The Emperor's Maid (END)

De jcrrvaa_

453K 38.5K 1.4K

Rate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kek... Mais

Author's note + P R O L O G
C H A P T E R 1 : Misi Untuk Helcia
C H A P T E R 2 : Ibukota Sylhip
C H A P T E R 3 : Tugas Pertama
C H A P T E R 4 : Melayani Kaisar
C H A P T E R 5 : Para Selir Kaisar
C H A P T E R 6 : Hukuman kecil
C H A P T E R 7 : Hukuman Kecil (2)
C H A P T E R 8 : Ayrha Selina
C H A P T E R 10 : Pelayan Tetaplah Pelayan
C H A P T E R 9 : Kecurigaan
C H A P T E R 13 : Amarah
C H A P T E R 11 : Pangeran Ancius Estev D'Ousía
C H A P T E R 15 : Godaan Kaisar
C H A P T E R 16 : Masalah Baru
C H A P T E R 17 : Harga Diri
C H A P T E R 18 : Hukuman yang Sebenarnya
C H A P T E R 19 : Pelampiasan
C H A P T E R 14 : Fokus
C H A P T E R 20 : Ambisi
C H A P T E R 21 : Istana Marine
C H A P T E R 22 : Terjebak Sekali Lagi
C H A P T E R 23 : Cara Khusus Sepasang Kekasih
C H A P T E R 24 : Menarik Perhatian Kaisar
C H A P T E R 25 : Kedatangan Herios Victorin
C H A P T E R 26 : Paviliun
C H A P T E R 27 : Teman Rahasia
C H A P T E R 28 : Ingatan Buruk
VISUALISASI
C H A P T E R 29 : Syarat
C H A P T E R 30 : Putri Elea
C H A P T E R 31 : Rekan Dalam Kejahatan
C H A P T E R 32 : Pria Bernetra Abu-abu
C H A P T E R 33 : Perayaan Panen
C H A P T E R 34 : Ares
C H A P T E R 35 : Liontin Asing
C H A P T E R 36 : Festival
C H A P T E R 37 : Skenario
C H A P T E R 38 : Menyangkal
C H A P T E R 39 : Kabur
C H A P T E R 40 : Pandangan Pertama Laise
C H A P T E R 41 : Menuju Sidang
C H A P T E R 42 : Keputusan Kaisar
C H A P T E R 43 : Membawa Kabur Helcia
C H A P T E R 44 : Duel
C H A P T E R 45 : Pengkhianat
C H A P T E R 46 : Masa Lalu
C H A P T E R 47 : Masa Lalu (2)
C H A P T E R 48 : Tawaran
C H A P T E R 49 : Bertemu Kembali
INFO new story + Q&A

C H A P T E R 12 : Hestia Victorin

8.7K 909 2
De jcrrvaa_

Fyi:

Jika salah satu wanita dari keluarga bangsawan yang memiliki status di bawah Putri atau anak Duke menjadi selir Kaisar, maka gelarnya diganti menjadi Putri.

Jadi mau dari keluarga Marquis, Count/Earl, Viscount, Baron, gelarnya akan diganti menjadi 'putri' kalau dia menjadi selir Kaisar.

Sedangkan Putri raja gelarnya tetap. Dan untuk anak dari keluarga Duke sendiri juga tetap, karena anak perempuan dari keluarga Duke sudah bergelar Putri sejak terlahir.

📣Ini peraturan aku sendiri yang buat, jadi kalo yang mengerti protokol bangsawan gausah heran ya hehe.

Happy reading (◍•ᴗ•◍)❤

Menarik napas panjang, lalu hembuskan. Aku sudah melakukan itu lebih dari tiga kali, mencoba menguatkan tekad untuk interaksi pertamaku sebagai kakak dan adik, bukan sebagai pelayan Kaisar. Tanganku terangkat, mengetuk pintu ganda di depanku. Tak lama kemudian pintu terbuka, menampilkan sosok Ayrha yang tersenyum padaku.

"Aku akan membantumu menyiapkan semuanya."

Aku kini berada di istana Glory, tepatnya di kediaman kakakku, Hestia. Setelah kembali dari perpustakaan, aku dan Ayrha kembali menuju istana Glory. Sebelum aku berniat masuk, Ayrha sudah masuk terlebih dahulu untuk memberitahu perintah Kaisar.

"Tidak, Ayrha. Aku yang akan menghias kamar Putri Hestia. Kalian para pelayannya ditugaskan untuk merias Putri. Aku akan melakukan tugasku sendiri." Aku menjelaskan.

Gadis itu menghela napas dan mempersilahkanku untuk masuk, "baiklah. Putri Hestia saat ini sedang membersihkan diri dibantu pelayan lain. Kau bisa mulai sekarang."

Aku menginjakkan kakiku ke dalam ruangan Hestia. Terlihat sangat luas dan mewah. Barang-barang, perhiasan yang sengaja dipajang dan beberapa gaun yang akan dipilih untuk malam ini juga terlihat sangat mewah. Pasti Kaisar yang memberikan itu semua pada Hestia.

Aku mulai melakukan tugasku selagi Ayrha kembali melakukan tugasnya bersama pelayan lain. Aku penasaran bagaimana ekspresi Hestia nanti jika melihatku menjadi pelayan, maksudku lebih tepatnya pelayan yang menyamar.

Setidaknya aku akan bersantai karena aku yakin dia tidak akan memberitahu hal ini pada Kaisar. Karena ini menyangkut keselamatan bersama, bukan aku saja.

Aku memulai tugasku dengan baik. Mengganti sprei menjadi berwarna merah, menaburi bunga-bunga di atasnya, memberi pengharum ruangan dan lainnya.

Entah kenapa tiba-tiba pipiku memanas melihat hasil tugasku. Pemikiran bahwa Kaisar dan Hestia akan melakukan hal-hal umum suami istri itu tiba-tiba memasuki kepalaku.

Aku menggelengkan kepala dengan cepat, tak mau memikirkan hal-hal yang aneh lagi.

Sudah cukup, Helcia! Itu urusan Kaisar dan Hestia, aku tidak mau memikirkannya lagi.

Pintu ruangan yang menghubungkan dengan kolam pemandian air hangat terbuka, menampilkan sosok Hestia yang dibaluti dengan jubah handuk tebal. Lantas aku menundukkan wajah, belum saatnya ia melihatku disini. Sebenarnya aku pun belum cukup siap untuk memberitahu hal ini pada Hestia.

Bisa gawat jika ia refleks berteriak dan membuat pelayan-pelayan lain penasaran. Setidaknya aku akan menunggunya selesai berias dan berganti pakaian, lalu membiarkan pelayan lain pergi terlebih dahulu.

Nampaknya Hestia belum menyadari kehadiranku, sesekali ekor mataku melirik ke belakang, melihat Hestia yang sedang disibukkan dengan para pelayannya.

Beberapa menit berlalu, Hestia nampaknya telah siap dengan dirinya. Bahkan harum semerbak tubuhnya menguar di seluruh penjuru ruangan.

Tubuh rampingnya dibalut dengan pakaian tidur tipis, sedikit panjang dengan model yang terbuka di bagian kaki kirinya. Menampilkan sedikit jenjang kaki itu. Potongan dada yang sedikit rendah dengan tali sejari, ditutupi dengan jubah tidur yang transparan.

Seperti inilah seharusnya selir Kaisar berpenampilan.

Para pelayan mulai berjalan ke luar ruangan, Ayrha mengode padaku untuk ikut keluar ruangan bersamanya.

"Kau duluan saja Ayrha. Aku ingin menyampaikan pesan Kaisar sebentar pada Putri Hestia." Bohongku padanya. Ayrha hanya mengangguk dan langsung keluar dari kediaman Hestia.

"Kenapa kau masih disini?" Suara yang terdengar familiar itu memasuki indera pendengaranku.

Aku menghela napas sejenak, lalu membalikkan tubuhku. Sepasang mata itu membulat terkejut dengan mulut yang sedikit terbuka. Tentu saja, Hestia pasti sangat terkejut melihatku berada di sini.

"H-helcia?" Ia berjalan cepat menghampiriku.

"Lama tidak berjumpa, Kak." Aku tersenyum tipis.

Sadar dari keterkejutannya, ia lantas menatapku tajam sekaligus bingung.

"Apa yang kau lakukan disini? Dan baju itu.. kau pelayan Kaisar?"

"Ya, begitulah."

"Apa karena hidup dalam pelarian membuatmu jatuh miskin dan memutuskan untuk menjadi pelayan disini?" Hestia mengerutkan keningnya.

"Bukan begitu! Kalau sampai jatuh miskin, lebih baik aku kembali ke kerajaan daripada harus menjadi pelayan disini."

"Lalu ini apa? Kau menjadi pelayan Kaisar? Aku sama sekali tidak mengerti."

"Aku akan menjelaskannya."

"Helcia, dengarkan aku. Jika ada bangsawan yang mengenalimu, kau akan membuat martabat keluarga kita jatuh. Jadi lebih baik kau kembali ke kerajaan dan jalani saja hidupmu di sana." Hestia terus menatapku tajam.

Aku tau dia berkata seperti itu karena mengkhawatirkan martabat dan nama keluarga, bukan khawatir akan kondisiku.

"Sudah kubilang ini bukan keinginanku!" Aku menghela napas sejenak sebelum kembali berbicara.

"Kakak sudah tau, kan, bibi Rosanie telah tiada?"

Hestia membulatkan matanya terkejut, "a-apa maksudmu?"

Aku mengerutkan kening. "Kau belum mengetahuinya? Aku sudah mengirimkan surat pada Kak Herios, aku yakin dia sudah membacanya."

Hestia menutup mulutnya, terkejut tentu saja. Matanya nampak berkaca-kaca, berkedip sekali saja sudah pasti air matanya akan banjir keluar.

"A-aku tidak tau. Kakak sama sekali tidak memberitahuku."

"Jangan menangis, nanti riasanmu rusak."

Entah sudah berapa lama aku tidak berbicara panjang seperti ini bersamanya. Biasanya kami hanya bertegur sapa secara formal, tidak pernah benar-benar mengobrol panjang. Hestia terlihat mati-matian menahan air matanya.

"Lanjutkan."

"Bibi meninggalkan surat untukku. Dia berkata aku harus mengambil kembali rahasia keluarga Victorin yang sekarang berada di tangan Kaisar Alcacio. Maka dari itu, aku berada di sini."

"Huh?"

"Aku tidak tau pasti benda itu seperti apa. Namun aku akan berusaha mencarinya, selagi aku melakukan misiku, jangan berkata apapun tentangku. Apalagi sampai membocorkan rahasia ini ke Kaisar." Aku menatapnya tajam.

Hestia menggigit bibir bawahnya, "kenapa harus seperti ini? Kalau mau mencari mati jangan melibatkan keluarga kita, Helcia! Kau tau kan apa akibatnya jika Kaisar sampai tau? Aku tidak mau mati konyol karena mu."

"Aku juga tidak mau mati konyol disini. Maka dari itu kau hanya perlu diam saja. Selebihnya biar aku yang urus."

Aku tidak memintanya untuk membantuku. Aku sudah menduga hal ini. Dia tidak akan mau terlibat hal-hal yang bisa mengancam posisinya. Dilihat dari reaksinya saja dia langsung menyalahkanku.

Hei, aku juga tidak mau dalam situasi seperti ini asal kau tau.

"Tidak bisakah kau kembali saja? Kau membuat posisi keluarga kita dalam bahaya. Bisa-bisa keluarga kita terkena hukuman mati hanya karena tindakan konyolmu yang mempercayai wasiat Bibi." Hestia menatapku dengan amarah yang tertahan.

"Kakak kira siapa yang memulai semua ini? Aku disini juga ada karena ayah yang ceroboh tidak menjaga benda rahasia itu dengan benar. Jangan hanya menyalahkanku, kalau bisa aku juga ingin pulang." Aku memalingkan wajah.

"Terserah. Yang terpenting, jika kau ketahuan oleh Kaisar, jangan pernah menyangkut-pautkan hal ini pada keluarga kita. Setidaknya jadilah anak yang baik dengan berkorban demi ayah dan kakak-kakakmu."

Aku hanya diam mendengar ucapannya.

"Aku akan tutup mulut." Lanjutnya lagi.

"Hm. Aku akan pergi sekarang." Aku hendak berniat pergi, namun suara Hestia kembali menginterupsi.

"Satu hal lagi, jangan terlalu dekat dengan Yang Mulia." Aku hanya mengangguk dan langsung membuka pintu untuk keluar dari kediamannya.

Saat pintu terbuka, aku sontak menghentikan langkahku karena terkejut akan kehadiran Kaisar yang dibaluti pakaian tidur yang sedikit terbuka di atas, menampilkan dada bidangnya yang terlihat menggoda bagi para kaum hawa.

Aku membungkuk pelan dan mempersilahkannya untuk memasuki ruangan, tak mau terlalu lama terpesona dalam penampilannya. Kaisar hanya melirikku sekilas dan melanjutkan langkah kakinya.

Aku menghela napas lega setelah bertemu dengan Hestia. Setidaknya aku tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi darinya.

Sebelum benar-benar menutup pintu, aku sempat mendengar percakapan Kaisar dengan Hestia, samar-samar mataku menatap Kaisar yang memeluk pinggang ramping Hestia. Mendekatkan diri mereka.

Saat pintu hampir tertutup, mataku tak sengaja bertemu pandang dengan mata emas Kaisar, sebelum benar-benar tak terlihat lagi, bibirnya mengulas senyum miring padaku. Entah apa maksudnya, tapi tentu saja aku mencoba tak peduli. Bagiku, Kaisar terlalu menyiratkan banyak hal yang terkadang tak bisa kupahami.

Tapi tentu saja, pada akhirnya aku mencoba untuk tak peduli. Setelah itu aku tidak dapat mendengar apapun lagi, karena setiap ruangan anggota kerajaan sengaja dibuat dengan kedap suara, demi melindungi privasi anggota keluarga kerajaan.

Ah, aku tidak boleh memikirkan apa kegiatan lanjutan yang mereka lakukan. Bisa-bisa aku dicap sebagai otak mesum.

"Helcia?"

Langkah kakiku terhenti mendengar suara seorang perempuan yang terdengar familiar. Kutolehkan kepalaku, menatap sosok perempuan cantik yang memanggil namaku.

"Lady Alexi?" Aku sedikit terkejut, kami berdua dipertemukan lagi setelah tiga hari setelah pertemuan pertama kami.

"Wah, selamat Helcia! Kau diterima bekerja disini, ya?" Lady Alexi tersenyum manis padaku, aku lantas membalas senyumannya.

"Iya, saya beruntung dapat diterima di sini."

"Selendang merah? Kau menjadi pelayan Kaisar? Oh! Jadi kau pelayan Kaisar yang baru itu?"

Aku tersenyum kikuk saat melihat ekspresi Lady Alexi yang nampak terkejut.

"Y-ya.. Anda benar, Lady."

Lady Alexi menghela napas pelan, "hum.. kau tau? Kakakku menceritakan tentang pelayan baru Kaisar dengan wajah yang cemberut. Betapa terkejutnya aku ternyata pelayan itu adalah dirimu."

Oh, iya. Aku baru ingat Lady Alexi berkunjung kemari ingin menemui kakaknya. Aku jadi penasaran siapa di antara selir Kaisar yang ternyata kakaknya. Aku harap orang itu adalah selir Elea, selir yang paling baik hati di antara selir lainnya.

"Kalau boleh saya tau, siapa kakak Lady yang beruntung menjadi salah satu selir Kaisar?" Aku bertanya.

Kami berdua berjalan beriringan, menelusuri istana Glory di malam hari yang nampak lebih indah karena diterangi oleh lampion-lampion. Juga dengan sinar rembulan yang tampak terang, sebagai penghias langit malam yang begitu gelap.

"Putri Illiana Zexius. Dia sangat beruntung, bukan?"

Aku sedikit tersentak menatap Lady Alexi, ternyata kakaknya adalah salah satu dari sekian selir Kaisar yang menyebalkan.

•|TBC|•

Continue lendo

Você também vai gostar

3.8M 41.6K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
385K 25.2K 62
Sebuah kalimat pertama yang diucapkan Esme Andreas begitu dia sadar adalah, "Mari bercerai, Jason." Esme Andreas telah kehilangan bayi dalam perutny...
204K 17.2K 51
Gadis cacat adalah sebutan untuknya, dia tidak memiliki sihir seperti lainnya. Earwen Freya Laurels gadis yang lahir berbeda dengan putri Raja lainny...
1.3M 122K 32
Lelah melawan penyakit selama bertahun-tahun, Bella berdoa kepada Tuhan untuk segera mencabut nyawanya dan diberikan kehidupan baru yang lebih baik...