Jevano William

Von devintasantoso

1.7M 124K 15.5K

Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebag... Mehr

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.⚠️
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. ⛔️
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49. 🚫
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.

09.

31.8K 2K 57
Von devintasantoso

Jeno keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaian pasiennya menjadi pakaian rumah yang nyaman, berjalan mendekat kearah sang bunda yang sedang memasukkan beberapa baju kotor dan peralatan yang dibutuhkan waktu Jeno rawat inap disini.

Hari ini Jeno sudah di perbolehkan pulang oleh Dikta, karna kondisi pasien kecilnya ini yang sudah bisa dikatakan membaik dari yang sebelumnya, di tambah Jeno juga cukup rewel selalu meminta untuk pulang.

Dikta juga menyarankan Tiffany dan Jeffrey untuk menjaga pola makan Jeno agar terartur, dokter tampan itu juga tidak lupa memberikan beberapa botol vitamin dan obat.

Setelah memasukkan barang kedalam tas Tiffany memberikan Jeno sebuah cardigan putih, Jeno mengambilnya lalu memakainya.

Pintu ruangan itu dibuka oleh Jeffrey yang baru saja selesai berbincang oleh Dikta diruangannya dan kembali membawa map besar bewarna coklat yang berisi beberapa data tambahan kesehatan Jeno.

" Sudah beres? " Tanya Tiffany

Jeffrey mengangguk lalu menatap balik Jeno yang masih terlihat putih pucat, bahkan tadi kedua bibirnya sangat kering dan di berikan beberapa oles Vaseline Lip Therapy Rosy Lips Jar milik Tiffany.

" ingin pakai kursi roda atau gendong? " Tanya Jeffrey yang membuat Jeno langsung menatapnya sinis.

" Punya kaki digunakan untuk jalan! " Ucap Jeno lalu keluar ruangan terlebih dahulu.

" Jangan membuatnya marah lagi mas " Ucap Tiffany, Jeffrey mengulas senyum kecil lalu membawa tas yang berada diatas brangkar.

Sepasang kekasih itu melangkah keluar ruangan menyusul Jeno yang sudah menunggu didepan ruangan bersama Roy dan Demian.

" Ayo " Ucap Tiffany lalu memeluk Jeno dari samping.

🛡🔫

Pintu lift terbuka lebar tepat di lantai dasar rumah sakit, Roy dan Demian keluar lebih dahulu lalu setelahnya mempersilakan sang tuannya untuk kaluar dari lift dengan salah satu tangan mereka menahan kedua pintu lift.

" Lewat sini tuan. "

Jeffrey memposisikan dirinya di sebelah kanan Jeno, membuat Jeno berada di tengah tengah Tiffany dan Jeffrey.

Di luar gedung rumah sakit banyak sekali orang orang yang membawa camera dan terlihat mereka saling mendorong satu sama lain, bahkan beberapa bodyguard pun sudah siap badan menjaga agar para reporter itu tidak bisa masuk kedalam gedung rumah sakit, dan juga tangan para bodyguard di angkat tinggi menyamakan para camera untuk menghalangi camera yang selalu ingin memotret.

Jeno melihatnya, seberapa banyak para reporter yang seperti zombie di depan pintu lobby rumah sakit, bahkan para staff rumah sakit pun sampai ada yang berkumpul di depan meja resepsionis dan membicarakan tentang hal itu.

" Tuan, kita lewat basement. " Ucap Roy, setelah mendapat pemberitahuan dari anggotanya lewat earpiece yang tercantol di telinga sebelah kanannya.

Jeffrey langsung membawa Jeno kedalam rangkulannya, dan segera membawa langkahnya dengan cepat masuk kedalam lift kembali, menuju ke lantai bawah tempat parkir mobil.

" Hey it's okey sayang.. mereka engga bakal masuk ke dalam sini.. " Ucap Tiffany memberikan kata penenangan untuk sang putra, ketika merasakan tangan Jeno yang ia genggam terasa mengeluarkan keringet dingin.

" Bun.. "

" Engga sayang engga pa-pah okeyy.. ada papah sama Roy dan Demian jadi aman jangan takut " Ucap Tiffany kembali memberikan kata penenangan.

Pintu lift itu kembali terbuka Roy dan Demian keluar lebih dulu dan mempersilakan sang tuan untuk keluar dari lift dengan kedua orang tersayangnya, mereka keluar dari area lift basement dan mobil hitam mewah itu sudah terparkir di depan pintu masuk area lift basement.

Roy membuka pintu mobil belakang mempersilakan untuk sang nyonya dan tuan mudanya masuk terlebih dahulu, Jeffrey menyuruh Tiffany dan Jeno untuk masuk mobil lebih dulu, ada yang harus di bicarakan Jeffrey sebentar bersama Roy dan Demian.

Jeno menoleh ke samping dan melihat melalui kaca di mana Jeffrey dan kedua asisten pribadinya berbincang cukup serius dan sedikit berjarak dari mobil.

" Kita harus banget naik mobil ini bun? " Tanya Jeno menoleh ke sang bunda.

" Iyaa, emang kamu kira bakal naik mobil siapa? "

" Naik grab. "

" Engga ah bau stella jeruk, bunda pusing nyiumnya mending naik mobil papah, gratis di supirrin pula. " Ucap Tiffany di sela kekehhan kecilnya.

Jeno menatap sang bunda dengan malas dan merapatkan dirinya ke sang Bunda ketika Jeffrey dan dua asistennya sudah berjalan mendekat ke arah mobil.

Pintu mobil di buka kembali oleh Roy dan terlihat Jeffrey yang membuka jas merah maroon miliknya menyisakan kemeja hitam dan celana berwarna senada dengan jas yang sudah terlepas, Jeffrey memberikan jas tersebut kepada Roy.

Jeffrey masuk ke dalam mobil, pintu mobil kembali tertutup oleh Roy, pintu bagian depan sama sama terbuka masuklah Roy dan Demian secara bergantian, dengan Demian yang bertugas menyetir dan Roy yang menemaninya di samping bangku pengemudi. 

" Jalan Demian. " Ucap Jeffrey, Demian mengangguk lalu mulai menyalakan mesin mobil dan melajukan mobil mewah itu keluar dari basement rumah sakit.

Ketika melewati bagian depan lobby rumah sakit masih saja ramai dengan reporter dan para bodyguard yang berjaga dengan pasang badan, kaca mobil milik Jeffrey memang terlihat sangat gelap jika di lihat dari luar berbanding sebalik jika di lihat dari dalam akan terlihat jelas pandangan di luar.

Jeffrey yang melihatnya hanya bisa tersenyum miring melihat orang orang itu yang sibuk ribut satu sama lain oleh bodyguard yang berjaga.

Jalan raya kini cukup ramai suara klakson motor dan mobil saling bersautan membuat siapa saja yang pasti mendengarkan akan kesal karna terlalu berisik.

Demian memberhentikan mobilnya ketika melihat lampu yang berada dipinggir jalan setiap perempatan itu menunjukkan warna merah setelah itu melajukan kembali mobilnya ketika lampu sudah berganti berwarna hijau.

" Tuan, ada email baru yang di kirim oleh tuan muda Jevandra dan Jeandra " Ucap Roy menoleh ke bekalang dan menyerahkan Ipad yang berada di tangannya kepada sang Tuan.

Jeffrey mengambilnya dan mulai membaca setiap file yang di kirimkan lewat email oleh kedua anaknya.

Jeno yang mulai merasakan bosan memutuskan mendengarkan lagu lewat earphone miliknya dengan bola matanya sesekali melirik kearah ipad yang berada ditangan Jeffrey.

Layar ipad itu menunjukkan sebuah diagram perusahaan dengan di bawahnya terdapat sebuah angka angka nominal, Jeno yang melihatnya saja pusing.

Tiffany mengelus rambut putranya dengan pelan, membuat putranya menoleh kearahnya.

" Ingin tidur? Ini akan lama sampe rumah karena macet " Ucap Tiffany lalu menunjuk kedepan dimana beberapa mobil berbaris dan motor yang menyalip sana sini membuat beberapa klakson saling  berbunyi satu sama lain, padahal Jeno sudah kangen dengan kasur dan suasa kamarnya.

" Sini. "

Tiffany menepuk bahu sebelah kanannya, Jeno akhirnya mengangguk melepaskan kedua earphonenya lalu langsung menaru kepalanya dibahu Tiffany. 

🛡🔫

Gerbang putih yang menjulang tinggi  tergeser kesamping oleh mang Agus dari dalam, mempersilakan beberapa mobil hitam untuk ke dalam halaman rumah sang nyonya.

Demian memberhentikan mobil tepat di halaman rumah Tiffany lalu mematikan mesin mobil.

Roy dan Demian dengan gerak cepat langsung keluar dari mobil lebih dulu, ketika Tiffany ingin membuka pintu mobil tiba tiba Roy sudah membukakannya lebih dulu.

" Makasi Roy " Ucap Tiffany tersenyum kecil.

Jeno ikut keluar dari mobil setelah sang bunda sudah keluar dari mobil, dengan muka bantal dan rambutnya yang sedikit acak acakkan karna tadi Jeno bangun bangun ia sudah tertidur dengan paha Jeffrey yang menjadi bantal.

Jeffrey waktu melihat Jeno tertidur di dalam mobil sepanjang perjalan pulang, ia mencari kesempatan dalam kesempitan dengan puas menciumi wajah Jeno dan mengusak rambut remaja itu.

Jeno langsung saja berlari masuk kedalam rumah membuat Tiffany yang melihatnya ingin sekali memarahinya dan menegurnya agar tidak berlari, langkah kakinya terlihat sangat cepat menaikki anak tangga menuju lantai dua dimana kamarnya dan kamar sang bunda berada.

Jeno membuka pintu kamarnya lalu mencium bau harum ruangan yang sangat ia rindukan ini sudah hampir empat hari ia meninggalkan kamarnya ini.

Tubuhnya langsung di rebahkan begitu saja di atas ranjang yang luas terasa dingin dari seprai ranjangnya, menatap langit langit kamarnya sebelum di ganggu dengan suara panggilan telpon, mengeluarkan ponselnya dari saku cardigan putihnya dan melihat dilayar ponselnya terdapat beberapa pesan yang dikirim oleh Haikal.

Haikal Jhonwiratama

Gw sama yang lain kerumah lu besok apa sekarang aja?
13:45

Besok aja
13:45

Lu udh balik ke homekan?
13:45

Iya
13:46

Jen
13:46

Bisa bisanya gw jadi nyamuk sama pasangan iblis ini.

13:47

Huhuuu mau cabut aja anj naominya galak
13:47

Jeno tertawa kecil ketika membaca pesan dan melihat kirimman gambar dari Haikal, ia mengambil bantal lalu menarunya di bawah kepala.

Mampus hahaha
13:47

Malah tertawa si bangsad ini
13:47

Ardan kemana?
13:47

Itu bocah lagi ngajarin ade kelas ngelukis anjir di ruang musik!
13:47

Haha kok Ardan mau? Di bayar?
13:48

Iya di bayar sama pak nur sekalian juga sekolah katanya mau tambahhan exschool ngelukis jadi Ardan yang di suruh jadi pemegang exschool lukis.
13:48

Keren yaa si bocil
13:48

Haha kan Ardan emang keren apa lagi hasil lukissannya.
13:48

Iyalah kan temen aingk!
13:48

Temen kita deh🤝
13:49

Serah lu kal, gw mau tidur dulu.
13:49

Bye.
13:49

Lalu setelah pesan itu terkirim, Jeno menaru ponselnya di samping badannya lalu tak sengaja bola matanya melirik plester putih yang masih menempel dipunggung tangannya yang menutupi luka titik bekas jarum infus.

Dengan perlahan Jeno mencabutnya dan melihat ada beberapa titik darah yang menempel dalam plester putih tersebut, membuangnya di tempat sampah kecil yang berada di samping meja belajarnya dengan cara di lempar dan tempat sasaran.

Tookk..Tookk..

Pintu kamar itu di ketuk lalu knop pintu itu di putar dan menampilkan Tiffany dengan membawa sebuah nampan yang diatasnya terdapat sebuah piring kecil yang berisi beberapa potong buah melon dengan segelas susu coklat.

Jeno tidak suka dengan susu putih katanya baunya tidak enak bikin mual, Tiffany menaru nampan tersebut disebuah laci yang berada di samping ranjang Jeno.

" Buahnya di makan, susunya coklatnya juga jangan luap di minum, mumpung masih hangat  " Ucap Tiffany, lalu duduk disamping putranya yang tengah tidurran dengan kakinya yang menggantung.

Jeno mengubah posisinya menjadi duduk di hadapan sang bunda lalu mengambil piring kecil dan memakan satu potong buah melon yang di potong menjadi kecil.

" Manis? " Tanya Tiffany, Jeno mengangguk lalu menaru garfu kecil itu dipinggir piring, setelah sepotong buah melon itu sudah habis di dalam mulutnya ia mulai menatap sang bunda dengan lekat.

" Bunda "

" Kenapa sayang? "

" Bunda.. "

" Iya kenapa Jevano.. bunda di sini "

" Jen-no engga suka punya papah baru bunda.. "

Tiffany hanya bisa tersenyum kecil mendengarnya, tangan terulur untuk merapihkan poni putranya dan mengelusnya.

" Kenapa? Kasih tau alasannya sama bunda " Ucap Tiffany dengan nada yang terdengar lembut, Jeno menggeleng.

" Engga tau, tapi Jeno engga mau bunda.. "

Dapat Tiffany lihat kedua bola mata sang anak yang tengah ia tatap kini berubah menjadi merah dan sedikit berkaca-kaca.

" Jeno takut kejadian yang kemarin terulang? " Jeno menggeleng lalu menggigit bibir dalamnya agar tangisnya tak pecah.

" Terus kenapa sayang.. ayo cerita ke bunda "

Jeno kembali menggeleng, ia ingin mengatakan jika sang nunda sangat egois kepadanya.

Jeno ingin marah, sungguh namun ia takut melukai perasaan wanita yang sangat di cintainya. 

























Good night💖

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

516K 5.6K 26
Hanya cerita hayalan🙏
112K 1.2K 3
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!
76.4K 7.3K 44
[END] DON'T PLAGIARIZE ‼️‼️❌❌ Hanya tentang dua bintang paling terang, yang menjadi pusat cahaya milik ayah. ▪️▪️▪️ |Brothership| |Family| 💢Minim...
35.6K 2.2K 25
"Lo maunya apa, sih, Bang?" "Lo mati." ***** "U-udah gu-e kabulin, B-bang." "Bangun, anjing!" ***** Hanya sepenggal kisah antara Jeyfano laki-laki ya...