ANTI-FAN! [COMPLETED]

Bởi naylaavia

57.7K 8.2K 535

Dirinya tidak menyukai pria itu, sungguh! Lihat saja pantat ayamnya itu. Lebih terlihat seperti bokong ayam m... Xem Thêm

Prolog
1. Oopsie!
2. Act Weird
3. Help Me!
4. Run Away
5. Friendship
6. Dinner?
Special
7. Drama
8. A Plan
9. Meet Up
10. First Day
11. First Job
12. Argh ... My Eyes!
13. Allergy
14. Spoiled Prince
15. Fantastic Four ft. The Girls
16. Truth or Dare?
17. Paparazzi
18. I'll Do Anything for You
19. Sakura's Worries
21a. The Day Before The Nightmare
21b. The Day Before The Nightmare
22. Gala Premiere
23. Miroku Shion
24. Decision
25. Closure - End
Epilog
Bonus

20. Dating

1.8K 279 26
Bởi naylaavia

─┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈─

just one hit of you,
I knew I'll never be the same

───┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈───
     
    
     
    
   

          Akibat kejadian Sasuke yang memeluk Sakura dua hari lalu, hubungan di antara keduanya jadi sedikit merenggang. Mereka tidak sedang bertengkar, hanya saja ketika Sasuke dan Sakura berada dalam satu ruangan yang sama, suasana di tempat tersebut langsung terasa canggung. Ino bahkan sampai terheran-heran saat mereka bertiga sarapan di apartment Sasuke.

Terkadang ketika Sasuke dan Sakura tanpa sengaja berpas-pasan atau tatapan mereka bertemu, mata keduanya akan secara otomatis saling berpaling. Lebih tepatnya, hanya Sakura yang melakukan itu. Sedangkan Sasuke justru bersikap biasa saja, seolah-olah mereka masih dalam keadaan biasa.

Ya, betul. Sakura sengaja menjauh dari Sasuke beberapa hari ini demi kesehatan jantungnya, karena setiap bertatapan dengan pria itu, dia seperti berubah menjadi orang berpenyakit jantung. Organ tersebut akan berdetak dengan sangat kencang sampai-sampai membuat Sakura sesak napas. Suhu tubuhnya berubah menjadi panas seperti orang demam. Tubuhnya akan mengkaku seperti batu. Dan, otaknya akan langsung memutar kejadian dua hari lalu.

Gejala-gejala itu semua mirip macam yang dialami Sakura setelah bermain truth or dare di rumah Sai. Saat bibir Sasuke menyentuh miliknya ....

Plak!

Sakura menampar pipinya sendiri cukup keras. Sadarlah, Sakura! Kenapa kau masih mengingat kejadian itu?

Dia bergerak ke sana-ke mari di atas ranjang. Tangannya bergerak untuk mengacak rambut merah mudanya, "ARGHH!" Sakura berteriak tanpa suara. Dia sedang benar-benar frustasi.

Bukan. Bukan seperti ini hubungan yang dia ingin jalani bersama Sasuke. Penuh rasa canggung. Sakura lebih memilih mereka bertengkar seperti dahulu daripada saling diam begini. Bertemu sebentar, berbicara sepatah-duapatah kata, lalu menghindar. Terus saja begitu sampai katak bermutasi menjadi kangguru.

Sakura menghela napas panjang.

Kemarin, setelah dirinya mengalami berbagai gejala-yang Sakura duga-penyakit jantung, dia langsung mencari di internet untuk jawaban yang lebih tepat. Dan, setelah membaca banyak artikel di sana, Sakura dapat menyimpulkan bahwa semua artikel tersebut menyebalkan. Karena semua bacaan elektronik itu justru mengatakan bahwa semua gejala yang dia alami, adalah ciri-ciri orang jatuh cinta.

Yang benar saja! Aku? Jatuh cinta pada Sasuke? Mustahil. Bukan jatuh cinta, aku justru sangat membencinya, ya 'kan?
       
    
    
   
   

***
    
    
    
   
   

          Sakura menatap dua tiket Tokyo Amusement Park yang ada di tangannya dengan tatapan miris.

Setelah dirinya misuh-misuh tidak jelas di dalam kamar, Ino tiba-tiba saja datang ke apartment Sasuke membawa dua tiket yang kini sudah menjadi miliknya.

Sahabat pirang Sakura itu berkata bahwa dirinya tiba-tiba saja ingin pergi ke Tokyo Park. Jadilah Ino mengajak Sakura untuk pergi ke sana, berdua. Namun, saat Sakura sudah selesai bersiap-siap, dan mereka akan segera berangkat, Ino mendadak merasa mual lalu membatalkan rencana keduanya. Perempuan itu kemudian langsung pergi, meninggalkan Sakura bersama dua tiket Tokyo Amusement Park yang jadi tidak berguna.

Lagi-lagi Sakura menghela napas panjang.

Ya sudah, mau bagaimana lagi? Rencana kami terpaksa batal karena aku tidak mungkin pergi ke sana sendirian.

"Sakura? Kau sedang apa berdiri di depan pintu seperti itu?"

Suara Sasuke menginterupsi kegiatan melamun Sakura. Dia berbalik melihat sosok Sasuke sedang berdiri di depan pintu kamarnya, baru bangun tidur. Pria itu keluar tanpa mengenakan atasan, hanya sebuah boxer sebatas paha yang ia pakai.

Sakura dibuat ketar-ketir karenanya. Meskipun sudah tinggal bersama hampir selama satu bulan, dia masih belum terbiasa dengan pemandangan Sasuke bangun tidur. Tidak dengan kebiasaannya yang selalu terlelap tanpa kaos. Tidak pula dengan keadaannya yang masih belum stabil jika bertemu Sasuke.

"O-oh ... itu, tadinya aku akan pergi bersama Ino, tapi tidak jadi," ujar Sakura. Dia masih diam di tempat, tidak dapat menggerakkan kaki.

Sasuke melangkahkan kakinya, mendekat. "Ke mana?"

"Tokyo Amusement Park. Ino tiba-tiba saja merasa mual, jadi dia membatalkan acara kami. Dan, aku juga tidak mungkin untuk pergi sendirian," jelas perempuan tersebut.

Sakura menatap Sasuke yang masih terdiam. Memandang dirinya dengan ekspresi sedatar tembok, sehingga membuat Sakura tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu.

Sampai akhirnya Sasuke berkata, "Kalau begitu pergi saja bersamaku."

Dan, ya ....

Pada akhirnya Sakura pergi ke Tokyo Amusement Park bersama Sasuke. Saat ini mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju tempat bermain paling terkenal di Tokyo.

Sakura memperhatikan sosok Sasuke dari samping. Pria yang sekarang sedang fokus menyetir itu memakai pakaian kasual, sleeveless hoodie berwarna putih yang dipadukan dengan dark green bomber jacket, serta ripped jeans sebagai bawahannya. Ia menyembunyikan rambut uniknya dalam sebuah topi berwarna hitam. Kali ini, Sasuke pergi keluar tanpa kacamata dan masker seperti biasanya karena tidak mau merasa pengap. Dan, semoga saja tidak ada yang mengenali dirinya di Tokyo Amusement Park nanti.

Di sisi lain, Sakura sendiri memakai outfits yang tidak kalah kasual. Yakni, hoodie crop top berwarna cream, dan high waisted jeans. Ditambah dengan natural makeup, Sakura sudah benar-benar siap untuk pergi berkencan.

Tunggu, apa sekarang aku sedang berkencan? Dengan Sasuke?

Menyadari pemikiran absurd-nya itu, Sakura langsung mengalihkan pandangan dari Sasuke. Dia berbalik menatap kaca mobil yang ada di sampingnya. Dari sana, mata hijaunya dapat menangkap ekspresi wajah yang mulai memerah.

Ini sangat memalukan! Kenapa juga aku bisa berpikir kalau ini adalah sebuah kencan? batin Sakura, mencoba menolak segala kenyataan yang ada.
     
     
     
    
    

***
     
      
     
    
   

          Sakura melangkah masuk dengan semangat menuju gerbang Tokyo Amusement Park. Matanya berbinar, kepalanya sibuk bergerak ke sana-kemari memperhatikan setiap sisi tempat bermain itu. Ini adalah kali pertama Sakura, setelah berbulan-bulan tidak berkunjung ke sini. Ada beberapa wahana baru yang belum pernah dia naiki, juga bertambah banyaknya food truck menarik yang nampaknya menjual makanan-makanan menggoda selera.

Sementara itu, Sasuke memperhatikan Sakura yang berjalan beberapa langkah di depannya dengan tatapan hangat. Seperti mata seorang Ayah yang senang melihat putri kecilnya bahagia. Ia kemudian berjalan lebih cepat untuk menyamai langkah Sakura.

"Pegang tanganku, nanti kau hilang," Sakura menoleh, menatap Sasuke yang tiba-tiba saja sudah berada di sampingnya, menggenggam tangan kanannya dengan erat seakan-akan takut jika dirinya mendadak hilang.

Dan, sama seperti sebelum-sebelumnya, organ yang berdetak di dada Sakura kembali memforsir dirinya untuk bekerja. Mata sehijau hutan itu menatap jabatan tangan yang terjalin di antara keduanya, membuat seluruh bulu kuduk berdiri.

Mereka berjalan semakin masuk ke dalam, "Mau coba wahana yang mana?" tanya Sasuke.

"Bagaimana dengan roller coaster? Aku sudah lama tidak menaiki wahana itu."

Sasuke mengangguk sekilas, "Baiklah."

Kemudian, keduanya mengantri dalam antrian pembelian tiket. Sasuke berdiri di belakang Sakura, guna menghalangi pandangan lawan jenis dari bagian tubuh Sakura yang terbuka, karena perempuan tersebut menggunakan hoodie crop top.

Begitu mendapatkan tiket yang mereka mau, Sakura dengan semangat berjalan ke tempat duduk yang ada di paling depan, sedangkan Sasuke berjalan santai di belakangnya. Sudah sedari awal Sakura mengincar posisi itu. Dia ingin merasakan hormon adrenalin yang membara agar dapat mengalahkan jantungan abal-abalnya ini. Setidaknya, itu bisa membantu Sakura menghilangkan rasa gugupnya ketika berada di sekitar Sasuke.

Bangku-bangku yang ada di roller coaster ini sudah terisi penuh. Pemberitahuan bahwa wahana akan segera dimulai membuat tangan Sakura berkeringat. Dia memegang pegangan di depannya erat-erat, berbeda dengan Sasuke yang masih terlihat cool dan santai.

Tiga.

Hitung mundurnya telah dimulai.

Dua.

Satu.

Roller coaster mulai berjalan. Awalnya wahana tersebut bergerak pelan menyusuri lintasan. Saat mereka mulai menanjak, tanpa sadar para pengunjung-termasuk Sakura-menahan napas mereka. Pekikan-pekikan kecil terdengar dari beberapa orang.

Saat roller coaster sudah berada di puncak, pekikan mereka semakin terdengar kencang. Beberapa bahkan sudah menangis karena ketakutan. Dan, di detik berikutnya, roller coaster bergerak jatuh melawan gaya gravitasi.

"KYAAAAAA!!!"
      
      
     
     
    

***
     
     
    
    
   

          "HAHAHAHAHA!!! Ah-ahaha, ya ampun ... perutku sakit sekali," Sakura memegangi perutnya sambil sekali-kali menepuk paha. Dia sudah tidak kuat tertawa sejak beberapa menit yang lalu.

Mereka berdua duduk di sebuah bangku taman setelah selesai menaiki roller coaster. Dan, kalian mau tahu apa yang sejak tadi membuat Sakura tertawa?

Rambut Sasuke.

Saat menaiki roller coaster tadi, topi Sasuke hampir saja terbang, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melepas topi tersebut. Untungnya, tidak ada yang menyadari bahwa orang di depan mereka adalah Uchiha Sasuke. Mereka semua sibuk berteriak memakan angin.

Namun, nampaknya itu adalah keputusan terburuk yang Sasuke buat. Lihat saja sekarang, ia sudah hampir selama lima menit ditertawai oleh Sakura karena rambutnya mencuat ke sana-kemari akibat terpaan angin. Padahal, keadaan perempuan itu juga tidak lebih baik dari dirinya.

Mereka sama-sama kacau.

"Berhenti tertawa, Sakura," Sasuke duduk bersidekap dada menatap gulali merah muda yang sudah seperti dicomoti orang, di sampingnya. Untung saja ia sudah kembali memasang topinya.

"Oh ... hahaha ... maaf, Sasuke. Kau—kau terlalu lucu."

"Hn."

"Ya ampun. Jangan marah, Sasuke. Kalau kau melihat dirimu sendiri di cermin, aku yakin kau akan ikut tertawa juga," Sakura berkata tanpa benar-benar merasa bersalah.

"Sebelum aku, kau bercermin diri sendiri terlebih dahulu. Rambutmu bahkan tidak lebih baik dariku."

Tawa Sakura akhirnya berhenti, "Baik, baik. Kita damai saja, bagaimana?"

Sasuke menganggukkan kepalanya.

Lalu, Sakura berdiri dari duduknya. Dia merapikan baju dan rambutnya sebentar, sebelum mengulurkan tangan pada Sasuke disertai segaris senyum, "Ayo main wahana yang lain."

Sasuke mengambil uluran tangan tersebut. Ia tersenyum tipis, "Hn."
    
     
    
   
   

***
 

  
    
    
    
   


          Sakura menengadahkan kepala, menatap ferris wheel yang sedang berputar di atasnya. Kali ini, dia dan Sasuke sedang menunggu antrian untuk naik ke wahana tersebut.

Setelah berjam-jam bermain di Tokyo Amusement Park hingga langit menggelap. Destinasi terakhir mereka adalah ferris wheel. Mereka berdua-lebih tepatnya Sakura-ingin beristirahat sembari memperhatikan pemandangan kota Tokyo di malam hari dari atas bianglala itu. Setelahnya, baru mereka pulang ke apartment.

Ketika giliran mereka tiba, Sasuke membantu Sakura untuk masuk ke dalam ferris wheel-nya. Mereka duduk dengan tenang dalam diam menikmati setiap pergerakan benda ini. Angin malam yang berhembus dari setiap sisi, mengisi kekosongan di antara keduanya.

Saat mereka sudah berada di puncak, Sakura membalikkan badannya guna melihat pemandangan yang tersaji dari atas sini. Rambut sebahunya berterbangan terbawa hembusan angin, sehingga dia sedikit kesulitan untuk menikmati keindahan malam hari tersebut.


Sasuke menatap Sakura yang sibuk mengurusi rambutnya dengan tatapan lembut. Tangannya terulur untuk membantu memegangi rambut Sakura, agar perempuan berambut merah muda itu dapat kembali melakukan aktivitasnya.

Sakura sedikit tersentak saat kulit lehernya bersentuhan dengan tangan Sasuke. Dia menoleh, memandangi sosok lelaki tersebut.

"Sakura," panggil Sasuke.

"Ya?"

"Nanti lusa, aku akan pergi menghadiri acara gala premiere film perdanaku."

Mendengar perkataan Sasuke, pandangan Sakura jadi sedikit tidak fokus. Dia baru ingat bahwa minggu ini adalah detik-detik terakhirnya bersama Sasuke. Perjanjian mereka hanya berlangsung satu bulan, dan setelah itu, mereka akan terpisah.

"O-oh, baguslah kalau begitu. Selamat atas peluncuran film terbarumu."

Sasuke diam saja, tidak menjawab.

Entah mengapa, Sakura merasa waktu satu bulan yang dia jalani terasa begitu cepat. Padahal, di awal-awal, dia mengira bahwa satu bulan adalah waktu cukup lama, karena dirinya harus berada di satu atap bersama orang yang dibenci.

"Aku ingin kau menemaniku ke sana," kata Sasuke tiba-tiba.

Sakura menatap pria di hadapannya dengan tatapan tidak percaya. "Kau sedang bercanda, 'kan? Mana mungkin aku menemanimu ke acara seperti itu."

"Aku serius, Sakura."

"Aku juga serius, Sasuke. Kau tahu akan bereaksi seperti apa para fans-mu, nanti. Kau tidak ingin 'kan skandal seperti kemarin muncul lagi?"

Sasuke menggeram, "Persetan dengan skandal, Sakura!"

Di detik selanjutnya, Sakura sudah berada dalam rengkuhan Sasuke. "Aku lelah dengan semua ini. Aku lelah harus terus melakukan segala hal yang kusuka sembunyi-sembunyi. Aku lelah jika kehidupan pribadiku terus tersorot kamera. Aku lelah jika disetiap saat, aku selalu merasa khawatir telah melakukan kesalahan yang akan berdampak buruk nantinya. Aku lelah jika harus terus menekan perasaanku dalam-dalam, hanya demi sebuah 'nama baik' dan popularitas. Aku ingin menjalani hari-hariku dengan normal, Sakura. Bersamamu ...." suara Sasuke melirih di akhir.

Sakura terdiam seribu bahasa.

Dia tidak tahu seperti apa yang sesungguhnya dirasakan oleh Sasuke. Yang Sakura tahu, Sasuke hanyalah seorang pria arogan dan tidak peduli dengan segala sesuatu di sekitarnya. Namun nyatanya, Sasuke kesepian. Ia tidak bisa melakukan segala hal yang disukainya secara bebas. Cuma untuk pergi ke luar saja, ia harus memakai penyamaran demi mendapatkan perjalanan yang aman dan nyaman.

"Sasuke ...."

"Kumohon, Sakura. Bantu aku. Bantu aku melepaskan diri dari penjara tidak terlihat ini. Aku tidak meminta hal yang sulit. Aku hanya ingin kau di sini, menemaniku sampai seterusnya," suara Sasuke terdengar berat dan serak.

"Sasuke ...."

"Aku akan melepaskan segalanya, Sakura. Popularitas ini, nama baik ini—akan aku lepas semuanya. Asal kau terus bersamaku."

Cukup, Sakura sudah tidak tahan. Dia langsung menggerakkan tangan untuk membalas pelukan Sasuke. Lengannya bergerak mengusap punggung kekar Sasuke yang terasa sedikit bergetar. Menenangkan kegelisahan pria itu.

"Sshh, tidak apa, Sasuke. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan selalu ada di sini, menemanimu," bisik Sakura.
   
.
   
   
.
   
   
.
   
 
.
  

tbc.

━━━━━━━━━━━━━━━

author's note:

kok cuma menemani, sak? engga bersama aja?

phew, chapter terpanjang sejauh ini, 2k+ words. dan, aku mau ngasih tau umur mereka barangkali belum aku kasih tau.

(urutan dari yang termuda-tertua)
ino - 24 tahun
sakura - 24 tahun
naruto - 27 tahun
sasuke - 27 tahun
sai - 27 tahun
sasori - 28 tahun

oh, dan btw, AF akan tamat sekitar 5-6 chapter lagi.

━━━━━━━━━━━━━━━

vote dan comment kalian sangat berarti buatku, terima kasih! <3

━━━━━━━━━━━━━━━

(revised: 16th September, 2021)

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

120K 7.1K 20
[C O M P L E T E D - S S S] Haruno Sakura. Guru baru yang memiliki pesona luar biasa, tak pernah menyangka jika ciuman pertamanya akan begitu mudah d...
54.7K 4.1K 20
Ketika cinta muncul dalam kisah pertemanan Akui dihadapan mereka dan kau akan kehilangan persahabatan atau simpan untuk diri sendiri dan rasakan sak...
75.1K 4.1K 16
Gadis satu miliyar yen & menikah dengan Dokter tampan dari keluarga terkenal.- Sakura Haruno Penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya ? Iku...
9.2K 888 13
Kita membutuhkan lampu ketika hari mulai gelap,membutuhkan matahari ketika hujan turun terus menerus, dan aku hanya membutuhkan mu ketika aku melepas...