shade umbrella [END]

carseinne

1K 232 83

[ ft. park jongseong, enhypen | ver lokal ] Bagi Mars, Lana itu hanyalah sesosok payung teduh yang digunakan... Еще

☔. sekelebat kenangan kelam
☔. tak sengaja berjumpa
☔. menunggu takdir memihak
☔. lagi-lagi tentang dia
☔. tragedi martabak ghaib
☔. perlahan tersadar
☔. apel pembawa harapan
☔. it's up to u, it's up to me
☔. harus move on!
☔. memang belum saatnya
☔. pengakuan tak terduga
☔. harapan sang payung teduh
☔. kepingan masa lalu, i.aksa
☔. kepingan masa lalu, ii.aksa
☔. kepingan masa lalu, iii.aksa
☔. caessa dan keisha?
☔. hubungan yang merenggang
☔. pesawat kertas dan lana
☔. kepingan masa lalu, iv.lana
☔. kepingan masa lalu, v.lana
☔. kepingan masa lalu, vi.lana
☔. kepingan masa lalu, vii.lana
☔. penyesalan tak berujung
☔. akhir sang payung teduh
☔. side story, i.caessa
☔. terima kasih dan maaf

☔. seruan senja sore

61 14 10
carseinne

Selesai sudah kegiatan Lana hari ini, barusan saja ia bersama Bagas bertemu dengan guru yang membimbing mereka belajar selama persiapan olimpiade. Dan kegiatan itu ternyata menghabiskan waktu lumayan lama karena sekarang pukul 17:05 Lana baru bisa berpulang ke rumahnya. Bagaimana ya, Lana itu baru kali ini ikut olimpiade, tidak seperti Bagas yang sudah berkali-kali ikut dan banyak membawa pulang penghargaan.

Lana menggapai ponselnya yang masih menyatu dengan cas-cas an diatas nakas, lantas ia mencabutnya dan melihat jadwal esok hari yang telah ia atur. Ah, besok ia ada jadwal mengajari Mars, gadis itu menghela nafas panjang lantas menaruh kembali ponselnya ke tempat semula. Siap-siap saja besok ia akan menjalankan dua misi sekaligus, yaitu mencari tahu dimana ia kabur dan mengejarnya sampai dapat. Seperti yang dikatakan oleh Bagas, Mars itu kabur.

Ah ya, bagi yang mau tahu saja, sebenarnya Lana ingin sekali marah dengan oknum tak tahu diri bernama Mars Jayden. Bagaimana tidak, Lana sudah sukarela mau menyisihkan waktunya yang sebenarnya digunakan untuk les menggambar yang ia ikuti akhir-akhir ini hanya untuk mengajari Mars selama dua jam. Dan kalian tahu? Mars tak pernah sekalipun ada ditempat perjanjian mereka. Awas saja kau Mars, esok Lana pasti akan menemukan mu!














****














"Karena bel sudah berbunyi, saya akhiri pelajaran sampai disini saja." ucap Bu Maya kemudian membereskan barang-barang nya agar mudah untuk dibawa.

Hampir saja anak-anak sekelas bersorak gembira, namun Bu Maya kembali membuka mulutnya dengan alis yang menukik tajam. "Jangan lupa! Minggu depan ada tugas. Awas kalau ada yang tidak mengerjakan, saya tidak segan-segan memberikan hukuman bagi anak yang pemalas." Anak-anak mendesah panjang, Bu Maya tega sekali memang, tak bisa apa membiarkan anak muridnya kesenangan sedikit barang sekali saja.

Kemudian guru dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu mulai melangkahkan kakinya keluar kelas. Di ikuti dengan anak-anak yang satu-persatu pergi meninggalkan bangkunya.

"Mau kemana sih, Na? Buru-buru amat." Tanya Monica keheranan saat melihat Lana yang menaruh buku dan alat tulisnya ke dalam tas sembarangan.

Lana menoleh ke samping, nampak bingung untuk menjelaskan. "Kapan-kapan aja deh gue jelasinnya, yang jelas ini urgent." Kemudian ia meninggalkan Monica dengan secepat kilat.

Alika yang kelasnya sudah bubar dari beberapa menit yang lalu menghampiri sahabatnya. Ia pun ikut menimpali, "biasanya juga ngintilin cogan ma gue." Ia bersiul ria, lantas menduduki meja sebelah bangku Lana.

Alika tak tahu saja kalau meja yang sedang ia duduki masih terdapat orang disana, Yudha, sosok itu masih betah ditempat duduknya mabar free fire semenjak Bu Maya meninggalkan kelas.

"Juanc*k tenan!!" Yudha menggebrak mejanya penuh emosi tatkala teman-teman mainnya tak lebih dari bocil-bocil noob yang pasti membuatnya kalah karena lawannya tak seimbang dengannya. Sebenarnya Yudha sendiri tak tahu pasti umur mereka berapa, kata Yudha itu begini, "pokok e kalo maennya noob, wis mesti kui bocil meresahkan." [pokoknya] [sudah pasti itu].

Suara gebrakan tersebut sontak saja membuat Alika terlonjak kaget. Perasaan tadi belakangnya sepi, ya iya lah Yudha saja bermain menggunakan earphone, pantas saja senyap tak ada suara. Yudha juga kalau bermain lumayan kalem, tapi kalau sudah kesal keluarlah seluruh nama-nama binatang dan kata-kata kasar.

Alika mengelus dadanya berupaya menenangkan jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Jangan salah paham, ia bukannya dag dig dug serr karena Yudha. Cuih, mana sudi dia jatuh cintrong dengan seorang Azura Sayudha Dhiafakhri.

"Heh! Kurang asem lu! Tu mja klaw rsak mang luw muk gantih?!" Omel Alika. Sangking cepatnya ia bicara, mungkin orang lain yang mendengarnya akan mengira bahwa Alika sedang ngerap.

Yudha melirik kearah Alika sekilas, "ngomong apaan sih cil, gak jelas." Gumamnya, lalu netranya kembali fokus ke arah ponselnya.

Apa? Cil? Bocil?! Yudha tak mengira jikalau ucapannya dapat terdengar oleh Alika. Di gebrak lagi lah meja yang tak bersalah itu, namun dari orang yang berbeda.

"Maksud lu gue bocil gitu?!" Geram Alika. Apa-apa Yudha bilang bocil, padahal situ bocil epep.

"Udah cukup woi!! Bisa beneran rusak dah ini mejanya." Monica menengahi.

Tak lama, Yudha tanpa aba-aba berdiri dari duduknya lantas menyampirkan tas miliknya ke bahunya. Acara mabar nya sedikit terganggu karena kehadiran Alika, jadi lebih baik dia pindah saja.

"HEH ASURA! MO KEMANA LU?! URUSAN KITA BELOM SELESE!!" seru Alika lumayan keras karena langkah Yudha yang semakin menjauh. Sedangkan sang pemilik nama yang dipanggil mengerlingkan matanya lalu menjawab dengan malas. "nama gua Azura, bukan Asura. Kemana aja."

Alika hendak bertanya kembali, namun ia urung karena Monica mengajaknya berbicara.















☔☔☔
















Gadis itu mengintip sedikit lewat celah jendela yang terbuka, ekspresinya berubah lesu saat mendapati kelas yang telah kosong tak ada penghuninya sama sekali. Lana kemudian celingukan mencari siswa lain yang sedang lewat, namun sama sekali tak ada yang ia kenali untuk sekedar bertanya.

Ia pun menghela nafas pasrah, netranya terpaku kebawah lantai serambi melamun kan sesuatu. Ayo pikir Lana, semisal dirimu adalah Mars, ada dimanakah dirimu sekarang ini?

Biasanya waktu sore begini kilauan senja sebentar lagi akan terpampang apik dilangit sana. Semilir angin tanpa izin menerbangkan anak rambut, bayangan pun memanjang tak tau kira. Arlana ingat, ia ingat semuanya. Hanya satu temannya yang begitu terobsesi dengan pemandangan matahari tenggelam, dan orang itu ialah Mars.

Kemungkinan besar Mars sedang berada di rooftop, salah satu tempat dimana kita dapat leluasa memandangi langit angkasa.

Usai melewati anak tangga dengan tergesa, nafasnya kian memburu. Sebanyak mungkin ia meraup oksigen yang ada disekitarnya. Dan benar saja, Mars ada disana. Nampaknya pemuda itu masih belum berubah sepenuhnya. Sampai saat nafasnya mulai tenang ia tersenyum miring, ketemu juga kau Marsialan!

Sebelum itu, Arlana mencoba untuk membenahi ekspresi wajahnya agar tidak terlihat canggung, lantas perlahan ia mendekati sang pemuda yang kelihatannya tengah duduk tenang dengan ditemani sebungkus kuaci.

"Ekhem." gadis itu dengan sengaja berdehem singkat, berharap sang pemuda menyadari keberadaannya. Lantas ia tanpa permisi ikut duduk di samping Mars dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

"Mau sampe kapan main kucing-kucingan nya, Mars^^?" Sayangnya perkataan Lana sama sekali tidak digubris olehnya. Ia hanya diam seribu bahasa dengan tangan yang sibuk mengupasi kulit kuaci.

Beberapa menit berlalu, kekehan terdengar dari mulut sang pemuda, "emang siapa duluan yang ngajak buat main kucing-kucingan, heh?" Mendengar hal itu Lana seketika terdiam. Ia cukup sadar diri bahwa yang pertama memulai permainan saling kejar-kejaran adalah ia sendiri.

Lana menghela nafasnya panjang, "gue tau kok kalo yang mulai ini semua itu gue sendiri, tapi kali ini gue pengen kita lupain dulu permainan kita. Gue kasih tawaran yang lebih seru, mau?"

Mars mengernyitkan dahinya bingung, sedangkan Lana tersenyum kecil sebelum kembali berucap. "Simbiosis mutualisme, dimana gue dan lu akan sama-sama untung. Gue dapet duit sama nilai tambahan sedangkan lu dapet ilmu, gimana? simpel kan?"

"Gua gak tertarik." Tolak Mars penuh akan penekanan, lantas ia menaruh bungkus kuaci nya kedalam tas sebelum hendak pergi dari sana.

Tanpa ba-bi-bu lagi Lana segera mencekal ujung jaket Mars sebelum pemuda itu benar-benar pergi dari sana. Lana tenang-tenang saja karena ia sudah tahu kalau tawarannya pasti akan ditolak secara mentah-mentah oleh Mars.

Pemuda itu berdecak kesal, "lepas." ia tepis tangan Lana lantas kembali melangkahkan kakinya menuju tangga. Namun, belum juga kakinya berhasil melewati pintu, Lana kembali membuka suara.

"Mars, lu gak mau ngecewain Bunda kan?" Sahutnya.

Gemeretak gigi terdengar dari sang pemuda, menandakan bahwa kekesalannya kini telah mencapai ubun-ubun. "Lo tau apa sih, anj*ng! Bisa-bisanya lo masih berani manggil Bunda? Penyakit bunda kambuh lagi kan gara-gara lo!" Mars mendesis tak suka.

Blam!

Pintu itu dibanting dengan kencang hingga menghasilkan suara yang cukup memekakkan telinga.

Lana menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya, nampaknya tadi ia telah salah bicara. Padahal sebentar lagi senja akan sangat cantik disini, namun sepertinya Lana malah mengganggu acara Mars memandangi langit. Jadilah ia sendirian disini, bukannya ia tak ada niatan untuk mengejar dan minta maaf pada Mars, namun ia hanya tidak mau cari mati saat Mars sedang berada ditengah-tengah emosi yang memuncak.

Kemudian gadis itu tersenyum miris, misinya hanya berhasil yang pertama ya?




















—to be continued.















"Set dah, si bocil ganggu amat."

Kang Minhee

As

Azura Sayudha Dhiafakhri






















Продолжить чтение

Вам также понравится

SADEWA [Mark Lee NCT] || Lengkap☑️ lya liyaaa

Подростковая литература

14.1K 303 25
Dunia terkadang memang suka bermain-main, kadang kita dibuat senang dan kadang juga kita dibuat benar-benar hancur. Tapi dengan begitu tuhan bisa tah...
NISKALA jura's

Подростковая литература

1K 112 16
Seperti yang diketahui, nama Niskala berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya ialah kokoh dan kuat. Sagara Abimanyu, laki-laki itu berharap kalau...
2.8K 507 38
⚠️15+ Keyla, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari keluarganya. Dia selalu dicampakkan dan dicaci maki, dan Keyla selalu m...
499K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.