Pacar Sengklek (On going)

Av Askobarrr

86.4K 6.6K 2.6K

Udah pernah punya pacar sengklek belum? Kalo belum, cobain deh Rasanya... Aaaahhhh mantap! Mer

1 | Awal pertemuan
2 | Minimarket
3 | keripik singkong
4 | Sambal kacang
5 | Aldian dan Aldi satu nama
6 | Ngebut
7 | Rumah Aldi
8 | Minum dingin
9 | Pulang Bareng
10 | cepak cepak jeder
11 | Sial
12 | Mie ayam
13 | Gara-gara helm
14 | Nyanyian Aldi
15 | Renata budeg
16 | Labrak
17 | Masa lalu
18 | Pasar malem
19 | Ulangan yang mematikan
20 | Baper
21 | Keroyok
23 | Bertemu
24 | Pikiran Kotor
25 | Salah toilet
26 | Telor Ayam
27 | Berpacaran
28 |Cemburu
29 | Bolos sekolah
30| Salting
31 | Malem minggu
32 | Rumah sakit
33 | Pergi
34 | Nama kucing
35 | Aldi X Elang
bukan up!
36
37. Kecewa
38. Curiga
39 | Salah Faham
40 | Baikan
41 | Anton
42 | Berantem
43 | Make up
44 | Bertemu lagi
45 | Drama freak
46 | Hujan-hujanan
47 | Dekor
48 | Teror
49 | Mobil goyang
50 | Dia kembali
51 | Rumah sakit
52 | Kacau
52 | Bangun dari koma
53 | Hampir terungkap
54 | Sesuatu
55 | Selesai

22 | Menghilang

1.2K 114 91
Av Askobarrr

Kamu ini manusia atau bintang kecil?
Goblokmu kok jadi tinggi menghiyasi angkasa.

>>>>>Jangan lupa divote<<<<<

Semua anak Black Moon sudah berada di rumah sakit dimana Karta berada, sambil menunggu dokter keluar dari dalam ruangan.

Aldi sejak tadi hanya terdiam sejak tadi tidak ada percakapan yang keluar dari mulutnya, sedangkan semua teman-temannya asik mengobrol untuk mencairkan suasana agar tidak canggung.

Tidak lama dokter dan satu orang suster keluar dari dalam ruangan yang membuat semua orang menatap kerah dokter dan suster tersebut.

"Gimana sama keadaan temen saya dok?" tanya Aldi kepada dokter yang masih terdiam.

"Apa disini ada keluarga pasien?" ucap dokter.

"Karta anak yatim piatu dok. Enggak ada sodara terdekat cuman kita aja," jelas Haris dan dokterpun menggangguk paham.

"Baik kalo seperti itu. Sodara Karta mengalami luka yang sangat serius di bagian kepalanya dan juga kakinya yang patah, namun masih bisa disembuhkan dengan seiring berjalannya waktu. Saudara Karta juga harus di rawat inap untuk beberapa hari, supaya saya dan suster bisa lebih mudah mengawasi Karta," jelas Dokter yang bernama Hermawan.

"Apa pasien bisa di jenguk sekarang dok?" tanya Alan.

"Kalau untuk sekarang tidak bisa di temui. Kemungkinan besok pagi teman kalian bisa di temui tapi hanya tiga orang saja."

"Oke, dok. Makasih buat informasinya," ucap Aldi dan disitu pula dokter dan suster pergi menjauh dari segerombolan lelaki tersebut.

"AHK!" teriak Aldi sambil memukul kencang dinding rumah sakit sampai tangannya merah akibat terlalu kencang.

Alan mencoba menghalangi Aldi untuk tidak memukul dinding lagi dan mencoba menenangkan Aldi dari emosi.

"Siapa yang udah lakuin ini semua," kata Rama lemah. Karena Rama dan Karta sudah seperti saudara sendiri jadi wajar kalau Rama merasa terpukul melihat Karta seperti sekarang ini.

Keluarga Rama sudah menganggap Karta seperti anak sendri dan kedua orang tua Karta pun begitu sayang sama dengan putra kandungnya sendiri Rama. Malam ini orang tua Rama sedang berada di luar kota yang membuat mereka tidak bisa datang malam ini ke rumah sakit.

Karta adalah seorang lelaki yang mandiri, sejak kepergian kedua orang tuanya ia bekerja sepulang sekolah. Karta tidak ingin merepotkan keluarga Rama lagi, maka dari itu ia bekerja di bengkel dan pulang bisa sampai malam.

Rama menangis saat mengetahui kabar Karta saat ini. "Lo harus kuat."

"Kita cari siapa yang udah bikin Karta kaya sekarang, kalo kalian nemu pelakunya bawa orang itu ke gue!" seru Aldi dan semua mengangguk kan kepalnya paham.

>>>>><<<<<

Ujian hari ini berjalan dengan sangat lancar. Renata membuang nafasnya lega karena semua soal dapat ia isi karena soal ujian tadi tidak terlalu sulit, sedangkan kedua sahabatnya masih terlihat sangat sibuk dengan kertas coretan di hadapannya. Hari ini adalah mata pelajaran matematika dimana semua teman-temannya ketar ketir.

Dan akhirnya bel istirahat sudah berbunyi semua siswa tersenyum senang karena ujian ini sangat menguras tenaga dan pikiran. Semua berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang kosong. Setelah makan mereka akan menghadapi satu ulangan lagi.

Renata sejak tadi melihat ponsel yang tidak kunjung bergetar sejak pagi tadi dan ia menatap kanan dan kiri seperti sedang mencari keberadaan seseorang yang biasanya sudah mengajaknya ke kantin namun, kali ini ia tidak melihat batang hidung manusia sengklek tersebut.

Cici dan Desi yang melihat itu langsung menatapnya bingung.

"Lo kenapa sih?" tanya Desi

"Iya, lo nyariin siapa sih?" tanya Cici sambil menatap Renata.

Renata hanya diam saja tanpa menjab pertanyaan kedua sahabatnya. Kenapa hari ini ia merasa ada yang kurang? Kemana manusia sengklek itu? Sejak pagi tadi ia tidak melihatnya sama sekali.

Desi tersenyum miring. "Gue tau nih anak nyariin siapa." Desi terkekeh geli membuat Cici penasaran.

"Siapa?" ucap Cici.

"Kak Aldi kan?" ujar Desi yang sudah tertawa kencang di ikuti oleh Cici.

"Sotoy banget sih lo!" ujar Renata kesal.

"Ternyata ada yang baper nih!" Ledek Cici kepada Renata Sabahatnya.

"Baper gundulmu!" seru Renata yang pergi meninggalkan Cici dan Desi yang sejak tadi menertawakannya.

"Baru juga sehari gak ketemu udah ngerasa kehilangan aja tuh anak," ucap Desi yang masih terkekeh.

"Hahaha...namanya juga Renata, dia gengsian anaknya," ujar Cici.

Sesampainya di kantin Cici dan Desi sangat lahap makanannya. Lain dengan Renata yang sejak masuk kantin hanya terdiam sambil menatap mie ayam tanpa menyentuh nya.

Saat ini Renata benar-benar tidak napsu makan. Pikirannya saat ini entah kemana sehingga makan pun terlihat selera.

"Lo kenapa sih, Ren? Lo tenang aja palingan juga besok my doi nongol lagi," kata Desi.

"Berisik lo!" omel Renata.

"Buset deh mbak, sensi amat."

"Renata! Itu di makan dulu mie ayamnya, kalo kelamaan enggak enak tau!" perintah Cici dengan suara yang sedikit kencang.

"Gak napsu makan gue," ucap Renata dengan wajah yang cemberut.

"Cobain dulu baru bilang enggak enak. Dari tadi juga itu mie ayam enggak lo sentuh sama sekali."

"Bukannya tadi lo bilang enggak sempet sarapan pagi ya?" tanya Desi dan di balas anggungkan oleh Renata.

"Nah yaudah makan sekarang, Lo itu udah kurus kaya triplek jangan karna kak Aldi gak ada disini Lo mati dadakan yaa!" Omel Desi.

Tiba-tiba saja bola mata Renata tertuju kepada seseorang lelaki berbadan besar yang duduk tidak jauh dari bangkunya. Tanpa basa basi Renata memanggilnya.

"Bombom!" panggilnya kencang.

Orang itu menoleh dan tersenyum kerahnya. "Kenapa?"

"Sini buruan." Renata melampaikan tangannya untuk mengajak Bombom kerahnya.

Lelaki itu berjalan mendekat kearahnya dan berucap, "Ada apaan nih lo manggil gue?"

"Nih buat lo." Renata menyerahkan semangkuk mie ayam yang belum ia sentuh sama sekali sejak tadi.

Mata Bombom langsung berbinar saat Renata teman sekelasnya menawarkan mie ayam kepadanya. Sebenarnya ia sudah makan sebelumnya tapi rezeki enggak boleh di tolak bukan?

"Buat gue?" ucap Bombom memastikan.

"Iyalah pake nanya lagi," kata Renata.

"Ada acara apaan nih, tiba-tiba enggak ada ujan sama petir lo kasih makanan ke gue?" tanya Bombom yang mampu membuat Renata sedikit kesal.

"Lo lagi ultah? Tapi setau gue ultah lo bukan bulan ini," bisik Bombom.

Bombom dulu memang pernah satu kelas dengannya, Cici dan juga Desi saat masih duduk di SMP, jadi wajar kalau Bombom tahu ulang tahun Renata, karena sejak SMP Renata selalu membagikan makanan atau mentraktir teman sekelasnya.

"Gak usah banyak bacot deh lo, Bom. Bawa tuh mie ayam abisin biar badan lo tambah sehat!" ujar Renata sedikit kencang.

"Ini udah lo bayar belom?" tanya Bombom yang takut mie ayam ini belum di bayar.

"Bacot banget ya nih anak. Udah gue bayar lunas, udah sana pergi!"

"Sering-sering kasih gue makanan, gue jadi enak hahaha..." Bombom sambil membawa makanan Renata.

"Terus kalo tuh mie ayam lo kasih Bombom, lo mau makan apaan?" tanya Desi yang sedikit kesal dengan sikap Renata yang sejak tadi terlihat berbeda.

"Gue udah bilang, gue enggak mood makan!"

"Yaudah deh terserah lo! Batu banget punya temen!"

Malas berdebat dengan sahabatnya ia lebih diam sambil memainkan ponselnya yang tidak ada pesan masuk dari Aldi. Biasanya Aldi selalu menanyakan kabar dirinya dan membuat dirinya sedikit geram tapi kenapa sekarang manusia sengklek itu tiba-tiba menghilang? Bahkan chatnya pagi tadi masih belum ia baca.

Gue kenapa jadi kepikiran manusia itu terus sih?

>>>>><<<<<

Aldi, Alan dan Haris hari ini tidak masuk sekolah karena Karta tidak ada yang menemani di rumah sakit. Mereka akan mengikuti ulangan susulan karena Karta lebih penting saat ini.

Dokter keluar setelah memeriksa keadaan Karta.

"Gimana dok?"

"Keadaan pasien sudah mulai membaik dan kalian bertiga sudah boleh masuk kedalam," jelas Dokter Herman.

"Maksih dok."

"Sama-sama, baik kalau begitu saya permisi dulu." Dokter pergi meninggalkan mereka bertiga.

Ruangan ini bau dengan obat-obatan dan Aldi melihat Karta yang sedang berbaring lemah di atas brankar rumah sakit. Karta menoleh kearah pintu dan tersenyum saat melihat temannya disana.

"Makasih udah nolongin gue," ucap Karta dengan suara yang begitu pelan.

"Lo udah kita anggap kaya sodara sendiri," kata Haris sambil menepuk pelan pundak Karta.

"Gue enggak tau harus gimana lagi kalo enggak ada kalian semua. Gue udah enggak punya siapa-siapa lagi selain Black Moon," ujar Karta.

Seketika suasana ruangan sunyi. Karta merasa ada yang sedikit aneh dibagian bawah. Kenapa kakinya seperti mati rasa?

"Dian!" ucap Karta sedikit kencang.

Aldi yang sudah paham apa yang akan di ucapkan Karta.

"Kaki gue kenapa enggak bisa di gerakin! Ke-kenapa kaki gue kaya mati rasa!" Karta meneteskan air matanya dan menatap ketiga temannya yang masih terdiam.

"JAWAB GUE! KAKAI GUE KENAPA!"

Alan mencoba menenangkan Karta. "Lo tenang dulu."

"GIMANA BISA TENANG! KAKI GUE MATI RASA!"

"Kaki gu-gue..." Saat itu juga air mata Karta tidak bisa di bendung lagi.

"Kaki lo lumpuh," ucap Aldi yang sedikit tidak tega mengucapkan hal seperti ini.

Karta menggelengkan kepalanya kuat. "AAHHKK! Gue enggak punya siapa-siapa lagi, sekarang kaki gue lumpuh! Terus buat apa gue hidup sekarang?"

Plak!

Satu tamparan dari Aldi mengenai pipi kanan Karta. Aldi benar-benar tidak ingin mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Karta.

"Lo masih ada kita! Jadi stop ngomong kaya gitu!"

"Gue cuman bisa ngerepotin lo semua."

"Kaki lo bakal sembuh secepatnya. Jadi gue mohon lo jangan pernah bilang kaya tadi," ucap Aldi penuh dengan penekanan.

"Coba lo ceritain kenapa lo bisa sampe di keroyok kaya gini," ucap Aldi kepada Karta.

"Tadi malem itu..."

FLASBACK ON

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Karta mengeluarkan motor ninja hitamnya dan melajukan motornya menuju tongkrongan.

Malam itu Karta sengaja melewati jalan kencana nomor 2 yang terkenal dengan jalannya yang sepi dan gelap karena sepanjang jalan kita akan melawati hutan di kanan dan kiri jalan. Karta melawati jalan itu karena jarak dari tongkrongan tidak terlalu jauh.

Karta melajukan motornya dengan kecepatan sedang tapi tiba-tiba saja ia melihat dari kaca spion ada tiga cahaya lampu motor yang mendekat kearahnya. Karta langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi karena ia merasa ketiga orang tersebut sedang mengincarnya saat ini.

Ketiga motor itu berhasil membalap motor Karta dan langsung menghajar Karta.

Bugh!
Bugh!

Sudut bibir kiri Karta mengeluarkan darah segar, karena tidak terima Karta sempat melawan ketiga orang itu yang masih menggunakan helm tanpa melepasnya.

Bugh!

"Bangsat lo semua beraninya keroyokan!"

Namun sekuat apa pun Karta melawan ketiga lelaki tersebut tetap saja ia akan kalah. Mereka bertiga sedangkan Karta seorang diri.

Bugh!

Salah satu dari mereka memukul kuat perut Karta sampai ia meringis kesakitan karena tidak siap dengan pukulan tersebut.

"AHK!"

"ANJING SIAPA LO!"

"HAHA...LO ENGGAK PERLU TAU SIAPA GUE!"

"SIALAN!"

"Lo rasain ini!"

Dua orang memerang erat tubuh Karta supaya tidak bisa kemana-mana sedangkan lelaki tadi mulai menghajar Karta.

Bugh!
Bugh!

Mereka tidak henti-hentinya menghajar Karta sampai wajahnya sudah banyak lebam.

Mereka tidak segan-segan menendang kepala Karta dengan kuat dan juga perut sampai Karta mengeluarkan darah dari mulutnya.

Karta mencoba untuk bangkit dan mengambil balok kayu yang berada di pinggir jalan.

Bugh!
Bugh!
Bugh!

Karta berhasil memukul ketiga orang tersebut dan berlari menjauh dari orang tersebut dan mencari tempat untuk bersembunyi. Karta mencoba menghubungi anak Black Moon namun tidak ada yang mengangkat telfonnya sampai akhirnya Rama mengangkatnya.

"Halo! Rama tolongin gue." Suara Karta begitu lemah dan nafas yang tidak teratur karena tubuhnya sekarang benar-benar sangat sakit.

"Lo kenapa?!!" ucap Rama di sebrang sana.

"Gue di keroyok sama tiga ahk... orang yang gue enggak tau dia siapa. Tolongin gue sssttt..."

"Gue sebentar lagi sampe tongkrongan, sekarang lo dimana?"

"Jalan kencana nomor 2."

Ketiga orang itu berhasil menemukan Karta dan Karta tidak bisa kabur kemana-mana lagi.

Salah satu lelaki itu merampas ponsel Karta dan membuangnya ke jurang.

"Mau lari kemana lo sekarang?"

"LO SIAPA SETAN!"

"MAU APA LO SEMUA HAH?!"

"Jangan berisik atau lo bakal habis hari ini juga," ucap orang tersebut sambil tertawa kencang.

Karta tidak asing dengan suara lelaki tersebut. "SIAPA LO! BARANINYA KEROYOKAN! DASAR BANCI!"

Bugh!
Bugh!

Kali ini Karta benar-benar pusing dan tubuhnya yang begitu sakit akibat pukulan dari ketiga lelaki tersebut.

Krek!

Kaki Karta patah saat ini. Karta berteriak kencang merasakan begitu sakit di kakinya. Mereka masih mengeroyok Karta sampai tidak sadarkan diri.

Tidak lama Karta tersadar dan melihat bahwa tubuhnya sudah terikat di pohon dan ia mendengar suara yang tidak asing memanggilnya. Ia yakin pasti mereka adalah temannya.

"KARTA!"

"KARTA LO DIMANA!!"

FLASBACK OFF

"Lo kenal mereka?" tanya Alan.

"Gue enggak kenal mereka siapa karena mereka pake helm. Tapi gue enggak asing sama suara salah satu dari mereka."

"Udah jangan di pikirin, sekarang lo fokus sama kesehatan lo aja dulu, nanti pas lo udah sehat kita cari bareng-bareng siapa yang udah keroyok lo tadi malem," ucap Aldi dan di balas anggukkan oleh mereka semua.

Jam sudah menunjukan pukul 3 sore. Aldi masih stand bye di rumah sakit menjaga Karta. Kemana keberadaan Alan dan Haris? Mereka pulang untuk membersihkan diri dan pasti mereka sangat lelah selama semalaman di rumah sakit.

Tidak lama Rama datang dengan kedua orang tuanya. Aldi mencium tangan orang tua Rama sopan dan memberikan senyuman.

"Gimana tante, om kabarnya?" tanya Aldi.

"Alhamdulillah baik kok, Dian."

"Kamu sendiri gimana?"

"Alhamdulillah juga kok om."

"Lebih baik kamu pulang saja, Dian. Kasian orang tua kamu pasti khawatir kalo kamu kelamaan di disini. Kamu tenang aja udah ada tante yang jagain Karta," ucap Cintia-Ibu Rama.

"Makasih ya udah mau nemenin Karta," ucap Joko.

"Sama-sama om. Lagian Karta udah kita anggep kaya sodara sendiri kok."

"Kalo gitu saya pamit pulang dulu ya om, tante, Rama." Pamit Aldi.

"Makasih ya bos!"

"Yoay santai aja."

Aldi pergi meninggalkan rumah sakit namun sebelum pulang ia duduk di taman rumah sakit dan mengambil ponselnya di saku. Sejak malam tadi ia tidak mengaktifkan ponselnya setelah izin kepada kedua orang tua nya.

"Kok gue kangen sama Renata ya."

Aldi membuka WhatsApp dan ada banyak pesan masuk dari cewek-cewek yang tidak ia kenal. Tapi Aldi hanya tertuju pada sebuah chat masuk dari Renata, dan saat itu juga senyuman Aldi mengembang.

•|Cewek sengklek><|•

|Kok tumben banget sih lo enggak jemput gue?
07.02

|Gue nanya doang ya jangan kepedean!
07.02

|P
09.00

|Maaf salah kirim-_-
09.00

|Enggak ada lo kok sepi ya...
10.43

|Lo kemana? Sakit?
16.39

Aldi terkekeh geli saat mambaca pesan dari Renata yang sedang mencarinya sejak tadi.

Baru saja ia ingin membalas pesan dari Renata, tapi tiba-tiba saja ponselnya mati karena baterainya yang habis. Merasa sedikit kecewa karena tidak bisa membalas pesan tersebut, lebih baik ia segera pulang pulang dan segera cas ponselnya. Aldi tidak ingin Renata terlalu lama menahan merindu kepada dirinya sksksk.

>>>>>BaTaS-sUcI<<<<<

Selamat tahun baru fren. Inget berharap sama tuhan bukan sama tahun yupp...

Kalo ada typo di part ini tolong komen ya biar aku perbaiki nantinya.

Ramaikan pacar sengklek dengan cara promosiin ke temen-temen kalian biar mampir hehe...

Btw makasih buat kalian setia nunggu aku up hehe, aku usahain bakalan up cepet dehh...

Aku mau ingatkan kalian lagi jangan lupa vote part ini yaw kawan...


Next?

Fortsett å les

You'll Also Like

1M 36.5K 31
Jacob menyukai seorang gadis di sekolahnya. Gadis itu adalah Olivia. Gadis yang selalu bermain piano di ruang musik dan berhasil menenangkan keresaha...
715K 33.6K 61
Apa kalian pernah terpikir akan mempunyai abang dan pacar yang posesif? Ditambah dengan sahabat abang mu? Perkenalkan, Sela. Perempuan bermata biru...
90.6K 3.7K 34
"Kenapa sih gue harus nikah sama kulkas kaya lo yang super duper ngeselin. Huh! Mending sama kambing gue nikah daripada sama lo"ucap Kiara. "Oke" . ...
546K 23.8K 73
Series # 2 MauNinda Series #2 *** Aku adalah Tasya sih cantik dengan segudang prestasi. Tapi aku bukan Tasya jika kamu mengganggu ketenanganku terleb...