sana, dia pantes dapetin itu karena udah berani ikut campur masalah gue"

"Masalah apa? Masalah yang udah lo buat 3 tahun lalu?" Tanya Kana membuat Aletta langsung terdiam

Senyum sinis tersungging dibibir Kana "Lo pikir bisa terus-terusan nyembunyiin itu lebih lama lagi? Semuanya udah kebongkar Aletta, Mas Danu udah dapet bukti yang sebenarnya dan sebentar lagi polisi bakal datang buat jemput lo pergi ke penjara"

Wajah Aletta mengeras, matanya menatap Kana dengan pandangan benci.

"Lo bakal membusuk disana" lanjut Kana membuat Aletta tidak bisa menahan diri untuk bergerak mencekik leher Kana, dan mendorongnya sampai ke pembatas rooftop.

Kana tidak mau kalah, dia mencengkram kerah baju Aletta dengan kuat. Keduanya saling melempar tatapan penuh kebencian, entah siapa yang menunjukkan kebencian lebih dalam. Jelas keduanya saat ini tidak mau kalah.

"Lo pikir siapa yang udah bikin gue jadi kayak gini?" Desis Aletta murka didepan wajah Kana "Elo. Elo Kana!"

Kana tidak menjawab, dia masih menunjukkan betapa emosi dirinya saat ini.

"Lo selalu dapet pujiam berlebihan dari Kak Rega, seolah lo itu hebat dalam hal apapun. Mereka semua cuma mandang lo doang tanpa ngeliat gue sedikit pun! Bahkan Arsa, rasanya semua waktunya itu cuma ada buat lo doang. Dia ga pernah sedikit pun merhatiin gue, padahal gue cinta sama dia! Cuma gue yang punya perasaan cinta sedalam itu buat dia. Tapi dia, perasaan dia cuma buat lo!"

Kana membeku, posisinya saat ini sangat terjepit. Pinggangnya tertahan di besi dengan punggung yang sudah melewati pembatas rooftop. Diatasnya, Aletta menangis. Tangan gadis itu masih berada dilehernya.

"Lo punya segalanya, keluarga, sahabat bahkan cinta lo. Gue iri, gue iri karena lo bisa dapetin semua yang gue impiin selama ini" airmata Aletta terus berjatuhan membasahi wajah Kana yang terpaku dengan semua yang keluar dari mulut Aletta.

"Dan Clara? Cewek sialan itu pantes mati." Teriak Aletta, matanya berkilat penuh dendam disaat bersamaan ada kesedihan yang terpancar di dalam mata Aletta, Kana tidak bisa mengabaikannya, dia tau tatapan itu. Tatapan penuh penderitaan yang selalu Kana tunjukkan di kehidupan sebelumnya.

"Gue ga pernah nyesel bunuh dia, dia emang pantes dapetin itu semua setelah apa yang udah dia lakuin ke gue. Dan itu gara-gara lo!" Aletta berteriak lagi, kesedihan yang sempat ia tunjukkan menghilang dan kembali menatap Kana penuh kemarahan.

Kana menahan tubuhnya yang semakin terdorong kebelakang, kakinya kini berjinjit menahan sekuat tenaga agar tetap berpijak dilantai rooftop.

"Please lo mati aja, karena semua masalah ini bermula dari lo sendiri. Biarin gue bahagia sama Arsa, tenang aja karena keluarga lo ga bakal nyariin lo lagi, mereka udah lupa sama lo jadi please mati dengan tenang yah" kata Aletta tersenyum manis

"Lo udah gila" desis Kana tak terima dengan ucapan Aletta barusan.

"GUE EMANG GILA!" Teriak Aletta di iringi tawa kencang membuat Kana yakin bahwa Aletta memang sudah tidak waras.

Nafas Kana memburu, dia sedikit melirik kebawah ketika teriakan orang-orang terdengar.

Kana kembali memandang Aletta, cengkraman yang sempat mengendur itu kembali mengerat disekitar leher Aletta. Kana menggertakkan giginya dengan nafas tidak beraturan apalagi dia sadar Kakinya sudah tak lagi menapak lantai.

"Kita berdua sama-sama menderita karna masa lalu, sekarang tinggalin mereka yang ga tau apapun tentang masalah kita. Biarin mereka hidup tenang, lo harus mati bareng gue" ucap Kana tegas.

Setelah itu dengan usaha terakhir, Kana membiarkan dirinya terdorong kebelakang tapi tangannya juga ikut menarik Aletta dengan paksa.

Aletta terbelalak saat tubuhnya terdorong kedepan, dia tidak siap dengan tarikan tersebut. Tapi sebelum dirinya hampir ikut terseret keluar dari pembatas rooftop, sebuah tangan menarik pinggangnya serta melepas paksa tangan Kana yang mencengkram kerah baju Aletta.

Kana terpaku, dia bahkan tidak bisa lagi melakukan apapun ketika tubuhnya jatuh tanpa berhasil membawa Aletta bersamanya. Mata Kana menyorot lurus pada dua sosok yang menatapnya dengan tatapan berbeda.

Roan...

Bagaimana pria itu bisa ada disini?

Waktu seperti terhenti saat Kana tanpa sengaja melihat Roan menyeringai padanya. Jadi begitu ya..

Kana memejamkan matanya, membiarkan tubuhnya siap menyapa tanah. Apa pada akhirnya semuanya sia-sia? Tapi Kana tidak bisa menerimanya. Rasanya sesuatu yang terkunci dalam dirinya selama ini kini meledak. Yah semoga saja dia masih bisa selamat kali ini, dengan begitu Kana tidak akan jadi kelinci penakut lagi yang hanya mengandalkan perlindungan dari Alderian.

Kana akan memperlihatkan pertunjukkan balas dendam yang sebenarnya. Maka dari itu,

"Sekali lagi..."

Jeritan dibawah sana semakin keras begitu melihat tubuh seseorang jatuh dari bangunan dengan ketinggian 15 meter.

.
.
.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

637K 33.5K 46
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
361K 23.2K 56
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
2.9M 313K 49
Canaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan deng...
119K 11.2K 32
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...