Jevano William

By devintasantoso

1.7M 124K 15.5K

Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebag... More

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.⚠️
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. ⛔️
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49. 🚫
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.

10.

31.8K 2K 38
By devintasantoso

" Bunda tau Jeno sekarang suasana hatinya lagi engga baik, so we'll talk about it later when Jeno is better "

Ibu jari Tiffany menghapus air mata putranya yang sudah jatuh membasih kedua pipinya.

Tiffany mengerti dengan suasana hati sang anak untuk saat ini yang terlihat sangat tidak baik.

Tiffany menepuk pahanya agar Jeno tertidur diatas pahanya dengan dirinya yang menyender di kepala ranjang, Jeno menaru kepalanya di atas paha sang Bunda menjadikannya bantal lalu memejamkan matanya.

" Bun.. I'am sorry " Gumam Jeno dengan pelan sangat pelan hingga mulutnya hanya terlihat seperti gumamman.

Tiffany mendengarnya walaupun samar samar ia langsung saja menciumi kening sang anak yang masih terasa sedikit hangat.

" It's not Jeno fault " Balas Tiffany

Jeno membuka kedua bola matanya lalu menatap sang Bunda kembali.

" Beri Jeno waktu ya bun buat nerima mereka " Ucap Jeno sang Bunda memangguk mengerti

" Kalau Jeno udah bener bener siap bilang bunda ya " Ucap Tiffany yang langsung mendapat anggukan kecil dari Jeno.

🛡🔫

Jam sudah mulai menunjukkan pukul 18:45 kini Tiffany tengah sibuk menata makanan malam di meja makan di bantu oleh budeh Darmi yang lagi menyusun piring disetiap kursi.

Jeno sedari tadi hanya duduk di kursi meja makan sembari memakan sebuah oreo red velvet yang di berikan sang bunda sembari menunggu Tiffany dan budeh Darmi mempersiapkan makan malam.

Meja makan kini sudah sangat rapih, berbagai macam makanan sudah tertata rapih di atas meja makan, Tiffany melepaskan apron masaknya lalu menarunya di tempat semula dan memberikan Jeno segelas air berisi air putih.

" Setelah itu tolong panggil papah sama kedua kakamu yaa "

Jeno yang sedang menegak air putih itu lalu menggeleng.

" Jeno.. "

" iyeiyeiyeiyee "

" HEH!JEVANO! "

Tiffany sudah ancang ancang ingin melemparkan sebuah sendok kepada Jeno tetapi beruntung putranya sudah berlari lebih dulu menjauh darinya dengan tertawa senang.

Jeno berjalan kearah taman samping rumahnya dengan sebungkus oreo red velvet yang berada ditangannya, ia memakan makanan ringan itu sembari berjalan.

Jeno membuka pintu kaca yang menjadi penghalang antar rumah dan taman samping, Jeno melihat Jeffrey serta kedua anaknya yang tengah duduk di pinggir taman dengan di temani oleh secangkir kopi dan beberapa cemilan yang berada di atas meja.

Remaja berhidung mancung itu menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal ia harus memanggil mereka dengan sebutan apa!.

Tiba tiba Jeno merasaka ragu dan canggung untuk memanggil.

" Om di suruh makan sama bunda "

Akhirnya Jeno memanggil Jeffrey yang membuat mereka semua menoleh kearahnya dengan tatapan bingung.

Jevandra dan Jeandra saling menatap satu sama lain lalu langsung tertawa kecil dan menatap sang papah yang menatap mereka dengan datar.

" Siapa yang kamu panggil om? " Tanya Jeffrey lalu bangkit dari duduknya membuat Jeno mundur selangkah.

" Lu lah siapa lagi " Ucap Jeno dengan santai lalu berbalik badan dan berlari kecil masuk kedalam rumah.

Jeffrey memijat keningnya lalu menoleh kearah kedua putranya.

Padahal Jeffrey sudah merasakan senang waktu Jeno memanggilnya dengan panggilan papah beberapa hari, namun sekarang malah kembali memanggilnya dengan panggilan yang menurut Jeffrey sangat tidak cocok dengannya, apa lagi Jeno yang memanggil.

" Kalian tertawa? " Tanya Jeffrey menggulung lengan kemeja kerjanya dan menatap keduanya dengan dingin.

Jevandra dan Jeandra sontak menggeleng bersama.

" Jevan yang tertawa Dad " Tunjuk Jeandra kepada sang kaka setelah itu ia langsung saja berlari masuk kedalam rumah menyusul Jeno.

" Jean berbohong Dad. "

🛡🔫

Setelah acara makan malam Jeno langsung saja kembali ke kamarnya untuk bermain game bersama ketiga sahabatnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 21:39 malam, namun Jeno masih tak mau berhenti bermain gamenya, kedua bolan matanya sangat fokus terhadap layar pc gaming dengan jari jari lentiknya bergerak sangat lincah di atas keyboard, dengan headset gaming berwarna hitam yang menutupi kedua daun telingannya.

" Haikal maju anjing lu ngapain ngebug?!! "

" Ardan sialan lu jangan ngejar gw! "

" Owh iya kitakan satu tim ya kawan moon maap lupa "

" Tolol bet "

" Jeno maju Jen musuh depan lu ngapain malah ngumpet anjir "

" Bentar anjing pelurunya habis! "

" JEN LARI JEN LARI AAAAA TOLONG "

" HAHAHAHA ANJIR DEWA LU NGAPA "

" JENO MONYET SIALAN!GW MATI! "

" YAUDAH SAMA! "

" ARDAN LU NGAPAIN NGELEMPAR BOM KE JENO SAMA DEWA! "

" IHH GW KIRA TADI ITU MUSUHNYA YANG NGEJAR JENO MAKANYA GW LEMPAR BOM EH MALAH MATI DUA DUANYA! "

" Itu gw Ardan ya allah.. mau nangis aja lah punya temen kaya Ardan "

Tanpa di sadari oleh sang pemilik kamar, Tiffany dan Jeffrey masuk ke dalam kamar Jeno dan menutupnya kembali, meraka tadi sudah mengetuk pintu kamar beberapa kali, tapi tidak ada sautan sama sekali dari pemilik kamar, jadi sepasang kekasih itu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar begitu saja.

Tiffany pikir Jeno sudah tertidur atau sedang bermain ponsel di atas ranjang, secara tadi setelah makan malam Jeno meminum obat, dan Dikta berkata jika obat yang di minum Jeno memiliki efek samping kantuk, namun sepertinya tidak berpengaruh.

Buktinya Jeno malah asik bermain game hingga larut malam.

Jeno tidak mendengar pintu kamarnya terbuka atau mendengar suara langkah kaki yang mendekat, remaja itu terlalu fokus dengan game miliknya, di tambah ia memakai headset gaming yang tidak bisa mendengar apapun selain suara dari game tempur tersebut.

Tiffany yang melihatnya menghela nafas pelan, langkahnya ia bawa semakin mendekat ke arah sang putra, Jeno benar benar sama sekali tidak mengalihkan perhatian dari layar pc gaming tersebut bahkan Jeffrey dan Tiffany sudah berdiri di sampingnya.

Akhirnya Tiffany melepaskan headset gaming yang menutupi kedua daun telinga Jeno denagan paksa, membuat sang empu langsung menoleh kearahnya.

" Bunda.. "

" Kebiasaan! Kalau udah main game lupa waktu kan. " Ucap Tiffany, lalu menaru headset gaming tersebut ditempat semula.

Sedangkan Jeffrey mematikan pc gaming, membuat layar komputer itu menjadi menghitam dan langsung mendapat decakkan kecil dari pemiliknya.

Tiffany menarik lengan Jeno dengan pelan ke arah ranjang lalu menyuruh Jeno untuk duduk di atas ranjang.

" Jeno engga inget apa yang di kata om Dikta? Kamu harus masih banyak banyak istirahat Jen.. "

Jeno merotasikan bola matanya malas, ia paling malas jika sang bunda membahas kembali tentang sakit yang kemarin apa lagi yang diucapkan oleh Dikta Dikta itu, musuh berat ia dengan salah satu sahabat Jeffrey!.

" Jeno belum ngantuk bunda... "

" Tapikan engga dengan bermain game selama dua jam "

" Kan kemarin kemarin engga main game.. "

" Jawab aja lagi kalau bunda kasih tau "

Jeno langsung mengulam kedua bibirnya , cemburut ketika mendengar ucappan sang Bunda yang mengomelinya di depan Jeffrey.

Tookk..Tookk

Pintu kamar itu di ketuk dari luar membuat Tiffany langsung meredakan amarahannya lalu menghela nafas pendek.

Jeffrey memberikan izin lalu pintu kamar itu kembali terbuka dan memperlihatkan Roy yang membawa nampan berisi segelas susu coklat.

Roy menunduk hormat lalu berjalan masuk dan mendekat ke arah ranjang, Tiffany menyuruh Roy untuk menaru susu coklat hangat itu di laci samping ranjang Jeno, setelah menaru gelas berisi susu coklat hangat untuk sang tuan muda nya.

Roy menunduk hormat lalu melangkah keluar kamar dengan menutup pintu kamar dengan rapat.

" Sumpah yaa bun Jeno udah kenyang banget ish! " Rengek Jeno kepada sang bunda.

Tiffany yang tadinya ingin memarahi Jeno kembali langsung berubah menjadi lembut ia terpekik gemas kepada Jeno yang tiba merengek kepadanya.

" Lucu banget anak bundaaaaa "

Tiffany langsung saja memeluk tubuh sang anak dengan erat membuat Jeno langsung terkejut dan menyuruh sang Bunda untuk melepaskan pelukkannya.

Jeffrey hanya diam dengan hatinya yang ingin sekali menciumi wajah Jeno dan memeluk tubuh mungil itu dengan gemas seperti yang Tiffany lakukan tadi.

Jeffrey mengambil segelas susu coklat hangat itu lalu memberikannya kepada Jeno yang hanya di tatap begitu saja tanpa berniat untuk mengambil gelas itu dari tangan Jeffrey.

" Kenyang. "

" Setengah aja untuk kali ini. "

" Tapi kunci motor gw nanti balikkin! " Ucap Jeno membuat Jeffrey yang menatapnya dengan ekspresi datar itu hanya memangguk kecil biar cepat.

" Sekarang minum. "

Jeno mengambil gelas itu lalu mulai menenggak susu coklat hangat itu hingga habis membuat Jeffrey dan Tiffany yang melihatnya langsung tersenyum kecil.

" Tidur. "

" Kunci motor dulu! "

" Tidur, Jevano. "

" Kunci motor! "

Jeffrey berjalan kesisi sebalah kiri kasur lalu ikut menidurkannya tubuhnya di samping kiri Jeno dan langsung saja membawa tubuh kecil Jeno kedalam dekapannya.

Jeno tentu saja memberontak dengan memukuli dada bidang Jeffrey meminta Jeffrey untuk melepaskanya.

" Jangan buat kesabaran papah habis, Jevano. " Ucap Jefffey dengan pelan membuat Jeno langsung terdiam tidak berkutik ia cukup takut dengan perkataan Jeffrey.

Jeno menoleh kearah sang bunda yang sudah menidurkan badannya disebalah kanan dengan memiringkan badannya.

" Tidur yaa bunda temenin "

" Sumpah bun kaya anak kecil! "

" Loh emang? "

" Bunda! Iya Jeno bakal tidur tapi engga kaya gini bundaaa " Ucap Jeno membuat Tiffany langsung menggeleng

" Bunda kangen tidur sama Jeno tau.. Jeno emang engga kangen tidur sama bunda? " Tanya Tiffany

" iya, tapi engga kaya gini Bunda ih! "

Tiffany tersenyum kecil lalu mengelus rambut sang anak dengan pelan.

" Udah tidur, bunda sama papah udah ngantuk "

Jeno mau tak mau memangguk dengan pasrah lalu mengubah posisinya menghadap ke sang Bunda membelakangi Jeffrey, Jeno mulai ikut memejamkan kedua bola matanya dengan Tiffany yang mengelus rambutnya.




































Jeno aslinya umur 5 tahun😖

Continue Reading

You'll Also Like

116K 1.2K 3
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!
PAIN By Dew

Romance

12.7K 1K 24
Aku harap tidak bertemu kalian lagi meski dikehidupan selanjutnya.
Chanie By MY✮

Teen Fiction

401K 35.5K 25
[ Hiatus + Revisi ulang ] Chanie adalah Seorang balita berusia 3 tahun yang bekerja sebagai penyemir sepatu demi sesuap nasi dan hidup sendiri disebu...
1.5K 100 6
7 kehidupan di Asrama dreamis Haechan chenle jisung memiliki ketakutan terhadap sunatan massal yang di adakan di Asrama akan kah mereka bisa berhasil...