" Terkadang seseorang yang selalu menjadi penghibur adalah orang yang memiliki luka paling parah. Ia sengaja bersikap gila untuk membuat orang lain tertawa. Agar mereka tidak merasakan apa yang dirasakannya."
-Michella Quenby Lavanya-
----------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!
Saat ini kelas XI MIPA 1 sedang jamkos karena guru yang mengajar sedang ada rapat dadakan. Hal itu tentu menjadi kabar paling membahagiakan bagi seluruh siswa-siswi SMA Antariksa.
Suasana kelas seketika menjadi sangat riuh tak terkendali. Ada yang mengadakan konser dadakan bermodalkan sapu, nobar dipojokan dengan ponsel satu untuk semua, mabar disertai berbagai umpatan, bergosip ria, dan masih banyak lagi.
Kini Michel, Lia, dan Aurel sedang asyik dengan dunianya masing-masing. Michel yang sedang kencan dengan novelnya, Aurel yang berselfie dan mencoba filter terbarunya, dan Lia yang sibuk menyalin jawaban dari Michel.
Kegiatan ketika gadis itu seketika terhenti saat melihat Jupri, teman sekelas mereka yang berjalan menghampiri meja mereka. Michel sudah bisa menebak apa yang akan Jupri lakukan.
Jupri adalah seorang cowok kutu buku yang sedikit cupu. Memiliki badan gempal, kulit gelap, rambut kribo, dan selalu menggunakan kacamata bulat yang cukup tebal. Tak heran jika ia selalu menjadi objek bully dikelasnya.
Sudah menjadi rahasia umum jika Jupri, si kutu buku itu menyukai Aurel. Gadis yang memiliki paras cantik, lembut, kalem, ramah, pintar, body goals. Benar-benar idaman para lelaki bukan?
" A-aurel boleh ikut gue sebentar? Ada yang mau gue omongin sama lu. " ucap Jupri. Aurel sontak menoleh dan mengangguk singkat.
" Boleh, mau ngomong apa? " tanya Aurel ramah.
" Bukan disini, tapi didepan. " Jupri mengajak Aurel untuk maju ke depan kelas.
Kini Aurel dan Jupri pun sudah berdiri didepan kelas. Sontak hal itu berhasil menarik atensi seluruh siswa-siswi dikelas mereka. Dan itu membuat mereka menjadi pusat perhatian.
" Woi itu si kutu kupret mau ngapain dah? "
" Jangan bilang si Jupri mau nembak yayang Aurel? "
" Gue mencium aroma-aroma penolakan nih. "
" Wah parah dia nyuri start duluan anjirr, kalah cepet gue sama tuh buntelan kentut. "
Begitulah kira-kira reaksi teman-teman sekelasnya. Aurel dapat mendengar bisik-bisik tetangga yang mulai membicarakannya. Dan sejujurnya ia sedikit risi dengan hal itu.
" Mau ngomong apa? " tanya Aurel to the point.
" L-lu m-mau ga jadi p-pacar gue? tanya Jupri yang sudah gugup setengah mati. Jupri menyodorkan sebatang coklat dihadapan Aurel.
Seluruh penghuni kelas syok melihat Jupri yang tiba-tiba saja menembak Aurel. Perlu mereka akui bahwa Jupri cukup berani menembak Aurel.
" Sorry, tapi gue cuma nganggep lu sebagai teman. " tolak Aurel sedikit merasa tidak enak. Bahu Jupri pun seketika merosot mendengar penolakan dari Aurel.
" AWW, SAKIT SEKALI EVERYBODY. " teriak Michel yang sudah berdiri dan memegang dadanya dengan wajah seolah tersakiti. Sontak hal itu berhasil mengundang tawa dari teman-teman
" BARU KU SADARI "
" CINTAKU BERTEPUK SEBELAH TANGAN "
" KAU BUAT REMUK S'LURUH HATIKU "
Michel naik ke atas meja dan bernyanyi dengan sapu yang ada ditangannya, seolah itu adalah pengeras suara. Diikuti oleh seluruh penghuni kelas.
" Ini sih definisi sakit, tapi tak berdarah. " ucap Somat, teman sekelas Michel.
" The real sadboy. "
" Ada yang patah, tapi bukan ranting. "
" Terpotek-potek hati abang, dek! "
" Mari kakak kita buka jasa gorok kepala, mutilasi manusia, congkel mata. Tersedia berbagai macam cara bunuh diri yang aesthetic. Anda tewas, kami puas. "
" Bagi yang berminat silahkan hubungi nomor tiganolganol. Jangan lupa pasword nya mati untuk cari sensasi. "
Begitulah kira-kira sorakan heboh para penghuni kelas XI MIPA 1. Bahkan sampai ada yang mengadakan iklan dadakan. Benar-benar teman yang sangat pengertian dan solid:).
Tak lama setelah itu Pak Muhidin pun datang. Kelas yang tadinya ramai seperti pasar mendadak sepi seperti kuburan.
***
Sepulang sekolah Devano tidak langsung pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk berkumpul diwarung Mbok Darmi. Yang berada tak jauh dari sekolahnya.
Daniel, Nathan, dan Farrel sedari tadi sibuk memperhatikan gelagat aneh dari Devano. Mereka dapat melihat kegelisahan yang terpancar dari matanya. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikiran cowok itu.
Devano pun menjadi sangat pendiam. Ia hanya akan berbicara jika ada yang bertanya. Itupun dengan jawaban yang seperlunya saja.
" Van, lu kenapa dah dari tadi diem terus? Sariawan lu atau bingung mikirin cicilan utang? " tanya Farrel ngaco.
" Sultan kayak dia ga mungkin punya utang, bego. Kekayaannya ga bakal habis 7 turunan. "ucap Daniel menjitak kepala Farel.
" Sakit anying. Ntar kalau otak gue geser terus amnesia gimana? Mau tanggungjawab lu? " cerocos Farrel sebal.
" Emang lu punya otak? " sarkas Daniel. Farrel mengacungkan jari tengahnya dihadapan Daniel. Nathan yang menyimak perdebatan itupun tertawa melihat wajah masam Farrel.
" Kenapa lu? " kini giliran Nathan yang bertanya.
" Gapapa. " singkat Devano.
" Yaelah udah kayak cewek aja lu, van. Setiap kali ditanya kenapa selalu jawab gapapa. " ucap Daniel yang sedari tadi diam.
" Dibalik kata gapapa pasti ada apa-apa. Yakin banget gue. Valid no debat." Nathan menimpali. " Udah sini cerita aja sama kita. " lanjutnya.
Devano sedikit meniman-nimang apa yang akan ia katakan. Mungkin lebih baik ia bercerita kepada sahabatnya tentang perjodohan sialan itu.
Devano menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya perlahan. Mencoba menenangkan hati dan pikirannya sebelum bercerita.
" Gue dijodohin sama anak dari rekan bisnis bokap gue. " kata Devano yang membuat ketiga sahabatnya melongo tak percaya.
" Haha.. bercanda lu ga lucu, van. " ucap Daniel tak menganggap serius ucapan Devano.
" Sekarang udah 2021, bro. Udah bukan jamannya jodoh-jodohan. Emang lu kira ini jaman Siti Nurbaya? " Farrel tertawa ngakak.
" Tau, kita udah serius eh dia malah bercanda. " gerutu Nathan.
" Dari awal niat dia cuma main-main doang. Lu nya aja yang baperan. Inget, lu itu cuma jadi pelarian disaat tokoh utama sedang sibuk dengan dunianya. " ucap Farrel.
" Bukan temen gue. " kompak ketiga temannya.
" Gue serius. " ucap Devano. Dari nada bicaranya pun terdengar bahwa ia tidak sedang bercanda.
" HAH, KOK BISA?? " heboh Farrel menggebrak meja yang membuat ketiga temannya terkejut.
" Anjing es teh gue tumpah. Tanggungjawab lu. " kesal Nathan karena minumannya terjatuh akibat ulah Farrel.
" Gue ga hamilin lu. Ngapain lu minta tanggungjawab sama gue? " protes Farrel.
" Gelud aja kita! " Nathan sudah kepalang emosi menghadapi temannya yang satu ini.
" Kok mendadak gini, van? " tanya Daniel.
" Gue juga gatau. Menurut kalian apa yang harus gue lakuin? " tanya Devano meminta saran.
" Kalau lu ga suka ya tinggal tolak, gitu aja kok ribet. " ucap Nathan enteng tanpa beban.
" Gue ga bisa nolak. Lu tau sendiri kan bokap gue orangnya kayak gimana. Setiap hal yang dia mau itu bersifap mutlak dan ga bisa dibantah. " kata Devano menunduk lesu.
" Bentar-bentar, emang lu dijodohin sama siapa? " tanya Farrel penasaran.
" Gue gatau dan gue ga kenal sama tuh cewek. " jawab Devano.
" Kalau anak dari rekan bisnis bokap lu gue yakin pasti cantik. Dia juga pasti dari kalangan berada. " ucap Nathan sok tau.
" Saran gue mending lu pastiin dulu tuh cewek seumuran engga sama lu. Gue takut waktu lu udah nerima perjodohan itu ternyata cewek yang lu nikahin itu janda. Bahkan yang lebih parahnya lagi nenek-nenek peyot bau tanah. Hii amit-amit deh. " Farrel bergidik ngeri.
" Rel, pulang gih. Otak lu ketinggalan. " ucap Devano datar. Mempunyai teman seperti Farrel benar-benar menguji mental dan kesabaran.
" Menurut gue ga ada salahnya lu terima perjodohan itu. Gue yakin bokap lu ga akan sembarangan pilih cewek. Apalagi lu kan anak tunggal, pasti bokap lu pilihin yang terbaik buat lu. Bokap lu pasti udah pertimbangan semuanya. " kata Daniel mulai serius.
" Setiap orang tua pasti mau yang terbaik untuk anaknya. Percaya sama gue, pilihan orang tua ga pernah salah. " timpal Nathan menepuk pelan pundak Devano.
" Tapi, masalahnya gue ga kenal sama tuh cewek. Gue juga masih pengen hidup bebas tanpa ikatan. " Devano mengeluarkan unek-uneknya.
" Tak kenal, maka tak sayang. Kenali dia lebih dalam lagi. Gue yakin dan gue percaya kalau cinta bisa datang karena terbiasa. Coba terima dan kasih ruang buat dia untuk masuk ke dalam kehidupan lu. Dan menjadi bagian terpenting di hidup lu. " nasehat Daniel.
" Lu udah dewasa, van. Lu udah bukan anak TK lagi. Gue yakin, lu bisa nentuin apa yang menjadi pilihan lu. Pikirin mateng-mateng. Ini hidup lu, lu yang berhak nentuin. " ucap Farrel
∆∆∆
Huwaa gimana part ini?
Feel nya dapet ga??
Penasaran ga sama apa yang akan terjadi selanjutnya?
Jangan lupa vote dan komen ya? Karena vote dam komen itu gratis!!
Segini dulu ya gaes
See you next time:)