CINTA PALING RUMIT ( Update s...

By meigasellaap

9.4K 623 10

Selamat menyelami dunia Alana Maheswari. Entah kalian akan menemukan hal apa yang mungkin tidak pernah kalia... More

prolog
satu (21+)
2. mine?
3. perdebatan kecil
4. Beruang Madu di Halte
5. teman sendiri
8. your mine
6.
16. Edgar dan Gilang
7. terserah kamu
18.
17.
9. diperkosa suami sendiri
19
20 (21+)
21. cekcok diatas motor
second
22. ngisi
12. si apoteker berjalan
23 (21+)
24 (awal mula)
13.
25. honestly
26
27. ahh oberthinking!
14. gadis kecil
28
29
30
15
31. ya
32. puncak

10. keputusan

431 27 2
By meigasellaap

Untuk kamu, cintanya aku...
Walaupun kamu bukan cinta pertamaku, aku selalu melangitkan doa-doa untuk kita terus bersama

-Pravangasta Garnis

CINTA PALING RUMIT

Disaat semua orang mengira jika Alana adalah salah satu dari perempuan yang tidak cukup dengan satu laki-laki, orang tua Alana menjadi saksi bagaimana ketulusan perempuan itu dalam menyayangi Gilang dari sekedar apapun. Bahkan banyak pilihan yang mendekat, Alana hanya mampu bersama dengan satu hati yang membuatnya nyaman. Jangan ditanya lagi seberapa sayangnya Alana pada Gilang.

Gilang yang membuatnya cukup nyaman dari segi apapun. Gilang yang menjadi mood boosternya setiap mood swingnya tidak jelas. Laki-laki itu mampu membuat Alana kembali meraih senyumannya. Dari pertama kali ia melihat Gilang, Alana memang tidak menyukai laki-laki itu. Tidak seperti teman sepondoknya dulu, yang cukup excited menyukai Gilang. Namun, keacuhan Alana malah membuat Gilang semakin penasaran dengan Alana. Disaat teman-temannya menyukai dirinya, hanya Alana lah yang mampu menolehkan kepala jika Gilang didepannya. Kira-kira diibaratkan seperti itu.

Oke stop!

Dan sekarang, Alana begitu mencinta Gilang dengan ketulusannya.

Pernah tidak, menyayangi seseorang sampai, menangis? Menangis, bukan karena sedih. Namun, karena perasaan kita itu sangat tulus dengan seseorang. Terkadang, melihat seseorang yang kita sayangi sampai terharu. Dan bahkan sempat berpikir, 'kok bisa sih, aku sesayang ini sama, dia?'

Dan Alana, pernah berada di titik itu. Dititik dimana ia tidak bisa berkata apa-apa lagi selain ia mencintai Galang.

Katanya, jatuh cinta dengan orang yang rasa sayangnya lebih besar dari diri kita, kita sudah menemukan rumah yang tepat untuk pulang beristirahat. Karena rasa kenyamanan juga tidak bisa ditukar dengan uang. Dan katanya, jika menemukan orang yang tepat, kamu tidak perlu menjadi siapa-siapa dan tak di tuntut untuk menjadi sempurna dimatanya. Karena ruang pahamnya tersedia cukup luang.

"Melamun aja, bu? Kesambet loh nanti. Mending temenin saya aja main game," suara bariton milik seorang cowok itu telah membuat Alana menoleh ke samping untuk mencari sumber suara. Lalu, Alana hanya memutar bola matanya malas ketika melihat siapa yang duduk disampingnya. Alana menghela napas panjangnya. Malas walaupun hanya sekedar menanggapi Edgar yang saat ini merusak suasananya.

Yups! Murid kurang ajar itu selalu mengganggu ketenangan Alana. Ya, siapa lagi jika bukan Edgar Mahendra.

Karena saat ini juga Alana sedang duduk disalah satu gazebo yang berada di tepi danau buatan di taman belakang.  Karena disitu juga tempat paling nyaman dan dingin dihawa panas siang seperti ini.

"Kamu tuh lama-lama nggak sopan ya sama, saya?"Begitulah tegur Alana untuk Edgar.

"Saya ini ibu guru kamu loh disini," tambah Alana.

"Ya, siapa tau kan nanti jadi ibu dari anak-anak saya,"begitu kata Edgar yang membuat Alana semakin naik pitam. Tidak suka dengan Edgar yang lama-kelamaan tidak mempunyai sopan santun.

"Wah parah sih! Dicariin kemana-mana, ternyata dia lagi mojok ama bu guru cantik," terdengar suara bariton dari balik pohon beringin besar yang membuat Alana dan Edgar menoleh.

"Ngapain lo kesini?" tanya Edgar.

"Nyariin lo lah," sentak Ravindra, salah satu dari teman sejati Edgar.

"Gue kelilingin sekolahan ini ampe pusing pala gue," kata Farel, yang berdiri tepat di sebelah Ravindra.

"Bener boss Edgar," celetuk Arrayan dengan kacamata bingkai hitamnya. Biasanya, tipikal orang seperti ini terlihat culun.

Alana semakin malas berada di situ, sehingga membuatnya bangkit untuk pergi dari hadapan murid-muridnya itu.

"Mau kemana, Bu?" Edgar sudah berteriak yang tidak dihiraukan oleh Alana.

"Yahhh, ngambek ibu Alana," begitu celetuk Farel.

Keempat cowok itu malah menikmati duduk di gazebo tersebut. Selain juga nyaman, mereka juga mengamati para juniornya yang sedang memadu kasih. Yups! Danau buatan belakang sekolah ini memang terlihat cukup sepi. Sehingga dibuat untuk mojok para remaja memang menyenangkan. Walaupun sering terjadi razia pacaran dengan tiba-tiba. Mereka memang tidak mempunyai rasa kapok sama sekali.

Biasa, diusia mereka memang suka menjahili teman-temannya. Apalagi teman-teman Edgar.

"Bangsat! Masa si Arens bisa dapetin Gisha. Arens yang notabene bisa di bilang sih kalau mukanya nggak cakep-cakep amat dari gue," celetuk Ravindra sembari menyisir rambutnya ke belakang. Perkataan itu malah membuat Arrayan memutarkan bola matanya malas. Sudah berapa kali Ravindra mengatakan perkataan hal seperti itu.

"Ya mending mukanya si Arens sih ketimbang muka lo," begitu celetuk Arrayan yang membuat Ravindra langsung melemparkan kaos kaki kotor bekas kakinya.

"Tai lo Ndra! Kaos kaki lo bau tai, anjing!" Sentak Arrayan dengan kesal. Walaupun terlihat cupu, Arrayan cukup berani hanya untuk sekedar memaki orang yang mengganggunya.

"Ya emang bener sih," imbuh Farel yang semakin membuat Ravindra naik pitam.

Sedangkan Edgar, cowok itu hanya menikmati sebatang rokoknya dengan asapnya yang ia sembulkan keatas membentuk bulatan. Cukup cool dengan rokok yang ia jepitkan diantara kedua jemarinya. Dengan kacamata hitamnya yang bertengger manis menutupi mata elangnya. Gila! Pesonanya yang dimiliki oleh Edgar membuat siapapun berluluh lantah menatap Edgar! Cowok bertubuh atletis itu selalu berkarisma dengan tubuh tingginya.

"Boss!" Panggil Ravindra pada Edgar. Ravindra lebih memilih mengabaikan Farel dan Arrayan. Karena menanggapi mereka juga tidak ada untungnya sama sekali untuknya.

Edgar hanya berdehem sebagai jawabannya.

"Mingdep kita main futsal," kata Ravindra.

"Emang ada lawannya? Apa cuma main-main, aja? Nggak enak bangsat di mainin tuh!" celetuk Farel yang membuat Ravindra semakin gedek dengannya. Dan tanpa babibu, Ravindra langsung menindih Farel yang gelagapan tanpa persiapan sama sekali.

Farel meronta dibawah kungkungan tubuh besar Ravindra.

"Bangsat! Minggir lo, Ndra! Gue nggak nafsu sama sekali sama lo bangsat!" teriak Farel kesal sembari mendorong tubuh besar Ravindra untuk menyingkirkan dari atas tubuhnya.

"Udah gue sabarin anjing! Tapi lo malah ngelunjak!" Seru Ravindra dengan kesal.

Sedangkan Arrayan hanya mampu terkikik geli melihat kedua temannya seperti pasangan guy! Haha.

Edgar malah menatap kedua teman gilanya itu sembari mengembuskan asap rokoknya keudara. Sudah tidak kaget lagi dengan kelakuan teman-teman CSnya itu.

"ASTAGHFIRULLAH! KALIAN KENAPA?" teriak salah satu guru yang tidak sengaja melihat aksi Ravindra dan Farel yang saling tindih. Hal itu malah membuat orang-orang disekitarnya malah terlihat salah paham.

"MASIH BANYAK PEREMPUAN CANTIK DILUARAN SANA! TAPI? KENAPA KALIAN MEMILIH MENYUKAI SESAMA JENIS?" begitulah sentak Pak Dadang yang saat ini cukup syok melihat mereka berdua.

"Saya juga sudah berkali-kali bilang gitu sama temen-temen saya Pak. Tapi ngeyel," imbuh Edgar malah semakin mendorong kedua temannya ke dalam jurang.

"Bangkek lo, Gar!" Seru Ravindra yang langsung bangkit dari menindih Farel.

"Ini nggak bisa dibiarin! Kalian harus keruang BK setelah ini!" Tegas Pak Dadang mantap yang membuat Farel langsung menyenggol Ravindra.

"Begitulah pak kalau cinta memang beneran buta dan tolol," tambah Gilang lagi yang mendapatkan pelototan tajam dari teman-temannya.

"Ini sudah menjadi ciri-ciri kiamat sudah dekat karena menyukai sesama jenis. Lebih baik perbaiki sholat kalian!" hardik Pak Dadang lagi.

"Iya bener, Pak. Mereka nggak pernah mau saya ajak ke masjid buat sholat berjama'ah," begitulah imbuh Edgar yang membuat Farel dan Ravindra semakin kesal dengannya.

"Bener kata si Bos, pak," imbuh Arrayan semakin menahan tawanya.

Begitulah teman. Teman memang suka melihat temannya sendiri sengsara. Dan teman suka menari diatas penderita temannya sendiri.

"Kamu juga Edgar dan Ayan! Kamu ikut juga keruangan BK!"

Ekspresi Edgar hanya memutar bola matanya dengan malas. Karena kali ini, ia sedang malas berdebat dengan gurunya.

Kena lagi!

***

Pernah merasakan jatuh cinta berulang kali dengan orang yang, sama? Rasanya cukup menyenangkan, bukan? Dan seiring berkembangnya rasa cinta itu, ternyata orang yang kita sayang telah meninggalkan kita. Dan disitulah akan tersadar jika diri ini hanyalah denyut nadi yang menggigil kedinginan ditengah berdenyut sendirian.

Dan Alana tidak bisa membayangkan hal itu. Jika seseorang yang ia sayangi, harus pergi meninggalkannya.

Bagaimana mungkin ia sanggup sendirian setelah orang yang ia sayangi benar-benar pergi?

Ah! Alana tidak akan mau!

Alana duduk sendirian dihalaman belakang rumahnya. Tepat di bawah pohon mangga. Setelah ia mengambil ice cream yang sudah meleleh, karena dari tadi ice cream tersebut hanya Alana diamkan saja tanpa menyentuhnya.

Mata Alana menatap nyalang kearah es krim yang meleleh itu.

Memang benar, jika kesempatan terbaik itu tetap datang lebih awal. Walaupun masih ada kesempatan kedua, mungkin tidak sebaik kesempatan yang datang lebih awal. Diibaratkan seperti es krim yang meleleh. Walaupun es krim jika meleleh bisa dimasukkan freezer kembali supaya kembali membeku, mungkin bentuknya sudah tidak seindah waktu pertama kali membeli es krim itu.

Alana jadi kembali berpikir, jika kehidupan ini adalah tentang perubahan. Bukan semua perubahan membawa hal-hal yang baik, entah perubahan itu juga bisa menjadi suatu perubahan buruk yang akan menjadi guru terbaik untuk pengalaman hidup kita. Atau malah perubahan yang membawa ke hal-hal yang baik. Satu sebenarnya yang pasti adalah kita diharuskan untuk siap dibawa kedalam perubahan itu.

"Mau jalan, sayangku?" tiba-tiba saja suara bariton telah mengalihkan perhatian Alana. Alana tersenyum manis ketika melihat Gilang yang sudah duduk disebelahnya.

"Aku malah heran kalau kamu tiba-tiba tersenyum manis gitu," celetuk Gilang tiba-tiba yang membuat Alana mengernyitkan dahinya. Ada apa dengannya?

"Biasanya juga ngedumel nggak jelas. Asli Al. Aku malah takut kalau kamu tersenyum manis gitu," imbuh Gilang yang membuat Alana memutar bola matanya dengan malas.

"Mancing, lagi?" tanya Alana malas.

Gilang agak terkejut, "Ha? Mancing? Aku belum ada niatan untuk mancing sih. Lagian kamu pengen, ikan? Kenapa nggak beli, aja?"

Alana menghela napasnya dengan panjang sembari memutar bola matanya dengan malas. Rupanya Gilang telah membuat satu kesalahan.

"MANCING KERIBUTAN!" sentak Alana lagi yang membuat Gilang melebarkan matanya.

Gilang langsung menggandeng tangan Alana, "yuk kita makan bakso aja yuk," kata Gilang tanpa babibu langsung menarik Alana untuk keluar rumahnya.

Sepanjangan jalan Alana tidak bicara sama sekali. Ia hanya duduk diatas motor dengan perasaan yang masih dongkol karena Gilang.

Sore itu, Kota Bandung terlihat cukup cantik dengan warna orange menghiasi langit yang membentang luas diatas sana. Siapa yang tidak terpikat dengan kota cantik, itu?

Ahh membuat hati terlihat nyaman ketika menikmati kota cantik itu di sore hari. Lampu-lampu jalanan juga sudah mulai dinyalakan karena hari juga semakin larut petang.

Gilang membawa Alana kesalahsatu warung bakso andalan Alana yang ada di Kota Bandung.

Setelah Gilang memesankan bakso untuk Alana dan mie ayam untuk dirinya, mereka mencari tempat duduk dipinggiran jendela. Agar mereka bisa menikmati keindahan luar kota Bandung dari dalam.

Selang beberapa menit kemudian, pesanan mereka datang. Alana melirik segelas air putih didepan Gilang. Alana bisa menebak jika air putih itu adalah air putih hangat. Alana sangat hapal dengan Gilang. Laki-lakinya itu tidak mau meminum air putih dingin. Dengan alibi jika Gilang meminum es, laki-laki itu akan langsung terserang flu. Walaupun terdengar sangat lebay, Alana membiarkan saja daripada mereka harus berdebat.

Bisa dikatakan jika Gilang ini orang yang penuh dengan kewaspadaan.

Continue Reading

You'll Also Like

5.7M 235K 24
Hanya karena kesalahan yang bahkan tak Prilly sadari membuat Prilly terpaksa menandatangani perjanjian tertulis meski sebenarnya hatinya tak yakin. T...
4.2K 254 21
Sinopsis Siapa yang salah, siapa yang marah-marah? Kamu yang nodai aku, kenapa aku yang jadi terdakwa? Yuk, ikuti kisah Gavinci dan Karina. Mengandu...
6.1K 251 17
KIM SANG BUM KIM SO EUN
329K 7.1K 41
[#5 In Honeymoon 19/09/2016] [#3 In Honeymoon 08/01/2017] [#1 In Honeymoon 24/05/2018] Lunde Christine anak belasteran Amerika dan Indonesia yang pin...