Woi elahhhh😑
Absen dulu dari kota mana aja😤
WOI ABSEN WOII ✊
CEPETAN 🤬
Ramekan setiap part dengan komenan garing kalian🗣️
Happy reading 😾
⚔️⚔️⚔️
" SAH......"
Jiakhhh, De-delon...di-dia udah...udah nikah.....
Member Blood-Angels nomor urut tiga yang kini melepaskan masa lajang. Ia telah mengucapkan kalimat sakral di hadapan para tamu dan penghulu.
" Delon, good married.."
" Happy Wedding, monyet. Bahasa Jerman Lo berantakan banget."
Delon tidak menggubris ucapan teman-temannya, ia kini mencium kening Amel dengan lembut lalu beralih mencium tangan kedua orangtuanya.
" Delon, Delon, Delon, cie.. cie... cie...."
" Del, pistak... Pistak.."
" Pipiw, pipiw..."
" Yeye Delon nikah.."
" Yeye Delon nak jadi bapak.."
" Delon.."
" Te..."
Delon memejamkan mata berusaha untuk tidak melelang teman-temannya. Ia hanya melemparkan tatapan maut terutama kepada Galang yang memeluk lengan Franklin saking terharunya.
Acara berganti dimana kini sepasang calon suami-istri itu menyalami para tamu. Sungguh cowcwit kata si Galang.
Delon mendatarkan wajah begitu ada sekumpulan anak muda yang bergiliran untuk menyalam. Jika tidak di depan banyak orang, Delon pasti sudah memberikan acungan jari tengah kepada para anak muda itu.
" Liat Devan, musuh kita udah jadi keluarga Lo." Ujar laki-laki bernama Genta si cowok yang termasuk dalam list musuh Delon dan teman-temannya.
Sementara Devan hanya menampilkan raut sengit, entah kenapa setiap melihat wajah Delon ia ingin sekali memberikan bogeman maut karena telah merusak masa depan adiknya.
" Ck, itu namanya cara kotor ya del. Brengseknya Lo gak beda jauh sama ketua Lo." Ujar Dirga salah satu teman Devan dan Genta.
" Berisik Lo anjing." Bisik Delon muak.
Berbeda dengan Amel yang hanya bisa menundukkan kepala dan berusaha untuk menahan air matanya keluar. Sikap abangnya kini semakin berubah drastis, Devan tidak pernah menyapanya lagi bahkan bisa ia kira berapa kali cowok itu mengucapkan kata-kata.
" Amel, jaga diri baik-baik dari_"
" CIE DELON, UDAH NIKAH AJA NIH BOCAH. PADAHAL KEMARIN KALO EEK MASIH DICEBOKIN." Teriak Franklin memotong ucapan Dirga.
" Suara Lo bangsat." Delon melotot mematikan kepada laki-laki itu.
" Delon, gue bawain obat penguat buat Lo biar nanti malam, aw aw aw...." Galang meringis lantaran lengannya di cubit kuat oleh sang istri.
" Misi misi, mis universe mau lewat." Anton menerobos barisan Devan agar para musuhnya itu segera menyingkir dari sana.
" Lo siapa ngusir kita bangsat?"
" Idih, gue ini temannya pengantin cowok."
" Kita juga temannya pengantin cewek."
" Ya udah berarti kasta kita sama."
Balas Anton polos.
" Lo semua diam. Gak usah saling adu bacot di sini." Kini giliran Gio yang berujar. Ia memegang erat tangan Rai lantaran sering kali Genta mencuri pandang ke arah mereka.
" Eh, jangan salahin kita gi. Salahin tuh para pedofil." Ujar Galang.
" Bacot Lo babi, gue tampar mati Lo."
" Lo kira gue berani? Kagak lah bangsat." Balas Galang bersembunyi dibalik tubuh Vera yang membuat istrinya itu ingin mengeluarkan jurus andalan untuk menghilang dari bumi ini.
Devan dan teman-temannya segera menyingkir dari sana lantaran malas adu mulut dengan rongsokan and the geng.
" Dasar Devan babi."
" Ekhem." Revion memberikan bahasa isyarat kepada Anton sebab Amel adalah adiknya si Devan.
Cukup lama loading akhirnya Anton pun tersadar. " Maksud gue Devan guanteng bingit."
" Pewangi mana?" Tanya Delon ketika baru menyadari tidak ada kang colok mata di sana.
" Gak mau ikut. Dia lebih milih main-main sama teman nya kak." Jawab Rai.
Ya, tadi mereka mengajak balita itu namun di tolak mentah-mentah lantaran trauma bertemu dengan teman-teman sang ayah sehingga ia lebih memilih bermain bersama Haruka.
" Pantesan acaranya gak terganggu." Seru Revion.
" Okelah Del, selamat kawin, eh maksud gue selamat nikah. Bahagia selalu... Meskipun bukan dengan ku."
Gio menepuk bahu si pengantin pria cukup kuat, kemudian ia berbisik agar tidak di dengar para tamu yang lain.
" Happy Wedding delon, jaga istri Lo baik-baik karna sekarang dia udah jadi tanggungjawab Lo. Dan bentar lagi Lo bakalan jadi seorang ayah. Ya meskipun cara Lo terbilang cara kotor tapi gimana lagi ya kan? Lo juga gak mungkin paksa Amel untuk aborsi ya kan. Gue emang sama brengseknya sama Lo, tapi Lo lebih brengsek karna lakuin hal jorok itu dalam keadaan sadar sedangkan gue dibawah pengaruh obat. Kalo boleh jujur, gue kecewa sama Lo. Gue juga emang udah pernah ngelakuin hal berdosa itu tapi gue gak pernah mau sahabat gue ngikuti jejak gue. Apalagi sekarang anak gue seorang perempuan."
Delon hanya bisa mengusap wajahnya kasar seraya tersenyum kecut, hidupnya sangat rumit saat ini.
" Thanks bro."
Para sahabatnya juga membalas dengan senyuman lalu lanjut mengobrol kecuali Galang dan Vera yang memilih untuk duduk saja lantaran Vera tidak sanggup berdiri lagi. Tak lama disusul oleh Gio dan Rai yang ikutan duduk di kursi para tamu.
" Ngapain sih dia liat terus ke aku?" Rai memasang raut tidak suka sambil mendekatkan diri ke arah suaminya.
Pandangan Gio beralih ke arah yang di tatap istrinya dimana ada seorang pemuda yang sesekali mencuri pandang ke arah mereka. Perlahan tangan Gio terangkat ke atas dan mengacungkan jari tengah sambil tersenyum remeh.
Awalnya Genta terlihat emosi, tapi beberapa detik kemudian ia menaikkan sudut bibirnya dengan raut misterius. Hal itu sontak membuat Rai sedikit gemetaran apalagi ia sekarang sedang berbadan dua membuat berbagai pemikiran buruk berkeliaran di otaknya.
Sementara Gio menampilkan raut datar tetapi berbeda dengan hatinya yang berteriak " AWAS LO ANJING."
Dreattttt dreattttt....
Aksi tatap-tatapan mereka terhenti karena dering telepon Gio, ia mengeluarkan benda pipih itu dari kantong bajunya dan tertera nama mertuanya dengan simbol video call. Gio menaikkan sebelah alis bingung sebab ini pertama kalinya mertuanya menelpon apalagi video call. Ia menggeser tombol ke arah warna hijau dan video call pun terhubung.
" Lea lagi di ulik oma." Bukan wajah mertuanya yang muncul, melainkan wajah seorang balita tengil.
Wajah yang awalnya bingung kini tersenyum melihat muka cemong putrinya seperti sehabis memakan kue coklat.
" Siapa?" Rai mengintip ke layar hp kemudian memutar bola mata jengkel seraya tersenyum geli.
" Si tuan putri ternyata. Kok bisa sampe kerumah oma sih?" Tanya Rai.
Stella tidak menjawab, ia kini meletakkan hp itu sembarangan dan kembali asik mencomot kue coklat.
" Kok bisa sampe kerumah oma sih?" Tanya Rai lagi.
" Oma ulik Lea waktu Lea main ama haluka ama bobom tadi." Jawab Stella dari sebrang sana sambil kembali meraih handphone. Dan bobom itu salah satu teman Stella juga
" Ya udah, nanti mommy sama daddy jemput ya."
" No, Lea bobok ini ama oma ama liko." Tolak balita itu.
" Yakin? Daddy mau ngomong sesuatu nanti malam." Giliran Gio yang bersuara.
" Omong apa?"
" Soal adek Lea."
⚔️⚔️⚔️
To be continued.
Tinggalkan jejak.