Yeonjun kembali ke Toko. Ia kaget saat melihat pria paruh baya tengah berada di ruang produksi, sesekali pria itu memarahi karyawan yang melakukan kesalahan meskipun hanya kesalahan kecil.
"Sejak kapan Ayah kemari?" Yeonjun menghampiri pria paruh baya itu yang tak lain tak bukan adalah Ayahnya sendiri.
"Dari mana saja kamu? Keluar bukan pada waktunya.." Ayah Yeonjun berkacak pinggang.
"Kita bicarakan di ruangan." Yeonjun merangkul Ayahnya pergi dari ruang produksi.
Melihat Ayah Yeonjun bersikap seperti ini membuat semua mata langsung tertuju pada Ayah Yeonjun ketika Yeonjun dan juga Ayahnya keluar dari ruang produksi.
"Ada apa dengan Bos besar??? Kenapa dia begitu sensitif ?" Heran karyawati lain.
"Gue rasa moodnya lagi berantakan," Yuna masuk ke dalam ruang produksi.
"Sudah sudah kerja lagi," perintah Felix. Ia membuat Yuna kembali ke tempat kerjanya di depan.
"Ada apa dengan mereka berdua?" Gumam Felix dalam hatinya. Ia kembali memasukan adonan ke dalam oven.
Di dalam ruangan Yeonjun, Ayahnya meminta Yeonjun agar segera membawa pasangannya ke rumah, tidak ada waktu lagi bagi Ayahnya menunggu Yeonjun, jika Yeonjun tidak kunjung membawa gadis itu ke rumah dengan sangat terpaksa Ayahnya akan menjodohkan Yeonjun dengan pilihannya.
"Baik.." Yeonjun sudah memutuskan, malam ini ia akan membawa Fairy masuk ke dalam lingkungan keluarganya.
"Saya harap kamu tidak mengecewakan saya." Ayah Yeonjun menepuk pundak Yeonjun.
Dengan lumayan keras Ayahnya menutup pintu ruangan Yoenjun, ia keluar dengan raut wajah yang sangat dingin.
"Huh.." Yeonjun menghela nafas, ia duduk dengan sangat lemas, ia tahu kondisi Fairy sedang tidak baik-baik saja sekarang, apa ini tidak keterlaluan mengajak orang yang tengah sakit menemui semua keluarga Yeonjun di rumah?