MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓

By mrfkaOonie

1.4M 133K 8.4K

"Kelvin, terimakasih dan sampai jumpa..." Ini tentang Zatasya Louvina. Wanita yang banyak sekali memiliki mus... More

1. Kelvin?
2. Ayah...
3. Bertemu
4. Salah Tingkah
5. Jail
6. Manis
7. Suka
8. Baper
9. Terimakasih
10. Bertemu pria itu lagi
11. Beraninya keroyokan
12. Pendekatan
13. Pengganggu
14. Perasaan Asya
15. Kedatangan tak terduga
16. Kebaikan yang tidak akan terlupakan
17. Khawatir
18. Tutup Mulut
19. Diam-Diam
20. Bukan Asya
21. Gadis Kecil
22. Kebersamaan Mereka
23. Suruhan
24. Orang misterius
25. Membawanya pulang
26. Gadis mencurigakan
27. Misi Rahasia Asya
28. Suapan Pertama
29. Katakan Sebenarnya
30. Menghilangkan Jejak
31. Mengejutkan
32. Mereka Kembali
33. Salah Tuduh
34. Cemburu
35. Tuhan Kita Beda
36. Buka Mulut
37. Bekal Nasi
38. Tawuran
39. Merepotkan Perasaan
40. Rencana Rahasia
41. Melepaskan
42. Bermain Hujan
43. Kembali Bertemu
44. Antara Asya dan Oma
45. Bersekongkol
46. Tertangkap Basah
47. First Kiss
48. Penculikan
49. Sepulang Sekolah
50. Jangan Sentuh Dia
51. Pengkhianatan
52. Dalang Penculikan
53. Menanti
54. Terbongkar
56. Salah Paham
57. Salah Menaruh Perasaan
58. Muka Dua
59. Menjaga dari Kejauhan
60
61
62
63
64
65
66
67
68.
69
70
71
72. Permainan Alena
73
74
FULL CAST MOODYCLASS
FULL CAST MOODYCLASS 2
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90. Pundak Terakhir
91. Jangan Bawa Asya
INFO!
92. Extra Part!!
KELVIN GIO SUDAH PUBLIS

55. Lelah

9.5K 1K 13
By mrfkaOonie

Sudah dua jam berlalu, namun Kelvin belum juga datang menemuinya. Padahal sejak tadi Asya menunggunya, sampai-sampai ia sempat diusir secara halus oleh beberapa pegawai cafe lantaran tempat ini yang memang akan segera ditutup. Namun yang Asya katakan kepada pegawai itu adalah, "Sebentar ya Kak, pacar saya sebentar lagi datang kok"

Asya sengaja mengatakan Kelvin sebagai kekasihnya, agar pegawai cafe itu bisa memberi waktunya lebih lama lagi dalam menunggu Kelvin. Namun orang yang tengah ditunggu Asya seperti tidak menghargai waktu yang sudah diberikan.

"Kak maaf, saya tidak bisa memberikan anda waktu lebih lama lagi. Karena kami harus menutup cafe ini, mohon pengertiannya ya Kak" ucap pegawai itu sopan.

Asya masih diam. Ia terus menatap kursi disebelahnya dengan tatapan berharap. Tapi kemudian tatapan itu menjadi kecewa, "Terimakasih ya sebelumnya, maaf saya merepotkan kalian. Kalau seperti itu saya pamit, sekali lagi terimakasih"

Asya berjalan keluar dengan langkah penuh kekecewaan. Ia memilih berjalan tanpa sebuah alas kaki menuju markas Bradiz. High Heels nya sengaja ia jinjing ditangan kiri, Asya tidak bisa menggunakan sepatu itu berlama-lama lagi, karena kini kakinya sudah mulai lecet.

Seakan mengerti tentang perasaannya, sebuah tetesan air mata Asya langsung melintas diatas pipinya begitu saja. Dengan gerakan gesit ia langsung menghapus air mata itu.

"Lu gak boleh nangis, Sya,"

"Mungkin Kelvin lagi sibuk, lu harus bisa positif thinking."

"Iya, gue harus positif thinking."

Asya terus bermonolog dipinggir trotoar. Jalanan ini sudah hampir sepi, mungkin kendaraan yang melintas disebelahnya bisa ia hitung menggunakan jari.

"Jangan nangis Sya, skincare lu mahal"

"Jangan nangis, gue gak boleh nangis"

"Jangan nangis Zatasya, lu kuat"

"Jangan nangis..." Asya berhenti melangkah, ia menjatuhkan lututnya hingga bersentuhan dengan aspal. Ia lelah, hari ini sangat melelahkan baginya. Asya memilih menangis lantaran dirinya sudah tidak tahan lagi menahan bendungan air mata itu.

Asya segera menghapus semua make up yang menghiasi wajahnya, ia juga mencopot semua hiasan yang berada di rambutnya dengan cara kasar, "Kelvin lu dimana sih?!"

"Asya capek nungguin Kelvin,"

"Gue capek... gue capek banget kali ini..." saat Asya mengatakan kalimat itu tetesan air hujan mulai berjatuhan mengenai tubuhnya. Mungkin langit mengerti tentang perasaan Asya saat ini.

Tetesan air hujan itu seketika berubah deras. Asya masih berlutut dipinggir jalan dengan air mata yang terus berlinang bersamaan dengan turunnya air hujan. Tetapi tak lama dari itu, Asya merasakan jika air hujan tidak lagi mengguyur tubuhnya.

Ia mendongakkan kepalanya senang, ia mulai bangkit diikuti dengan raut wajah gembira, "Kelvin?"

Namun saat Asya menatap orang itu, senyumannya mulai luntur. Bukan, dia bukan Kelvin melainkan Nathan. Pria itu melindungi tubuh Asya menggunakan sebuah payung yang ia bawa.

"Dasar cengeng," ucap Nathan mengejek Asya.

"Biarin aja cengeng!"

"Jelek."

"Siapa yang jelek, hah?!"

"Lu,"

"Jojo tuh yang jelek!"

"Sini peluk," ucapan Nathan berubah lembut. Asya menatapnya ragu-ragu, takut jika Nathan akan kembali marah kepadanya. Pria itu melepas genggaman payungnya, perlahan ia mulai merentangkan kedua tangannya menyambut kehangatan Asya didalam dekapannya.

Saat itu juga Asya langsung memeluk Nathan, ia bersembunyi dibalik dada bidang pria itu untuk menumpahkan segala kesedihannya, "Jojo, Asya laper..."

"Jadi dari tadi lu nangis karena laper?"

"Bukan! Jojo mah gak paham"

"Iya bawel, lu masih cengeng ya kayak dulu" Nathan terkekeh. Ia masih memeluk Asya dibawah derasnya air hujan. Nathan masih menenangkan gadis itu, sebenarnya ancaman Alena masih berlaku sampai saat ini. Namun Nathan menganggap acuh ancaman itu, ia tidak bisa berjauhan dengan Asya lebih lama lagi. Nathan sudah tidak peduli jika dirinya yang akan menjadi korban Alena. Karena ia hanya ingin melindungi Asya kemanapun gadis itu pergi.

"Maafin gue Sya, maaf karena hari itu gue kasar sama lu. Maaf kalau gue menghindar dari lu, dan maaf karena gue hilang secara tiba-tiba"

"Jojo jahat! Jojo gak sayang lagi sama Asya" Asya terus memukuli dada Nathan dengan air mata yang belum berhenti sama sekali. Nathan membiarkan gadis itu memukulnya karena ini memang kesalahannya.

"Gue benci sama lu!"

"Asya benci sama Jojo!"

"Asya benci sama Jojo..."

"Asya sayang sama Jojo... cuma Jojo yang mau jadi temen Asya waktu itu. Tapi ternyata sama aja, Jojo sama aja ngejauhin Asya kayak yang lain!" Asya sudah tidak lagi memukul dada Nathan. Ia lebih memilih menangis didekapan pria itu. Asya sangat menyayanginya, namun rasa sayangnya hanya sebatas teman tidak lebih.

"Gue jahat, Sya,"

"Pukul gue lagi Sya, pukul!" ucap pria itu lantang. Asya tidak mengikuti ucapan Nathan melainkan kembali memeluknya dengan erat. Asya terus memeluk pria dihadapannya dengan sangat erat. Namun pelukan itu mulai meregang ketika melihat mobil bawaan Nathan. Plat mobil itu seperti...

"Itu mobil Jojo?" tanya Asya, perlahan ia melepaskan pelukannya dengan tatapan tidak percaya mengarah kepada Nathan.

"Iya, itu punya gue. Ada apa?"

PLAK!

Asya langsung menampar pipi Nathan sangat keras hingga kepala pria itu terbanting kearah kanan. Asya menatap sahabatnya nanar, sedangkan pria itu terus menyentuh pipinya yang baru saja Asya tampar, rasanya sangat panas.

"Jadi Jojo yang nyulik Asya, dan Jojo juga yang buang Asya ke hutan?"

Deg

Nathan mematung. Tubuhnya seakan tidak bisa bergerak ketika mendengar ucapan Asya. Tatapan Nathan beralih menatap mata Asya yang sudah berkaca-kaca.

"Sya..."

"Lo jahat! Gara-gara Jojo Asya hampir dilecehin sama orang. Gue kira selama ini lu teman baik gue, ternyata bukan. Lu sama bejad nya kaya cowok diluaran sana!"

"Maksud lu apa, Sya?"

"GARA-GARA LO GUE HAMPIR DI PERKOSA!!"

Nathan seperti tersambar petir saat itu juga. Mulutnya sudah tidak bisa berkata-kata lagi setelah mendengar pernyataan dari mulut Asya. Jadi Asya sudah tahu jika Nathan yang menculiknya? Dan karena ulahnya orang yang sangat ia sayangi hampir dilecehkan oleh seseorang?

"Sya, dengerin penjelasan gue dulu"

"Gue gak butuh penjelasan lo!" Asya pergi dari hadapan Nathan. Ia berlari sekuat mungkin untuk menghindari pria itu. Asya tidak percaya jika Nathan lah yang menculik dan membuangnya dihutan. Saat ia melihat plat mobil itu, awalnya ia tidak percaya. Namun perkataan Nathan yang membuatnya yakin jika dia lah pelakunya.

Asya terus berlari tak tahu arah, ia segera menelpon Rasya untuk menjemputnya. Tak butuh waktu lama Rasya langsung menyiapkan mobil dan sebuah handuk untuk Asya.

Gadis itu memilih berhenti, ia sudah lelah berlari terlalu jauh. Asya menghapus semua bekas air matanya dan kembali melihat ponsel ditangannya. Belum ada satupun balasan dari Kelvin, entah kemana pria itu pergi.

Asya mulai menyapu kesegala arah, ia bingung saat melihat kawasan ini. Asya tidak pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya, jalanannya juga terlihat asing. Namun tatapan Asya terkunci pada sosok wanita yang ia kenal, dia Andra.

"Dia ngapain malem-malem disini?"

"Tempat apaan tuh," Asya mencoba mendekat. Matanya terbelalak kaget ketika melihat Andra yang sudah masuk kedalam club malam.

"Dia sama siapa ya? gue ikutin aja deh" Asya berjalan melewati pintu belakang yang sedikit terbuka. Ia memilih masuk ketempat itu menggunakan pintu belakang, Asya terus menatap bangunan dihadapannya dengan tatapan heran. Ia sama sekali tidak pernah masuk kedalam tempat seperti itu.

Asya memang gadis berandalan, ia juga bisa disebut anak nakal. Tapi jika untuk mabuk, dan masuk ketempat seperti itu Asya tidak mau.

Gadis itu berhasil masuk dengan keadaan basah kuyup, ia terus menatap tempat ini sedikit aneh, "Oh, jadi kayak gini isinya, keren juga"

"Lepasin gue!"

"Brengsek lu ya Alena!"

"LEPASIN GUE! TOLONG..." Asya memalingkan wajahnya ketika mendengar nama Alena disebut. Gadis itu mengerutkan dahinya acuh, mungkin telinganya sedang bermasalah. Namun samar-samar ia berhasil mendengar suara Andra yang terus meminta tolong.

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 96.1K 48
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
421K 26.9K 58
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
1M 99.6K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
7.1M 371K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...