Mistake

Da Exitozdki

20.8K 3.1K 440

Zefanya Annora, siswi penerima beasiswa di salah satu SMA elit ibukota. Zefanya selalu dituntut sempurna dala... Altro

Opening
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21

19

406 77 9
Da Exitozdki

Setelah kejadian di mall tempo hari, Sena bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Setiap harinya pemuda itu tetap meminta diajarkan materi saat jam istirahat, dan seperti sudah menjadi kebiasaan pula, saat hari Sabtu Sena kembali meminta Zefanya untuk datang ke rumahnya. Zefanya seperti diminta untuk kerja rodi, hal itu rasanya membuat Zefanya semakin membenci kehadiran Sena, dan juga membuatnya semakin berambisi untuk mencari letak kekurangan pemuda itu.

Setelah selesai dijelaskan materi dan mengaku paham, Sena meminta Zefanya untuk memberikannya soal, Zefanya mengiyakan, sembari menunggu Sena selesai mengerjakan tugasnya, Zefanya memilih membaca ulang materi yang tadi ia jelaskan kepada Sena, takut-takut mendapatkan kekeliruan.

Namun, di tengah-tengah kegiatannya, Zefanya merasakan sesuatu mengalir dari daerah kewanitaannya, membuat jantungnya berpicu lebih cepat dan otaknya mengingat tanggal berapa hari ini.

"G-gue mau ke kamar mandi," pinta Zefanya tergagap.

Sena mendongak, menatap heran wajah panik yang Zefanya coba sembunyikan serta nada suaranya yang tiba-tiba berubah, tetapi tetap menganggukkan kepala mengizinkan.

Setelah mendapat persetujuan dari Sena, Zefanya lantas menyambar ponselnya dan berjalan cepat menuju toilet yang berada di dalam kamar pemuda itu.

Zefanya mendesis pelan, dugaannya benar, dirinya datang bulan dan lupa membawa pembalut di tasnya. Meski darahnya tidak sampai menembus bagian luar celananya, tetapi Zefanya yakin cairan merah itu akan terus keluar dan tak lama menimbulkan bercak di bagian belakang jeansnya.

Setelah beberapa saat mencoba menurunkan ego dan berdamai dengan rasa malunya, Zefanya memutuskan untuk bertanya kepada Sena apakah lelaki itu memiliki pembalut di rumahnya, karena Zefanya tentu tak bisa terus berada di dalam toilet seperti ini.

Sementara itu, Sena mengerutkan keningnya ketika mendapat notifikasi pesan dari Zefanya, untuk apa Zefanya mengirimkannya pesan padahal perempuan itu bisa keluar dan berbicara langsung dengannya. Namun, tak urung menghentikan gerakan tangannya untuk meraih ponselnya dan membaca pesan dari gadis itu.

Cewek Munafik

Sena, lo ada pembalut?

Sena akui, untuk seorang peraih peringkat pertama pararel pertanyaan Zefanya sanglah konyol. Sena adalah anak tunggal dan dia laki-laki, apakah Zefanya berpikir jika dirinya juga mengalami menstruasi?

Sena menghela napas pelan sebelum membalas pesan Zefanya dan bangkit dari duduknya untuk mencari benda yang gadis itu butuhkan.

Cewek Munafik

Gue cari dulu

Zefanya menghela napas lega. Untunglah meski Sena memiliki segudang sifat menyebalkan, pemuda itu tetap mau membantunya.

Entah mendapat ilham dari mana, Zefanya yang semula duduk di atas kloset tertutup, tiba-tiba terbesit pikiran untuk merealisasikan niatnya mencari kekurangan Sena.

Zefanya mengangguk pelan. Benar, tak ada waktu untuk di sia-siakan, celah sedikit apa pun harus ia manfaatkan. Zefanya bangkit dari duduknya lalu memastikan keadaan luar aman, barulah kakinya melangkah mendekati meja belajar Sena yang tampak berantakan. Matanya mulai membaca satu persatu kertas-kertas yang berserakan di atas meja berbahan dasar kayu itu.

Zefanya hendak akan pergi sebelum sebuah kertas bertuliskan 'Kunci Jawaban Lomba Matematika' terperangkap indra penglihatannya, membuatnya terkejut bukan main. Zefanya hendak mengambil kertas itu, tetapi urung ia lakukan saat mendengar suara derap langkah kaki. Dengan cepat Zefanya membuka ponselnya dan menangkap gambar kertas yang terselip di antara kertas serta buku-buku tebal lainnya. Zefanya kemudian berjalan cepat menuju kamar mandi. Tubuhnya bersandar pada kusen pintu seraya berusaha menenangkan keterkejutannya.

Jadi, selama ini bukan dirinya yang bersikap curang? Tetapi Sena sendiri yang waktu itu sialnya menangkap basah tindakannya.

Tok tok tok

Sena tidak berbicara apa pun selain mengetuk pintu, sama halnya dengan Zefanya yang hanya membukakan sedikit celah pintu untuk tangannya mengambil pembalut yang Sena bawakan lalu bergumam terima kasih.

Sena tersenyum geli, awalnya ia bingung ingin mencari benda itu ke mana. Ibunya tidak ada di rumah, dan tidak etis sekali jika dirinya masuk ke dalam kamar orang tuanya tanpa sepengetahuan keduanya. Akhirnya dengan segudang rasa malu Sena meminta benda itu kepada salah satu asisten rumah tangga perempuan yang bekerja di rumahnya.

Tak lama kemudian Zefanya keluar dengan wajah menunduk menghampiri Sena yang kembali duduk di atas karpet berbulu seraya memainkan ponsel miliknya.

"Lo udah selesai, kan? Soal yang tadi gue cek hari Senin aja. Gue pergi dulu," ujar Zefanya tanpa melihat Sena seraya memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

Sena terkekeh kecil, tak biasa melihat Zefanya dengan tingkah seperti ini.

Saat Zefanya berjalan ke luar kamar, Sena mengikutinya dari belakang.

"Gak usah nganter gue sampe depan, gue bisa sendiri," sungut Zefanya kesal.

"Gue mau makan," sahut Sena dengan nada mengejek.

Wajah Zefanya otomatis memerah seperti tomat, tubuhnya berbalik lalu mengambil langkah besar-besar meninggalkan Sena. Namun, kaki Zefanya harus berhenti ketika seorang pria paruh baya lengkap dengan setelan jas dan celana bahan menghadang jalannya dengan senyum tampan.

"Loh, Sena sudah punya pacar baru?" tanya pria itu seraya tersenyum ke arah Zefanya dan melirik Sena yang berjalan mendekat ke arahnya.

Zefanya mau tak mau membalas senyum yang tampak ramah itu.

"Bukan, dia temen Sena," sahut Sena datar.

Pria itu mengangguk pelan. "Ya sudah, Papa ke kamar dulu," tuturnya lalu berjalan melewati Zefanya.

Sena pun turut melangkahkan kakinya berlawanan arah dengan sang ayah, meninggalkan dirinya seorang diri di lorong rumah besar pemuda itu.

Zefanya menghela napas pelan lalu kembali melanjutkan niatnya. Wajah Sena sangat mirip dengan ayahnya, tetapi sikap mereka seperti langit dan bumi.

"Kak? Kak Zef?" panggil Ziel seraya mengbias-ngibaskan tangannya di depan wajah Zefanya.

"E-eh, iya? Ada yang gak paham?" sahut Zefanya terkejut.

Ziel menggeleng pelan. "Udah selesai kok," balasnya. "Kakak, kenapa?"

Zefanya tersenyum kecil. "Gak papa, kok."

Ziel menatap Zefanya beberapa saat sebelum akhirnya kembali mengerjakan soal yang guru lesnya itu berikan.

Zefanya menghela napas pelan, dirinya terlalu larut dalam dunianya sendiri memikirkan satu langkahnya semakin dekat untuk kebebasannya dari jeratan setan Sena. Ia hanya butuh beberapa bukti kecurangan yang pemuda itu lakukan sebelum balas mengancam Sena dengan itu semua.

Sementara itu, Haikal yang atensinya sebenarnya tidak dibutuhkan, tetapi memaksa untuk hadir di tengah-tengah mereka dengan alasan memastikan Ziel belajar dengan fokus, duduk di sofa tak jauh dari keduanya ikut menatap Zefanya penasaran. Sebenarnya Zefanya tidak pernah melamun seperti itu, apakah terjadi sesuatu? Pikir Haikal.

Gerakan tangan Ziel di atas kertas kembali terhenti, kepalanya mendongak menatap Zefanya.

"Kakak, udah punya pacar?" tanya Ziel random.

Zefanya mengerutkan keningnya. "Belum, kenapa emangnya?"

"Aku mau daftar jadi pacar, Kakak."

Zefanya tersenyum kecut, jemarinya mengelus surai legam Ziel. "Sekolah dulu yang bener, baru pacar-pacaran."

Di lain sisi, Haikal menatap adiknya tidak percaya. Bisa-bisanya Ziel bertanya seperti itu saat mengetahui bahwa dirinya menyukai Zefanya, dan apa itu tadi? Zefanya mengelus Ziel? Ya ampun, Haikal cemburu!

TBC

A/n: Hah, kok chapter 19 lagi? Iya, Guys, ini gak salah. Sorry, ya, setelah aku pikir-pikir lagi chapter kemarin itu gak nyambung sama chapter lanjutannya, malah buat stuck dan cerita ini aneh kalau aku gakmaksa revisi di tengah-tengah begini.

Aku usahain untuk balik lagi update seminggu sekali, doain ya supaya idenya lancar terus biar gak berhenti lagi.

Okay, don't forget to vote, follow and comment, see you next part!

Continua a leggere

Ti piacerà anche

606K 23.9K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.7M 133K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
Love Hate Da C I C I

Teen Fiction

3.3M 224K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
1.7M 121K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...