KAY.EL STORY||END||

By AzllFblii_

79.8K 7.5K 3.1K

๐Š๐š๐ฅ๐จ ๐ค๐š๐ญ๐š ๐„๐ฅ๐š๐ฌ๐ฒ๐š, โ๐๐š๐ง๐ญ๐š๐ง๐  ๐ง๐ฒ๐ž๐ซ๐š๐ก ๐ฌ๐ž๐›๐ž๐ฅ๐ฎ๐ฆ ๐๐ข ๐š๐ฃ๐š๐ค ๐ค๐ž ๐Š๐”๐€.โž โKay... More

โ™ก๐“๐ž๐ญ๐š๐ง๐ ๐ ๐š๐ค๐ฎ ๐€๐ข๐ฅ๐จ๐ฉ๐ฒ๐ฎโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก
APA NIH?!

โ™ก๐๐ž๐ฌ๐ญ ๐›๐จ๐ฒโ™ก

1.4K 142 54
By AzllFblii_

Yeah happy 2k for Kay.El xixi seneng abiezzzz🥰
Semoga suatu saat bisa jadi 2M√

"Lihatlah mereka, para beban keluarga yang banyak gaya."
-Kaysal Kece-

"Kan gue udah sering bilang ke elu dongo, itu si Cacanjing emang muka lima. Elu sok soan ga percaya, herman gue, punya temen kok bodoh banget."

Sedari tadi Rhea tak henti hentinya mengomeli Elasya, mungkin bisa dihitung jari beberapa kali Elasya mengucapkan kata kata. Selebihnya, hanya ocehan yang di ulang ulang milik Rhea.

"Gue temenan sama Caca dari kecil Rhe, masa iya dia gituin gue," cicit Elasya pelan yang membuat Rhea semakin geram.

Gadis itu sampai sampai mengigit gigit es batu yang ia makan. "Gini yah pinter, ga semua orang itu baik, ia gue tau lu bestian sama dia dari orok. Bisa aja dia bersembunyi di balik kata bestie bukan? Bestie mana dongo yang rela ngerebut gebetan temennya. Sudah ku Dugong, Cacanjing itu licik!"

"Istighfar lo, dosa lo udah banyak, jadi cewek tu mulut lemes banget," balas Elasya karena Rhea sudah sering sekali mengabsen nama hewan hewan di kebun binatang.

"Serlok buru El, betumbuk kita! Gedeg gue lama lama sama lo!"

"By, gue mau makan dulu." Elasya langsung mematikan sambungan secara sepihak.

Ia turun ke lantai bawah untuk makan siang, kebetulan hari ini libur sekolah, jadi ia bisa leluasa rebahan di rumah.

****

"Makan Teh." Elasya mengangguk dan segera memilih untuk duduk di sebelah Ailan.

"Anak Ayah kenapa jadi kurusan gini hm? Kurang makan kamu?" tanya Ailan sambil menangkup wajah Elasya yang sudah seperti mayat hidup.

"Udah kurus, pucet lagi. Berobat yah?" Ailan panik, takut terjadi apa apa terhadap gadis kecilnya, dimata Ailan, Elasya hanyalah anak kecil yang manja.

Elasya terkekeh geli dan menggenggam tangan Ailan yang menangkup wajahnya. Ayahnya memang sungguh menggemaskan.

"Ih enggak Yah, Teteh gapapa kali. Kan emang dari dulu kurusan." Ailan memicingkan matanya, tak sepenuhnya percaya dengan ucapan Elasya.

"Iya Ayah tau, tapi enggak se-kurus ini juga. Semenjak Bunda sakit kamu jadi gini, kurang tidur kan?" Dengan berat hati Elasya mengangguk, ia memang kurang tidur. Pikirannya menumpuk, semuanya di jadikan satu.

"Jaga kesehatan Teh, Ayah ga mau kamu kenapa napa." Ailan mengelus puncak kepala Elasya dengan sayang, dan berakhir mengecup keningnya.

"Teteh terus yang di cium, masa Atar enggak!" Entah darimana datangnya Altar dengan mobil mobilan mainnya. Anak itu mengucek ucek matanya habis bangun tidur.

"Sini sini sama Abang aja." Alkio merentangkan kedua tangannya siap memeluk Altar yang sedikit kesal.

Altar langsung berlari dan memeluk erat Alkio, Ailan benar benar bersyukur karena keluarganya tampak akur. Walaupun nyatanya ada kebohongan yang entah sampai kapan harus ia pendam, nyatanya, ia belum siap kehilangan putra putri kembarnya jika suatu saat mereka mengetahui semua kebenaran ini.

"Bunda mana?" tanya Altar yang celingak-celinguk mencari keberadaan Lia.

"Keluar bentar, buang sampah. Kenapa? Atar mau di buang juga?" Altar bergidik ngeri mendengarkan ucapan Elasya.

"Ih ga mau! Nanti siapa yang jagain Acha kalo Atar di buang?" Ailan tertawa mendengarkan ucapan Altar.

"Ya Allah Cil, Cil, boro boro lu mau jagain Acha, elu sendiri aja masih dijagain kita." Elasya geleng geleng kepala dengan ucapan adik kecilnya satu ini. Ia tidak tau Altar berguru pada siapa sekarang.

"Teteh ga boleh bilang gitu, sebagai pacar yang baik, Atar harus jagain pacar Atar. Nanti kalo kenapa napa, gimana?"

Alkio mengelus elus dadanya gemas, dosa apa ia punya adik bentukan Altar.

"Tar, elu yang baru umur 6 taun aja udah punya pacar. Lah gue? Udah mau 18 tahun aja masih jomblo. Ini gue yang ke-tua-an apa elu yang ke-cepet-an?"

****

"Pos ikut gue yuk," ajak Kaysal kala melihat Elasya yang tengah memungut sampah depan gerbang rumahnya.

Elasya mendongak dan merasa kesal karena Kaysal terus menyebutnya dengan embel embel tepos. Walaupun memang benar, tapi kan ga usah di bilang juga!

"Sibuk," balas Elasya cuek.

"Lihatlah beban keluarga satu ini, sok soan sibuk, padahal kerjaannya hanyalah rebahan sambil mengkhayal." Elasya seolah tuli dengan ucapan Kaysal barusan, padahal nyatanya memang benar.

Karena tak kunjung mendapatkan balasan, Kaysal tersenyum senang melihat Lia yang tengah menyuapi Altar di ayunan depan rumah.

"Tante anaknya pinjem bentar yah, kalo ada apa apa Kaysal tanggung jawab kok!" seru Kaysal agak keras agar dapat didengarkan dengan jelas oleh Lia.

"Iya Sal, ajak aja. Seharian ngeluh gaada kerjaan katanya. Padahal cucian di mesin cuci mah pada numpuk." Kaysal tersenyum sambil menarik turunkan alisnya yang membuat Elasya semakin kesal.

Bunda-nya memang tidak bisa diajak berkompromi.

"Emak lo udah ngijinin, bagaimana dengan anda tepos? Apakah masih mau menolak?"

Dengan berat hati Elasya masuk ke rumah untuk berganti baju, dan pergi bersama Kaysal.

****

"Suara motor lu berisik amat, lepas aja deh knalpot-nya!" Elasya menutup telinga menggunakan tangan, karena suara motor Kaysal yang sangat membisingkan.

"Definisi dongo alami ciptaan Tuhan, ya iyalah berisik, namanya juga motor ninja. Kalo mau gaada suara, noh! Make sepeda!" Kaysal menunjuk orang orang yang tengah melintas menggunakan sepeda gunung di depan mereka.

Elasya memilih diam, dan memandangi jalanan sore yang sialnya sangat indah.

Karena perjalanan yang cukup jauh, Elasya merasa bosan. Ia menoel noel punggung Kaysal dan mencubit cubit gemas pinggangnya. Ternyata tubuh Kaysal hanya tulang belulang, tidak ada lemak sama sekali. Boro boro lemak, dagingnya saja hanya tipis. Sepertinya daging di tubuh Kaysal hanya ditakdirkan untuk membungkus tubuhnya saja, agar tidak seperti tengkorak hidup.

"Kalo mau peluk tu bilang, ga usah ngode ngode beginian." Kaysal langsung menuntun tangan Elasya untuk memeluk erat pinggangnya.

"Eh? E-enggak kok!" Elasya mengelak, karena memang bukan ini maksudnya.

"Udah diem lu tepos!" ejek Kaysal yang membuat Elasya memilih diam.

****

"Turunlah engkau wahai beban keluarga yang banyak gaya." Elasya berdecak dan segera turun dari motor Kaysal.

Elasya mengerutkan keningnya saat Kaysal mengajaknya ke sebuah rumah kecil, lebih terlihat seperti gubuk sebenarnya.

Tempatnya sepi, namun terlihat kotor tidak terawat, banyak botol botol bekas berserakan dimana mana.

"Kita ngapain?" tanya Elasya tidak mengerti.

"Mau ngajak lu mulung." Elasya menatap horor ke arah Kaysal, tidak banyak berbicara, Kaysal langsung menggenggam tangan mungil Elasya. Mengajaknya untuk mengelilingi tempat ini.

Kaysal membawa Elasya ke belakang rumah tersebut, ada banyak anak kecil yang tengah bermain.

Mereka semua terlihat sama, tidak di rawat. Semuanya kira kira seusia Altar, baju anak anak itu terlihat kotor, tak jarang ada yang robek sana, robek sini.

"Assalamualaikum." Mereka semua kompak menoleh ke arah sumber suara. Mereka mendekati Kaysal dan Elasya. Yah itu suara Kaysal.

"Walaikumsalam."

Tampak raut wajah bahagia yang terpancar dari wajah mereka, ada anak kecil yang langsung berlari memeluk erat tubuh Kaysal. Genggaman keduanya telah terlepas, Elasya menatap heran Kaysal yang tampaknya sangat dekat dengan mereka.

"Abang Kaysal kenapa udah lama ga kesini?" tanya anak kecil yang kira kira seusia Acha, ia tampak sangat dekat dengan Kaysal.

"Abang sibuk, banyak tugas, jadi jarang mampir. Kalian semua sehat sehat kan?" tanya Kaysal sambil mengelus puncak kepala anak kecil itu.

Elasya sempat mendengar namanya tadi, kalo tidak salah Abila.

"Bila sama temen temen sehat kok Bang! Abang juga sehat kan?" tanyanya balik yang membuat Kaysal mengangguk.

"Itu tangan Bila kenapa luka? Kena apa? Udah di obatin belum?" Kaysal memegang tangan Abila yang tampaknya tergores, ini sepertinya luka lama. Karena sekarang darahnya sudah mengering.

"Ini kena beling kemaren pas Bila lari lari, jadi luka. Tapi gapapa kok, ga sakit. Bila kan kuat." Gadis kecil itu menampilkan gigi ompong miliknya yang sukses membuat Elasya terdiam. Entahlah rasanya sakit, disaat anak seusia ini dituntut harus berjuang sendiri demi hidupnya.

"Jangan luka lagi Bil, Abang ga mau kamu kenapa napa." Abila mengangguk dan berlari meninggalkan mereka entah kemana.

"Kalian kalo mau makan, ambil aja. Bilang sama Ibu, nanti Bang Kaysal bayar." Mereka semua mengangguk senang, dan langsung berlari ke arah warung makan kecil, yang berada tepat di dekat Kaysal memarkirkan motor tadi.

Elasya agak risih dengan satu anak kecil laki laki, yang terus berdiri di sebelahnya. Padahal tadi Kaysal sudah bilang untuk pergi makan, tapi ia tidak pergi, masih setia berdiri di sebelah Elasya.

Anak kecil itu lebih tidak terurus dari yang lainnya, ia tampak menyedihkan. Elasya bukan tipe orang seperti Kaysal yang menyukai anak kecil, ia sebaliknya. Tapi terkecuali untuk Altar dan Acha.

"Kakak Cantik, Bara boleh minta peluk enggak?" tanyanya pelan yang membuat Elasya ingin menolak rasanya, tapi tidak enak.

"H-ha?" Elasya jadi gelabakan sendiri.

"Peluk aja Bar, kakaknya ga keberatan kok," potong Kaysal cepat yang membuat Bara antusias memeluk Elasya.

Walaupun terpaksa, Elasya tetap membalas pelukan Bara.

Kaysal berbisik di telinga Elasya yang membuat dirinya baper setengah mati.

"Gimana mau ngurusin anak kita nanti, kalo masalah beginian aja lo masih risih, anggep ini simulasi buat ngerawat anak kita nanti."

Berusaha keras untuk terlihat biasa saja, namun nyatanya mental Elasya tidak sekuat itu! Ia baper tolong!

Kaysal tertawa dan berakhir menoyor kening Elasya, gadis itu tengah tersenyum karena ucapan Kaysal barusan.

"Ck! Baperan banget idup lo pos, gue cuma becanda kali."

Definisi diterbangkan oleh khayalan, dan berakhir dijatuhkan oleh kenyataan.

Bara melepaskan pelukannya, ia tersenyum senang menatap Elasya, mata sipitnya hampir menghilang karena tersenyum sangat lebar.

"Makasih kakak cantik, bahagia terus yah."

Bara langsung berlari menyusul teman temannya yang sudah stay di warung makan. Elasya terdiam mendengarkan ucapan Bara, entahlah sepertinya kata kata itu memiliki makna yang dalam.

****

"Mereka siapa sih?" tanya Elasya penasaran, kala melihat anak anak kecil itu makan dengan sangat lahap.

"Manusia," balas Kaysal ngasal.

"Kay," panggil Elasya gemas.

Kaysal terkekeh pelan, dan memandangi banyak anak anak itu.

"Mereka anak anak jalanan yang kita temuin 2 tahun silam. Awalnya cuma kenal Bara sama Bila, tapi akhirnya bisa kenal semuanya," terang Kaysal yang sedikit dipahami oleh Elasya.

"Kenapa bisa kenal mereka?" tanya Elasya lagi.

"Awalnya kita lagi pulang sekolah, sengaja lewat sini. Karena jalanan sepi, jadi bisa bebas. Terus si Ilham ga sengaja nyerempet Bara yang emang lagi lari larian di sekitar sini. Dia lagi berdua sama Bila, pas di tanya kenapa lari lari, biar bisa banyak dapet botol bekas katanya," jelas Kaysal lagi.

"Dan yah kita ngajak ke rumah sakit, dia ga mau. Terus minta bawa pulang aja, kita bawa ke sini. Terus si Bila cerita cerita sama kita tentang mereka, final kita mutusin buat ngangkat mereka jadi adik kita sendiri. Dan yah, kita rajin ke sini buat jenguk mereka." Elasya tertegun mendengarnya, ternyata Kaysal juga punya sisi baiknya.

"Bila sama Bara emang lebih deket ke gue, dan selebihnya kebanyakan dari mereka lebih deket ke Reza."

"Bara tu anaknya tertutup banget, ga mudah buat deket sama orang, tapi ga tau kenapa bisa terbuka sama lo." Kaysal juga sedikit bingung kenapa Bara bisa terbuka dengan Elasya.

"Mungkin lo make pelet," cetusnya lalu tertawa.

"Mungkin karena gue cantik."

"Caca aja ga kalah cantik, tapi Bara ga bisa terbuka sama dia," cela Kaysal yang membuat Elasya sedikit berbangga diri.

Anak kecil juga tau kali, mana yang muka dua mana yang enggak. Elasya membatin.

"Curiga gue lu beneran make pelet," tuduhnya yang tidak dihiraukan oleh Elasya.

"Gue mau beli ice cream bentar." Elasya langsung mengganti topik dan pergi menuju mamang penjual ice cream.

****

"El?" panggil Caca senang kala melihat Elasya yang tengah berdiri menunggu ice cream pesanannya.

"Elu Ca? Darimana nih?" Elasya tau bahwa Caca sedang bermuka dua sekarang. Tapi ia memilih mengikuti permainan yang tengah di mainkan oleh Caca.

"Joging doang sih, anterin gue ke toilet bentar, mau enggak? Ngeri sendiri ih." Caca menunjuk toilet umum yang tidak jauh dari tempat keduanya berdiri.

Tanpa rasa curiga sedikitpun, Elasya mengikuti saja.

Setibanya di sana, Caca langsung menarik tangan Elasya untuk ikut masuk. Gadis itu masuk, namun sedikit terseret karena tarikan kuat oleh Caca.

"Caca apasih! Sakit!" geram Elasya karena Caca masih mencengkeram kuat lengannya.

"Maksud lo apa ngerebut Kaysal dari gue?!" kelakar Caca yang membuat Elasya menghela nafas panjang.

Sudah ku dugong...

"Rebut Kay? Rebut apanya sih! Ngaco lu!" balas Elasya tidak terima.

"Udahlah ga usah sok polos lo! Gue tau semua kebusukan lo El! Sengaja kan lo rebut Kaysal dari gue, waktu lo tau gue juga suka dia!" Elasya geleng geleng kepala, yang ngerebut siapa, yang di tuduh siapa.

"Gini yah Ca, gue suka Kaysal tu dari jaman kelas X munafik lo ga tau itu. Terus tiba tiba elu suka dia juga, dan lu nuduh gue rebut dia dari lu? Sehat lu Ca?" Sudah lama memang Elasya ingin mengeluarkan kata kata kata ini, tapi ia memilih menahannya. Ia tidak mau hubungan persahabatannya rusak karena masalah ini. Tapi sepertinya Caca yang mengibarkan bendera perang.

"Kaysal tu sukanya sama gue! Elo ga usah kepedean deh! Lo dateng dateng buat ngehancurin semuanya." Sepertinya Caca sangat kesal, tapi Elasya biasa saja.

Sampai mulut Caca berbusa pun, kalo Kaysal memang ditakdirkan untuknya. Caca bisa apa?

"Gue ga perduli itu, dan gue ga bakal mau perduli. Intinya elu yang ngibarin bendera perang Ca. Dan urusan Kay, dia milih gue atau elo, itu urusan dia."

"Jelas jelas milih gue lah! Elo ga usah sok kecakepan." Elasya tertawa dan menggigit bibir bawahnya gemas.

"Ternyata lo aslinya munafik yah Ca, gue pikir teman ternyata lawan."

Plak...

Tanpa Elasya duga, Caca langsung menampar pipi sebelah kirinya. Wajah Elasya tertoreh ke samping karena tamparan Caca.

Elasya melotot tidak terima, baru kali ini ada orang yang berani menamparnya. Orang tuanya saja tidak berani berbuat sejauh itu.

Dan dengan seenak jidatnya Caca melakukan ini? Tidak bisa dibiarkan!

"Apa? ga terima? Cewe murah yang suka ngejar ngejar cowok kayak lo, emang pantes sih dapet beginian." Elasya berusaha keras menahan emosinya agar tidak mengamuk sekarang juga.

"Kenapa? Ga berani bales yah? Bener kan sama apa yang di bilang gue?"

Elasya sudah tidak tahan lagi, apalagi pipi Elasya mulai memanas karena tamparan yang dilayangkan oleh Caca.

Elasya menampar balik pipi Caca, bersamaan dengan itu, Kaysal ikut memasuki toilet.

Caca tidak mau menyia nyiakan kesempatan emas ini, ia langsung menjatuhkan tubuhnya di lantai. Dan seolah olah tersungkur karena tamparan Elasya.

Caca memejamkan matanya, untuk men-dramatis-kan keadaan.

Kaysal terkejut bukan main, ia melihat dengan jelas bagaimana Elasya menampar dengan kuat sosok Caca.

Ia benar benar tidak mengerti arah pikiran Elasya, ternyata Elasya bisa berbuat sejauh itu.

Elasya hanya diam menatap Kaysal yang menatap tajam ke arahnya. Kaysal segera mendekap tubuh Caca yang mulai melemas.

"Ca ... Kamu gapapa?"

"Ca ... Kamu bisa dengerin suara aku kan?"

"Ca plies ... Jangan gini."

"S-sakit Sal ... Sakit banget." Kaysal menatap tajam ke arah Elasya, gadis itu hanya bisa menatap nanar keduanya.

Caca benar benar pandai dalam membuat drama.

"Sal plies ... Jangan salahin El, ini semua salah aku Sal ... Dia engga sengaja." Pandai sekali kamu Ca.

"Tega lo El, gue kecewa sama lo."

Tbc

Mau up kapan?

atau

lanjut minggu depan?

agak maksa yah bund haha

btw buat yang nanya nanya Kaysal kemaren kenapa berubah jadi jamet kuproy begitu.
Itu kemaren bukan kay yah, itu arwah jamet yang memasuki tubuhnya.
Kaysal mah orangnya no jamet jamet por laip!

satu kata untuk:

Caca cantik

Elasya tepos

Kaysal kece

Kaysal password-nya?
No jamet jamet por laip!

Kiww, cewee😘
Godain dong😘🥰😘🥰🥰😘🥰💛
4KU C4Y4NK K4MU🥰 MU4CCCC😘🥰🖤💚🧡💜😘😙😙😘😘😙💜🖤

Rabu 11 Agustus 2021

ꜱᴀʏᴀ, ᴘᴀᴄᴀʀɴʏᴀ ᴇɴꜱɪᴛɪ




















Continue Reading

You'll Also Like

934 124 5
"namun aku terlanjur mencintaimu" Kim Taehyung
18.3K 1K 33
Amazing cover by del_graphic Blacky, begitu nama populer nya. Lelaki dengan warna kulit yang sangat kental dengan ciri khas Indonesia. Terlahir di Ba...
ARZARA By blu

Teen Fiction

83.4K 4.8K 44
Zara Nabila. Gadis yang selalu diperbudak oleh seorang Most Wanted Boy di SMA Dartawinangsa. Namanya, Arsa Anggara. Lelaki kasar nan galak yang selal...
332K 20.5K 32
Setiap nama pasti memiliki arti yang indah bukan? Tapi bagaimana jika kita diperlakukan tidak seindah arti nama itu? Sama halnya dengan gadis manis b...