🪓 PSIKOPAT WOMAN thrown BACK...

By 2khalisaaa

265K 25.7K 797

genre : fantasi , transmigration , kekaisaran , wuxia, petualangan Sedang di revisi!! Peringkat :) #1 fiksise... More

1. permulaan
2. Permulaan 2
3.KEAJAIBAN
4. Kisah masa lalu
5.bab kehidupan baru
6. Perjalanan
7. Tanaman yang indah
8. peluang baru
9. pengalaman baru
10. Perjanjian yang menarik
11. Mimpi
12. Kontrak spritual
13. 300 tael emas
14. Energi spiritual
15.Kontrak spritual dua
16.Orang orang baru
17. Phoenix
18.TAKDIR
19. perjalanan
20 . Yihua story
21.akhir perjalanan
22. you crazy ?
23. Kota Taolu
24. xiao
25 . Chapter Yanli
26.Berakhirnya hukuman pengasingan
27. Menarik
28. kekaisaran WEN
29. Arena pedang
30. Lumayan juga
31.Arena Sangat panas
32. Final
33. DESA PELANGI
34. Permainan!! PERMAINAN!
35. KEGAGALAN
36. inti ilusi
37. Bersambung
Pengumuman!!!!! bukan update
38. Penginapan Chun-chieh
39. Diam seribu bahasa
41. KEKAISARAN XIAO
Bukan bagian cerita
42. DIAM
43. Begitu banyak musuh?
44. Tetes air
MAAF!
45. Serangan mendadak
46. mayat Xīngqǐ chóuhèn
47. Ironis
48. the disaster
sampul baru
49. The disaster 2
50. Pergerakan
51. Bencana Kekaisaran JIANG
52. Kesulitan
53. akar masalah?

40. Xi-wang

1.8K 246 24
By 2khalisaaa


Di sebuah istana emas sedang terlihat seorang gadis cantik tengah berbaring dengan dikelilingi tumpukan uang dan emas berharganya, buah-buahan segar tersusun rapi di atas puluhan meja yang di bawakan oleh pelayan-pelayan yang sedang menunggu gadis itu untuk memakannya, tak jauh dari sana terlihat puluhan pangeran tampan bak rembulan yang sedang menunggu dan bersaing untuk menjadi pendamping gadis pemilik istana emas itu yang entah kapan akan memulai pemilihan pendamping nya.

Dengan gaun megah berwarna putih yang dihiasi hiasan bunga dari emas, gadis tersebut telah bangun dari santainya dan mengambil sebuah gelas emas yang diberikan pelayanan lalu dengan gerakan yang sangat anggun ia meminumnya.

Tanpa seucap kata pun dia pergi berlalu meninggalkan semua pelayan dan pangeran yang ada di sana menuju aula istana yang terlihat sedang ramai orang-orang menawan namun tidak semenawan dirinya.

Tentu saja, lihatlah bagaimana tidak menawannya dia sampai semua pangeran tadi kembali mengikuti nya dari belakang.

Ahhh sungguh gadis ini merasa seperti seorang buronan yang sedang dijaga ketat oleh kepolisian tampan.

"Ratu.."

Suara itu membuat gadis tersebut sadar dari lamunannya lalu menoleh ke arah suara.

"Ratu, para raja dan pangeran lain sedang menunggu di aula " lapor penjaga itu "untuk kerjasama tahun ini ada sekitar 10 kerajaan yang ingin bekerja sama dengan kerajaan kita" lanjutnya lalu mengarahkan gadis cantik itu menuju aula yang diikuti para pangeran, penjaga dan pelayan di belakangnya.

Dengan anggun dan mempesona gadis itu berjalan melewati banyak pasang mata menuju kursi tahta tertinggi nya "cukup banyak tahun ini " ucap nya dengan senyum membuat semua orang terhipnotis oleh nya "jadi silahkan dimulai, apa yang membuat kalian tertarik untuk bekerja sama dengan kerajaan ku? dan... Apa yang bisa kalian janjikan agar aku bisa menerima keinginan kalian itu?" Tanya nya tanpa basa-basi.

"Biarkan saya untuk memulainya lebih dulu ratu" tukas seorang pria tua berumur sekitar 55 tahun dengan pakaian mewah berwarna biru.

Gadis itu mengangguk "baiklah, silahkan kaisar Bai"

Kaisar itu berdiri dan mengangguk hormat "Jika yang mulia ratu bersedia untuk menerima kerjasama saya maka setiap enam puluh tiga hari sekali kerajaan kami akan mengirimkan uang dan beberapa barang mewah sekitar dua puluh kereta kuda kepada anda" tawar raja itu tanpa berpikir panjang "saya memerlukan beberapa prajurit handal dari kerajaan anda" lanjutnya.

Gadis muda yang dipanggil ratu itu tersenyum "Jika kau berpikir untuk mengirimkan nya sekitar enam puluh tiga hari sekali maka aku akan mengirimkan sekitar tiga ribu enam ratus (3600) prajurit" gadis itu menyunggingkan senyumnya "apa kau pikir kau akan menang perang melawan kerajaan Utara yang selalu mengirimkan ku emas dan uang dalam waktu tiga puluh hari?"

Raja Bai hanya diam bingung akan menjawab apa, dia tidak menyangka ternyata ratu itu sudah tahu niat nya untuk bekerja sama adalah meminjam prajurit untuk perang melawan kerajaan Utara.

"Ckh. Kau akan kalah dalam satu kedip mata " sarkas nya " apa kau tidak lihat prajurit ku sangat banyak? Dan apa kau tidak tahu ada berapa pria gagah yang mendaftar kan namanya hanya untuk menjadi prajurit di kerajaan ku? "

"Saya tidak mengetahui nya ratu, mohon ratu berbaik hati untuk mengatakannya" jawab kaisar Bai .

"Kau tidak tahu? Ada puluhan, ratusan, ribuan hingga jutaan orang-orang ku yang tersebar di luar sana. Aku akan mengirimkan prajurit sesuai bayaran mu" jawab nya dengan dagu terangkat "jadi apa hanya itu yang dapat kau janjikan untuk prajurit ku yang terkenal hebat? Kau sangat tidak menghargai kehebatan mereka" tukas nya lagi membuat kaisar Bai sedikit tersinggung namun dia tidak bisa berbuat apa-apa pada gadis yang memiliki pangkat sangat jauh tinggi di langit itu meski masih begitu muda.

"Yang lain" ucap gadis itu lagi melewati pembicaraan kaisar Bai yang menurutnya sudah cukup "berikutnya lebih baik kalian pikirkan dua kali sebelum memberikan tawaran pada ku" peringat nya dengan senyum lembut namun kata-kata yang membuat semua orang sedikit gugup dan bersemangat.

"Biarkan saya memberikan tawaran" tukas kaisar lain yang telah berdiri siap mengatakan keinginan nya.

"Baiklah" jawab gadis itu memperbolehkan.

"Semua orang tahu kerajaan emas bukan hanya terkenal dengan prajurit dan pelayan yang memiliki nilai keberhasilan dan kerja yang begitu tinggi tapi juga terkenal dengan para pekerja tani nya yang bekerja dengan giat dan selalu mendapatkan hasil tani melimpah" ucap raja itu memuji yang mendapatkan anggukan dari semua orang "karena itu saya ingin meminjam pekerja tani anda yang mulia, saya akan memberikan setengah dari hasil pertanian yang mereka kerjakan setiap waktu panen tiba" lanjutnya lagi "saya jamin anda tidak akan rugi, jika hasil panen nya gagal maka saya akan tetap memberikan anda uang seharga setengah hasil panen seperti biasa, tidak akan rugi" jamin nya percaya diri.

"Oh begitukah" gadis itu terlihat sedang berfikir "hmmm.. kalau begitu ak..."

"Kakak cantik !! "

Belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya tiba-tiba suara nyalang anak kecil mengganggu nya.

"Kakak!!...... Kakak cantik...kata bibi yang ada di depan, kakak harus segera bangun!!!"

"Kakak!!....."

"Sekarang telah siang... Apa kakak mati?!"

Teriak anak itu terus berlanjut hingga membuat xiao yang tertidur pulas dengan mimpi yang terasa nyata nya menjadi terganggu dan hancur.
"Emggghhhhhh...." Gumamnya sambil meregangkan seluruh tubuh sebelum membuka kedua matanya dengan malas yang terlihat berapi-api karena mimpi indah nya telah buyar.

"Ah ternyata mimpi?" Gumam xiao kecil sedikit kecewa lalu bangun dan duduk dengan kaki menyilang di atas ranjangnya.

"Kakak......"

"APA! A-xi kau mengganggu mimpi indah ku!" Tukas xiao kesal.

"Kata bibi, kakak harus segera bangun karena ibu....? " A-xi menjeda perkataan nya karena sedikit bingung.

Xiao mengangkat satu alisnya.

"ah! Ibu suri, katanya ibu suri sudah diperjalanan dan sebentar lagi akan sampai" lanjut nya dengan semangat karena telah ingat pesan apa yang harus dia sampaikan kepada xiao.

Sedangkan xiao masih terlihat mengantuk dan sesekali menguap menunggu A-xi menyelesaikan ucapannya "ibu suri?"

A-xi mengangguk

"Baiklah sebentar lagi aku akan pergi" ucap xiao lalu kembali mengambil selimut nya bersiap menyambung mimpi yang sempat terpotong itu.

"Kakak, kata bibi itu lagi jika kakak tidak segera membersihkan diri maka para bibi lain akan segera membantu kakak mandi dan bersiap"

Ucapan adik kecil itu membuat xiao segera mengurungkan niatnya "apa?! Aghhhhhh sangat mengganggu" sarkas nya "apalagi yang bibi itu katakan?" Tanya xiao dengan mata menyipit, xiao tahu betul siapa bibi yang dimaksud oleh A-xi, siapa lagi kalau bukan bibi rong.

"Emmm katanya, kakak nya kakak cantik juga akan kemari untuk bertemu kakak dan ibu suri" jawabnya membuat xiao sedikit bingung.

"Kakak nya kakak cantik? " Ulang xiao sambil mencoba mencerna perkataan adik kecil yang sulit di mengerti ini "kakak ku?" Tunjuk xiao pada dirinya sendiri dan dibalas anggukan oleh A-xi.

"Apakah yang kau maksud adalah pangeran Yuan ?"

"Aku tidak tahu" jawab A-xi "cepatlah bersiap" tukas nya lagi lalu berlalu pergi meninggalkan xiao yang masih duduk di atas tempat tidur nya.

"Ya ya ya ! " Ucap xiao setengah berteriak sebelum pergi ke tempat pemandian khusus nya "jangan lupa minta bibi rong untuk mempersiapkan diri mu!!!! "Teriak xiao pada A-xi.

"YAA!!!!! AKU mengerti !!!! " Tukas A-xi juga berteriak dari luar.

"Bocah itu, apa dia tidak tahu di istana tidak boleh berteriak seperti itu" sarkah xiao "aku harus mengajarinya nanti" lanjutnya tak sadar diri lalu memasuki pemandian untuk membersihkan diri.

Setelah selesai memanjakan tubuh dengan air hangat dan bersiap, xiao yang tengah menatap dirinya di cermin berwarna kekuningan menoleh saat Kaili masuk dan datang menemuinya.
Dengan wajah mulus putih dan bibir plum berwarna pink alami serta mata indah mempesona nya selalu berhasil membuat Kaili mengagumi sosok junjungan nya itu.

"Putri, ibu suri dan pangeran Yuan sudah ada di halaman belakang, tengah menunggu anda untuk datang"

Xiao tersenyum dan mengangguk "baiklah, dimana A-xi kecil ?"

"Dia sedang bersama bibi rong menunggu di depan" jelasnya.

Tanpa membuang waktu xiao langsung bangkit dan pergi menemui Xi-wang dan dayang rong di depan pavilium nya.

Sambil menunggu xiao datang, sesekali Xi-wang bertanya sesuatu kepada dayang rong.

"Bibi bagaimana kelihatan nya penampilan ku" tanya A-xi meminta pendapat.

Bibi rong hanya tersenyum gemas "oh, A-xi kau sangat tampan, begitu tampan hingga membuat bibi berniat ingin menjadi istri mu" puji dayang rong.

Dengan penampilan Xi-wang sekarang dia tidak jauh berbeda terlihat seperti para bangsawan yang dilahirkan dengan membawa banyak kebahagiaan bagi semua orang, terlihat sangat tampan dan mempesona meski dia masih kecil dan sedikit berisi, terlihat seperti anak yang diberikan makan teratur dan terjaga setiap hari.

"Istri? Tapi aku masih kecil dan bagi ku bibi sudah tua" ceplos nya

"Ahhh benar, pasti begitu banyak para putri cantik yang bersaing untuk menjadi istri mu hingga bibi tidak akan memiliki kesempatan " ucap dayang rong dengan wajah yang dibuat sedih.

"Benarkah? Apakah aku setampan itu?" Tanya Xi-wang dengan mata membulat.

Dayang rong mengangguk.

"Kalau begitu biarkan aku memilih" ucapnya lagi dengan jari telunjuk yang menepuk-nepuk dagu nya membuat dayang rong terlampau gemas.

"Bibi, apakah ibu suri pemarah?" Tanya nya lagi dengan topik yang sudah berbeda.

pertanyaan tiba-tiba itu sedikit membuat dayang rong terkejut namun setelahnya dia langsung tersenyum dan sedikit berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Xi-wang "Tidak, ibu suri sangat baik dan penyayang, ibu suri pasti akan sangat menyukaimu saat bertemu nanti"

"Benarkah?"

"Emn. Ibu suri pasti akan begitu memanjakan dan sering menghabiskan waktunya bersama mu" jawab dayang rong meyakinkan.

"Lalu.... Apakah pangeran Yuan pemarah?"

"Pangeran Yuan?" Ucap dayang rong mengulangi, Xi-wang mengangguk dengan antusias.

"Dia.. akan sangat menyayangi mu seperti dia menyayangi kakak cantik lalu akan menjaga dan mengkhawatirkan mu seperti dia menjaga dan mengkhawatirkan kakak cantik" jawab dayang rong sambil mengelus lembut pipi kiri Xi-wang yang agak kasar mungkin karena sejak kecil dia selalu terombang-ambing di luar sana, membuat dayang rong merasa sedikit sedih dan iba.

Bagaimana kerasnya anak kecil ini hidup selama ini tanpa ada seorang pun yang menjaganya? Untungnya putri huanran menemukan dan membawanya ke istana.

Sekarang Xi-wang kecil tidak perlu khawatir dan meminta minta lagi hanya untuk sebiji kacang seperti hari-hari kemarin.

"A-xi...." Panggil xiao setelah membuka pintu .

Dua orang yang awalnya sedang sibuk dengan pembicaraan mereka pun menoleh ke arah pintu kamar pavilium yang lain terbuka.

"........"

"Kakak " ucap Xi-wang setelah mereka saling terdiam "kakak sangat cantik tidak seperti kemarin" jujur nya teringat penampilan xiao yang kemarin malam seperti seorang pria dan pakaian yang biasa saja tidak menggambarkan seperti dia adalah seorang putri. Hanya saja wajahnya yang tidak mungkin seorang rakyat jelata.

"Aku tahu" kekeh xiao "A-xi bermainlah dulu dengan kakak Kaili, oke" pinta xiao yang diakhiri dengan mengangkat tangan kanan nya dengan jari jempol dan telunjuk yang menyatu membentuk bundaran. Membuat Kaili dan dayang rong bingung.

Sedangkan Xi-wang dia malah mengikuti apa yang xiao lakukan "emn. Oke" ucapnya dengan gerakan yang sama membuat xiao tertawa sambil mengelus pucuk kepala A-xi.

"Ayo bibi rong" ajak xiao.

Setelah nya xiao langsung pergi berlalu di ikuti dayang rong meninggalkan Xi-wang bersama dengan Kaili di sana.

Saat sampai di halaman belakang dan mendapati ibu suri tengah duduk berbincang dengan pangeran Yuan, xiao segera membungkuk hormat.

"Kenapa orang itu ada disini" gumam xiao kecil sambil berbungkuk hormat saat melihat ada nya keberadaan pangeran dari kerajaan JIN, pangeran jin Ke Xing.

"Maaf membuat kalian lama menunggu" basa basi xiao sambil tersenyum.

Sepertinya sekarang dia sudah terbiasa dengan kehidupan disini. Bahkan sekarang dia sering tersenyum.entah nyata atau palsu.

"Ran'er kemarilah" titah ibu suri.

Xiao hanya mengangguk dan mengambil posisi nya di samping ibu suri.

Setelah sedikit menyeruput teh nya ibu suri memulai pembicaraan "Ibu suri dengar kau ingin mengatakan sesuatu hal penting" ucap ibu suri langsung "apa yang ran'er ingin bicarakan?"

"Itu...?" Sedikit tidak nyaman mengatakannya sekarang karena ada orang lain disini, ingin sekali xiao mengatakan itu " tidak bisa mengatakan nya sekarang"lanjutnya singkat lalu menyeruput tehnya yang telah disiapkan dayang rong.

Seolah mengerti apa yang xiao maksud tiba-tiba pangeran Xing berdiri dan membungkuk hormat "sepertinya saya sedikit mengganggu, kalau begitu karena masih ada urusan maka saya juga akan kembali" ucap nya tersenyum.

"Pangeran Xing Kau akan kembali kekaisaran?" Tanya ibu suri sedikit terkejut.

Sedangkan xiao dan pangeran Yuan mereka saling memberikan pandangan, namun xiao segera mengalihkan pandangannya karena tatapan pangeran Yuan terlihat menyelidik.

"Bukan kah dua hari lagi akan ada perayaan di kekaisaran XIAO? Besok malam semua orang akan datang , rombongan kaisar JIN juga akan segera berangkat . Saya akan menginap seperti biasa" jawabnya sambil terkekeh.

Sudah biasa bagi orang-orang di istana tahu mengenai pangeran Yuan yang selalu menginap dan datang lebih dulu saat kekaisaran XIAO mengadakan perayaan. Dia sudah dianggap keluarga sendiri disini.

"Ah baguslah, sangat bagus" ucap ibu suri.

Xing mengangguk lalu mengalihkan pandangannya pada pangeran Yuan "Yuan, bukankah kita memiliki janji pertarungan pedang yang belum selesai" tukas ke Xing pada pangeran Yuan yang sibuk menyelidiki xiao dengan tatapan. Sedangkan xiao dia sibuk menghindari tatapan itu.

"Hah?! Kapan?" Tanya nya spontan, seingat nya dia tidak pernah menjanjikan ingin bertarung pedang dengan Ke Xing

"........"

"oh iya bener benar, sepertinya akhir-akhir ini aku sering lupa" lanjutnya sambil terkekeh, setelah melihat pangeran Xing sedikit memicingkan matanya kesal. Sekarang pangeran Yuan sudah mengerti, dia..... minta ditemani bukan?.

"Kalau begitu kami akan pergi dulu" kata pangeran Yuan sambil membungkuk hormat bersiap pergi "ran'er jika kau ada waktu tolong temui kakak sore ini" pintanya yang menurut xiao itu lebih ke sebuah perintah. Xiao hanya diam tidak menjawab apapun sampai kedua pria itu benar-benar pergi.

"Ranran sampai jumpa lagi" ucap pangeran Xing pada xiao yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari pangeran Yuan.

Setelah kedua orang itu pergi akhirnya xiao bisa bergerak puas.

"Ibu suri"

Mendapatkan panggilan, ibu suri segera menoleh "hmm?"

"Akan ada acara apa?" Tanya xiao penasaran

Mengerti apa yang cucunya maksud, ibu suri segera menjawab " dua hari lagi adalah pesta kelahiran kakak mu putra mahkota dan setelahnya adalah pesta penyambutan musim semi"

"Putra mahkota?"

"Benar" jawab ibu suri sambil mengangguk

"Apakah akan menyenangkan?" Jujur saja xiao tidak tahu akan seperti apa perayaan di zaman seperti ini, apakah akan menyenangkan atau membosankan?.

Namun berbeda dengan xiao, pertanyaan itu membuat ibu suri menjadi iba dan sedih. Selama ini xiao tidak pernah menghadiri acara apapun bahkan acara di kekaisaran ini pun dia tidak pernah dibolehkan untuk hadir, hanya selalu dikurung dan tidak di perbolehkan keluar dari pavilium kumuh dan asing nya itu, selalu seperti itu sampai membuatnya putus asa dan tidak pernah ingin keluar selangkah pun dari daerah pavilium nya, bukanya dia malu hanya saja tidak ada orang yang ingin melihatnya di luar sana, sampai suatu saat Kaili datang dan menemaninya.

Tapi sekarang sudah berbeda, ibu suri tidak akan tinggal diam.

Untung saja dia lupa ingatan, apa kah dia masih lupa?

"Emn, sangat menyenangkan" jawab ibu suri dengan mata sayu sambil mengelus lembut pipi xiao.

"Benarkah? Jika sampai tidak menyenangkan bolehkan aku berada di pavilium saja?" Ucap xiao, jika sampai perayaannya biasa saja maka lebih baik istirahat dan bermain di pavilium saja.

"Tidak, tidak akan membuat mu bosan"

"Baiklah, jika ibu suri berkata begitu" xiao mengangkat kedua bahunya lalu meminum kembali tehnya tanpa mengerti emosional ibu suri sekarang.

"Ibu suri"panggil xiao lagi.

Ibu suri menatap xiao dengan kedua kening terangkat.

"Apa ibu suri kesepian? Apa kah menginginkan seorang cucu?" Tanya xiao dengan kata-kata yang sedikit terbata.

"Cucu?" Tidak mengerti apa kata xiao, dengan kedua kening bertaut ibu suri kembali bertanya "untuk apa? Aku sudah memiliki kalian"

"Tidak. maksud ku cicit, iya apa ibu suri menginginkan seorang cicit yang lucu?" Tanya xiao bersemangat sambil memperhatikan bagaimana ekspresi ibu suri.

Ibu suri terdiam, apa yang akan dia katakan? Begitu membuat xiao penasaran.

"Ran'er" panggil ibu suri.

Xiao mengangguk antusias "ya?"

"Apa.... Apa kau sedang menyukai.... seseorang dan telah melakukan sesuatu bersama nya?" Tanya ibu suri dengan pelan seolah ragu-ragu.

"Hah?!" Pernyataan itu membuat xiao tidak percaya, kenapa ibu suri malah menangkap hal seperti itu dari perkataannya "bukan itu maksudku" ucap xiao setelah menetralkan keterkejutannya.

Mendengar itu ibu suri membuang nafasnya lega.

Bagaimana mungkin ibu suri benar-benar berfikir seperti itu " aku, ah tidak.. maksudku... Dayang rong menemukan seorang anak kecil di pasar" tukas xiao segera mengubah ucapannya "dia sangat menyedihkan, tidak memiliki seorang pun di dunia ini, jika di biarkan terus di jalan tanpa ada yang menjaga anak malang itu..... tidak akan memerlukan waktu lama nyawa nya pasti akan hilang begitu saja" lanjutnya dengan nada seolah sedih.

"Jika begitu orang tua nya pasti sangat sedih dan tersiksa melihatnya dari atas sana " lanjut xiao menatap langit sambil sesenggukan walau tidak mengeluarkan setetes air mata pun "lalu siapa yang akan disalahkan nanti? Kita semua pasti akan disalahkan karena tidak ada seorang pun yang bersedia merawatnya "xiao menyapu ujung matanya seolah ada air mata yang keluar.

"Ahhh....... begitukah?" ibu suri terlihat bingung dan iba lalu berfikir lama sambil menatap xiao lalu dayang rong yang juga ada di sana, membuat xiao tegang sambil mengulum bibir nya

"Kalau begitu Biarkan dia tinggal bersama dayang rong " kata ibu suri dengan tersenyum.

Membuat xiao membuang nafas pasrah, kenapa ibu suri tidak mengerti sama sekali "ekhem" dehem xiao lalu meminum tehnya sampai habis "emm dibandingkan dia tinggal bersama dayang rong, bagaimana... Jika dia tinggal bersama ibu suri" usul nya.

"Eh?"

"Begini, jika dia tinggal dengan dayang rong bukankah berarti dayang rong harus merawatnya juga? Sedangkan dayang rong juga sangat sibuk mengintai dan merawat ku, bukan kah dayang rong akan sangat kesusahan" jelas xiao mencoba membujuk.

"Uhuk.. uhuk.. uhuk.." mendengar kata mengintai dari mulut xiao membuat ibu suri yang sedang meminum tehnya menjadi terbatuk, ah sudah ketahuan begitu harus bagaimana lagi.

"Dan jika tinggal di istana... itu mungkin akan menyiksa diri kecil nya, istana sangat ketat dan kejam aku tidak ingin melihat ada seseorang yang merundung nya di sini, jadi...... Bagaimana jika dia tinggal dan menemani ibu suri saja? Ran'er yakin dia akan lebih aman dan bahagia jika bersama ibu suri" bujuk xiao "bukan kah ibu suri kesepian disana sendiri? Jadi.... Ibu suri akan menjaganya kan? Kan?" Lanjutnya dengan manja dan sedikit memberikan keyakinan.

Mata ibu suri terlihat berkedip kedip "ahh... Baiklah, lagi pula ibu suri juga sering kesepian jika kembali kesana, menambah satu orang cucu kecil mungkin akan menyenangkan" jawab ibu suri membuat xiao tersenyum lebar.

Awalnya memang sedikit ragu tapi saat melihat tatapan xiao yang begitu mempercayainya, ibu suri menjadi tidak sanggup menolak.

Xiao melirik dayang rong lalu mengangguk, dayang rong yang mengerti apa yang xiao maksud pun izin pergi dari sana.

"Lalu siapa namanya?" Tanya ibu suri.

"Aku memberi nya nama Xi-wang" jawab xiao

"Kau memberinya nama?" Ibu suri mungkin sedikit heran.

"Emn. Dia tidak memiliki nama jadi dengan senang hati aku memikirkan banyak nama lalu memberikan satu nama yang cocok untuknya. Ibu suri, bukan kah itu bagus?" Jawab nya lalu meminta pendapat dengan bangga.

"Sangat bagus " tersenyum ibu suri menggenggam tangan xiao "kau sangat mirip dengan ibu mu, cantik dan begitu baik hati " lanjutnya dengan nada sangat lembut. Dibandingkan dengan kaisar mungkin permaisuri Jia lebih disayangi oleh ibu suri meski dia hanyalah menantu yang sudah tiada.

Tidak begitu lama saat xiao dan ibu suri bertukar pandang dan kasih sayang, dayang rong telah kembali dengan seorang anak kecil yang begitu menggemaskan dan sedikit berisi di sampingnya.

"Kakak" panggil Xi-wang

Menyadari jika dayang rong dan Xi-wang telah datang, xiao pun segera menoleh "A-xi kemarilah" panggil xiao sambil menepuk-nepuk tempat disampingnya

Tanpa harus membuang waktu Xi-wang pun langsung berlari dan duduk di samping xiao

"Lihatlah bukan kah dia sangat menggemaskan?" Tanya xiao pada ibu suri.

Ibu suri mengangguk sambil terkekeh melihat Xi-wang yang begitu menggemaskan saat menatap ibu suri dengan tatapan sedikit bingung.

"A-xi duduk lah di samping ibu suri " titah xiao sambil menunjuk ke arah tempat kosong di samping ibu suri yang awalnya dia duduki saat masih ada pangeran Yuan dan pangeran Xing beberapa waktu yang lalu.

"Haruskah?"

"Emn. Harus" jawab xiao

"Baiklah" tanpa berat hati Xi-wang pun berpindah tempat duduk di samping ibu suri sambil tersenyum lebar.

"Xi-wang kecil kau terlihat begitu menggemaskan dan tampan" puji ibu suri sambil sedikit mencubit pipi Xi-wang.

"Aku tahu, tadi pagi bibi rong juga mengatakan begitu... setelahnya kakak cantik" tunjuk nya pada xiao dengan jari mungil "setelahnya lagi kakak Kaili dan masih banyak bibi-bibi lainnya yang juga mengatakan begitu, kenapa semua orang mengatakan hal yang sama?" lanjutnya dengan cemberut.

Mendengar gerutu Xi-wang membuat ibu suri terkekeh geli, merasa anak ini begitu lucu dan polos "itu karena Xi-wang memang sangat lah tampan, tidak ada tandingan" jawab ibu suri sambil mengelus-elus rambut Xi-wang dengan gemas.

"A-xi..." Panggil xiao, sepertinya sekarang keberadaan nya tidak di anggap.

Ibu suri dan Xi-wang pun menoleh.

"Setelah ini kau akan tinggal dan ikut dengan ibu suri, di istana tidak aman untuk mu, kau mengerti?"

Xi-wang "........"

"Kenapa? Kau tidak menyukainya?" Tidak mendapat jawaban dari anak mungil itu membuat xiao bingung.

"Apa itu artinya aku tidak akan bisa sering melihat kakak dan bibi lainnya lagi?"

"Kenapa tidak bisa?"

"Karena aku akan pergi bersama ibu suri..." Jawab nya tidak bersemangat.

"Kau bisa mengunjungi kami dan menginap" ucap xiao mencoba menenangkan " ibu suri selalu kemari, ikut lah bila ibu suri ke istana dan kau akan bisa bermain sepuas nya nanti disini. Tapi tidak dengan tinggal disini, aku tidak ingin kau menjadi perhatian semua orang-orang darah busuk itu" tukas xiao tanpa pilah-pilih kata.

Mungkin ucapannya membuat ibu suri sedikit terkejut namun setelahnya ibu suri tidak banyak memikirkannya lagi

"Baiklah kalau begitu A-xi akan sering-sering kemari" ucap Xi-wang dengan semangat.

_______________________________________________





NEXT.......





Continue Reading

You'll Also Like

408K 45.9K 44
Karena kesamaan rupa antara gundik yang ditemuinya di rumah bordil dengan Parvis Loine sang tokoh utama wanita sekaligus gadis yang dicintai oleh Ize...
150K 16.2K 23
Cover by pinterest •not bl🙅🏻‍♀️ Ayash menyia-nyiakan kehidupannya karena terlarut dalam kesedihan. Pria berusia sembilan belas tahun itu menjadi p...
1M 68K 44
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"
2.3M 166K 47
Ketika Athena meregang nyawa. Tuhan sedang berbaik hati dengan memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki masa lalunya. Athena bertekad akan memperb...