Little Boss [ Tahap Revisi ]

By Edlws_

2.6K 1.7K 166

Fairy, gadis berusia 19 tahun yang tengah menginginkan seorang kekasih seperti apa yang ia bayangkan, tak dis... More

01. Pertemuan
02. Hujan di malam hari
03. Pertemuan kedua
05. kejutan di pagi hari
06. Bang Chan
07. Toko buku
08. Undangan
09. Orangtua Fairy
10. Bukan tanpa sebab
11. Kediaman Yeonjun
12. Fairy
13. Rasa apa ini?
14. Dini hari
15. Dia
16. Permulaan
17. Hubungan yang renggang
18. Bosan
19. Sosok sederhana
20. Kunjungan ayah Yeonjun
21. Perlakuan manis
22. Keluarga harmonis
23. Kunjungan Yeonjun
24. Perjanjian
25. Hari pertama dengan status yang baru
26. Mood
27. Saling tidak menyadari
28. Panggilan Yeonjun
29. Sebuah perhatian kecil
30. Kekonyolan seorang Fairy
31. Diam-diam saling memperhatikan
32. Khayalan yang hampir terwujud
33. Perihal air
34. Hal tak terduga
35. Cemburu
36. Perhatian Bangchan
37. Tongkrongan
38. Pendatang Baru

04. Hati dan pikiran tidak sejalan

113 61 3
By Edlws_

Tubuh Fairy sangat berat, hari pertama kerja sangat melelahkan bagi Fairy. Fairy membantingkan tubuhnya di atas ranjang dengan pakaian yang masih kotor oleh adonan roti, ia tidak tahu jika adonan itu akan mengenai pakaian yang baru ia beli.

"Besok gue harus bawa celemek," ucap Fairy sambil menatap langit-langit kamar.

Ponsel Fairy berdering, dengan cepat Fairy mengangkat panggilan telepon tersebut tanpa melihat siapa orang yang menelpon dirinya.

"Hallo ...," ucap Fairy.

"Ini saya Felix, saya tahu nomor telepon kamu dari Bos. Kata Bos malam ini kamu ikut meeting di ruang meeting sebelah ruangan Bos, jam delapan malam harus sudah ada di Toko, lewat pintu belakang, tidak usah makan. Setelah meeting Bos mengajak kita semua para karyawan makan, semua biaya makan ditanggung Bos, kata Bos. Dandan yang cantik haha ...," Kalimat terakhir Felix membuat Fairy sedikit geli.

"Siap, makasih kak." Fairy menutup panggilan teleponnya.

Fairy melirik ke arah jam dinding yang menempel di dinding kamar Fairy. Pukul tujuh malam, ada waktu satu jam lagi. Fairy bergegas pergi membersihkan diri dari kotoran yang menempel pada tubuhnya.

Tidak perlu waktu lama kini Fairy sudah keluar dari dalam rumah-nya dengan pakaian yang sangat sederhana sekali karena jika Fairy menggunakan pakaian mewah mana mungkin waktunya cukup dan pasti ribet, ini kan cuma meeting dan makan malam biasa saja dengan yang lainnya.

Pukul setengah delapan malam, ada waktu tiga puluh menit lagi, Fairy harus segera pergi ke Toko roti sebelum Bos tiba meski malam ini Fairy harus menunggu bus tiba terlebih dahulu di halte bus.

Malam yang sunyi membuat Fairy harus memberanikan diri berdiri di halte bus seorang diri. Waktu terus berlalu, bus tak kunjung datang. Sekarang Fairy sedikit gugup. Fairy terus menerus menatap jam tangannya.

Sebuah sedan berhenti tepat di depan Fairy. Pintu mobil perlahan terbuka, Fairy bisa melihat sosok laki-laki yang tengah keluar dari dalam mobil. Ternyata, laki-laki yang keluar dari dalam mobil adalah Bos-nya sendiri.

"Bos," ucap Fairy.

"Masuk! Saya benci karyawan yang telat!" Ketus Yeonjun.

"T–tapi Bos," gugup Fairy.

Mana mungkin Fairy masuk ke dalam mobil Bos-nya sendiri, ini sangat lancang menurut Fairy.

"Masuk! Saya Bos kamu, saya berhak mengatur kamu!" Tegas Yeonjun. Yeonjun membukakan pintu mobilnya untuk Fairy.

"Iya, Bos." Dengan berat hati Fairy masuk ke dalam mobil.

Andai saja ia lebih cepat sedikit mungkin Fairy tidak berpapasan dengan mobil sedan ini.

Mobil sedan milik Yeonjun mulai melaju di jalanan kota. Di dalam mobil hening tidak ada suara dari keduanya yang membuat Fairy sedikit kikuk.

"Kamu bisa motor?" Tanya Yeonjun. Yeonjun membuka obrolan.

"Enggak, Bos." Fairy nampak malu menjawabnya, mungkin jarang sekali di jaman sekarang ada gadis seusia Fairy yang tidak bisa mengendarai sepeda motor, menurut Fairy.

"Kenapa kamu tidak minta antar orang rumah saja? Sekarang sudah malam, wanita tidak baik berdiam diri di tempat sunyi seperti tadi, apalagi kota sangat keras," ucap Yeonjun. Pandangan Yeonjun masih fokus pada jalanan kota.

"Saya di sini sendirian sejak saya duduk di bangku sekolah menengah pertama sedangkan orang tua saya ada di kampung halaman, mereka selalu mengunjungi saya jika saya merindukan mereka." Penjelasan Fairy membuat Yeonjun terdiam sampai tiba di depan Toko.

Malam ini Toko sangat ramai dengan pengunjung, meski begitu Yeonjun harus menggelar meeting malam ini dengan karyawan-karyawati yang bekerja di shift pagi.

"Kamu masuk ke dalam. Saya ada urusan sebentar," ucap Yeonjun.

"Makasih Bos," ucap Fairy.

Fairy melihat Bos-nya itu masuk ke dalam Toko lewat pintu depan, saat melihat Bos-nya menyapa salah satu pengunjung ia pun langsung bergegas masuk ke dalam Toko lewat pintu belakang, berbeda dengan Yeonjun.

Ternyata di dalam ruang meeting sudah banyak karyawan-karyawati yang tengah menunggu kedatangan Yeonjun. Fairy tersenyum, ia melihat Felix yang sedang melambaikan tangan ke arah dirinya. Felix memberi isyarat bahwa dirinya sudah menyediakan tempat duduk untuk Fairy di dekat Felix. Fairy menghampiri Felix dengan menebar senyuman manisnya pada setiap karyawan-karyawati Toko yang ia lewati.

"Makasih, Kak." Bisik Fairy.

"Sama-sama," bisik Felix.

"Selamat malam semuanya ...," Yeonjun masuk ke dalam ruangan.

"Malam Bos," jawab serentak.

Meeting dimulai.

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam yang artinya meeting sudah harus di akhiri karena waktu sudah semakin larut, Yeonjun tidak ingin semuanya menunggu terlalu lama, terlebih mereka semua besoknya harus masuk pagi termasuk Fairy.

"Sesuai apa yang saya janjikan sebelumnya, saya akan membawa kalian semua makan malam ya walau hari sudah larut tapi saya harus mengajak kalian semua menikmati hidangan makan malam. Saya sudah membuat reservasi di salah satu satu Cafe untuk kita semua. Bagi yang membawa kendaraan pribadi silahkan pergi terlebih dahulu, bagi yang tidak, boleh ikut dengan saya, nama Cafe-nya Cafe Edelweiss," ucap Yeonjun yang membuat seluruh karyawan-karyawatinya tercengang.

Bos membuat reservasi  di Cafe ternama untuk semua karyawan-karyawatinya ternyata. Sontak semuanya mengucapkan kata terimakasih pada Yeonjun karena sudah berbaik hati mentraktir semuanya di tempat yang diidam-idamkan semua orang dan tak lupa mereka juga mengucapkan kata terimakasih karen Yeonjun, Bos-nya sudah berbaik hati membawa pergi beberapa karyawan-karyawatinya yang datang tidak menggunakan kendaraan pribadinya.

"Fairy, lo ke sini naik apa?" Perkataan Felix terdengar oleh Yeonjun yang tengah bersalaman dengan karyawan lainnya.

Fairy terdiam sejenak, ia melirik ke arah Yeonjun yang ternyata sedang menatap ke arah dirinya.

"Bus," jawab Fairy.

Di dekat pintu keluar Yeonjun tersenyum kecil. Untung saja Fairy berbohong jika tidak pasti Felix akan berpikir yang tidak-tidak secara Felix adalah karyawan satu-satunya yang dekat dengan dirinya. Di sini Felix adalah karyawan Yeonjun tapi jika di rumah, Felix adalah temannya yang sama-sama satu apartemen dengan Yeonjun, tidak ada yang mengetahui akan hal tersebut.

"Gue bawa motor, ikut gue aja ya," ajak Felix.

"Makasih kak," ucap Fairy.

"Sama-sama," jawab Felix.

Jalanan kota nampak ramai malam hari ini, berbeda dengan jalanan yang arahnya ke rumah Fairy, sangat sunyi. Motor milik Felix melaju sangat lamban sejalan dengan mobil Yeonjun.

"Lo makan belum di rumah?" Tanya Felix.

"Belum kak," jawab Fairy.

"Bagus, nanti makan yang banyak di sana, biar Bos yang traktir. Lo beruntung baru masuk udah dapet traktiran dari Bos," ucap Felix.

"Hahaha ...," Fairy tertawa.

Mendengar suara gelak tawa Fairy membuat Yeonjun melirik ke arah Fairy, Yeonjun jadi tidak bisa konsentrasi membawa mobil miliknya. Yeonjun tidak bisa konsentrasi melajukan mobilnya karena Fairy seringkali tertawa bersama Felix.

Udara malam semakin dingin, badan Fairy mulai menggigil kedinginan meski malam ini ia menggunakan kardigan rajut.

Felix membelokan motornya ke arah parkiran motor setelah ia sampai di tempat tujuan.

"Kak, makasih yah," ucap Fairy selepas turun dari motor.

"Sama-sama. Lo kedinginan?" Tanya Felix.

"Enggak kak," jawab Fairy padahal sebetulnya ia sangat kedinginan.

"Ayo ...," Felix tiba-tiba saja menggenggam tangan Fairy.

Ternyata Felix sengaja melakukan ini karena ia tahu malam ini Fairy kedinginan dan betul saja tangan Fairy sangat dingin.

"Malah pegangan di sini, masuk ke dalam!" Yeonjun melepaskan genggaman tangan Felix.

"Gue harus jaga image di sini. Awas aja kalo di rumah! Habis lo sama gue. Anak orang lagi kedinginan malah di gituin." Felix menyipitkan matanya, setelah menatap wajah temannya ini Felix pun masuk ke dalam.

Yeonjun masuk paling akhir ketimbang dengan karyawan maupun karyawatinya, ia sengaja melakukan ini agar semua karyawannya tidak ada yang tertinggal di luar.

"Silahkan pesan apa yang kalian mau, saya ada urusan lagi jadi saya harus pergi. Saya tidak bisa makan bersama kalian malam ini, mungkin lain waktu saya bisa makan bersama kalian lagi, maaf, permisi." Ucapan Yeonjun membuat semua orang kaget, buat apa mereka semua makan makanan enak jika Bos-nya sendiri tidak ikut bersama mereka.

"Bos, gak makan dulu?"

"Yah ... kirain saya Bos ikut makan."

"Bos makan dulu, jangan sampai lupa makan karena kerjaan." Felix menatap wajah dingin temannya ini, ia sadar betul dengan kondisi Yeonjun yang sering mengabaikan kesehatannya hanya demi pekerjaan.

"Uang memang sulit dicari maka dari itu orang lain bilang waktu adalah uang. Tapi, kesehatan yang paling utama, jika tubuh kita tidak sehat bagaimana bisa kita mencari uang dengan kondisi seperti itu? Itu hanya akan menyiksa diri sendiri. Uang sudah di dapat tapi tubuh hancur, lalu uang yang akan dikeluarkan." Tanpa disaring terlebih dahulu, Fairy malah melontarkan kata-kata yang membuat semua orang menatap dirinya termasuk Yeonjun. Yeonjun seperti tertampar oleh perkataan gadis yang masih berusia 19 tahun itu, Fairy sangat berani sekali berkata seperti ini pada dirinya.

"Kata-kata lo bagus, cuma salah sasaran," bisik Felix.

"Maaf kak, pikiran sama hati lagi gak sinkron malem ini," bisik Fairy yang membuat Felix tertawa kecil.

"Kamu, ikut saya!" Tegas Yeonjun.

"Nah, kan." Felix menepuk jidat.

"Saya?" Fairy menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, yang lain boleh pesan apa yang kalian inginkan. Saya pamit pergi." Yeonjun menarik paksa Fairy keluar dari dalam Cafe.

"Tamat riwayat kamu Fairy," gumam Fairy dalam hati. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya sekarang.

"Ikut saya kerja malam ini. Kamu temani saya bertemu dengan pelanggan supaya kamu tahu seberapa pentingnya pekerjaan ini." Genggaman tangan Yeonjun melonggar.

"Masuk ke dalam!" Tegas Yeonjun.

Yeonjun membukakan pintu mobilnya untuk Fairy.

Fairy tidak bisa berbuat apa-apa selain masuk ke dalam mobil Yeonjun.  Ini salah Fairy, Fairy harus menanggung akibatnya sendiri.

Sebelum Yeonjun melajukan mobilnya diam-diam Yeonjun menatap wajah Fairy setelah itu baru Yeonjun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi di jalanan kota.

Sepanjang perjalanan yang bisa Fairy lakukan hanya komat-kamit berharap tidak terjadi sesuatu di jalan karena Yeonjun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Bos, ini bukannya lancang atau gimana ya Bos. Tapi, apa Bos punya air?" Fairy menelan ludah.

Yeonjun tidak menjawab sampai mereka berdua tiba di sebuah hotel ternama. Yeonjun dengan pelanggan setianya sengaja memilih hotel ini karena mereka berdua tahu kalau mereka berdua memilih hotel yang sering dikunjungi oleh pengunjung pada umumnya kemungkinan besar penguntit akan datang, jadi mereka berdua sengaja memilih hotel ini karena mereka berdua tahu tingkat keamanan hotel ini bisa dipercaya oleh Yeonjun dan pelanggan setia Yeonjun ini.

Yeonjun dan Fairy sampai di tempat tujuan. Dengan gagahnya Yeonjun keluar dari dalam mobil disusul oleh Fairy dari belakang yang terlihat sangat kehausan.

Mereka berdua masuk ke dalam namun, ketika di tengah perjalanan Yeonjun menghentikan langkah kaki Fairy, ia berkata pada Fairy agar Fairy duduk di sofa saja. Yeonjun meninggalkan Fairy sendirian di sofa yang letaknya tak jauh dari posisi Yeonjun duduk. Setelah Yeonjun selesai menemui pelanggan setianya ia kembali ke hadapan Fairy yang kini tengah tertidur pulas di sofa.

"Bangun." Yeonjun membangunkan Fairy.

Fairy tak kunjung bangun yang membuat Yeonjun sedikit cemas. Apa mungkin Fairy dehidrasi? Saat di dalam mobil Fairy sempat bertanya perihal air, apa benar gadis ini dehidrasi?

"Hah? Ya ampun ...," Fairy bangun dari tidurnya.

"Keluar," ucap Yeonjun.

Yeonjun dan Fairy keluar dari hotel, udara malam ini sangat dingin sekali sehingga membuat tubuh mungil Fairy sedikit menggigil kedinginan.

"Bisa gak ya gue bertahan di Toko Yeonjun?" Gumam Fairy dalam hati.

Fairy meniup tangannya yang kedinginan karena udara malam, melihat Fairy seperti itu membuat Yeonjun melepaskan jas yang ia kenakan.

"Pakai, kamu tidak boleh sakit. Besok kamu harus kerja." Yeonjun memberikan jas-nya.

"Iya, Bos." Fairy mulai mengenakan jas milik Yeonjun yang ukurannya ternyata sangat besar sekali sehingga tubuh mungil Fairy tertutupi oleh Jas.

"Masuk," ucap Yeonjun.

Fairy mengikuti Yeonjun dari belakang. Nasib jadi anak gadis yang tengah mencari sedikit uang di kota orang.

"Lo di sini aja duduk, duduk di dalem mobil. Jangan kemana-mana," ucap Yeonjun yang membuat Fairy tidak bisa menolak.

Fairy mengangguk, ia menuruti perintah Bos-nya, ia tidak akan terlalu banyak bicara sekarang, jika ingin makan tahan, haus tahan, tahan saja biar dia yang merasakannya sendiri, orang lain mana tahu kondisinya dia sekarang, demi uang dia benar-benar jadi lupa segalanya.

Yeonjun pergi meninggalkan Fairy sendirian, ia tidak tahu bahwa karyawati barunya ini benar-benar membutuhkan makanan dan juga air.

"Mending tidur aja," ucap Fairy. Ia melepaskan jas Yeonjun lalu ia kenakan sebagai selimut untuk badannya.

Tanpa Fairy sadari ia malah tertidur pulas di dalam mobil Yeonjun.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 125K 49
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
549K 39.9K 39
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
2.7M 195K 35
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.2M 5K 15
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...