The Transmigration Of Badboy...

By xixintaxin

18.9K 2.3K 177

Tidak ada korban di sini, mereka semua salah, semua orang memegang perannya masing masing, mereka mengenakan... More

prolog
01
02
03
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Epilog

04

621 59 2
By xixintaxin

Jenner berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah secara perlahan, matanya menatap sekitar yang terlihat sepi, hanya ada beberapa pelayan yang sedang membersihkan rumah, bahkan kedua orangtuanya juga tak terlihat sama sekali, apakah mereka pergi bekerja, pikir pemuda itu.

Jenner dengan santai berjalan menuju garasi mansion keluarga kim, siapa tahu dia dapat menemukan kendaraan untuk dia bawa pergi jalan jalan, karena jujur saja Jenner sudah tak hafal jalanan kota seoul, ya Jenner kim adalah pemuda kelahiran Korea Selatan, dia tinggal di Seoul dulu sebelum memutuskan untuk pindah ke Denmark.

Sesampainya di garasi yang bisa disebut sangat luas itu, dia melihat dua buah mobil, yang satu adalah mobil suv berwarna hitam yang dia yakini adalah mobil tuan kim dan satunya lagi adalah mercedes-benz berwarna silver, tak jauh dari kedua mobil itu Jenner juga melihat sebuah motor sport berwarna putih terparkir rapi di sana. Sebuah seringai kecil timbul di bibir ranumnya.

Jenner segera keluar dari garasi menuju kamarnya, tapi belum sempat kakinya menaiki anak tangga, sebuah suara yang samar samar menyambangi indra pendengarannya.

"Apakah kau sudah yakin dengan keputusanmu ini yeobo?" Ucap seorang wanita, jika di dengar dari suaranya, Jenner sangat yakin kalau itu adalah nyonya kim.

Jenner segera merapatkan tubuhnya ke sisi dinding, kebetulan tak jauh dari dirinya, tampak kedua orangtuanya sedang berdiri saling berhadapan di balik dinding pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga, dan kebetulan sekali kedua orangtuanya sedang mengobrol di ruang keluarga sedangkan dirinya masih berada di dekat tangga yang ada di ruang tamu.

"Apakah sekarang kau menjadi tidak yakin?" Tanya tuan kim.

"Aku tidak tahu" Ujar nyonya kim sambil menghela nafasnya.

Tuan kim tersenyum kecil, tangannya yang besar mengusap bahu istrinya lembut "apa yang kau khawatirkan yeobo? Seokjin adalah anak yang penurut, dia tidak akan menolak apapun keputusan kita terhadapnya, bukankah begitu"

"Aku tahu itu, tapi saat melihat sikap seokjin tadi, aku merasa anak itu sedikit berbeda"

"Mungkin tadi suasana hatinya sedang tidak baik. Kau tenang saja, kau harus percaya padaku bahwa seokjin masih sama seperti dulu" Ucap tuan kim yakin.

Sedangkan nyonya kim hanya mengangguk ragu, semoga saja apa yang dikatakan suaminya itu benar.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang untuk mengurus surat pengeluaran seokjin dari sekolah"

Sedangkan Jenner yang mendengar itu langsung dibuat melotot, ternyata tuan kim memang tidak main main dengan ucapannya yang akan menyekolahkan seokjin secara home schooling. Tapi dibalik rasa kesalnya itu, dia juga tersenyum remeh.

"Seokjin masih sama seperti dulu huh? Ck, ternyata kau memang tidak mengenali anakmu, tuan kim" Gumam Jenner.

Pemuda itu segera bergegas menaiki tangga menuju kamarnya sebelum tuan kim menyadari bahwa dirinya menguping, Jenner membuka pintu lemari dan mengambil jaket denim, dan mengenakan sepatu kets warna putih. Pokoknya dia harus mencegah tuan kim.

Jenner kembali menuruni anak tangga secara diam diam, setelah dirasa situasi aman, dia bergegas menuju garasi yang ternyata mobil suv hitam milik tuan kim sudah tak ada, dengan tergesa gesa Jenner segera mendekati motor sport putih itu, menaiki motor itu dan... Eh

"Dimana kunci motornya?" Gumam Jenner bingung.

Pemuda itu seger mengedarkan pandangannya, matanya menatap sebuah meja nakas yang ada di belakang motor sport itu terparkir. Diatas meja nakas terdapat sebuah helm full face. Tanpa basa basi Jenner segera memakai helm itu, lalu tangannya membuka satu persatu rak yang ada di meja nakas hingga akhirnya menemukan sebuah kunci dengan bandul hello kitty berwarna pink.

"Ck, dasar pecinta warna pink" Cibir Jenner pada seokjin.

Jenner segera menyalakan motornya dan keluar dari mansion, mengikuti mobil tuan kim yang untungnya masih sempat kekejar olehnya. Tak terlalu lama, hanya sekitar 15 menit, mobil tuan kim memasuki sebuah bangunan sekolahan yang luas dan besar dengan pintu gerbang yang menjulang setinggi 4 meter.

Jenner menghentikan motornya di pinggir jalan, matanya menatap bangunan sekolahan yang bercat putih tulang itu "Minya Senior High School" Ucap Jenner ketika matanya menatap sebuah plat yang terbuat dari besi terpampang jelas di atas gerbang sekolah "inikah sekolahannya seokjin? Lumayan juga" Lanjutnya.

Pemuda itu lalu turun dari motornya, dia berjalan memasuki gerbang yang terbuka itu sedikit hati hati, takut sang ayah akan melihat kehadirannya. Tuan kim memarkirkan mobilnya di tempat parkir sekolah, dia melangkahkan kakinya di sepanjang koridor sekolah dengan penuh wibawa. Sedangkan Jenner mengikutinya dari belakang.

Keadaan sekolah terlihat sepi karena jam pelajaran sedang berlangsung, setidaknya jenner lebih bebas bergerak tanpa takut dicurigai sebagai pencuri karena memang gerak gerik jenner sangat mencurigakan.

Hanya berjarak sekitar 10 meter, jenner dapat melihat tuan kim memasuki sebuah ruangan yang dia yakini adalah ruang kepala sekolah. Jenner hanya mendengus "kau terlalu meremehkan ku tuan kim" Ujar jenner.

Pemuda itu langsung keluar dari tempat persembunyiannya di balik dinding, dengan langkah yang mantap dirinya menyusul tuan kim memasuki ruang kepala sekolah, tapi baru beberapa langkah tiba tiba

BRUK

tubuh jenner terhempas menabrak dinding di sampingnya dengan cukup keras, bahunya terasa sedikit ngilu jika di gerakkan.

"Maaf sunbae, aku tidak sengaja, maafkan aku" Ucap orang yang tadi menabrak jenner sambil membungkukkan badannya.

Jenner masih meringis memegangi bahunya, ingin sekali dirinya memaki, tapi jenner masih memiliki kapasitas kewarasan yang normal sehingga dirinya hanya mendengus kesal saja.

"Tidak masalah! Tapi lain kali hati hati!" Ucap jenner.

Orang itu hanya mengangguk lalu menegakkan kepalanya untuk melihat siapa orang yang tak sengaja dia tabrak, tapi begitu pandangannya menatap jenner, orang itu langsung terkejut.

"Seokjin hyung!!" Ujar orang itu.

Jenner langsung menatap orang itu dari atas sampai bawah, matanya memincing,mencoba mengenali sosok seorang siswa yang berdiri di hadapannya, tapi nihil dia tak mengenalnya.

"Kau mengenalku?" Tanya jenner.

"Tentu saja aku mengenalmu hyung. Kau sudah sehat? Sejak kapan? Mengapa soobin tak bilang bahwa kau sudah sadar?" Ucap orang itu sambil menatap seokjin dengan mata berbinar.

Sedangkan jenner hanya menatap orang itu dengan pandangan bingung, matanya kemudian menatap sebuah nametag yang ada di seragam sang siswa ' Choi Yeonjun ' tertera disana.

"Ah, soal itu kau tanyakan saja pada soobin, aku harus segera pergi!" Kata jenner lalu mendorong tubuh Yeonjun ke samping agar tak menghalangi jalannya.

Jenner melangkahkan kakinya sedikit tergesa, mengabaikan Yeonjun yang menatapnya dengan pandangan bingung.

"Ada apa dengan seokjin hyung?" Gumam Yeonjun lalu segera kembali ke kelas untuk memberitahu soobin.

Jenner kini sudah berdiri di depan pintu ruang kepala sekolah yang tertutup, telinganya mencoba mencari dengar apa yang sedang dibicarakan oleh ayahnya, tapi dia tak mendengar apapun, membuat jenner mendengus.

Karena sudah terlanjur datang kesini, dia tak akan bertindak setengah setengah. Jenner menghembuskan nafasnya perlahan, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dia langsung membuka pintunya lebar lebar, membuat dua orang yang sudah berumur di dalam menatapnya dengan pandangan berbeda beda.

"Seokjin!? Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya tuan kim.

Jenner hanya tersenyum kecil, dia masuk ke dalam ruangan dengan tenang, pandangannya mengarah pada sang kepala sekolah yang sudah beruban itu, dia membungkukkan padannya sebagai tanda hormat, tapi tak bicara apapun karena dia tak tahu siapa nama orang tersebut.

"Jawab pertanyaanku kim seokjin! Apa yang kau lakukan di sini!?" Tanya tuan kim mengulangi.

Jenner menatap tuan kim lekat "bukankah aku sudah bilang appa, kalau aku tidak mau keluar dari sekolah ini"

"Kau tidak berhak membuat keputusan seokjin!"

Jenner mendengus kesal "tidak berhak? Appa aku yang menjalani semuanya tentu saja aku memiliki hak itu. Dan jika aku bilang tidak mau keluar dari sekolah ini, maka kau tidak bisa terus memaksaku!" Ucap Jenner.

"Kau.... "

"Maaf, tuan kim, bukannya saya mau ikut campur, tapi tolong jangan bertengkar di sini" Ucap sang kepala sekolah kala merasakan atmosfer mencekam di dalam ruangannya.

Tuan kim menatap seokjin tajam, tangannya terkepal erat di samping tubuhnya "baiklah, terserah dirimu saja! Tapi ingat, aku tidak akan membayar sekolahmu barang sepeserpun" Ucap tuan kim.

"Setuju!" Kata Jenner santai. Baginya tak ada masalah jika dia harus membayar uang sekolah sendiri, toh dikehidupan sebelumnya dia juga menghidupi dirinya sendiri selama bertahun-tahun.

Tuan kim hanya menatap kesal pada seokjin, kemudian pandangannya beralih pada sang kepala sekolah "tuan Lee, anda bisa mengeluarkan seokjin kapan saja dari sekolah ini jika anak itu tak dapat membayarnya" Ucap tuan kim lalu pergi dari sana.

Jenner hanya menatap kepergian tuan kim dengan acuh, sedangkan tuan Lee hanya bisa menghela nafas pasrah, dia menatap seokjin lamat "seokjin-ah, apakah kau sudah yakin dengan keputusanmu?"

"Aku yakin"

"Apakah kau tidak lelah nak, kau mau diperlakukan seperti dulu lagi?" Tanya tuan Lee prihatin.

Jenner hanya mengerutkan kening bingung, memangnya seokjin diperlakukan bagaiman dulu?

Karena tak mendapatkan jawaban dari Jenner, akhirnya tuan Lee hanya menganggukkan kepala, dia mengusap bahu seokjin lembut "kalau begitu selalu jaga dirimu baik baik ya"

Jenner hanya mengangguk walaupun dirinya tak mengerti apa yang di bicarakan oleh kepala sekolah, dengan sopan dia pamit pergi dari sana.

Jenner kembali menjejakkan kakinya di sepanjang koridor sekolah yang dia lalui tadi, keadaan sekolah masih sepi karena memang ini belum waktunya jam istirahat. Dengan sedikit bersenandung kecil, Jenner mengarahkan pandangannya menatap lingkungan sekolah yang bersih dan asri hingga secara tiba tiba tangannya di tarik oleh seseorang, hampir saja tubuhnya menabrak dinding jika saja dia tak pandai berkelit.

Sial, umpatnya dalam hati.

Ingin sekali dia mematahkan tangan orang itu jika tak melihat siapa yang telah menariknya secara sembarangan.

"Hei, soobin. Lepaskan tanganku" Ucap Jenner sambil menarik paksa tangannya yang di genggam soobin.

Ya, orang yang menarik seokjin adalah soobin. Ketika dia di beritahu oleh temannya, yeonjun kalau seokjin ada di sekolah, dia segera bergegas untuk menghampiri hyungnya dengan panik, tak memperdulikan atensi sang guru yang sedang mengajar di kelasnya, karena baginya seokjin adalah yang terpenting.

Soobin segera berhenti menarik seokjin, dia menatap hyungnya lekat dari atas sampai bawah "hyung, kau sedang apa di sini?" Tanya soobin.

"Memangnya kenapa? Bukankah ini juga sekolahku?"

"Hyung, sebaiknya kau segera pergi dari sini!" Kata soobin lalu kembali menarik lengan seokjin menuju ke arah gerbang sekolah.

Jenner hanya mendengus, tapi membiarkan dirinya di tarik soobin dengan seenaknya. Hingga langkah soobin tiba tiba berhenti saat tak sengaja berpapasan dengan seorang siswa yang kini sedang menatapnya tajam, ah tidak, maksudnya menatap seokjin  tajam.

Soobin dengan sigap segera merapatkan tubuhnya pada seokjin, di genggamnya tangan sang kakak dengan erat, matanya masih menatap siswa itu dengan lekat.

Jenner yang menyadari ada keanehan dari soobin akhirnya ikut menatap siswa itu yang kini juga menatapnya, keningnya sedikit berkerut begitu pandangan mereka saling beradu satu sama lain.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, soobin segera kembali menarik seokjin, mengabaikan siswa tadi yang masih menatap mereka dengan lekat.

"Soobin-ah, kau itu kenapa?" Tanya Jenner bingung.

"Tidak apa apa, pokoknya hyung harus segera pergi dari sini! Kau kesini naik apa hyung?"

"Aku naik motor"

"Dimana motormu?"

"Aku parkir di pinggir jalan"

"Baguslah, sekarang cepat pergi dari sini" Ucap soobin lalu mendorong tubuh seokjin keluar gerbang sekolah.

"Yak!!! Kau itu kasar sekali, aku lebih tua darimu setidaknya sopanlah sedikit!" Gerutu Jenner.

Soobin hanya menjulurkan lidahnya, dia segera memangil satpam untuk menutup gerbang, tapi karena sang satpam tak kunjung datang, akhirnya dia sendiri yang menutup pintu gerbang dan berbalik pergi, meninggalkan seokjin yang masih sibuk mengumpat seperti orang gila di luar.

Soobin kembali melewati koridor, di sana dia dapat melihat siswa itu masih berdiri sambil menatapnya dengan tajam, beberapa saat kemudian sebuah senyum sinis tersungging di bibinya.

"Ku kira dia sudah mati" Ucap siswa itu.

Soobin langsung menatapnya tajam, tangannya terkepal erat "jaga bicaramu yoongi sunbae!" Kata soobin lalu pergi begitu saja.

Yoongi hanya mendengus, dia menatap tajam pada seokjin yang sedang menaiki motor sportnya di balik pintu gerbang yang tertutup.

Soobin melangkah ke dalam kelasnya dengan gontai, jujur saja jantungnya sedang berdetak dengan cepat, apalagi saat melihat Yoongi tadi. Bukannya soobin takut pada Yoongi, yang dia takutkan adalah keadaan seokjin, dia takut hyungnya itu disakiti oleh makhluk bermuka triplek itu.

"Soobin-ah, kau darimana saja?" Tanya salah satu teman soobin yang bernama Beomgyu.

Soobin hanya diam, dia mendudukkan dirinya di tempat duduknya yang berada di sebelah yeonjun. Pandangannya mengarah ke depan kelas, yang kebetulan guru yang tadi mengajar sudah pergi.

"Kau kenapa soobin-ah?" Tanya siswa lain dengan nametag Hueningkai.

"Aku tidak apa apa" Jawab soobin sambil menggelengkan kepala.

"Lalu kenapa dengan wajahmu itu? Kau seperti habis melihat hantu saja" Ucap yeonjun yang duduk di sampingnya.

"Aku melihat hal yang lebih mengerikan daripada hantu"

"Memangnya apa yang kau lihat?" Tanya seorang siswa lagi yang bernama Taehyun

"Yoongi sunbae"

Semua temannya yang mendengar itu mengangguk setuju, ya Yoongi memang mengerikan apalagi auranya.

"Kau tidak di apa apakan olehnya kan" Ucap Beomgyu.

"Tidak, hanya saja dia tadi sempat melihat jin hyung" Kata soobin lesu.

"Apakah jin hyung sudah sadar!?" Ujar Hueningkai terkejut "kenapa kau tidak bilang pada kami!" Lanjutnya.

"Maaf, appa tak mengijinkanku bilang pada siapapun tentang seokjin hyung"

"Tapi dia baik baik saja kan, Yoongi sunbae tidak menyakitinya kan!?" Yeonjun

"Tidak, jika sampai Yoongi sunbae menyakiti jin hyung, akan ku patahkan kakinya!!"

"Memangnya kau berani?" Ejek Taehyun.

"Tentu saja tidak, tapi kan aku bisa menyuruh sehun hyung melakukannya" Ucap soobin sambil nyengir lebar.

Merek "___"

"Tapi saat aku melihatnya tadi, dia seperti tidak mengenaliku" Yeonjun

Soobin menghela nafasnya kasar "tentu saja dia tidak mengenalmu, dia sedang anmesia!"

"APA!!!" teriak mereka bertiga yang membuat seluruh penghuni kelas menatap dengan aneh.

"Ck, enak sekali dia bisa amnesia dan melupakan segala perbuatan bejatnya" Sini Taehyun yang membuat semua temannya melotot ke arahnya.

"Apa maksudmu Taehyun!?" Ucap Beomgyu sambil berkacak pinggang.

"Benarkan, jika seokjin hyung amnesia, berarti dia lupa tentang semua perbuatan bejatnya!"

"Sebaiknya kau tutup mulut sampahmu itu!!" Ujar yeonjun yang tak terima jika seokjin dihina seperti itu.

Taehyun terkekeh sinis, matanya menatap soobin yang hanya menundukkan kepala dengan remeh "ck, mulutku memang sampah, tapi setidaknya aku bukanlah bajingan seperti seokjin!"

"Kau.. "

BRAK

suara gebrakan meja yang keras menghentikan perdebatan mereka, pelakunya adalah soobin. Dia menatap Taehyun dengan tajam dan segera pergi dari sana sebelum emosinya meledak.

"Lain kali tak usah bicara jika hanya menyakiti perasaan orang lain" Sinis yeonjun lalu segera pergi menyusul soobin.

Taehyun hanya berdecih, kemudian pergi keluar kelas entah kemana meninggalkan Beomgyu dan Hueningkai yang hanya bisa menatap sedih teman temannya.
-
-
-
-
Jenner menghentikan motornya ketika lampu lalu lintas menyala dengan warna merah, sebenarnya dia juga tak tahu ingin kemana sekarang, tapi yang pasti dia tak ingin pulang ke rumah, mungkin jalan jalan sebentar adalah pilihan yang baik.

Sejenak menunggu lampu berwarna hijau, pemuda itu menolehkan kepalanya ke samping kanan, dimana terdapat seorang pengendara motor sport sedang menatapnya lekat, seakan mengatakan kau tidak cocok mengendarai motor itu.

Jenner yang ditatap seperti itu membalasnya dengan pandangan tajam, dengan sedikit cibiran yang pasti tak diketahui orang tersebut.

Lampu merah berganti hijau, para pengendara beroda dua maupun empat segera menjalankan kendaraannya kearah tujuannya masing masing, begitu juga Jenner. Dengan menarik sedikit tuas gas, dia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang sambil menikmati hembusan angin yang menerpa tubuhnya.

Dan disaat Jenner sedang menikmati hembusan angin itulah, sebuah motor sport melaju tepat di sampingnya dengan jarak sangat dekat, Jenner hanya mendengus, dilihatnya sang pengendara motor yang ternyata adalah orang yang sama ketika dia berhenti tadi.

"Hei kau, mau balapan?" Tanya orang itu dengan suara yang tak terlalu jelas karena memakai helm full face, belum lagi dengan suara bising mesin motor dan angin yang berhembus hampir menyamarkan suaranya.

"Kau menantang ku" Jawab Jenner sedikit meninggikan suaranya agar di dengar oleh sang lawan bicara.

"Ya!!" Kata orang itu sambil terus melajukan motornya tepat disamping Jenner.

Jenner hanya tersenyum sinis, asal kalian tahu saja, Jenner adalah penguasa jalanan, balapan motor seperti ini adalah makanan sehari hari baginya dulu.

"Baiklah, kenapa tidak"

Orang itu tersenyum dibalik helm full facenya, dia segera menarik tuas gas hingga motornya melaju dengan sangat kencang. Jenner hanya memutar bola matanya malas, dia juga menambah kecepatan motornya hingga maksimal, membuat orang yang tadi melaju di depannya segera tersusul oleh Jenner.

Mereka terus menambah kecepatan, saling menyalip satu sama lain, tak memperdulikan pengendara lain yang berkali kali membunyikan klakson pada kedua pengendara ugal ugalan itu.

Hingga akhirnya laju motor mereka berhenti di depan sebuah jalanan sepi dengan pohon rindang di sisi kiri dan kananya.orang tadi melepaskan helm full face miliknya, menampilkan sebuah wajah yang tampan dengan rambut blonde yang di potong rapi. Jenner juga melepaskan helmnya, lalu menatap orang itu yang juga sedang menatapnya sambil tersenyum manis.

"Senang bisa balapan denganmu kawan" Ujar orang itu antusia "aku kang daniel" Lanjutnya sambil mengulurkan tangannya.

Jenner menerima uluran tangan itu sambil tersenyum manis "aku Jenner kim" Ucap Jenner, Hei dia tak mungkin kan menggunakan identitas seokjin untuk hal hal yang sedikit 'liar'

"Nama yang keren! Oh ya apakah kau suka balapan?"

Jenner hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya, ya dia suka balapan, apalagi balapan yang ada taruhannya.

"Kalau begitu kebetulan" Ujar Daniel lalu mengeluarkan sebuah kartu berwarna silver dengan tulisan yang dicetak tebal. Jenner memperhatikan kartu itu sebentar, keningnya sedikit berkerut bingung.

"Itu adalah kartu akses masuk anggota balap motor tempatku bekerja, walaupun sirkuitnya tak terlalu besar tapi banyak pembalap pemula yang ikut, kami juga sering mengadakan balap motor dengan hadiah yang tak main main, jika kau mau kau bisa ikut bergabung di dalamnya, walaupun ini dibuka untuk umum, tapi kau akan lebih mudah masuk jika mempunyai kartu itu" Jelas Daniel panjang lebar.

Jenner masih menatap kartu itu lekat, lumayan juga jika dia bisa ikut balapan di sana, dan jika menang uangnya bisa dipakai untuk membayar sekolahnya.

"Akan aku pikirkan" Jawab Jenner.

"Baiklah, pikirkan baik baik, jika kau sudah membuat keputusan, hubungi nomer ponselku yang ada di kartu itu"

"Pasti, terimakasih Daniel"

"Tidak masalah, sampai jumpa lagi Jenner" Ucap Daniel lalu pergi dari sana dengan motornya.

Jenner tersenyum manis, dia memasukkan kartu itu ke saku jaketnya. Setelah balapan dengan Daniel, dia jadi teringat akan suatu tempat yang dulu pernah dia kunjungi sekali, dan kali ini dia ingin pergi ke sana lagi.



Continue Reading

You'll Also Like

82.6K 8K 32
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
712K 57.3K 61
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
723K 67.5K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
403K 29.5K 39
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG