Marriage Life || Bangchan ✓

By Charaaxe

82.8K 10.8K 1.2K

[COMPLETED] Dinikahin sama cowo yang usianya terpaut 11 tahun lebih tua daripada gue itu rasanya nano nano gi... More

00 | Prologue
01 | Pertemuan
02 | Ketemu Lagi
03 | Sesuatu dari masa lalu
04 | Perjodohan
05 | Fitting baju
06 | Nikah
07 | Someone
08 | Gyuri
09 | Temen baru
10 | Teringat
11 | Buat saya lupa
12 | Hari sibuk
13 | Rencana honeymoon
14 | Surprise box
15 | Honeymoon
16 | Tokyo in love
17 | Trip to osaka
18 | Suatu malam di osaka
19 | A day in osaka
20 | Pulang
21 | Kejutan
22 | Dia kembali
23 | Bertemu mantan
24 | Penjelasan Jihyo
25 | Pengganggu
26 | Firasat buruk
27 | Masa kritis
28 | Sadar dari kritis
29 | Menjadi asing
30 | Terusir
31 | Pindah
32 | Tetangga baru
33 | Kemarahan ayah mertua
34 | Lebih dekat
35 | Makan siang
36 | Malam minggu
37 | Ngidam
38 | Taman kota
39 | Menemukan sesuatu
40 | Diantara dua pernyataan
41 | Perdebatan
42 | Pernikahan Felix & Chaewon
43 | Pesta
44 | Mabuk
45 | Pertengkaran kecil
46 | Sebuah foto
47 | Tawaran dari Wonho
49 | Sakit hati terparah
50 | Berakhir?
51 | Hambar
52 | Bertemu kembali
53 | Tragedi di Supermarket
54 | Jalan-jalan
55 | Berangkat ke Bali
56 | Kamar Hotel
57 | Pantai
58 | A boring night
59 | Obrolan Malam
60 | Hari kedua di Bali
61 | Sesuatu yang janggal
62 | Chaera celaka
63 | Chaera hilang
64 | Perdebatan Chan dan Chaewon
65 | Nestapa
66 | Kabar Duka
67 | Tidak Terduga
68 | The Truth Untold
69 | Kembali Bersama
70 | Kekecewaan Jeongin
71 | Satu Hari Bersama Jeongin
72 | Usai Sampai Disini
73 | Hadiah dari Jeongin
74 | Ending
75 | Epilog
a lil notes ♡

48 | Nekat

727 128 25
By Charaaxe

Chaera lagi asik nonton TV sambil nyemilin roti. Tiba tiba bel apartemen nya bunyi. Mana dipencet berkali lagi lagi.

"Siapa ya? Jam segini ke apartemen?"

Chaera agak heran aja. Ini jam 2 siang. Dimana ini adalah jam kerja. Ngga mungkin itu Chan, Jeongin, atau Chaewon.

"Iya sabar." Ucap Chaera kemudian jalan kearah pintu.

Cklek.

"Kak Jihyo?"

Jihyo dengan wajah merah nyelonong masuk kemudian ngunci pintu apartemen dari dalam.

"Kak? Kok dikunci?"

Jujur aja Chaera takut banget ini. Ngga ada angin ataupun hujan, Jihyo tiba tiba Dateng. Dengan wajah super marahnya.

Plak!

Jihyo nampar pipi Chaera kenceng banget.

"GARA GARA LO GUE SAMA CHAN GABISA NIKAH!"

Chaera mendesis pelan sambil megangin pipinya yang kerasa perih karena ditampar.

"Ya emang seharusnya kalian gak menikah kan? Berapa kali sih gue harus bilang bahwa Om Chan suami gue. Dia punya gue, dia—ahh..."

Belum juga Chaera nyelesaiin kalimatnya, Jihyo udah ngejambak rambut Chaera kenceng banget. Kepala Chaera langsung kerasa pusing banget.

"Dia punya gue, jalang! Chan punya gue!" Teriak Jihyo kenceng banget.

"Kak, lepas! Sakit!"

Demi apapun jambakan Jihyo bener bener kencang sampe bikin kepala Chaera sakit.
Chaera bener bener takut. Dia sendirian di apartemen. Jihyo dateng dateng ngajakin gelud. Chaera takut Jihyo ngelakuin hal nekat diluar batas.

"Mati aja lo!"

Jihyo ngedorong Chawra kenceng banget sampe kepala Chwra kebentur ke tembok dan menimbulkan suara nyaring.

Chaera jatuh terduduk sambil megangin kepalanya. Pelipisnya berdarah. Jihyo ngedorong dia kenceng banget. Mata Chaera berkunang kunang, kepalanya makin sakit.

Jihyo kemudian narik rambut Chaera. Maksa anak itu buat segera berdiri. Liat Chaera yang nahan sakit, ngebuat Jihyo merasa puas.

"Sakit, hm? Udah gue bilang, jangan main main sama gue."

Jihyo makin narik kenceng rambut Chaera pas ngelihat anak itu mau berontak. Jihyo ngeluarin sebuah benda kecil dari sakunya. Sebuah pisau lipat kecil.

"K-kak... Mau ngapain?"

Chaera was-was. Jihyo udah kaya psikopat gila saat ini. Chaera takut banget.

"You've dared to get in the way of my plans. I guess I should get rid of you. Killing you is the best way, isn't it?"

Jihyo senyum miring kemudian menggoreskan ujung pisau itu ke lengan kiri Chaera. Cukup dalam sampai tangan Chaera yang tadi megangin rambutnya beralih megangin lengannya. Berusaha buat nutup luka yang menganga cukup lebar sampai ngeluarin darah cukup banyak.

"...or should I just kill your baby? He's the biggest obstacle for me."

Tangan Jihyo turun kebawah. Menekan kenceng banget perut Chaera dan sukses bikin Chaera merintih pelan karena rasanya sakit.

"Jangan bayi gue, tolong. Anak ini gak salah apa apa, Kak."

"Shut up, gue gak mengizinkan lo berbicara."

Jihyo kembali menggores ujung pisau itu ke pipi kiri Chaera. Goresannya cukup panjang tapi ga sedalam goresan di lengannya.

Ngelihat Chaera yang semakin kesakitan bikin Jihyo ketawa puas. Jihyo menyesal kenapa gak daridulu aja dia nyiksa Chaera begini.

"You're just a weak stupid girl, aren't you?"

"Kakhh, stophh neken janin g-gue!"

"Say goodbye to your baby, Chaera."

Jihyo ngedorong Chaera kenceng banget. Sampai perut Chaera tepat kena ujung meja makan.

"A-akh!"

Chaera merintih pelan. Demi apapun perutnya bener bener sakit. Chaera ngerasa ada sesutu yang mengalir di pahanya. Cairan merah, darah.

Chaera mendadak panik luar biasa. Chera yang lagi terkulai lemas di lantai megangin perutnya.

Adek, kamu kuat kan sayang?—chaera

Ngga ada hal yang dipikirkan sama Chera kecuali janinnya. Meski saat ini keadaannya mengenaskan dengan banyak darah dimana mana, Chaera gak peduli itu. Penting anaknya selamat.

"K-kak... Tolong.."

Chaera dengan kondisi lemah gak berdaya cuma bisa megangin kaki Jihyo. Persetan sama harga dirinya yang anjlok karena memohon gini. Chaera udah bener bener gak kuat.

Jihyo natap puas Chaera yang penuh darah sambil ngelipet tangan di dada. Setelahnya dia ngehempasin tangan Chera di kakinya, sampai kakinya Jihyo nendang perut Chaera.

"Ups, ketendang deh hehe. Maaf ya."

Jihyo kemudian nendang kembali perut Chaera. Gak cuma satu kali. Bahkan sampe tiga kali.

Chaera cuma bisa merintih kesakitan. Demi apapun perutnya sakit luar biasa, kepalanya berputar, dan perlahan pandangannya menggelap.

"Go to heaven, babygirl. See you later."

Jihyo lalu ninggalin Chaera yang udah ga berdaya di lantai.

Pandangan Chaera menggelap. Kepalanya makin kerasa pusing.

"Siapapun... Tolong." Rintihnya.

Brak!

"Chaera!"

Pandangan Chaera gelap sepenuhnya. Chaera gak sadarkan diri bersamaan dengan seseorang yang tiba tiba datang.

•••

Chan bergerak gelisah. Hatinya gak tenang. Juga tangannya yang daritadi ngeluarin keringat dingin.

"Chan? Lo gugup kah?" Tanya Minho.

Bentar lagi meeting sama Sion Company. Entah meeting ke berapa kali. Sampai sekarang belum dapat titik temu. Sebenarnya Chan mau nyerah aja. Soalnya ini kesannya Sion Company kaya ngegantung perusahaan dia. Tapi ini juga jadi kesempatan bagus yang mungkin gak datang dua kali.

"Hello, Christopher Bang. Are you hear me?" Kata Minho.

"Gue... Perasaan gue gak enak, Minho. Gue ngerasa ga tenang dan khawatir banget."

"Kenapa? Ada masalah?"

"Gue gak tau, perasaan gue gak enak."

Minho natap jam tangannya, masih ada 20 menit sebelum meeting dimulai.

"Sini duduk dulu. Kasih tau gue, lo kenapa?"

Chan narik kursinya kemudian duduk disana. Ditemani Minho yang duduk didepannya.

"Perasaan gue gak enak. Gue khawatir, gelisah, dan ga tenang. Kira-kira kenapa ya?" Tanya Chan.

"Siapa orang yang lo pikirkan saat ini?"

"Kim Chaera."

Setelah berucap, Chan kaget sendiri. Bisa bisanya dia spontan ngucapin nama Chaera. Minho yang denger itu ngulas senyum tipisnya.

"Udah ingat tentang dia? Udah percaya kalau dia istri lo?" Tanya Minho

"Gue mulai percaya. Apalagi banyak bukti yang gue temukan."

"Tunggu apalagi? Cepet balik sama Chaera. Dia lagi hamil, Chan."

"I'm a little doubtful. Gue ga yakin anak yang dia kandung adalah anak gue. Gue juga mau menikahi Jihyo."

Minho menghela nafasnya pelan. Chan balik ke setelan pabrik, si bangsat yang gak tau diri.

"Lo ragu kenapa?" Tanya Minho lagi.

"Bisa jadi itu bukan anak gue. Mengingat Chaera selalu ada sama Jeongin sekarang."

"Chaera selalu sama Jeongin karena emang hanya anak itu yang peduli. Lo sendiri memilih bodoamat dan ga peduliin dia."

Chan terdiam. Minho bener juga.

"Meeting dimulai jam berapa?"

"Jam 14.30, masih ada sekitar 10 menit."

"Gue pergi sebentar."

Chan berdiri kemudian ninggalin Minho. Tujuannya adalah untuk menemui Jeongin. Pas udah sampe meja Jeongin, ternyata anak itu lagi sibuk kerja.

"Yang Jeongin."

Jeongin nengokin kepalanya. Pas tau yang manggil dia Chan, Jeongin langsung berdiri sambil senyum canggung.

"Oh, iya Pak. Ada yang bisa saya bantu?"

Jeongin agak was-was sih ya. Ini tumbenan Chan nemuin dia.

"Pulang sekarang. Cek keadaan Chaera secepatnya."

"Tapi Pak, saya lagi ngerjain laporan."

"Berani melawan perintah saya? Mau gajinya dipotong?"

Jeongin langsung melotot. Anjir lah ngancemnya pake gaji. Akhirnya Jeongin setuju aja disuruh pulang sama Chan. Meski ngerasa agak aneh kenapa tiba tiba disuruh pulang.

Pas udah sampe apartemen, dari kejauhan Jeongin ngelihat Jihyo yang baru aja keluar dari apartemen Chaera kemudian berjalan menjauh. Jeongin yang ngerasa gak beres langsung lari ke apartemen Chaera.

Brak!

"CHAERA!"

Dan bener aja, Chera terkulai lemas di lantai dengan darah dimana mana. Chaera udah gak sadarkan diri.

"Ya Tuhan, kamu kenapa..."

Jeongin kemudian ngegendong Chaera. Dia gak peduli kemeja mahalnya kotor kena darah. Prioritas utama Jeongin adalah Chaera.

Tbc

Holaa I'm back hehe :)
Btw gue mau kasih tau kalau gue bakal hiatus buat dua minggu kedepan yaa, gue UAS guys.
Selamat bertemu di chapter selanjutnya (。♡‿♡。)

Continue Reading

You'll Also Like

811K 59.4K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
91.5K 9.1K 37
FIKSI
20.1K 2.7K 13
Kisah Jake Shim yang merupakan seorang duda, tapi bukan duda biasa. Dia duda asal australia yang banyak duitnya dan awet muda, walaupun udah punya bu...
YES, DADDY! By

Fanfiction

312K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar