By Accident

Par lunaaphgrey

520K 52.9K 5.1K

Harry tidak pernah mengira bahwa kecemburuan Ginny akan mengantarkannya pada sebuah obligasi dengan nama sihi... Plus

01. Unlucky Felix Felicis
02. What the Hell Is Wrong With Me?
03. What Should I Do?
04. What the Hell Are You Doing?
05. Raw & Rosy Night
06. Crazy Bastard!
07. Shut Up & Hug Me Malfoy!
08. Bloody Day
09. Draco Oh Draco
10. I'll Cut Your Cock, Malfoy!
11. Are You Serious?
12. Sweet Dray
13. Can I, Dray?
14. Bloody Potion!
15. Your Doubts
16. The Old Story
17. Mark You As Mine!
18. Let Me Just Be Your Fantasy
19. Your Fault
21. Horrible Honeymoon
22. Under the Glamour
23. Unexpected
24. Welcome To the World
25. Baby Blues?
26. Second Honeymoon
27. My Happy Family

20. Your Little Lion

15.8K 1.4K 66
Par lunaaphgrey

Harry tak pernah mengira bila hari ini akan datang, dia pernah membayangkan hari ini terjadi namun bedanya bukan Draco yang bersanding dengannya di altar. Bersanding di atas bersama Draco Malfoy benar-benar di luar perkiraannya, awalnya dia kira kelak nanti dia akan menikahi seorang gadis baik hati yang akan bersamanya hingga hari tua, tapi ternyata perkiraannya meleset.

Hari ini Harry sudah berpakaian rapih dalam balutan jas putih yang nampak indah di tubuhnya, dia pun tak mencoba menyembunyikan baby bumb sedikit pun, sebenarnya itu adalah permintaan Draco, pewaris Malfoy sekaligus pria yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai suaminya itu ingin semua orang tahu bahwa saat ini Harry sedang mengandung pewarisnya, dan tak ada siapapun yang akan bisa merebut atensi Harry darinya. Harry ingin sekali memukul belakang kepala Draco saat mendengar alasan gilanya, kadar keposesifan sudah berada di atas batas normal.

Dia sebenarnya sempat menolak bila pernikahan mereka diselenggarakan pada saat dia masih mengandung, berbagai alasan seperti kelelahan, kakinya yang sakit, dan masih banyak alasan lain di tolak mentah-mentah oleh Draco. Draco bilang 'Harry ini adalah saat yang tepat untuk kita melangkah ke jenjang yang lebih serius, ingat lah pada little one, aku tak ingin little one lahir tanpa adanya status pernikahan diantara kita berdua.' Mendengar alasan logis Draco dia mulai melunak, namun tak semudah itu dia mengiyakan ajakan menikah dari Draco.

Pada dasarnya Draco adalah seorang ular licik yang akan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginannya, meski Harry sempat menolak namun tetap saja akhirnya pernikahan keduanya tetap di selenggarakan. Berkat bantuan ibunya, Lady Narcissa Malfoy yang terus memberikan doktrin pada Harry agar segera menikahi putranya demi status little one mereka. Lucunya Hermione pun ikut turun tangan dalam proses meyakinkan Harry ini, salahkan saja Draco yang dengan sengaja mendatangi kediamannya di kawasan Muggle London tepat tengah malam, dengan wajah yang sangat meyakinkan Draco mulai merangkai kata guna memanipulasi Hermione agar gadis itu mau turut ikut serta meyakinkan Harry.

Mau tak mau Harry harus mengiyakan lamaran Draco hari itu, Hermione sudah bagaikan ibu ketiga baginya setelah ibunya Lily Potter dan nyonya Weasley, Hermione memiliki pengaruh besar dalam hidupnya. Selain itu Harry juga memikirkan status little one yang masih berada dalam perutnya, benar apa yang Draco katakan, dan kali ini Harry tak boleh egois.

Harry menyanggupi kapanpun Draco akan memboyongnya ke atas altar asalkan Draco segera membereskan masalah ayah baptisnya, dan benar saja dalam kurun waktu kurang dari sehari surat kabar sepeti Quibller dan Daily Prophet sudah menyiarkan kabar bahwa Sirius Black tidak bersalah atas kasus terbunuhnya 13 Muggle dan keluarga Potter 17 tahun silam. Sebagai seorang gentleman yang bertanggung jawab, Harry tak akan mengingkari janjinya.

"Dray.....!" Harry kembali merajuk untuk kesekian kalinya sejak tadi pagi, bahkan dia enggan keluar dari kamar tidurnya. Perutnya terlihat sangat menonjol dalam balutan tuxedo putih yang dia pakai, dan dia sama sekali tak terlihat tampan. Garis bawahi ini, Harry pikir dia tak terlihat tampan di hari pernikahannya.

"Apa hmm? Jawabanku tetap sama dear, demi Hogwarts dan keempat pendirinya, kau terlihat sangat manis Harry, dan tak akan ada yang berani mencibir mu." Jawab Draco sama untuk kesekian kalinya. Dalam penampilan apapun Harry selalu nampak indah di matanya, terlebih sekarang saat Harry mengandung little one, dan hendak melangkah ke altar bersamanya.

"Tapi aku tak terlihat tampan." Balas Harry dengan bibirnya mencebik, pipinya yang kian Harry kian menggemaskan pun turut ikut serta membuat Draco mengelus dadanya penuh sabar.

'Bersabarlah little dragon, nanti malam kau pasti akan mendapatkan bagian mu.'

"Dear kau sangat sempurna, lebih indah dari yang terindah. Jangan khawatir, bila ada orang yang berani menganggu mu, aku akan memberikan ganjaran yang setimpal padanya." Ucap Draco dengan seulas senyuman penenang yang terukir di bibirnya.

"Mulut mu manis sekali Dray." Harry tersipu malu, memerah seluruh wajah bahkan telinganya karena ucapan manis Draco. Suatu saat Harry yakin Draco akan menjadi alasan kematiannya!

"Tapi sayang kalimat mu hanya penenang." Lanjut Harry dengan senyum merekah di wajahnya. Melihat ekspresi wajah Draco yang berubah datar seketika selalu bisa menghibur hatinya, kadang Harry heran dari mana datangnya sifat Draco yang satu ini.

"Kau selalu bisa menjatuhkan semangatku, dear."

Harry tertawa kecil sembari memegangi perutnya yang sedikit berguncang, dia takut little one terganggu di dalam sana.

"Aku suka ekspresi wajah mu itu, Dray."

"Kau memang selalu suka semua ekspresi wajahku, terlebih saat aku mendominasi mu."

"Diam Dray!"

Kapan mulut kotor Draco bisa hilang? Bisa-bisanya dia berbicara tak senonoh pada Harry hari pernikahan mereka!

"Bukankah apa yang aku katakan itu benar?" Godanya lagi, lihatlah mimik wajah maniak Draco, senyum mencurigakan,  juga alis matanya yang naik turun. Harry hanya bisa merespon lewat sebuah senyuman 'maklum', Draco memang sedikit gila sejak awal, Harry tahu itu. Namun senyumannya di gantikan oleh raut tak terbaca, dan dalam sekejap mata tangan halus miliknya mendarat keras di belakang kepala Draco. Good boy!

"Lain kali pikirkan dengan baik kata-kata mu sebelum berbicara padaku, my dearest husband." Ujarnya sembari berjinjit mengecup pipi kanan Draco. Penggoda ulung! Untung saja Draco memiliki kesabaran di 'atas' rata-rata.

"Kau memang pandai menggodaku, Harry." Draco menarik pinggang Harry, membuat si empunya berdekatan tanpa jarak dengan Draco.

"Tanpa aku melakukan sesuatu pun, kau suh tergoda padaku." Balas Harry. Bukannya untaian kalimat protes yang keluar dari mulut Harry, melainkan kalimat godaan yang sukses membuat Draco gila, namun nampaknya apa yang Harry katakan itu benar adanya.

Harry menggerakkan jari-jarinya menyusuri dada Draco yang terbalut tuxedo putih yang sama seperti miliknya, mengantarkan getaran-getaran aneh pada lelaki pirang di depannya. Dari jarak sedekat ini, dia dapat melihat apel Adam milik Draco yang naik turun tak terkendali, nampaknya Draco terlalu sering menelan ludah.

"Kemana perginya singa kecilku yang polos hmm? Katakan padaku." Draco menjepit dagu Harry, mengangkatnya perlahan agar menatap ke atas tepat ke arahnya hingga dua manik berbeda warna itu bersitatap.

"Let me kiss you, my dear." Suarannya sungguh seduktif, dia bahkan sengaja membungkukkan badannya membuat bibirnya sejajar dengan telinga Harry.

Draco menabrakkan bibirnya pada milik Harry, keduanya memejamkan mata, menikmati sensasi hangat dari tautan bibir mereka, menikmati rasa manis yang adiktif. Mereka tak sadar bahwa pintu kamar mereka sudah diketuk puluhan kali, bahkan perlahan terbuka memperlihatkan eksistensi salah satu bungsu Weasley.

"Malfoy! Beraninya kau!" Sampai saat ini masih sulit bagi Ron untuk menerima fakta bahwa Harry terlibat hubungan dengan Malfoy junior.

Draco memutar matanya malas melihat respon berlebihan Ron, seperti dirinya tak pernah berbuat intim dengan Hermione saja.

"Apa mau mu Wesley?"

"Weasley bukan Wesel, Dray."

"Hermione bilang acara akan dimulai beberapa menit lagi, dan Malfoy, aku mengawasi mu." Ucapnya dengan mimik wajah serius dah gestur tubuh selayaknya orang yang sedang mengawasi.

"Keluar kau!" Teriak Draco, dia sebal bukan main, momen-momen indahnya dihancurkan dengan tak bermoralnya oleh si rambut merah.

Harry tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya, oh astaga momen pertengkaran Draco dan Ron selalu bisa memperbaiki suasana hatinya, setelah opsi menggoda Draco tentunya. "Kalian seperti kucing dan tikus." Komentarnya yang langsung dihadiahi delikan tajam dari keduanya. Apa? Dia tak salah bukan?

"Apa? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" Tanya Harry dengan mimik wajah 'hei, lihatlah betapa inosennya diriku', dikejar selama belasan tahun oleh Voldemort sukses membuat Harry bertingkah layaknya Slytherin di beberapa kesempatan.

"Tidak mate."

"Tidak dear."

Keduanya menjawab secara bersamaan pertanyaan Harry, harusnya mereka berdua ingat bahwa Harry bukan lah orang yang tepat untuk diajak beradu argumen. Selain hormon yang liar tak terkendali, Harry juga memeiliki mantra non verbal yang mampu meluluhkan lawan bicaranya hanya dengan melalui pandangan mata.

"Oh bagus lah, dan berhati-hati lah, dulu hubunganku dan Draco seperti kalian saat ini, jadi berhati-hati lah."

"Bloody hell, aku bahkan tak sudi untuk sekedar memandangnya."

"For fuck's sake! Aku tak akan pernah sudi berdekatan dengan Wesley!"

Harry kembali tertawa setelah melihat respon berlebihan keduanya, kekhawatiran tentang wajahnya yang terlihat tidak tampan akhirnya hilang.

"Ayo Dray!" Harry berucap penuh antusias bahkan sampai menggandeng tangan Draco keluar dari pintu tanpa mempedulikan keberadaan Ron. Hormon kehamilan memang menyeramkan.

"Semoga Hermione tak bersikap seekstrim ini nanti." Gumam Ron sembari memperhatikan kedua pasangan muda itu berjalan meninggalkannya.

***

Pipinya bersemu merah saat melangkah perlahan menuju altar, dia malu sekaligus bahagia bukan main, mimpinya memiliki sebuah keluarga akan segera terwujud. Harry tak bisa berhenti memikirkan hal yang akan terjadi di masa depan nanti, dirinya, Draco, dan anak-anak mereka bermain bersama sepanjang hari.

Semua tamu undangan seakan tak terlihat olehnya, bahkan Tuan Weasley yang menggandeng tangan kanannya sebagai wali dari pihaknya seakan tak terlihat, Harry hanya melihat ke arah altar dimana Draco sudah berdiri dengan gagahnya di atas sana.

Oh astaga, Harry sudah tak sabar untuk segera sampai ke altar, menggantikan tangan Tuan Weasley dengan milik Draco.

"My dear." Bisik Draco yang masih mampu dia dengar di tengah suara instrumen yang dimainkan.

"Aku titipkan Harry pada mu,  tolong jangan sekali pun kau menyakitinya." Ucap Tuan Weasley sebelum menyerahkan Harry pada Draco, dengan penuh keyakinan Draco mengangguk mengiyakan permintaan Tuan Weasley.

"Tentu saja, aku tak akan pernah menyakiti Harry." Jawab Draco setegas mungkin.

Dua tangan berbeda ukuran itu kini saling bertautan, saling menggenggam seakan tak mau melepaskan. Harry sadar, di momen-momen tertentu Draco bisa meluluhkannya walau hanya dengan seutas senyuman manisnya, seperti sekarang. Wajah adonis yang selalu Draco banggakan memberikan sebuah senyum manis untuknya, kemudian menunduk memberikan sebuah kecupan manis pada punggung tangannya. Romantic bastard!

Draco menuntunnya dengan penuh kehati-hatian mendekati Kingsley yang menjadi perantara dari acara pengikatan dua jiwa ini.

"Draco Lucius Malfoy, atas nama Merlin, dan sihir. Apakah kau menerima Harry James Potter sebagai suami mu yang sah?"

"Saya Draco Lucius Malfoy menerima Harry James Potter sebagai suami sah ku atas nama sihir, dan berjanji akan selalu mengasihi juga menyayangi mu baik dalam keadaan suka maupun duka, senang maupun susah, sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan." Suaranya bergetar karena bahagia, tangannya menggenggam erat kedua tangan Harry yang kini tersenyum ke arahnya. Draco tak pernah menyangka hari ini akan tiba, dia kira perasaannya tak akan disambut baik oleh Harry, namun nyatanya takdir berpihak padanya. Harry adalah miliknya seorang, baik kemarin, sekarang, maupun hari-hari selanjutnya.

"Harry James Potter, atas nama Merlin, dan sihir. Apakah kau menerima Draco Lucius Malfoy sebagai suami mu yang sah?"

Harry bersemu mera, dan mengangguk malu.

"Saya Harry James Potter menerima Draco Lucius Malfoy sebagai suami sah ku atas nama sihir, dan berjanji akan selalu mengasihi juga menyayangi mu baik dalam keadaan suka maupun duka, senang maupun susah, sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan."

Tanpa menunggu Kingsley mengucapkan 'kau diperbolehkan mencium pasangan mu', Draco sudah terlebih dahulu menabrakkan bibirnya pada milik Harry, menciumnya dalam di hadapan seluruh tamu undangan, di hadapan Ginny Weasley yang duduk di kursi paling depan.

Draco benar merealisasikan perkataannya dulu, buktinya sekarang ginny duduk di kursi paling depan, menghadap altar dengan tangan terkepal menyaksikan Draco memagut mesra Harry tanpa memperdulikan eksistensi ratusan pasang mata yang sedang bersorak ria.

Ron sudah sangat geram,  dia ingin sekali melempari Draco dengan sepatu yang dipakainya. 'Si sialan itu!' Pikirnya penuh dendam, bisa-bisanya Draco mencium Harry di depan tamu undangan dengan durasi 'cukup' lama, dasar tak tahu malu. Sayangnya kali ini Ron menggunakan otaknya bukan ototnya, bisa saja lemparannya itu mengenai Harry, dan dia tak ingin sahabat dan calon keponakannya itu kenapa-napa.

Narcissa tersenyum haru berderai air mata, putranya sudah mengikat janji pernikahan dengan seseorang, putranya bukan lagi anak laki-laki yang selalu meminta untuk dibacakan dongeng olehnya. Waktu bergulir begitu cepat, dan Narcissa turut bahagia atas kebahagiaan putranya, Harry,  dan calon cucunya nanti.

"Dray..." Bisik Harry, dia malu akibat ulah Draco yang menciumnya lama di depan banyak mata, dia yakin esok Harry headline banyak surat kabar pasti berisikan foronya dan Draco yang tengah berciuman. 'Dasar tak tahu malu!' Keluh Harry dalam hatinya, tak mungkin juga dia berteriak tepat di depan wajah Draco, dia masih punya hati, dan tak berniat untuk mempermalukan dirinya sendiri ataupun Draco.

"Kau suka, my dear?" Draco memang ular sejati, licik! Dia tahu Harry tak akan memberikan perlawanan, dan sebab karena itu dia ingin menggoda Harry habis-habisan.

"Kau bajingan sialan."

"Tapi kau mencintaiku bukan?" Draco terkekeh renyah mendapatkan respon sarkas dari Harry, betapa menggemaskannya.

Draco bergerak cepat menggendong tubuh Harry ala pengantin, dan tanpa memperdulikan jeritan bising dari hampir seluruh tamu undangan, Draco membawa Harry pergi entah kemana. Hanya dia dan hati kecilnya yang tahu kemana dia akan mendaratkan kakinya.

"Draco acaranya belum selesai!"  Teriakkan ibunya pun tak dia hiraukan, apalagi banyak teriakkan bernada miring yang ditunjukkan untuknya dari hampir semua teman-teman Harry, bahkan dia mendengar tawa kencang Blaise yang tertawa melihat aksi ekstrimnya.

"Draco turunkan aku!"

"Sabar dear, kau pasti menyukai kejutan dariku."

Dan Harry kembali berteriak dan meronta hebat.

***

Draco menculiknya, lucunya Draco menculiknya di tengah acara pernikahan mereka, dan membawanya ke tempat antah berantah. Sebenarnya tempat ini terlihat sangat indah, Harry hanya mencoba mendramatisir keadaan. Tempat ini lebih mirip seperti pulau pribadi yang indah di tengah laut, dilengkapi dengan pantai pasir putih, dan sebuah vila yang sangat megah. Tipikal Malfoy sekali, senang membuang-buang uang.

Harry kesal, Draco tiba-tiba membawanya pergi dengan seenaknya, bahkan mungkin si blonde platina itu sudah menyiapkan sebuah portkey dari jauh-jauh Harry menuju pulau ini. Untung saja little one tak mengalami shok karena efek portkey yang masih mempengaruhi tubuhnya.

Oh sial, Harry mual, pusing, letih, dan masih banyak keluhan lainnya.

"Yeah seperti itu, lebih kencang Dray!" Desah Harry sembari memejamkan mata penuh kenikmatan saat tangan Draco memijat kepala sampai kakinya, ternyata Draco memiliki bakat terpendam di bidang pijat memijat.

"Yeah Dray, pijat lebih kencang kepalaku."

Draco mendengus kesal, niatnya ingin bermulan madu selama seminggu penuh bersama Harry, namun nyatanya dia malah harus memijat Harry seharian. Memang salahnya mengajak Harry kemari dengan menggunakan portkey, tapi niatnya itu baik ingin mengajak Harry liburan bulan madu.

"Yang benar Dray, lagi pun salah mu juga menculikku hingga kemari."

Draco kembali mendengus, sial sekali nasibnya.

"Dray, ambilkan aku air minum, aku haus."

"Apapun untuk mu, my dear." Balasnya dengan senyum yang dipaksakan. Sial! Sepertinya little dragob tak akan mendapatkan kehangatab malam ini, tenang saja masih ada malam-malam lainnya.

Di kehamilannya yang sudah menginjak hampir 8 bulan membuat Harry  semakin bersinar, tubuhnya semakin putih, bersinar, dan berisi. Bagaimana bisa Draco tak tergoda?
Oh lihat lah gumpalan lemak di pipi dan bagian belakangnya, hanya dengan membayangkannya pun sudah mampu membuat Draco mengeras penuh.

Harry kembali berbaring terlentang setelah meminum airnya, memejamkan mata menikmati semilar angin yang membelai kulitnya.

"Dear..." Draco mulai merengek.

"Apa?" Jawab Harry masih dengan mata yang terpejam.

"Ingin..."

"Ingin apa?"

Draco membaringkan tubuhnya di sebelah Harry,  mendekatkan tubuhnya hingga tak berjarak pada Harry, dan membaringkan kepalanya tepat di dada Harry yang kian hari kian ranum.

"Rindu..."

"Jangan mulai."

"Harry, ku mohon."

Bagaimana Harry tak luluh? Dengan 'terpaksa' Harry menganggukan kepalanya tanpa menatap balik pada Draco.

"Nanti malam, dan aku yang akan mengambil kendali." Ucapannya membuat Draco bersorak riang penuh antusias.

"Kau singa kecil yang nakal."

"Singa milik mu."

TBC

Akhirnya aku up setelah lama hilang ide, ini cerita ngebut banget ya, wkwkwk.

Sabar mungkin bab depan bulan madu mereka, uhhh langsung hijau mata kalian kalau denger bulan madu, sama sih aku juga wkwkwk.

Aku gak tahu sih bakal up lagi kapan, kalau bisa sih secepatnya, tapi memantau kondisi kepalaku yang masih nyut-nyutan ini, tapi semoga cepet up.

Sampai jumpa di bab selanjutnya, jangan lupa votement ya biar akunya semangat nulis.
Btw maaf ya kalau banyak typo, kalimat rancu, salah puebi, dll, aku juga masih belajar soalnya.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

203K 16.8K 86
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
695K 46.1K 33
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
335K 6.4K 14
DON'T BE PLAGIARISM! Jangan lupa krisar, vote, dan follow ya Isinya one shoot atau two shoot jorok dengan pair jaeyong. (anal, boypussy, genderswitch...
195K 17.8K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...