The Transmigration Of Badboy...

By xixintaxin

17.1K 2.2K 177

Tidak ada korban di sini, mereka semua salah, semua orang memegang perannya masing masing, mereka mengenakan... More

prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Epilog

10

354 48 5
By xixintaxin

Mata itu tertutup rapat, tubuhnya yang ramping terkulai lemas begitu saja, nafasnya sedikit memberat membuat orang yang tubuhnya di jadikan sandaran panik. Minhyun segera mengangkat tubuh seokjin ke punggungnya, darah itu masih saja mengalir membuat wajah pemuda tampan itu kehilangan ronanya. Dengan tergesa, Minhyun segera berlari ke uks dengan pikiran kalut.

Minhyun segera membuka kasar pintu ruang uks, membuat siswa yang sedang bertugas di sana tersentak kaget. Siswa dengan nametag Huang Renjun itu segera mendekati Minhyun dan membantu pemuda itu membaringkan seokjin di atas ranjang yang ada di sana.

"A.. Apa yang terjadi?" Tanya Renjun  tergagap.

Minhyun tak menjawab, dia segera berlari keluar uks untuk memanggil sehun di kelasnya, sedangkan Renjun yang menjadi petugas uks segera mengambil tisu untuk membersihkan darah yang mengalir dari hidung seokjin dengan telaten hingga darah itu akhirnya mau berhenti.

Renjun sedikit menekan pergelangan tangan seokjin, nadinya normal begitu juga nafasnya yang berhembus secara teratur, semua baik baik saja membuat pemuda itu bernafas lega.

"Seokjin-sshi, kau mendengarku?" Tanya Renjun sambil mencoba membangunkan seokjin.

"Seokjin-sshi?" Ucap pemuda itu lagi.

Jenner mulai mengerjapkan matanya perlahan, rintihan pelan masih terdengar saat kepalanya kembali berdenyut nyeri. Dia menatap ke sekitar, matanya yang kelam bersitatap dengan manik mata milik seseorang yang berdiri di samping ranjangnya.

"Seokjin-sshi, apa yang kau rasakan?"

"Pusing dan sedikit mual"

"Kau istirahatlah dulu, aku akan mengambil paracetamol" Ujar Renjun lalu segera keluar dari uks menuju ke koperasi sekolah karena paracetamol di sana sudah habis.
-
-
-
Mereka masih berada di sana dalam keheningan, tidak ada dari mereka yang akan memulai pembicaraan setelah kejadian barusan. Namjoon yang sebagai pelaku pelemparan bola hanya diam dengan pandangan kosong, terlalu terkejut akan apa yang dia lihat.

Taehyung yang masih berdiri di tempat semula hanya mendengus, kakinya dia langkahkan mendekati bola basket yang tergeletak begitu saja di sana, tangannya terulur mengambilnya.

"Apa yang akan kau lakukan taehyung-ah?" Tanya jungkook.

Taehyung hanya menyingrai "menyelesaikan permainan" Ucapnya lalu berlari ke arah ring dan memasukkan bolanya ke sana.

"Seokjin-sshi, welcome to hell" Ujarnya penuh kemenangan.
-
-
-
Minhyun mengetuk pintu kelas sehun dengan sedikit keras, ada perasaan tidak sabar ketika pintu yang tertutup itu tak kunjung terbuka. Dan ketika kesabarannya mulai menguap, pintu coklat itu terbuka, menampilkan seorang guru dengan wajah yang sudah sedikit keriput.

"Apakah kau ada perlu?" Tanya guru itu.

"Ne, saengnim, saya ada perlu dengan sehun sunbae" Ucap Minhyun sopan.

Guru itu mengangguk, lalu memanggil sehun untuk menemui Minhyun sedangkan dirinya melanjutkan pelajaran.

Sehun yang melihat Minhyun berdiri di depan kelasnya sedikit terkejut "ada apa?" Tanyanya.

"Seokjin tadi mimisan dan pingsan saat olahraga sunbae"

"Apa!? Bagaimana bisa?"

Akhirnya Minhyun menceritakan kejadian tadi, mulai dari seokjin yang ditantang oleh jungkook sampai namjoon yang sengaja melemparkan bola basket ke kepala seokjin hingga pingsan.

Sehun yang mendengar itu segera mengepalkan tangannya kuat, rahangnya mengeras, nafasnya menjadi memburu. Dengan langkah lebar, dia berjalan menuju lapangan basket, emosinya sudah memuncak hingga kepermukaan, dia masih bisa menerima jika ada orang yang menghina seokjin di depannya, tapi jika untuk menyakiti adiknya, tidak akan ada yang namanya belas kasihan.

Sesampainya di lapangan, sehun dapat melihat mereka sedang mengobrol ria di sana, sesekali mereka akan tertawa tanpa beban seolah olah tak pernah terjadi apa apa, membuat sehun semakin geram.

Sehun segera berjalan mendekati keenam siswa itu, membuat mereka mengalihkan atensi kepada dirinya, tanpa mengucapkan apapun, sehun segera menarik kaos olahraga namjoon dengan kasar.

BUGH

Semua orang langsung terbeliak, dan segera membantu namjoon untuk berdiri sedangkan Minhyun segera berlari mendekati sehun yang masih menatap namjoon tajam.

"SEHUN-SSHI, APA YANG ADA DI OTAKMU HAH!?" Teriak taehyung.

"SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA, APA YANG ADA DI OTAK KALIAN HAH!!? DENGAN BERANINYA KALIAN MELUKAI ADIKKU!!"

taehyung tertawa hambar "adikmu yang bajingan itu pantas menerimanya!"

BUGH

Sehun memukul wajah taehyung keras, membuat pemuda itu terhuyung ke belakang.

"Adikku memang bersalah, tapi haruskah kau melukainya seperti itu!!?" Ucap sehun.

"HARUS!! AKU HARUS MELUKAINYA SAMPAI DIA BENAR BENAR MATI!!!"

"KAU BRENGSEK KIM TAEHYUNG, SEBELUM ADIKKU MATI, AKU YANG AKAN MEMBUNUHMU LEBIH DULU!!"

Taehyung tertawa terbahak bahak, matanya sudah memerah, menatap sehun nyalang "MAKA LAKUKAN HYUNG, BUNUH AKU SEKARANG, BIARKAN AKU MATI AGAR AKU BISA SELALU MENGHANTUI KELUARGA KALIAN!!"

"Kau.... "

"APA!! KAU TIDAK TERIMA JIKA AKU MENYAKITI SEOKJIN, TAPI PERNAHKAH KAU MEMIKIRKAN DIRIKU HYUNG!! MEMIKIRKAN PERASAAN KU KETIKA ORANG YANG KUSAYANG DIRENGGUT OLEH ADIKMU, KIM SEOKJIN SIALAN ITU!!!" Cukup sudah, taehyung benar benar meluapkan semua emosinya saat itu juga.

Jika seokjin lelah maka taehyung lebih lelah, jika seokjin tersakiti maka taehyung lebih sakit lagi.

Taehyung terdiam sebentar, matanya menatap sehun dengan kosong. Angin yang lewat berhembus sedikit menggoyangkan anak rambut pemuda tampan tersebut tanpa permisi.

"Selama seokjin masih hidup, aku tidak akan pernah berhenti untuk menyakitinya, bahkan jika dia akhirnya mati sekalipun, aku akan berdoa agar Tuhan memasukkannya ke dalam neraka!" Ujar taehyung lalu pergi dari sana diikuti teman temannya.

Sehun segera berjongkok, tangannya dia gunakan untuk menutupi wajahnya, bukan hanya taehyung, dia juga, dan mungkin semua orang yang terlibat juga lelah. Ini memang salah seokjin, tapi apakah hukuman yang Tuhan berikan untuknya masih belum cukup sehingga semua orang masih ingin menyakitinya juga.

"Taehyung-ah, tidak bisakah kau memaafkan adikku?" Gumam sehun pada angin yang menyapa wajahnya dengan lembut.
-
-
-
Taehyung berjalan dengan kepala menunduk, hatinya diselimuti rasa resah dan gelisah. Setiap langkah yang dia buat di atas lantai itu selalu mengingatkannya akan memori kelam yang tak akan pernah terlupakan, bahkan jika Tuhan mencabut nyawanya detik itu juga, peristiwa kelam itu masihlah tertanam dalam ingatan.

Teman temannya yang berjalan di belakang taehyung hanya mampu menatap pemuda itu nanar, mereka cukup tahu bahwa kata kata penghibur tak akan mempan untuk sekarang.

"Taehyung-ah" Ucap jungkook pelan.

Taehyung menghentikan langkahnya, dia berbalik menatap jungkook dengan wajah datar "pergilah ke uks dan obati lukamu" Ucapnya lalu kembali melangkahkan kaki.

Yoongi menepuk bahu jungkook pelan "obati dulu lukamu, kami akan menunggumu di kelas"

Jungkook hanya mengangguk, lalu pergi ke uks untuk mengobati luka di lututnya sebelum infeksi.
-
-
-
Jenner menatap keluar jendela dengan pandangan menerawang, dahan dahan pohon yang bergoyang menjadi tujuan utama dimana netranya terhenti. Benaknya mencoba merangkai sebuah perasaan asing yang menyelinap masuk disana tanpa permisi. Perasaan asing yang menyakitkan tapi tak dapat untuk ia jabarkan.

"Seokjin-sshi, apakah kau masih membutuhkan sesuatu?" Tanya Renjun yang membuyarkan lamunan Jenner.

Jenner sedikit tersentak, mungkin karena terlalu fokus pada lamunannya, dia sampai tak menyadari kalau Renjun sudah berdiri di samping ranjangnya.

"Tidak ada, terimakasih" Ucap jenner.

Renjun menganggukkan kepala, sebuah senyum tulus terpatri di bibirnya "kau istirahat di sini saja sampai tenagamu kembali pulih, jika kau membutuhkan apa apa cukup panggil aku saja"

Jenner hanya mengangguk, lalu kembali menatap keluar jendela, sedangkan Renjun pergi dari sana menuju tempat duduknya.

Beberapa saat kemudian, pintu ruang uks itu dibuka oleh sehun dan Minhyun, kedua pemuda itu segera menghampiri seokjin yang sedang bersandar di ranjang sambil memandang keluar jendela.

"Seokjin-ah" Panggil sehun lalu mengusap kepala adiknya.

"Hyung" Ucap jenner sambil tersenyum kecil lalu kembali mengalihkan pandangannya.

Sehun hanya menghela nafas, melihat wajah seokjin yang pucat dan matanya yang sayu membuatnya tak tega.

"Apakah kau baik baik saja? Minhyun bilang kepalamu terkena bola basket dengan keras, apakah masih sakit? Perlu kita ke rumah sakit sekarang?" Ucap sehun.

Jenner yang mendengar itu langsung menatap Minhyun tajam, sedangkan yang ditatap pura pura tak melihat sambil menggaruk tengkuk lehernya.

"Em, aku akan menunggu di luar" Ucap Minhyun dan segera pergi dari sana sebelum tatapan seokjin benar benar membunuhnya.

Saat Minhyun sudah mencapai pintu ruang uks, dirinya tak sengaja bertemu jungkook yang ingin masuk ke dalam, tatapan sinis dia berikan pada pemuda bergigi kelinci itu.

"Jungkook-sshi, kau dan teman temanmu sangat licik" Sarkas Minhyun.

Jungkook hanya terkekeh pelan "tidak ada wasit, berarti bermain licik diperbolehkan, selamat menerima kekalahan dan menjadi budak ku, Minhyun-sshi" Ujarnya lalu masuk ke dalam.

Minhyun melototkan matanya terkejut, budak? Bukankah permainan tadi masih seimbang, lalu bagaimana bisa dia dan seokjin kalah?

Sial.

Jungkook memasuki uks, pandangannya langsung menatap renjun yang juga sedang menatapnya. Seolah mengerti, renjun segera menyuruh jungkook untuk duduk di salah satu ranjang yang tak jauh dari seokjin berada, hanya bersekat tirai tipis berwarna hijau.

"Tolong obati lukaku" Ucap jungkook.

Renjun hanya mengangguk, lalu mulai mengobati luka jungkook dengan hati hati.

Sedangkan di sisi lain, seokjin dan sehun terjebak dalam kebisuan, seokjin yang masih sibuk memandang keluar jendela dengan pikiran yang berkelana dan sehun yang tak tahu harus bicara apa membuat keheningan hadir diantara keduanya.

"Seokjin-ah..... "

"Hyung!" Sergah Jenner "tidakkah kau lihat, kalau aku sudah seperti orang bodoh sekarang"

"Jin.... "

"Tidak tahu apa apa dan tiba tiba di benci oleh semua orang, dianggap sampah oleh mereka" Jenner menarik nafas dan menghembuskannya perlahan "inikah yang kau mau hyung"

"Tidak"

"Jika tidak, kenapa kau tidak pernah memberitahuku apapun"

"Itu untuk kebaikanmu"

"Kebaikanku?" Jenner terkekeh pelan "kebaikan bagaimana yang kau maksud hyung!?"

Sehun menghela nafas, lalu menatap seokjin lekat "jangan memulai perdebatan denganku jin, sebaiknya kau istirahat saja, aku akan kembali ke kelas"

"Kau menghindari pembicaraan lagi!!" Ucap Jenner cepat, membuat sehun yang tadinya ingin pergi menjadi berhenti.

"Tenangkan dirimu, aku akan menyuruh Minhyun menemanimu di sini"

"Aku tidak butuh!!"ketus Jenner.

" Kau.... "

"Sudah ku bilang kalau aku tidak butuh!! Aku sudah terbiasa sendiri, melakukan apapun sendiri. Minhyun bukan siap siapa, jadi tak perlu selalu bersamaku!"

Sehun menatap seokjin lekat, sesaat kemudian dia menggelengkan kepalanya "seokjin-ah, ada apa denganmu? Kenapa bersikap seperti ini? Aku dan Minhyun di sini karena peduli padamu, kami tulus melakukannya"

"Benarkah?" Jenner tersenyum remeh "kalau begitu terimakasih, tapi aku tak membutuhkannya!"

"Seok..

" Pergilah, aku tak ingin melihat wajahmu hari ini!"sergah Jenner lalu kembali menatap keluar jendela.

Sehun hanya menghela nafas pasrah, nampaknya saat ini suasana hati seokjin kurang baik.

"Baiklah, tapi biarkan Minhyun yang menjagamu disini"

"Tidak usah! Sudah ada petugas uks di sini, suruh dia pergi saja!"

Sehun lagi lagi hanya bisa menghela nafas pasrah, dia keluar dari ruang uks itu, menyuruh Minhyun yang masih berada di luar untuk kembali ke kelas dan membiarkan seokjin untuk sendiri dulu.

Setelah sehun pergi, Jenner segera membaringkan tubuh lelahnya di ranjang, kepalanya masih terasa sakit walau tidak sesakit tadi, mungkin dia akan berada di uks sampai jam pelajaran selesai, sekalian bolos.

Sedangkan jungkook yang masih berada di sana hanya tersenyum kecil, dia segera pergi dari uks menuju ke kelasnya.
-
-
-
-
Sentuhan lembut yang menyentuh kulit tangan menyadarkannya, Jenner mengerjapkan matanya perlahan, pandangannya menatap pada sang pelaku yang dengan beraninya membangunkannya dari tidur, orang itu hanya tersenyum tanpa dosa, membuat Jenner memutar bola matanya malas.

"Hyung, tidurmu sangat nyenyak sekali" Ujar soobin.

"Jika kau tahu tidurku nyenyak, kenapa di bangunkan!?"

"Aish hyung, seharusnya kau berterimakasih padaku karena sudah membangunkanmu, jika tidak kau ingin tidur di sini sampai malam!?"

Jenner hanya mendengus, lalu bangkit menjadi duduk "apakah jam pelajaran sudah selesai?"

"Sudah sepuluh menit yang lalu"

Jenner langsung melototkan matanya, selama itukah dia tidur, astaga!

"Hyung, apakah kepalamu masih sakit?" Tanya soobin khawatir.

"Darimana kau tahu jika aku ada di sini?"

"Dari Minhyun hyung"

Jenner hanya berdecih, Minhyun sialan!!

"Aku baik baik saja, ayo kita pulang" Ujar Jenner lalu turun dari ranjang dan keluar dari sana bersama soobin.

Tapi baru saja tubuhnya keluar dari pintu, dia sudah di sambut oleh tatapan tajam dari kyungsoo. Pemuda itu menatap seokjin penuh amarah, sedangkan tangannya melemparkan sebuah sikat yang sering di gunakan untuk membersihkan toilet ke arah seokjin.

"Jangan lupa dengan hukuman mu, seokjin-sshi" Ucapnya tajam lalu pergi dari sana.

Sedangkan Jenner hanya menatap kepergian kyungsoo dengan mulut sedikit terbuka. Ah, dia baru ingat soal hukumannya.

Jenner menatap soobin, menepuk pundak adiknya itu "kau pulanglah dulu, hyung masih ada urusan"

"Urusan dengan siapa hyung?"

"Dengan toilet" Ucap Jenner lalu pergi kearah dimana kyungsoo pergi tadi.

Soobin hanya mengedipkan mata berkali kali, otaknya yang cerdas gagal mencerna ucapan seokjin.

Jenner berjalan gontai, sangat malas dirinya jika harus membersihkan seluruh toilet yang ada di sekolahan ini, belum lagi kepalanya yang masih saja pusing, rasanya dia ingin kabur saja sekarang. Tapi ketika melihat han saengnim yang melototkan kedua matanya ke arahnya, niat kabur itu pupus seketika. Sial, guru botak itu benar benar mengawasi mereka.

"Selesaikan hukuman kalian dengan baik, jangan coba coba untuk kabur" Ucap han saengnim lalu melangkahkan kakinya pergi.

"Han saengnim, anda mau kemana?" Tanya Jenner.

"Tentu saja pulang, saya tidak memiliki banyak waktu untuk menunggu kalian menyelesaikan hukuman karena saya juga punya kehidupan sendiri" Ucapnya lalu pergi begitu saja.

Jenner "___"

Jenner dengan perasaan dongkol terus menyikat lantai kamar mandi bersama kyungsoo, tidak ada perdebatan di antara keduanya karena memang tenaga mereka sudah habis.

BRAK

"YAK, APA YANG KAU LAKUKAN!!?" Teriak Jenner saat ada seseorang yang sengaja menendang sebuah ember yang berisikan air, hingga air itu membasahi seragam Jenner.

Orang itu tersenyum simpul "ku rasa kau harus mandi dulu" Ujarnya lalu melangkah pergi.

Jenner mendengus kesal "dasar pendek"

Seketika orang itu berhenti dengan tangan terkepal erat saat kata 'pendek' terlontar dari mulut Jenner, hei dia memang pendek, tapi tak pernah ada yang berani mengatainya pendek.

Orang itu segera berbalik lalu menatap Jenner tajam "apa kau bilang!?" Tanyanya mengintimidasi.

"Aku tidak bilang apa apa" Ucap Jenner enteng.

"Seokjin-sshi, hari ini mungkin kau bisa menghinaku, tapi jangan harap besok mulut kotor mu itu dapat berucap sampah! Ingat, besok kau adalah budak kami"

Jenner terkekeh pelan "jimin-sshi, apa yang kau banggakan dari kemenangan kalian selain kelicikan, apakah kau tidak memiliki rasa malu padaku heh!?"

"Aku malu pada sampah seperti mu? Berkacalah seokjin-sshi" Sinis jimin.

"Ck, ck, ck, jimin-sshi, kau tahu tidak? Aku pernah membaca sebuah buku, di dalam buku tersebut semua orang yang licik seperti kau dan teman temanmu  berakhir dengan mengenaskan"

"Benarkah? Lalu bagaimana dengan seorang pembunuh, seokjin-sshi?"

"Tentu saja dia akan masuk ke dalam jeruji besi" Jawab Jenner acuh.

Jimin menyingrai seram, matanya menatap seokjin lekat "lalu mengapa kau masih ada di sini?"

"Apa maksudmu?" Ucap Jenner dengan kening berkerut.

Jimin hanya mengangkat bahu acuh, lalu pergi dari sana tanpa memberi penjelasan pada Jenner akan ucapannya.

Jenner yang melihat jimin pergi begitu saja hanya mendengus, dia menendang ember yang tadi di tendang jimin dengan keras lalu pergi dari sana.

"Hei seokjin-sshi, kau mau kemana!!?" Tanya kyungsoo.

Jenner hanya mendengus "pulang! Aku juga masih punya kehidupan!" Ketusnya.

Kyungsoo mendengus kesal, dia juga ikut meninggalkan toilet yang masih setengah bersih itu.

Jenner melangkahkan kakinya kedalam kelas yang tampak sunyi itu, sesekali dia akan berhenti ketika dirasa pandangannya sedikit berputar. Saat tubuhnya masuk ke dalam kelas, netranya menangkap seseorang yang sedang tidur di dalam kelas dengan tangan sebagai bantal.

"Kau masih di sini Minhyun-sshi?" Tanya Jenner sambil melangkah mendekati Minhyun.

Minhyun menengadah kepalanya, menatap Jenner dengan mata sedikit merah "apakah kau baru saja mandi? Kenapa bajumu basah begitu?" Tanya Minhyun.

Jenner hanya mengangkat bahu acuh, mungkin ini karma karena dia telah dengan sengaja menumpahkan jus milik kyungsoo tadi.

Jenner duduk di samping Minhyun, tangannya dia lipat di atas meja, sedangkan kepalanya dia telungkupkan di atasnya.

"Kau baik baik saja?" Tanya Minhyun.

Jenner hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya.

"Sebenarnya aku ingin pulang tadi, tapi hyungmu menyuruhku untuk menunggumu"

"Kenapa kau menurutinya?" Ucap Jenner lirih.

"Karena aku tidak memiliki alasan untuk membantahnya"

Hening meraja di sela sela percakapan mereka, suara jarum jam menjadi mendominasi,  dengan ditemani sinar matahari senja menerobos lewat celah jendela, menyinari dua orang pemuda yang kini terjebak dalam kebisuan.

"Pulanglah seokjin-sshi, ponselmu sudah berdering 10 kali tadi"

Jenner menegakkan tubuhnya, seragamnya yang basah sedikit membuatnya kedinginan, dia mengambil ranselnya dan menyampirkannya di bahu lalu beranjak dari sana dengan sedikit gontai.

Minhyun menggelengkan kepala, lalu berjalan mengikuti seokjin di belakangnya.
-
-
-
-
Jenner memarkirkan motornya di garasi, kakinya melangkah untuk masuk ke dalam rumah mewah itu, tapi baru saja dirinya sampai di ambang pintu tiba tiba

PLAK

Satu tamparan keras mendarat dengan telak di pipinya, membuat kepalanya yang sudah pusing bertambah pusing, bahkan sekarang telinganya sudah berdenging nyaring. Jenner mematung di tempatnya, tatapan nyalang dia layangkan pada tuan kim, si pelaku penamparan.

Hei, siapa yang tidak marah jika kau di sambut dengan sebuah tamparan tepat di depan pintu.

"APA YANG KAU LAKUKAN!!?" Teriak Jenner.

"SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA, APA YANG KAU LAKUKAN KIM SEOKJIN!!" Balas tuan kim lalu menunjukkan sebuah video dimana dirinya yang sedang adu pukul dengan kyungsoo.

"Ck, kenapa memangnya? Kau tidak suka heh? Jika kau tidak suka maka tidak usah di lihat!" Acuh Jenner lalu melangkahkan kakinya melewati tuan kim.

Tuan kim langsung mencengkeram lengan seokjin kuat, kunci motor yang berada di tangan pemuda itu dia ambil paksa, tas ransel yang tersampir di pundak seokjin juga ditarik kasar olehnya.

"APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN!!"

Tanpa memperdulikan Jenner, tuan kim dengan kasar membuka ransel tersebut, mengambil sebuah ponsel yang berada di dalamnya "aku akan menyita ponsel dan motormu!" Ucapnya tajam.

"kembalikan!! kau tidak berhak ikut campur urusanku!!"

"Yeobo apa yang terjadi?" Tanya nyonya kim sambil berjalan mendekati suaminya diikuti sehun dan soobin di belakangnya.

Tuan kim hanya mendengus, dia menunjuk wajah seokjin dengan jari telunjuknya "tanyakan saja pada anak ini!"

"Kembalikan ponsel dan kunci motorku, brengsek!!" Ucap Jenner tajam.

Semua orang yang ada di sana seketika tertegun, mereka tidak menyangka seokjin dapat berbicara seperti itu kepada orang tuanya sendiri.

Tuan kim terkekeh pelan, hatinya terasa hancur ketika putranya sendiri mengumpat padanya "lihatlah, anak yang ku besarkan berani mengumpat padaku!!"

Jenner tak peduli, dia segera merebut ponselnya dari tangan tuan kim, tapi sebelum usahanya berhasil merebut ponsel itu, tuan kim lebih dulu membantingnya ke lantai hingga hancur tak berbentuk.

Semua orang terdiam, pikiran mereka masih mencerna segala situasi yang ada, hingga suara kekehan pelan terdengar yang berasal dari seokjin.

Jenner menatap tuan kim dengan pandangan miris, jujur saja dia merasa kecewa, bukan kecewa karena ponselnya sekarang hancur, tapi kecewa karena tuan kim tak menanyakan alasan mengapa dia bisa bertengkar dengan kyungsoo, justru pria tua itu malah langsung menamparnya.

Tanpa memperdulikan semua orang yang ada di sana, Jenner segera berjalan menuju kamarnya, menaiki anak tangga secara perlahan, saat kakinya menginjak anak tangga ke lima, sesuatu yang pekat dan berbau amis keluar dari hidungnya. Tanpa di cek pun Jenner sudah tahu kalau dia kembali mimisan.

Sial, ada yang tidak beres dengan tubuh seokjin ini!

Tanpa sepengetahuan siapapun, Jenner kembali melangkah, hingga anak tangga yang ke tujuh, langkahnya menjadi goyah, pandangannya menjadi gelap, tubuhnya seperti terhempas dan mengenai suatu benda dengan keras.

"SEOKJIN HYUNG!!" Teriak soobin saat melihat tubuh seokjin menggelinding dengan cepat ke bawah.

Continue Reading

You'll Also Like

46K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
237K 35.5K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
458K 4.8K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
49K 7.7K 44
Rahasia dibalik semuanya