ARKASYA

Od krsnazhra

1.1M 67K 9.6K

🚫 SEBELUM MEMBACA FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU🚫 #Part LENGKAP# #Warning typo bertebaran# Author mode male... Více

perhatian!
NANGALA STORY
PROLOG
01. King and Queen
02. Salah nomor
03. Arsen Ngajak Nikah?
04. Datang Terlambat
05. Bela Siapa?
06. Satu Ruangan Yang Sama
07.Rasa bersalah
08. Rencana Asya 1
09. Rencana Asya 2
10. Awal dari segala awal
11. Baikan
12. Cowok Bajingan
13. First Kiss
14. Kecemburuan
15. Arsen mode Gila?
17. Sang Antagonis
18. Tamu tak di undang
19. Terbongkar
20. Rencana licik Alden dan Naira
21. Pergi Camping
22. Sebuah Tuduhan
23. Arka yang Bunuh?
24. Sepuluh anak
25. Jebakan Sang Pelakor
26 Kembali asing
27. Mencintai Tanpa Dicintai
28. Berdamai?
29. Singapura?
30. Untuk Sekian Kalinya
31. Kebohongan Naira
32. Arka Cemburu?
33. Pilihan Yang Sulit
34. Arka Cemburu
35. Antagonis Sesungguhnya
36. Waktu Mundur Di Mulai
37. Undangan Naira
38. Bola Melayang
39. Ulang Tahun Naira
40. Dibawah Rintikan Hujan
41. Menuju Kehancuran
42. Detik Detik Terakhir
43. Lupa ingatan?
44. Hilangnya Memori Kenangan
45. Berhasil Kabur
46. Masa Lalu Arkan
47. Hanya Pura-pura
48. Limited edition
49. Pergi Dan Merelakan
50. Terpaksa Kembali
51. Terlambat Bersama
52. Hari sial Asya
53. Asya Dan Naira
54. Ruang Uks
55. Permintaan Maaf
56. Pasar Malam
57. Ujian Nasional
58.Sumber kebahagiaan Arka
59. Bahagia bersama
X
Ekstra Part
Extra part ll
Cuma nanya doang?

16. Kemarahan Asya

18.6K 1K 103
Od krsnazhra


Mau doubel up tapi ada masalah dikit jadi lain kali aja ya Gees!

Happy reading Gees

"Aku tidak marah.... Aku hanya kecewa."
-Natasya Arabella

«★»

"H-hah?"

Asya tercengang sekian detik tidak bisa dipungkiri ia terlalu kaget. Ini Arsen ngajak berbuat dosa gitu? Asya menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Astagfirullah kambing. Gue sama lo itu saudara ipar ingat itu!"

Arsen terkekeh geli melihat respon Asya yang berlebihan itu. "Canda selingkuh."

"Lagian gue cuma ngetes kesetiaan lo aja, Arka bodoh banget ya bisa lantarain lo gini."

Wajah Asya yang tadinya kaget ketika kini digantikan dengan raut datar. Gadis itu mengembuskan napas pelan entah kenapa dadanya terasa sesak. Sakit juga bersabar untuk tidak menggugat cerai Arka.

Asya tahu jika dirinya lah yang mengambil Arka dari Naira. Tapi, sekarang Asya sudah menjadi istri sah lelaki itu jadi wajar saja ia cemburu ataupun marah. Semua kebrengsekkan Arka kali ini masih Asya toleran, jika sudah kelewatan batas barulah ia akan bertindak. Untuk sementara ini lebih baik menyusun rencana agar hubungan Arka dan Naira cepat berakhir.

Asya tidak mau lama-lama makan hati. Tidak enak rasanya. Apalagi melihat kemesraan mereka.

Asya tersenyum pada sosok lelaki yang selalu bersamanya itu. "Mungkin Arka bakalan sadar sendiri kalau yang dia lakukan itu salah."

"Gue yakin Arka bakalan sadar. Cowok seperti Arka mungkin dalam fase khilaf." tambah Asya.

Arsen melengos malas mendengar ucapan gadis didepannya itu. Cinta memang membuat seseorang menjadi bodoh ternyata buktinya sudah ada didepan mata sekarang.

"Sya, lo segitu cintanya ya sama Arka?" Tanyanya membuat Asya terdiam lama kemudian gadis itu mengangguk dengan pelan. "Udah berapa bulan kalian nikah?"

Asya mendongak menatap mata cowok itu. " Lima bulan," jawab Asya.

"Selama itu lo nahan diri?"

Asya hanya diam tak menjawab.

"Gue bukanya memengaruhi lo, Sya. Tapi gue cuma lo sadar lo boleh cinta tapi jangan sampai bego gini. Emang lo gak sesak apa liat suami lo sama wanita lain?"

Asya sama sekali tidak membantah ketika Arsen mengatakannya bego. Kenyataannya memang bego, bukan?

"Arka anggap apa status kalian selama ini? Mainan?" Arsen mengucapkan kalimat tersebut dengan nada mengebu ngebu. Huh, Arsen mendengus kesal dibuatnya. kenapa malah ia yang merasa kesal?

"Lo gak bakal tahu posisi gue, Sen." Jawab Asya sembari bangkit dari duduknya. "Udah mau Magrib gue harus pergi takutnya Arka udah pulang." Asya pergi meninggalkan Arsen dan Cia.

Kebetulan warung sate yang mereka datangin tidak terlalu jauh hingga membuatnya pergi begitu saja.

"Kak Ara kenapa pergi ninggalin kak Arsen?" Cia menghampiri Arsen.

Arsen menoleh ke arah sang adik. "Kak Ara lagi kebelet jadi dia pamit duluan," bohong Arsen membuat gadis itu mengangguk paham.

"Pulang yuk, kak!"

"Lho, kok pulang?"

"Emang kak Arsen gak mau pulang? Yaudah sih." Sewot gadis itu dan pergi meninggalkan Arsen.

"Ahh, Adek gue gak ada yang benar," keluh cowok itu sembari meletakkan uang berwarna merah di atas meja.

•••

Jam dinding sudah menunjukkan angka pukul sepuluh malam. Hal itu membuat Asya terus menggigit jarinya dan berjalan mondar mandir menunggu kedatangan Arka.

Asya mengusap wajahnya dengan kasar kemudian mendudukkan bokongnya di tepi kasur milik Arka.

Saat ini Asya berada dikamar cowok itu. Asya mencoba mengalihkan perhatiannya tentang ucapan Arsen tadi sore di warung sate tetapi sulit sekali bagi Asya.

"Arghhh," teriak Asya frustrasi untung saja kamar yang ia tempati kedap suara jadi tidak ada yang akan mendengar teriakkan nya.

Carian bening jatuh ke atas kasur begitu saja. Asya memejamkan matanya dan membukanya perlahan. Gadis itu memukul dadanya yang tiba-tiba sesak. "Apa salahnya gue berharap sama lo, Ar?"

Asya mendengar deruman suara motor memasuki kawasan rumah mertuanya dengan cepat Asya menghapus jejak air matanya. Setelah itu gadis itu membuka pintu kamar dengan perlahan bisa ia lihat Arka sedang meminum air putih diruang tamu.

"Ar, lo baru pulang?"

Arka hanya menoleh sebentar kemudian cowok itu menghampiri Asya yang masih berada didepan pintu kamarnya. "Maaf, sekarang kita pulang!"

Asya mengangguk patuh dan mengambil tas dan handphonenya dikamar.

"Bunda sama Ayah udah tidur?" Tanya Arka yang dijawab anggukan kepala oleh Asya.

"Kita langsung pulang aja gak enak gangguin orang lagi tidur."

Lagi lagi Asya hanya mengangguk hingga membuat Arka merasa gadis itu berbeda dari biasanya. Tumben sekali Asya tidak banyak omong bahkan wajah gadis itu sedikit sembab.

"Lo kenapa?"

Asya menggeleng pelan. Ia tidak tahu harus bereaksi apa. Mau marah? Tetapi ia tidak mau membuat keributan dimalam hari gini apa lagi sekarang ia masih berada di rumah kedua mertuanya jadi lebih baik diam dan menjawab seadanya.

"Sya, gu---,"

"Gue capek mau pulang," Potong Asya cepat membuat Arka terdiam.

Diperjalanan menuju pulang keduanya saling diam. Asya diam sedang memikirkan ucapan Arsen tadi sore sementara Arka terdiam memikirkan kesalahannya yang sempat ia buat tadi siang.

Setelah sampai didepan rumah mereka Asya langsung masuk kamar tanpa menunggu cowok itu.

Asya menarik nafas dalam-dalam mencoba sabar. Entah lah sampai kapan ia harus bersabar?

"Syaa!"

Asya menoleh kearah pintu kamar kala melihat sosok Arka yang sudah berada di depan pintu kamarnya, ralat kamar mereka.

"Gue minta maaf."

Asya menoleh ke arah lain asalkan tidak kerah suaminya itu. "Mau sampai kapan lo sama Naira?" suara gadis itu terdengar dingin.

Arka mendekati Asya ditepi kasur. "Sya, gue gak bisa mutusin Naira gitu aja."

"Lo bisa gak kalo bicara mikir gimana perasaan gue dengerinnya?"

Arka tertegun. Apakah ucapannya selama ini menyakitkan gadis itu? Bodoh. Arka harusnya tidak perlu menanyakan kalimat tersebut. Sudah jelas gadis di sampingnya itu cemburu.

"Gue heran sama lo apa sih lebihnya dia buat lo itu?" emosi Asya naik seketika saat mengingat kejadian dimana Arka meninggalkannya sendirian di tangga.

"Lo mau gue bully selingkuhan lo itu lagi?" tanya Asya membuat Arka menatap mata Asya.

Arka mengeram marah. Gadis itu benar benar membuat ia emosi dalam sekejap. "Lo bisa gak sih jangan pakai kekerasan gitu?" kesal Arka.

Asya terkekeh pelan. " Lo mau gue pakai cara halus? Cara apa, Santet?"

"Jaga bicara lo Asya!!"

"Kenapa? Lo takut gitu asal lo tau Ar, gue capek kayak gini. Lihat lo sama Naira terus gue selalu sakit hati. Lo janji mau membangun sebuah hubungan yang baru tapi kenapa lo masih bersama pelakor itu?"

"Lo gak sadar kalo disini sedang terluka," tunjuk Asya di dadanya.

Wajah Arka merah menahan amarahnya. Ia menatap raut wajah gadis berstatus istrinya itu dengan rasa bersalah. Namun egonya terlalu dominan hingga membuatnya gelap mata. Tidak mau terpancing emosi Arka lebih memilih keluar kamar dan membanting pintu dengan keras hingga membuat Asya terkejut.

Asya merosot di lantai yang dingin itu. Lagi lagi Asya menangis. Menangisi orang yang sama.

"Kenapa sakit bangett ya?

"Gue benci banget sama pelakor. Hidup gue kayak drama suara hati istri aja."

Dua jam kemudian.

Arka membaringkan tubuhnya disampingnya Asya. Gadis itu telah tertidur dengan mata yang sembab. Dengan gerakan hati-hati Arka mulai menyelimuti Asya. Wajah cantik Asya membuat Arka betah memandangnya.

Arka berjanji besok pagi dia harus segera meninggalkan tempat tidur ini. Jangan sampai Asya mengetahuinya jika ia tertidur disampingnya. Arka mulai memejamkan matanya menyusul Asya yang sudah tidur duluan.

~

See you next part

Spam next part"

1. Satu kata buat Arka

2. Satu kata buat Asya

Natasya Arabella

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

195K 6.2K 49
TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA! PASSWORD : FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TERIMAKASIH. -Untuk senyuman yang menjadi duniaku- Tentang sebuah persembunyian g...
5.4K 54 1
Pernikahan antara Pemimpin Geng motor yang kejam dengan Gadis cantik yang menggemaskan namun berbahaya? !! 𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜�...
339K 17K 15
𝗦𝗘𝗤𝗨𝗘𝗟 𝗔𝗟𝗔𝗦𝗞𝗔𝗟𝗘𝗧𝗧𝗔 [[Dark Romance : Rate 17+]] Baca selagi on going. Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ‼️ -𝗞𝗶𝘁𝗮...
61.2K 5.6K 9
"Jadilah gadis penurut atau mau aku patahkan kaki mu agar kamu tidak bisa kabur lagi hm?" *** Sivia Anastasya, gadis hiperaktif dan asal ceplas ceplo...