Auristella The Lost Princess

By NoNoelle___

78.8K 9.9K 1.3K

Bentar lagi tamat. #1 - Romance ( 5 Agustus 2022) # 3- Fantasy ( 5 Agustus 2022) #1 - Magic ( 6 Agustus 2... More

Introduction *
1 - Dienne Reinhardt.
2. Our Home .
3. Before Family Gone.
4 Everything's Gone.
5. Beginning.
6. Beginning (2).
7. After Disaster..
Chara Chore : Introduction
8. Camelenor.
S1 Chapter 09. Camelenor [2].
S1 Chapter 10. Sucsessor.
S1 chapter 11. New Undine.
S1 Chapter 12. Thruth.
S1 chapter 13 . The Truth.
S1 Chapter 14. Childhood.
S2 Chapter 15. I Made it..
S2 chapter 16 - Blinking Moon Staff.
S2 Chapter 17. Alion Thoughts.
S2 Chapter 18 - To Human World
S2 Chapter 19. Elf Tribe.
S2 Chapter 20. Luxury Healing Potion.
S2 Chapter 21. Passing Gate..
S2 Chapter 22. Ian H.Preston.
S2 Chapter 23 Meet The Real Noble's
S2 Chapter 24. Suspicious??
S2 Episode 25- Hint Of my Lost Brother.
S2 Chapter 26 -Hint Of My Lost Brother (2)
Character. Pt.1
Character. Pt.2.
S2 Chapter 27. Calling Device!
S2 Chapter 28. Calling Device (2) .
S2. Chapter 29. Gaze
S2 Chapter 30 - You must be surprised.
S2 Chapter 31 - Crash
S2 Chapter 32 - Sleep in your Shoulder.
S2 Chapter 33 - Jealousy
S2 Chapter 34 - Training is begin
S2 Chapter 35 - Prepare
S2 Chapter 36 - Departures
S2 Chapter 37 - Alion's Guide
S2 chapter 38 - Second Meet With Him?
S2 Episode 39 - I Never Know
Character pt.3
S2 Chapter 40 - My Potion
S2 Chapter 41 - My Potion (2) - Your Gaze
S2 Chapter 42 - They were my Side?
43 . who do i like?
44. Dinning table/War?
45. you are interesting guy.
46. Levius's Revenge.
47. Gabrien being honest?
48. SHOCK
49. Alion & Arista
50. I Promise to help you.
51. Storm
52. West Forest (Elf Tribe 1)
53. West Forest (²)
54. Meriel Fainted
55. Sudden Truth
56. Something went wrong
Character 4
57 (1). Back
57 (2). Teal & Virion became Friend
58. Alexia Campbell
59. War (1)
60. Your Kind Gestures
61. intens
62. Ambush!
63. Periods
64. Levius Is Missing.
65. The only way to keep you warm
66 . HOPES
67. Who's Memories is this?
68. End Of first War
69. Guilty Feeling
70. Wrath
71. Bloom
72. Confused in the Ballroom.
73. Theodore being Silly
74. Wait for me?
75. Aiden is my Royal Brother.
76. You were beautiful
77. Present
78. Gentle Actions
79. Bell (Part 1)
80. Bell(Part2) You say sorry many times
81.Bell (Part3) Now we'll not be apart again
82. Goodbye Gabrien
83. A Woman, The Awakening and Bell the cuteness.
84. New life in the new Kingdom
Character pt 4 . Theodore Knight
85. Behind this secret
[ Pengumuman ]
86. Different Smiles
87. Theodore Regrets, Rise of the future King.
88. Rise Of the Future King (2)
89. Awake.
90. A Letter For You (1)
91. Culprit
92. Horses and Sunset
93. this kind of feeling
94. Before Everything's mess
95. Before Everything's Mess (2) ||Truth|| Agony||
96. Before Everything's Mess (3) || Erase the distance
97. Before Everything's Mess 4|| Theodore and Gremio
98. Before Everything's Mess (Last) || First Heart broken.
-FYI-
99. If i were you
100. That guy isn't 'Me'
101. Give me a Chance
102. Before Delegation
103. Anger
104. Delegation || I met you
105. Two heart. Two Hurt
106. They're both Love, The Princess.
Promosi Cerita Lanjutan.
108. Heaven Falls || Alion was...
109. Arista's Wrath || Farewell, My Dear.
God And Goddess
110 . The Strongest Soldier's Awakening
111. You Die Too Soon
112. Born Of the Unexpected Rebellion
113. Nightmare (1) || Sorry.
114. Nightmare (2) || Six Protection
115. Nightmare (3) || unintentionally.
116. Nightmare || Virion, Trezaz. || Secret ending
117. We Are Dumped [I]
118 . Father, You're here!

107. The War

339 40 43
By NoNoelle___

Vote dulu ❤


Ketika keduanya tiba di Ruang Navigasi dimana Kate dan Noah kali ini berada, Kedua Pangeran masuk melalui pintu yang sama, mendapatkan Kate sedang melebarkan matanya sangat lebar dengan kekuatan yang ia dapatkan saat Ia bertemu Elandor di Camelenor 6 bulan yang lalu.

Kekuatan nya kini, mampu melihat dari amat jauh dan dapat mendapatkan informasi lebih cepat ketika musuh memasuki Zona Ruas yang menjadi jarak kekuatan nya.

Radius 10 km lurus dari tempatnya berada. Kekuatan Maksimal Kate ia gunakan , dengan mata Terbuka lebar, tubuh gemetar hebat, Noah yang melihat kedatangan Gabrien dan Theodore, ia menjelaskan situasinya singkat.


“ Kate Harper, Mengatakan Jumlah musuh berada dua kali lipat dari jumlah pasukan yang kita miliki saat ini Yang mulia, lebih dari itu, perbandingan Manusia dengan Roh kegelapan sungguh besar berjumlah 1:4 , pihak musuh memiliki Roh kegelapan 3x lipat dari kekuatan kita saat ini.”
Ucap Noah menggantikan Kate yang saat ini terlihat sangat buruk, seolah ia syok dengan Musuh yang bisa dilihat hanya Olehnya dengan Mata Eye Of The Truth.

“….” Gabrien membelalakkan matanya, Informasi yang ia dapatkan dari Noah, tersinkronisasi sempurna dengan Penuturan Judas padanya.

Jika Pihak musuh mungkin akan bergerak dengan jumlah lebih banyak, dibanding persiapan yang telah mereka lakukan.

“…Keadaan nya buruk, Kita tak punya pilihan lain selain menjalankan Formasi Ke Tiga. Apa kau keberatan Pangeran Gabrien?”

Ucap Theodore, Mengusulkan hal yang paling Rasional saat ini. Ia bergegas cepat memahami situasi dan membaca strategi yang diberikan Gremio padanya..

Gremio, dan Judas tidak bisa muncul dengan menampilkan wujud mereka pada para manusia, seperti hal nya Sybill , ia membutuhkan wadah untuk tampil dan membantu umat manusia, Gremio dan Judas hanya akan menyerahkan kekuatan mereka pada Theodore dan Gabrien saat situasinya telah mereka rasa tepat.

“.. Tidak.. Itu saran terbaik saat ini.. Pangeran Theodore.. kau pasti sudah tahu apa yang akan terjadi Jika Nona Arista menjadi incaran mereka bukan?”

“ Lebih dari siapapun. Itulah sebabnya aku mengusulkan Formasi ketiga secepat ini.”
Ucap Theodore dengan tatapan serius pada Gabrien saat ini.

Gabrien..mengeraskan giginya hingga rahang nya sedikit mengeras dan sangat tampak betapa tegas wajahnya saat ini.


Gabrien..untuk pertama kalinya, merasa jika dirinya benar benar sudah tak memiliki tempat lagi di sekitar Arista.

Karena ia berfikir, Theodore sepertinya sudah lebih dari cukup mengawasi dan melindungi Arista di medan perang ataupun di kehidupan pribadinya.

Walaupun terkadang, ia selalu menyingkirkan fakta itu, karena ia ingin tetap berada di samping Arista, dengan Alasan Setidaknya sampai perang Usai.

Namun…mendengar nya langsung dari Theodore seperti itu, Gabrien..hanya merasakan dadanya terasa sesak tanpa ia minta saat ini.

Saat ditengah pembicaraan penting ini..suara ketukan pintu terdengar keempat orang di dalam sana.

Tok*Tok*

Noah yang berada di dekat keduanya, berinisiatif membukakan pintu yang terdengar di ruang Navigasi.

Matanya melebar bukan main, ternyata bukan hanya satu, tapi 9 orang sudah berada di depan pintu itu.

Noah segera mempersilahkan semuanya memasuki Ruangan itu.

Arista, Four Commander, Teal, Siora, Virion dan Aiden memasuki Ruangan dengan wajah ingin tahu apa yang sedang terjadi, karena seseorang memberi tahu mereka jika Theodore dan Gabrien memerintahkan Arista untuk segera tiba di ruangan Navigasi.


Kedua pangeran yang kini memperhatikan pintu masuk, terkejut karena orang yang tiba bukan hanya Arista..Terlebih untuk Theodore.. yang saat ini tidak tahu, siapa ketiga orang lainnya yang tak pernah ia temui sebelumnya. Read; Teal, Virion,Siora.

“...Bisakah aku mendengar situasinya saat ini?” Ucap Arista tanoa basa basi.

“..Ya ada apa memanggil Arista malam malam begini?”
Ucap Teal yang melangkah maju ke depan tubuh Arista dan menghalangi tubuh Arista hingga tak terlihat saat ini .

Tubuh tingginya membuat Arista menghilang di pandangan Gabrien dan Theodore saat itu.

“….apa anda adalah Roh?”

Ucap Theodore , segera mengubah posisinya, ia memberi hormat kecil pada Teal.

“…Teal..Ini bukan lah situasi yang tepat jika kau ingin bermain main.”

Ucap Lhoris menarik kerah pakaian Teal dan menjauhkan nya dari Arista yang kini kebingungan dengan apa yang Teal lakukan barusan.

“….Apa ada sesuatu terjadi Theo?”

Aiden mendekat kepada Theodore, Gabrien hanya meliriknya, ingin memperkenalkan dirinya sekali lagi dan memberi tahu jika ia sudah mengetahui identitas sebenarnya dari Aiden saat ini yang masih menyamar sebagai kesatria Theodore. Namun..ia mengurungkan niatnya.

“…Semuanya..maafkan aku..aku akan mempersingkat Penjelasannya..”

Ucap Noah .. melihat kondisi Kate semakin gemetar hebat , terlihat jelas bagaimana punggung anak anak miliknya seolah kedinginan di musim panas ini.

“ !! ..Noah apa yang terjadi dengan Kate??”

kejut Arista, melihat adik dari rekan paling ia percaya berada dalam kondisi seperti ini.

Arista khawatir jika Levius yang kini sedang berjaga di Luar benteng melihat keadaan adiknya, mungkin ia akan sama merasakan keterkejutan ini.

Mata Arista melirik sesuatu bersinar di kening Kate…

Eye of The Truth? …apa Kate melihat sesuatu yang kami tak tahu?!’

batin Arista, segera mendekat pada Kate.
Ia segera merapalkan mantra penenang yang pernah Meriel ajarkan padanya .

[Warm Light]

Arista menyentuh punggung Kate saat ini yang duduk di meja itu tanpa bicara.

Cahaya lembut mengikuti Tangan Arista dan mengalir pada seluruh tubuh Kate saat itu. Kate segera menoleh pada Arista perlahan dengan tatapan mata melebar mengerikan..

“..No…Nona.. 30 menit lagi…mereka …mereka akan tiba…!!”

“…Mereka?! Apa musuh akan melakukan penyerangan Malam Hari?”

“…Me-Mereka…akan mengubah rotasi perang …diantara mereka….seseorang mengerikan muncul…”

“…apa itu pemimpin mereka?!!”

“…Bu-Bukan..aku..tak tahu siapa dia..tapi nona..kumohon ..berhati hati!!!”

Pupul matanya bergetar menatap Arista  yang berdiri di dekatnya. Ia meraih pakaian Arista dan mengepal erat di sana hingga bajunya sedikit meninggalkan bekas. Kate…ingin Arista  berhati hati sampai seperti ini..

Arista..tahu Hal ini mungkin akan terjadi sejak awal..

Musuh merubah rotasi perang ke malam hari..


kehawatiranku sebelumnya menjadi kenyataan…ini..buruk.


Arista segera menolehkan pandangan nya pada Noah..



“…Noah Jelaskan situasinya.”

Karena melihat Kate saat ini..Arista tahu, Kate takkan bisa menjelaskan situasinya secara jelas dan mudah untuk dipahami, setidaknya bertanya pada Noah yang mungkin telah semalaman berada di sekitar Kate, tahu apa yang terjadi pada kate dan apa yang kate katakan padanya selama Arista tidak bersama keduanya saat itu.

“…Nona Arista..Pangeran Theodore..Pangeran Gabrien… Musuh saat ini sudah memasuki Zona kedua batas kekuatan Kate..yang mana saat ini 7 km dari tempat kita berdiri, mereka sedang menuju tempat ini..
jumlah mereka 3x lebih banyak dari prajurit yang kita miliki saat ini…
Nona Arista… Pangeran ..aku tahu aku bukan petinggi perang ini..
tapi..kumohon segera kumpulkan pasukan untuk bersiap dan melakukan barisan dengan pakaian tempur mereka.”

Noah, terlihat tertekan karena tidak adanya Leonis saat ini, karena sebelumnya semua Rencana dibuat Oleh Noah dan di utarakan oleh Leonis, kali ini seolah ia mengambil semua wewenang itu.


Gabrien tersenyum mendengar perkataannya, walaupun tidak diberitahu oleh Noah, ia memang berencana segera membuat pasukan segera berbaris dan menuju medan perang. Ia menepuk Pundak Noah dan berkata.

“…Kau dan Kate, adalah otak dari perang ini..jangan sungkan memberikan perintah jika menurutmu itu perlu dilakukan.”

Ucap Gabrien membuat Noah terkesiap gugup..kemudian tersenyum lega.

“…Terimakasih pangeran!!”

Seru Noah sambil membungkuk kecil.

“ Jika kau kesulitan, Aku akan memerintahkan Dean membantumu disini..Ia merupakan Orang terpandai yang Grevalon miliki..”

“..eh? Itu sangat membantuku Pangeran! Terimakasih.”

Theodore tersenyum padanya. Dan berbalik, menatap semua orang di ruangan ini. Ia sempat melirik Arista yang kini terlihat jelas olehnya menatap Gabrien walau itu tidak lama.

"..... "

Sedikit saja..Theodore tersenyum kecut..namun ia tidak memikirkan nya lebih lama.

“…Ini mungkin pertama kalinya kita bertemu, Namaku Theodore Fillion Grosvenor, suatu kehormatan bagiku bertemu kalian para roh yang tak pernah kulihat sebelumnya.”

Ucap Theodore sopan. Pada Teal, Siora dan Virion.

Virion hanya mengangguk menandakan ia menerima penghormatan Theodore, dan telah membaca situasi jika Theodore adalah pangeran selain Gabrien dan Aiden.

Siora mulai meperkenalkan diri dan berkata jika ia adalah penerus dari Meriel di masa depan, sekaligus memberitahukan nama Virion pada Theodore karena Virion tidak melakukan itu.


Dan Teakhir Teal..Ia mengulurkan tangannya pada Theodore hingga membuat Theodore terkejut menatap tangan itu.

“…ada apa? Kau tidak suka aku melakukan ini?”

Celetuk Teal membuat Theoeore tersenyum. Lalu menggelengkan kepalanya. Ia meraih tangan Teal segera setelahnya.

“…senang bertemu dengan mu mm….”

ucap Theodore terhenti dengan wajah bingung yang tampan.

“…Namaku teal.”

“…Ah..Mohon kerja samanya tuan Teal.”

Teal terdiam sekejap, lalu tersenyum menampakkan giginya.

“…Pengguna cahaya lainnya yang Paman katakana padaku bukan? Wow…rasanya seperti aku menyentuh lengan Arista..”

“…Paman? Siapa yang kau maksud?”

Lhoris menunjukan urat di pelipisnya ketika Teal tetap memanggilnya paman.

Alion..hanya diam sejak awal…disampingnya, Virion terus memperhatikan Alion yang sangat pendiam akhir akhir ini..

Ia berbisik pada Alion..

“…Ketua..?”

Ucapnya. dan Alion menoleh pelan.

“…Sepertinya musuh memang datang dengan jumlah mengerikan..angin mengatakan semuanya padaku.”

Ucap Alion. Virion mengeraskan giginya. Ia berbisik lagi pada Alion dan berkata.

“…Aku berjanji akan berguna di perang ini.” Ucapnya. Alion tersenyum dan mengendus pelan.

“…Berguna atau tidak..yang penting kau harus tetap hidup sampai Perang selesai.” Raut wajah Alion sendu saat mengatakannya.

Ucap Alion membuat Virion menatapnya penuh rasa penasaran walaupun tidak lama.

“….Anak anak..! Mereka sudah menyentuh zona ke 3, 20 menit lagi mereka tiba. Ayo segera bergegas.”

Tegas Meriel membuat suasana senang sementara itu menjadi serius.

Kedua pangeran, Gabrien dan Theodore tidak sadar..jika keduanya melangkahkan kakinya mendekat pada Arista,hingga keduanya berada di dekat Arista saat ini.. keduanya menoleh karena kaget..

‘…apa yang kulakukan?’ Melihat Theodore kini menatap nya. Gabrien sempat berfikir jika Theodore tak menyukainya berada dekat dengan Arista karena keduanya saling menyukai..


‘..Bukankah ia telah memiliki wanita yang ia sukai? Mengapa tatapan itu tetap terlihat jika ia menyukai Nona Arista?

Theodore tahu apa yang terjadi antara Arista dan Gabrien sebelumnya. Dan itu sedikit membuatnya lega karena ia memiliki kesempatan untuk menggantikan Gabrien di hati Arista saat ini, namun, jika saja Gabrien masih memiliki perasaan tersisa untuk Arista karena sebuah alasan…

‘..aku harus bekerja lebih keras menggantikan mu di hati Arista.’ Theodore tersenyum , kemudian bicara pada Arista yang kini menatap keduanya bergantian.

“…Kita akan menjalankan Formasi ketiga sesuai rencana. Aku dan Pangeran Gabrien akan melindungimu.”

“….HUH?? Paman?? Ada apa dengan ini? bukan kalian yang melindungi Arista?” Suara teal menggelegar di telinga Lhoris.

“…Tenanglah.. Kufikir kau sudah mendengar jika Kedua pangeran ini memiliki Guardian bersama mereka?”

“….EHH? sejak kapan kalian membicarakan ini?”

“…Aku dan Siora mengetahui itu.” Ucap Virion, dan Siora menggelengkan kepalanya, tak percaya jika Teal tak mengetahui ini.

“…HUH? Mengapa hanya aku yang tak tahu?"

“..Kau tidak membaca pesan sihir yang diberikan Ketua Meriel sebelumnya ketika kita masih berada di Camelenor huh? Teal…kau luar biasa.” Sindir Siora dengan nada suara bercanda.

“…Shh..Diam kau.” Teal memerah.

Semua Roh berbincang menggunakan Mind Connection saat ini. Agar Percakapan para Manusia di sana tidak terganggu dengan obrolam mereka.

Lagipula, Aiden, dan Noah tidak tahu jika ada sesosok Guardian yang melindungi kedua pangeran ini.

*
*

Arista gugup berjalan diantara barisan penuh para tentara. Kini, setelah komando singkat kedua pangeran dan Four Commander, semua pasukan berbaris Rapi per Pleton, memenuhi setengah dari daratan Brumuz sekali lagi.


Waktu telah menunjukan malam hari..pukul 9 malam..suasana Tegang tengah menghantui hingga siapapun bisa mendengar jika mereka sedang menelan ludah karena gugup.

2 juta Pasukan gabungan saat ini berkumpul satu persatu dengan pakaian perang mereka mulai memenuhi medan perang dan berbaris rapi menunggu kedatangan musuh yang perkiraan waktunya sekitar 7 menit lagi tiba.


Arista telah mengganti pakaian nya ke pakaian perang yang sebelumnya diberikan Meriel untuknya.

Semua orang telah menempati posisinya masing masing. Hilir hembusan angin meliuk liuk menerpa Rambut Arista.

Karena Formasi ini akan menjadi Formasi ke 3, yang berarti Aiden dan Levius akan memimpin seluruh pasukan di barisan utama dibantu Oleh Bell, Alion dan Virion, selama Theodore , dan Gabrien menjaga Arista di Langit saat musuh sudah terlihat akan memulai perang.

Sebelum Arista , Gabrien dan Theodore menuju Langit, mereka akan memberi sedikit semangat perang kepada Para Prajurit.

Dengan pakaian gagah yang dikenakan Gabrien dan Theodore saat ini, serta Arista yang kini sudah benar benar siap menghadapi malam yang mecekam ini..ketiganya berjalan melewati barisan demi barisan prajurit menuju ke bagian terdepan, tempat dimana Levius berada.

“….Nona!!.” Seru levius dan disambut senyuman hangat Arista.

“…Kate sangat berjasa kali ini, kita bisa menyadari lebih cepat pergerakan lawan karena ia sudah menguasai kemampuan barunya.”

“…Be-begitu ya..Nona..Jaga diri nona baik baik selama aku tidak ada di sisimu.”

Walaupun ucapan Levius sangat tulus pada Arista , ia hanya takut Arista akan terluka, namun kata katanya sedikit menyakiti perasaan Kedua pangeran yang kini berdiri di belakang Arista, seperti Bodyguard tampan di medan perang. Levius tidak menyadari tatapan aneh dari kedua pangeran ini..

‘…aku akan melindunginya..tenang saja.’ Batin Theodore.

‘…Apa dirimu Ragu jika aku tak mampu melindungi tuanmu?’

Batin Gabrien sambil berbalik menghadap Para Prajurit saat ini, dan berinisiatif mengambil komando sementara. Sebelum komando sepenuhnya di serahkan pada Levius dan Aiden.


“…Musuh sudah mulai terlihat jauh di ujung sana, itu berarti perang sudah dimulai saat semuanya tiba di daratan Brumuz. Komando dariku akan aku serahkan pada Levius Harper.” Seru Gabrien dan situasi di medan perang hening dengan kegugupan yang mereka rasakan. Mayoritas dari semua yang hadir di Brumuz saat ini tidak tahu banyak tentang perang sebelum nya.


“….Begitupun Komando penuh dariku akan kuserahkan pada Aiden Hayward. Jika ada yang keberatan Tolong acungkan tangan kalian!”

Seru Theodore. Membuat semua orang mengepalkan tangan lalu berteriak.

“…TIDAKK!!” serentak.



Semua prajurit berteriak sehingga memperdengarkan riakkan perang yang membuat siapapun merinding karena takjub mendengar betapa menggelegar semangat perang kali ini, dengan dua pangeran yang menyatukan Aliansi dan juga Arista, sebagai inti perang ini..

Perang ini akan di tulis dalam sejarah..

Maka..harapan setiap orang adalah kembali hidup hidup dan mengingat semua sejarah perang ini.


*
*

Arista mengambil nafas dalam..setelah Theodore dan Gabrien memberikan pidato kecil yang membuat semua orang bersemangat..Kini Gilirannya bicara sebagai satu dari petinggi perang ini..

Melirik ke kiri..Gyll dan Rhyss sudah tersenyum sejak tadi melihat Arista kini dihadapkan oleh jumlah prajurit yang fantastis menunggu kata kata penyemangat darinya.

Melirik ke kanan, perasaan nya jadi sedikit terganggu, Bellona menatap Arista dengan tatapan yang sulit Arista artikan..

‘..sepertinya ia kesal..karena gabrien terpaksa harus melindungiku karena urutan Formasi ini..’ Batin Arista.

Sehingga ia mengabaikan tatapan Bellona dan mulai berkata dengan sedikit mengeraskan suaranya.

“..Perang saat ini berlangsung di malam Hari, Ini mungkin pertama kali bagi kalian semua, begitupun denganku. Jangan Khawatir dengan kegelapan malam ini, aku akan segera membuat penerangan di seluruh daratan Brumuz, Jangan Khawatir tentang luka kalian..Aku akan segera menyembuhkan luka apapun itu, bahkan jika lengan dan kaki kalian terpisah tak tersisa..aku bersumpah demi Nama Baikku Akan mengembalikan semua utuh kembali..!!
Tapi…Tolong…Jangan mati!…karena..aku tak bisa membangkitkan orang yang sudah mati….”

Ucap Arista, yang diawali dengan menggebu gebu, diakhiri dengan intonasi sedih mengingat di peperangan yang lalu, Ia kehilangan 10.000 pasukan milik Gabrien karena ia tak sadarkan diri selama perang.

Saat Arisa terlihat sedih, Alion, Meriel dan Lhoris dan Shinon muncul di dekat Arista.

“…Ini mungkin akan jadi perang terakhir di benua ini.. Dibantu Four Commander, Dan Seluruh Roh Camelenor yang ada disini, Mari kita menangkan perang ini !!!”

Seru Arista, dengan dada dedikit menderu karena ini pertama kalinya ia berbicara di hadapan orang yang sangat banyak juga memberikan semangat Perang.

“…YEAAAAA!!!!!” Semua Pasukan sangat membara, semangat mereka sama sama menunjukan semangat seperti sebelumnya.

Rambut putih terikat..di tengah minimnya pencahayaan di daratan ini, Rambutnya sangat bersinar seperti cahaya Bulan.




Arista melirik Theodore , yang memang sejak tadi memperhatikannya bicara panjang lebar menyemangati seluruh pasukan.

“…Pidato yang bagus…”

Ucap Theodore dengan senyuman menawan khas miliknya.

“…A-Apa nya yang bagus? Aku hanya amatir.”

Ucap Arista menanggapi ucapan Theodore dengan rasa malu menerpa dirinya. Ya..Arista merasa, dibandingkan kedua orang di sampingnya, Ia hanya pemula jika masalah itu berkaitan dengan pasukan.

“……” Gabrien di dekat keduanya hanya memperhatikan..tersenyum sendu , walaupun begitu ia tetap yakin..jika keberadaannya di samping Arista saat ini..akan dibutuhkan olehnya..setidaknya..ia ingin melindungi Arista diperang ini..

Begitulah yang terus Gabrien teguhkan dalam hatinya. Walaupun melihat..Pria lain tengah akrab dengan wanita yang dicintainya.

‘…Setidaknya..tersenyumlah seperti itu lebih lama…Arista…’

Gumamnya lalu membuang muka, dan tanpa di sengaja melihat pasukan musuh mulai terlihat jelas.

Hitam..Bendera hitam yang dibawa mereka tidak seperti bendera Ciodelion.

Pakaian yang dikenakan mereka bukan lah pakaian zirah khusus perang..


Mereka..Roh kegelapan.

Dibelakang sana, jauh sekali..terlihat bendera lain mulai terlihat..inilah bendera Ciodelion..Aiden mengeraskan giginya melihat dari jauh menyipitkan matanya.. Itu adalah Bendera kerajaan nya.


Inikah Roh Kegelapan yang pernah adikku lawan sebelumnya?..Kini aku sadar, alasan mengapa Arista tidak terlihat takut menghadapi perang besar ini..lawannya adalah mahluk seperti itu?

Gumam Aiden. Ia melirik Arista yang kini menatap jauh ke depan di tengah tengah dua Pria jangkung lainnya.

Mata Aiden sempat melihat Theodore dan Gabrien…ia mengerutkan kening…

‘…huh? Apa yang kulihat?’

*
*


Langkah kaki serempak mereka tiba..Layakya Air laut hitam yang mendekat karena deburan ombak, mereka perlahan menempati setengah daratan Brumuz yang berlawanan Arah dengan Pasukan Aliansi.

Seseorang dari mereka , mengenakan tudung dan baju hitam..dengan mata yang aneh melangkah dengan percaya diri, bertingkah layaknya pemimpin dari mereka semua, ia dengan senang berjalan membawa bendera hitam yang dilihat semua orang.


Bendera hitam yang menandakan jika mereka adalah Roh kegelapan, mengangkat tongkat bendera itu…dan seketika…Bendera yang berkibar di terpa angin..Tebakar Api hitam, dan berubah menjadi abu begitu saja..



Mata Arista, membelalak kaget.

Begitupun Para Roh Camelenor. Alion benar benar terkejut ia segera meminta Virion untuk waspada.


Di Pihak Aliansi, jika mengandalkan kekuatan Murni tanpa bantuan.. 
Virion adalah yang terkuat disini, hadirnya Virion di medan perang saat ini akan berpengaruh besar jika dibanding dengan Perang sebelumnya, saat ia tidak medapatkan kesempatan untuk menunjukan dirinya melawan satupun pemimpin pasukan Roh Kegelapan.


Namun..karena Gabrien dan Theodore telah mendapatkan bantuan dari Guardian, maka status yang terkuat bukan lagi pada Virion…walaupun begitu, Virion akan tetap unggul melawan banyak Roh kegelapan yang kuat sendirian sebelum staminanya habis.


Roh Kegelapan yang membakar bendera hitam menjadi Abu sebelumnya, tersenyum mengerikan memperlihatkan gigi bertaring miliknya, sebelum wajahnya menjadi serius tak lagi menunjukan senyumnya.






Perubahan ekspresinya tentu berpengaruh pada mental semua orang di Aliansi.



“…Sepertinya ia akan menjadi penentu perang ini di mulai…”

Ucap Alion, membuat Gabrien dan Theodore di samping Arista memperketat pengawasannya.

Semua Roh Camelenor telah menyebar, Mereka sama sama kuat, jumlahnya 7000 kali ini, itu akan memenuhi seluruh sudut pasukan Aliansi dan melindungi mereka disaat yang sama.

Sedangkan Four Commander, Alion dan Virion akan berada di garis depan bersama Aiden, Bell dan Levius.


Garis tengah akan di lindungi Shinon, Siora dan Meriel, mereka akan bersama Chriss, Bellona, Ian dan Rhyss. Sedangkan Gylledia ada di barisan pasukan bersama Para Elf lainnya.

Dan terakhir, Zarion Mathias Rosemary dan Gallius akan berada di barisan pasukan terbelakang bersama Lhoris dan Teal.

Mereka bukan hanya mejaga pasukan paling belakang tapi juga seraya melindungi tenda penyihir Medis.



Sedangkan Milia, Lilia, Alexia berada di dalam benteng untuk memastikan tidak ada penyusup yang tiba tiba masuk dan menyerang Kate, Noah dan Dean di ruang navigasi, karena semua petarung sedang berada di medan perang.



Semua formasi 3 ini sudah dirancang dan sudah melalui persetujuan Gabrien serta Theodore sebagai petinggi perang ini.


Dari kejauhan, Roh kegelapan yang sejak tadi terlihat diam, seperti menunggu moment yang tepat..Ia kemudian tersenyum kembali…Meneriakkan sebuah kata.

Black Unit!!”

Arista, dan semua orang di pihak Aliansi waspada, melihat pemandangan ini.



Roh kegelapan Tadi menghilang dari tempatnya, dan kini muncul kembali bagai teleportasi bersama puluhan orang lainnya.


26 Roh kegelapan yang terlihat kuat muncul di tengah Daratan ini.

jika sebelumnya kedua belah pihak menunggu moment untuk berperang, dengan degupan jantung gugup dan khawatir, kemunculan Roh kegelapan yang tiba tiba muncul di tengah Medan perang , membuat nuansa perang saat ini lebih mencekam.





Di tengah malam, wajah dan siluet mereka hampir menyatu dengan kegelapan malam ini.

Cahaya bulan tidak bisa secara utuh memperjelas wujud mereka..hanya mata merah menyala..menatap kami semua di pihak Aliansi dan tremor di seluruh tubuh Prajuri Aliansi.


Arista mengepalkan tangannya.

Salah satu dari mereka, adalah orang yang berbahaya yang pernah Grevalon kalahkan…Guren, Kizran dan Villma..


‘…Ternyata memang benar, mereka hidup kembali..’ Arista mengeraskan katupan giginya. Kesal melihat Villma tersenyum kearah dimana ia berada, tapi senyuman itu bukan pada nya, tapi pada Theodore di samping Arista.

Kenangan kembali mengingatkannya, jika Arista pernah kesulitan membuat Theodore terbangun dari kutukan pengendalian Villma saat insiden di St.Marine.


Namun bukan Villma yang harus dikahwatirkan sekarang, walaupun semua musuh terlihat berbahaya..
Seseorang yang diperingatkan Kate..yang bahkan Four Commander tidak mengetahui siapa orangnya..

karena kemungkinan orang ini benar benar baru saja muncul di medan perang.

Roh kegelapan bertudung itu, bicara pada Aliansi.

“…Hahahaha hai tikus tikus lemah…ingatlah..kalian akan mati disini.”

“…..” Arista mengepalkan tangannya mendengar cemoohan itu.

Apa kalian fikir kami selemah itu?’

Gerutu Arista, itu tidak berlangsung lama sampai satu panggilan lembut mengarah padanya..

“..Arista..”

“…..” Rasa canggung diantara Arista dan Gabrien belum hilang walaupun mereka tahu tidak boleh membawa masalah pribadi dalam perang namun, hal itu masih sulit mereka lakukan. Hingga Theodore mencairkan suasana.

“…Nona Arista..Kita harus segera berlari ke barisan tengah sekarang..”

“….Ya..aku mengerti.”

“…..” Gabrien menghela nafas, melihat wanita yang dicintainya mengabaikannya dan seolah diantara mereka tak pernah terjadi apa apa..Gabrien tidak terpuruk.. setelah menarik nafas dalam, ia segera mengikuti Arista dan Theodore yang sudah terlebih dahulu pergi beberapa langkah darinya.

Arista tida melihat Gabrien di sisinya, Ia menoleh ke belakang dan mendapatkan Gabrien sedang menatapnya sendu tanpa sengaja.

“…..” Arista melebarkan matanya ketika tidak sengaja mata mereka bertemu dan tatapan Gabrien tetap seperti dulu padanya..

'Mengapa..? jangan menatapku seperti itu.. ' Sulit baginya melupakan kesan mendalam tatapan tulus Gabrien, namun nasi sudah menjadi bubur, Diantara mereka sudah tak ada hubungan akrab lainnya.

Ketiganya segera berlari sembunyi sembunyi sesuai Rencana untuk segera menuju langit tanpa menarik perhatian para Roh kegelapan yang baru saja Muncul di tengah medan perang.

Melewati beberapa puluh kelompok barisan prajurit yang memberi hormat ketika ketiganya sedang melewat dan menjalankan rencana Formasi ketiga.

Arista ingat, di barisan kedua, seharusnya itu ada Bellona.

Dengan Lari kecil , Arista segera merogoh tongkat Blinking Moon ditangannya.

Shing*

Cahaya kecil Arista ciptakan dari tongkat itu, Arista menerangi jalan yang ketiganya lalui dengan cahaya remang remang agar tidak tersandung dengan langkah hati hati ketiganya.

“…Arista..!” Panggil Rhyss yang kini sudah menempati bagian nya memimpin pasukan. Elf tampan itu mendekat bersama Gylledia saat melihat Arista, Theodore dan Gabrien muncul dari balik puluhan Ribu Pasukan Baris depan.

Dari tempat nya berdiri, tidak lama setelah Rhyss dan Gylledia mendekat, ledakan api mencuat ke Langit , hingga Meriel, Shinon serta Siora yang kini berjaga di barisan tengah ini mendekat pada Arista.

“…Nak…Segera menuju langit dan beri semua pasukan mantra Luce pertama.”

“…Baik Meriel..sepertinya semua nya sudah dimulai..Shinon..Meriel, Siora…aku serahkan pasukan baris tengah pada kalian dan lindungi mereka..” Ucap Arista mengacu pada Ian, Chriss, Rhyss dan Gylledia yang kini melihat langit dari tengah medan perang..lokasinya jauh dari tempat Arista berada, tapi lokasinya dekat dengan unit pasukan penyerang garis depan, dimana kakaknya berada.



Ketika Arista hendak menatap langit, panggilan kecil terdengar di balik tubuh Ian, Ian yang kaget mendengar suara itu pun berbalik, ketika orang itu memanggil nama Gabrien.

“…Pangeran Gabrien..Jaga diri anda.”


“….?!” Gabrien melihat Bellona di balik tubuh Ian yang kini sudah tidak menghalangi tubuhnya.Gabrien mengerutkan kening tak menjawab perkataan Bellona.

Ia memilih melirik Arista, namun ketika melihat Arista..yang di dapatkan Gabrien adalah wajah yang berpaling darinya.

‘..Arista….’ Tatapan nya sendu namun tetap tidak terbawa suasana. Ia memalingkan tubuhnya, dan mengulurkan tangan pada Arista .

“..?” Theodore sempat heran dengan situasi ini berfikir, mengapa Gabrien melakukan hal itu pada wanita yang disukainya?; Bellona.

“……..” Arista tahu dan paham arti uluran tangan Gabrien adalah untuk bersama sama terbang ke langit.

Ragu..Arista tidak ingin menyakiti perasaan Bellona..namun ini perang..bukan lagi hal nya untuk mementingkan perasaan..hingga..tangan lain perlahan mengulur pada Arista..

“…Ayo, kita tidak punya waktu.” Ucap Theodore..

Kedua tangan itu Akhirnya Arista raih di hadapan semua orang dan pergi bersama menuju Langit saat ini.

Tak menunggu waktu lebih banyak Ia melepaskan genggaman kedua tangan itu. Arista segera mendapatkan kembali Tongkat sihir dari kantung miliknya.

Tanpa ragu..menarik satu kali nafas dalam..dan mengeluarkannya, seraya mengucap Mantra.


[ Luce ]

……….



Ledakan ledakan api tadi yang sempat mengalihkan perhatian para pasukan Aliansi, kini melihat ke angkasa, jauh diatas sana..Arista sudah terbang dilindungi Theodore dan Gabrien.

Singkatnya ... Arista dilindungi oleh 4 orang saat ini. ; Theo, Gabrien, Judas dan Gremio.


Sebuah kubah transparan berwarna emas terang menerangi langit malam..perlahan seperti sebuah bulatan gelembung besar menyelimuti daratan Brumuz yang kurang lebih berdiameter 100km2 itu.

kekuatan maha dahsyat yang membuat siapapun terpana, bingung dan takjub dengan kekuatan Arista yang tak pernah mereka lihat sebelumnya.

Kekuatan Arista bahkan membuat Four Commander takjub dengan seberapa berkembang Arista di bawah pelatihan Gremio sejak beberapa bulan yang lalu.


Semua orang masih terpana pada Langit kekuningan saat ini, langit malam gelap tanpa cahaya pergi begitu saja digantikan Cahaya sihir dari kubah cahaya berwarna emas yang menyelimuti seluruh daratan.

Bellona, menganga seolah apa yang dilihatnya tidak pernah ia bayangkan dalam fikiran terliarnya.


Ia sangat terkejut. Bagai menjatuhkan harga diri dari image ‘cantik’ yang selalu ia banggakan pada dirinya, rahangnya jatuh.


Melihat kekuatan Arista yang baru pertama kalinya ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.


A-Apa ini? bahkan..di Rumen, aku tak pernah melihat kekuatan dengan skala seluas ini!! apa ini!!!!!’

sial…sial..tidak…ini pasti karena sebuah mantra aneh yang tidak pernah kepelajari..mengapa ada mantra sehebat ini dan aku tidak pernah mengetahuinya? Cahaya? bukan kah itu jenis Atribut langka?'

‘…mengapa!! Jika ia sudah di lahirkan dengan wajah cantik seperti itu, ia dilindungi banyak orang kuat dan banyak dari mereka benar benar tampan, ia juga memiliki kekuatan seperti ini?
hey ini tak adil bukan? Sial…sial…harus seberapa kuat aku mencoba membuat nya menderita, jika begini?’

Seseorang menyadarkan Bellona. Itu Chriss.

“…Kekuatan Nona Arista yang kutahu lebih hebat dari ini, jangan terkejut seperti Nona, ini bahkan belum mencapai puncak ketegangan yang terjadi.”

Chriss tersenyum, membuat Bellona lupa jika ia sejak tadi menampilkan wajah yang bodoh karena terkejut. Dan tidak mengakui kehebatan Arista yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

~

Memejamkan mata, Arista mengucapkan satu mantra, dengan kekuatan yang amat jauh berbeda dari sebelumnya.

Jarak jangkau kekuatan nya semakin besar, kekuatan yang dirasakan pasukan pun semakin besar..

‘…jika sebelumnya hanya latihan saja yang pernah kulihat di dalam dimensi sihir Gremio…ini pertama kalinya aku melihat Nona Arista sehebat ini..wajahnya..indah bahkan saat ini.’

dalam Hati Theodore saat melihat Arista memegang tongkat dan memejam kan mata, menunggu hingga mantra Luce mencapai seluruh daratan Brumuz.


Gabrien menatap Arista..dan bergantian menatap Daratan saat ini..Pasukan Garis depan sudah mulai merayap bergerak, terlihat dari langit.

Jika lima dari mereka sudah sangat merepotkan..bagaimana dengan tambahan 21 orang itu? jika satu persatu dari mereka kuat..apa kami bisa memenangkan perang ini, Judas?

“……Aku percaya setidaknya kau mampu mengalahkan lima dari mereka tanpa bantuanku.”

“…Bukan .. bukan itu maksudku..”

“…lalu?”

“…Pimpinan sebenarnya dari musuh belum pernah muncul bahkan hingga saat ini, jika ia saja belum keluar dan Mahluk bernama Hades omega belum muncul,  kerugian di pihak kita sudah sangat besar setelah melawan 26 Roh kuat bawahan pemimpin mereka.”

“…Apa kau Ragu? Hanya kau yang mampu menyegel Hades Omega.”

“……”

“….Gabrien..terkadang kau terlalu merendah mengakui kekuatan besar itu ada dalam tubuhmu. Kau bisa memodifikasi mantra yang tak pernah kudengar sebelumnya, itu adalah teknik utama yang bisa kau kembangkan tanpa adanya batasan.
Bukan Theodore, bukan pula Para Roh camelenor. Aku akan berada di sampingmu jadi, percaya dirilah.”

“….Terimakasih Judas.”

Gabrien kembali menatap Arista .. kini tongkat yang ia acungkan ke depan badannya, perlahan Arista turunkan, seraya membuka mata.

“…seharusnya..penerangan ini sudah menerangi semua daratan Brumuz..” gumam Arista saat membuka mata.

“…sekitar 3 juta Roh kegelapan tingkat rendah , ditambah manusia yang dikendalikan para Roh itu, kita tidak punya waktu istirahat hingga pagi hari menjelang.”

Ucap Gabrien, menyahuti perkataan Arista.

“….tugas kita hanya focus melindungi Nona Arista, sampai Hades omega muncul..disaat itulah rotasi ini berubah..aku dan nona Arista akan membantu mu.” ucap Theo melirik Gabrien tanpa menolehkan wajah nya.

“ Aku tahu..” Ucap Gabrien.

Arista melihat keduanya serius memperhatikan medan perang saat ini sudah saling berhadapan.
Teriakan perang membuat Arista bernostalgia.

“…..seharusnya..sudah ada yang menyadari diriku berada di langit saat ini.” Gumam Arista.

Tiba-tiba . .

“…Fufufu~~~ Insting yang benar benar menarik…sejak tadi aku bersembunyi dan mendengarmu bergumam seperti itu membuatku bergairah..Gadis cahaya..apa kau ingin sebuah kemenangan tanpa harus pengorbanan?”

“..!!!”

Gabrien menoleh kebelakang dan segera mengambil pedang dari sarung pedang miliknya.

ia menghunuskan itu siaga, dan benar benar mengenai ujung leher Orang aneh ini hingga tetesan darah hitam mengalir dari ujung pedang Gabrien.

Theoeore melakukan hal yang sama, melindungi Arista di sisi lainnya. Hanya ia yang tidak tahu ritme serangan Roh kegelapan di langit seperti yang dilakukan Gabrien saat ini.

Siaga keduanya sedikit berbeda hanya karena Gabrien mempunyai pengalaman berperang dengan Roh kegelapan di daratan ini sebelumnya.

“…Katakan! siapa dirimu?”

Theo siaga karena kini orang itu telah menghilang dengan kecepatan yang gila, ia tertawa, dan tiba tiba muncul di jarak 10 meter, bersama seseorang lainnya.

“….Kizran?”

Gumam Theodore. Ia membelalakkan matanya. Roh yang pernah menyerang pelabuhan bersama ketiga roh lainnya..kini berada di hadapan mereka..acuh seperti tidak pernah ada yang terjadi sebelumnya.

“…Fufufu aku terkejut kau mengenal pria ini..tapi sayang sekali..ia takkan mengingat apapun bahkan dirimu yang mungkin pernah berhadapan dengannya.”

‘…bukan..bukan berhadapan dengannya..tapi dia seharusnya sudah mati di tangan tuan Shinon.’

Gumam Theoeore.

“…Mengapa ia bisa hidup kembali!?”

“….Hmmm? ahahaha…”

Ia hanya tertawa ketika Theo bertanya padanya dengan hunusan pedang siap menebas kapan saja jika Orang itu mendekat.

“…Jika kau ingin jawaban nya…mari kita bersenang senang dulu..” pedang hitam nya sedikit berasap hitam seperti milik Gabrien..

“…woah..pedang kita memiliki Atribut yang sama..apa kau pengguna Void tuan muda hahahaha…aku akan membawa gadis cahaya ini dan dirimu untuk kujadikan persembahan pada Hades omega…”

“…….” Theodore mengerutkan keningnya. Ia sadar,  kekuatan cahaya nya sedang ia tekan sehingga Orang ini tak bisa mendeteksi cahaya dalam tubuhnya..namun tetap saja Theodore merasa tidak puas mendengar, jika hanya Arista dan Gabrien yang menarik di mata para musuh ini.

Theo, hati hati padanya.’ Ucap Gremio padanya tiba tiba.

“…ada apa Gremio?”ucap Theo dalam fikirannya.

“…Regenerasi tubuhnya berada pada tingkat yang berbahaya,”

“…apakah itu berarti ia tidak akan kalah sebelum leher atau jantungnya terluka?”

“…aku belum tahu pasti, tapi orang ini berbahaya, lebih bahaya dari pada orang yang dibawanya,”

‘….lebih bahaya dari Kizran?’

Theodore mengeraskan giginya.

Menggenggam erat pedangnya setelah Gremio berkata.. “Kalahkan keduanya, tidak, setidaknya kalahkan satu dengan teknik yang telah kuajarkan. .”

‘…Arista…apa akan baik baik saja bersama Gabrien?’

Theodore tahu Gabrien tidak akan lengah melindungi Arista namun, keduanya saat ini berada pada situasi dimana..keduanya tidak bisa saling bergantung sama lain.

“…Aku akan menyerahkan Nona Arista padamu . Gabrien..ijinkan aku memanggilmu begitu mulai sekarang.”

Dan Theodore mengepal erat gagang pedang dengan sebuah Amulet pemberian Arista menggantung kuat di sana.

Tatapan Arista terpacu pada Amulet itu.

Ia hanya senang pemberiannya sepertinya disukai oleh Theodore.

Namun…dimata Gabrien..tatapan Arista memiliki Arti berbeda. Walaupun ia tak memiliki hak bertanya padanya..

Gabrien melihat Theoeore bersiap akan melawan kedua orang ini. ia sedikit terkejut dengan seberapa percaya diri Theodore untuk melawan keduanya bersamaan.

[ Light O Flashing Sword ]


Seolah ada angin berhembus ketika mantra itu diucapkan Theodore, Arista sudah sering melihat bagaimana Theo berlatih keras menguasai Atribut cahayanya hanya dalam 6 bulan terakhir.

Sebuah Cahaya di ujung pedang Theo berubah ..mulai menyelimuti seluruh bagian Pedang miliknya.

Arista tahu, dalam dimensi sihir penyimpanan Theodore, ia memiliki banyak senjata berbeda untuk perang ini..dan pedang yang di genggam nya saat ini adalah Favoritnya selain tombak biru pemberian sang Ayah.

Cahaya mencuat, tatapan Theodore menatap Tajam Orang itu serta Kizran di depan sana yang terlihat tidak memperdulikan kehadiran Theo yang kini melesat dengan kecepatan kilat , bahkan hembusan terbangnya membuat Arista mengedip ngedipkan matanya.

Arista tidak diam. Di posisinya mempertahankan Mantra Luce tingkat ke satu, sebelum perubahan hingga tahap ke 5, ia harus tetap dalam posisi aman, namun ia tak bisa membiarkan Theodore tanpa perlindungan cahaya yang telah ia kuasai sebelumnya..

Mantra Gabungan dari mantra Cahaya dan Air yang dimilikinya. Itu adalah Gabungan yang diajarkan Gremio pada Arista selama 6 bulan Terakhir.

[ Shield of Waterylight ]

Arsita mengucap mantra tanpa kesulitan dan takut kehabisan manna, yang ia takutkan saat ini adalah..melihat orang yang sedang berjuang harus terluka karena melindunginya.

Bukan hanya pada Diri Theoeodre, mantra pelindung itu menyelimuti tubuh Arista dan Gabrien di sampingnya, masih terjaga dengan pedang hitam menguap hitam di tangannya.

Gabrien menoleh pada Arista yang kini menggenggam erat Blinking Moon di tangannya. Urat tangan kehijauan terlihat jelas hingga Gabrien tahu, seberapa serius tekad Arista mengakhiri perang ini.

Ia  kemudian melirik ke bawah sana, tempat dimana semua prajurit sedang berperang..

Kekacauan perang ada di mana mana.

Sihir penyembuhan dengan metode tembak sudah mulai di lakukan para prajurit medis, jenis sihir penyembuhan dengan melemparkan sihir itu melalui sebuah alat tembak berbentuk bazooka kecil yang dikembangkan oleh Grevalon selama ini.

Penyihir medis yang sedikit membuat Theoeodre memutar otak untuk mengusulkan strategi mutakhir meminimalisir kematian prajurit medis, hingga alat bernama [healing bomb] tercipta berkat bantuan Arista .

walaupun begitu, kualitas penyembuhan hanya berjalan 40% saja dari kemampuan penyembuhan aslinya.
Semua Prajurit mulai  berteriak melawan para musuh yang dikendalikan Roh kegelapan saat ini, peperangan antar manusia melawan manusia, manusia melawan Roh dan Roh melawan roh, saat ini tengah menggema.
Kepalan tangan nya pada pedang miliknya tak bisa ia tahan. Gabrien memejamkan mata, dengan pelindung sihir di tubuhnya berkat Arista.

Ia merasakan ketenangan sesaat sebelum menghadapi banyak musuh , setelah salah satu dari kedua orang ini dikalahkan Theodore.

Shing Shing*

Klang*

Suara pedang yang beradu  di atas langit bagaikan kilatan kilatan petir yang sangat cepat tak terlihat bagi siapapun, yang tak bisa mengikuti Gerakan mereka.

Kizran dan Orang itu melancarkan serangan bersamaan ketika Theo menyerang sambil bertahan pada kecepatan gila saat ini.

“…Hingga saat ini kau belum memberi tahu aku namamu!” Ucapnya dengan nafas yang telah ia atur sedemikian rupa dalam kecepatan ini agar ia tak kelelahan.

“…Fufu ahahaha…Seth! Nama agung yang diberkahi padaku oleh Trezaz tuanku…ada apa? Tidak ada gunanya kau mengingatnya ketika kau hanya akan mati saat ini. Rasakan ini!! [Blazing Void]!!”

Sebuah bola hitam kecil beruntun, mengarah pada jantung Theo namun pada saat yang sama, Sihir perlindungan Arista melindungi Theodore saat itu.

hingga Theodore tersenyum, melihat sihir perlindungan milik ARista melindunginya.

“….Yang akan mati bukanlah aku..!! [God Speed Mode]!”

Seperti kilatan cahaya besar menyelimuti tubuh Theodore, saat itu pula kecepatanya meningkat 0,1 % dari potensi 100% kekuatan Asli Theodore saat ini.


“….!! Sial..cepat sekali! Kizran serang wanita itu!! tujuan kita hanya wanita itu!!”

Teriak Seth. Dan Kizran hanya menoleh melihat keberadaan Arista saat ini.

mengikuti perintah Seth, Kizran mengubah Arah terbangnya, terbang lurus seperti roket meluncur cepat seakan akan ia akan menabrakkan diri dengan sukarela, pada dinding pelindung sihir yang Arista sudah buat sebelumnya.

Gabrien segera berdiri dihadapan Arista.

“…Tolong mundur beberapa jarak dariku.. Arista..”

Ia sempat menoleh pada Arista untuk memastikan bagaimana wajah Arista saat ini.

“ Terimakasih.” Arista heran, walaupun begitu hatinya bimbang..mengapa tatapan matanya masih saja sama seperti saat perang sebelumnya?

Tatapan khawatir dan hangat menatap dalam pada matanya.

“…Izinkan aku melindungimu.”
Gumamnya, sangat kecil hampir tak terdengar, bahkan Arista hanya mengerutkan kening nya singkat saat ia tak bisa mendengar apa kata terakhir yang Gabrien ucapkan padanya.

“…Minggir!” Kizran yang gagal menebas Arista karena pelindung sihir sudah melindunginya sebelum Kizran dapat melukai Arista, kini ..Ia kembali gagal ketika Gabrien secara khusus menjadi pelindung Arista selain sihir pelindung di tubuhnya.


“….Lawanmu adalah aku.”

Pedang hitam itu kembali menghunus.

Membuat Kizran mau tidak mau menguhuskan pedang miliknya pada Gabrien.

“…Aku tak pernah kalah dalam permainan pedang dengan Roh kegelapan lainnya. Kau hanya manusia, kau hanya akan menyesal menjadikan aku lawanmu.”

Celetuk Kizran membuat Gabrien tersenyum . Gabrien benar benar tersenyum meremehkan Kizran saat ini.

Bagaimana tidak…Jika dibandingkan nya kekuatan Kizran ..adalah yang terkuat dibanding pada Roh kegelapan lainnya, maka itu berarti ia tidak ada apa apanya dibanding Judas, seorang Guardian yang sudah menjadi pelatih sekaligus lawan tandingnya selama ini.


“…Mengapa kau tersenyum? Kau punya nyawa Sembilan huh ?!!”

Ejek kizran melihat bagaimana cara Gabrien tersenyum meremehkannya.

Berjalan mendekat seraya mengalirkan manna pada pedang hitam miliknya.

“…terimakasih telah memberi tahuku level kekuatanmu .”

Bukan hanya percaya diri, ia yakin bisa mengalahkan Kizran satu kali Tebasan pedangnya jika Rantai penyegelan menancap di dadanya.

“…?!” Kizran Terkejut dengan apa yang dikatakan Gabrien hingga ia terdiam di tempat selama 2 detik.

[ Void Chain! Chancellor!]

Sebuah Rantai hitam keluar dari punggung Gabrien, tidak merobek pakaianannya, hanya menjadikan tubuh Gabrien pijakan rantai rantai itu keluar dari tubuhnya dan mengincar Kizran dengan ujung rantai meruncing terlihat sangat tajam.


Melihat Sihir aneh itu, Kizran terdiam, karena tak pernah melihatnya.. matanya membelalak besar ketika ..seketika, hanya sekedipan mata, Rantai itu sudah berada di depan matanya dan mengincar dada Kizran, tepat dimana jantungnya berada.

Stab*

“Ughhh!! Apa ini?!! Sial aku tak sempat berfikir, rantai ini sudah ada di depan mataku!!”

Gurutunya sendiri ketika melihat Rantai rantai hitam beruap hitam itu tak bisa ia lepaskan. Walaupun beberapa kali mencoba itu tetap sangat sulit hingga membuat luka Kizran semakin parah.

“ Guahk!!” Darah mengalir, dari kedua hidung dan mulutnya..

“….Apa ini Sialannn!!”

“… Rantai sihir, ini pertama kalinya aku mencoba mantra ini pada Roh sepertimu..sekarang..Lihat baik baik…”

Tanpa mengubah eskpresi wajah ..Gabrien yang telah memberi pedang hitamnya mantra penguat, melesat menuju Kizran.

“….Selamat tinggal.

“…..H-Henti….Hentikaannnn!!!”

Slash*


Tubuh Kizran terbelah dua.

Dengan kepalanya ada di tangan Gabrien saat ini.

“…..” Arista tertegun. Kekuatan Gabrien yang ia tahu pada perang sebelumnya tidak sekuat ini…


‘..Gabrien dan Theodore..menunjukan pertumbuhan yang benar benar mengerikan…’ Mata Arista melihat kepala Kizran yang dengan mudah Gabrien kalahkan.

Tidak sampai 10 menit pertarungan mereka terjadi.

“…Ini hanya perasaanku saja, atau ia memang terlalu mudah untuk dikalahkan?” Seraya berjalan mendekati Arista kembali.. dan melindungi Arista di sebelahnya.

“….Kau…sudah lebih hebat..Gabrien.”

Sahut Arista. tidak melebih lebihkan. Ia hanya mengatakan faktanya. Tanpa tersipu ataupun salah bertingkah. Arista menatapnya serius seraya memuji nya.

“…”Gabrien tersenyum.. mengingatkannya pada perang sebelumnya..dimana ketika ia mengalahkan musuh, Arista tersenyum kearahnya..

kini semua sedikit berbeda ..

walau Arista sudah memujinya..semua sudah berubah.

Pandangan keduanya beralih pada Theodore yang masih beradu kecepatan dalam menyerang Seth yang kini dalam posisi bertahannya.

Seperti kejar kejaran di udara ..keduanya tidak ada yang mengalah hingga Theodore, meningkatkan kembali kecepatannya.

[God Speed Mode. Power Up]

Kecepatannya meningkat hingga ke 1% saat ini.

Dalam ingatan Arista, ketika Theo melakukan mode tercepatnya hingga ke 20% membutuhkan setidaknya waktu seminggu hingga kekuatan nya benar benar bangkit.

Good speed miliknya tidak bisa dipakai secara langsung berada pada kecepatan 100%, dalam setiap pertarungan, Theodore mampu mengumpulkan kecepatan hingga 10% saja setiap kali ia berlatih dengan Gremio.

Namun, karena Gremio pun merupakan pengguna kekuatan seperti milik Theodore, Gremio berkata, God speed akan aktif pada mode lebih tinggi dari 20% jika sudah memenuhi syarat tertentu.

Hingga saat ini mode God speed Theodore hanya mampu berada pada level 20%, dan di mata Arista, kecepatan 10% nya saja, mungkin bisa mengalahkan banyak Roh kegelapan sekaligus.

Mari kita lihat..kini kekuatan itu sudah berada di 1%...’

Hanya Arista dan Gremio yang Tahu Rahasia kekuatan God speed yang dimiliki Theodore, salah satu kekuatan unik milik Gremio yang ia ajarkan pada Theodore agar menjadi lebih kuat dalam waktu yang singkat.

“…apa ia takkan kehabisan manna?”

Gumam Gabrien, Arista menoleh tanpa sadar.

“….kekuatannya ada pada jarak waktu yang digunakan olehnya, semakin lama, kekuatannya akan semakin besar, Jangan khawatir..Roh bernama Seth..akan kalah sebentar lagi.”

*
*

Wraaaggggghh!!!!”

Stab*

“….Si-Sial..Hen-Hentikannn!!!!”

Di daratan, Alion yang kini tengah berhadapan dengan Roh bernama Lochness, dibantu Aiden menaiki bell di punggungnya, saat ini bertarung di garis depan.


Sedangkan Levius dan Virion , masing masing sedang melawan 2 roh Kegelapan lainnya.



Aiden membutuhkan bantuan Alion karena ia harus menjaga staminanya untuk tetap utuh saat melawan Mirza El Yuzuraz yang masih belum terlihat di medan perang.

Dalam kesepakatan perang ini, Theodore mempersilahkan Gabrien melawan Mirza sendirian untuk ajang balas dendam.

Kebetulan, Alion dan Aiden adalah sama sama pengguna Tombak besi.

Keduanya menancapkan tombak mereka pada dada Lochness yang kini sudah memohon ampun agar ia diberikan kematian tanpa rasa sakit.

Karena sejak tadi, Alion dan Aiden tidak segera membunuh nya.

“…Ka-Kalian Roh Camelenor!! Ini ke-Keterlaluan!! Jika kalian berniat mengalahkanku, bunuh aku sekarang!!!”

Rasa sakit karena tidak segera dibunuh dan tidak ada sarana untuk dirinya bisa hidup lebih lama, membuatnya ingin segera mati saat itu ..dibanding menjadi mainan aneh oleh Aiden dan Alion yang sama sama, menikmati pemburuan Ketua Roh musuh.

Roh Angin yang berada di bawah komando Alion pun telah melakukan tugasnya , dan mengalahkan banyak Roh kegelapan rendahan dan kelas menengah dengan cukup mudah.

“….Ini aneh…” Gumam Alion.

“…Eh? Ada apa Tuan Alion?” sahut Aiden mendengar ucapan Alion saat itu. Alion menoleh dan menjawab..

“…Perang ini terlalu mudah, padahal jika dilihat dari waktunya..pada malam hari seharusnya mereka lebih kuat..Apa ini benar benar karena Sihir Arista? aku…benar benar tak percaya..”

“…Apa sebelumnya Sihir adikku tidak sekuat ini ?”

Bingung Aiden ketika Alion saat ini membicarakan Hal yang baru ia dengar.

“.. Sihir Luce memiliki 5 tingkatan, dan ini masih sihir Luce tingkat ke 1, sihir andalan Arista skala besar miliknya, Jika kau bertanya seberapa hebat adikmu saat ini, setidaknya ia bisa menghancurkan satu negeri beserta seluruh kota di dalamnya, dengan Sihir Luce ke 5 nya.”

“….Astaga…”
Aiden shock dengan apa yang baru dikatakan Alion. Namun Alion segera menyadarkan Aiden untuk segera membantu semua pasukan yang kini masih kesulitan mengalahkan Roh kegelapan tingkat menengah yang jumlahnya mengerikan.

Dilain tempat, Virion tengah berhadapan dengan Roh kegelapan bernama Surn.

Roh kegelapan yang kelihatannya cukup kuat jika melihat dari perawakannya.

Dan penampilan wajahnya yang terlihat percaya diri berhadapan dengan Virion.

“…Yo.” Ucap Surn, ditengah kekacauan perang saat semua prajurit melawan musuh sekitar mereka, para orang orang terpilih sedang berhadapan dengan para ketua Roh Kegelapan yang baru, Virion mendengar ini dari Alion, jika semua Roh kegelapan yang baru saat ini, mungkin tidak terlalu kuat jika dibandingkan dengan Guren atau Villma, yang kini keduanya tidak terlihat diantara para roh kegelapan yang berdiri di antara kerumunan Pasukan Hitam musuh yang belum bergerak di sana.


Virion tidak menjawabnya, bagaimanapun Virion bukanlah orang yang cukup terbuka untuk diajak berbicara, hingga ia hanya menatap Surn yang kini kesal karena sejak tadi, Virion acuh tak acuh menatap Surn seolah ia enggan melawannya.

“….” Diam, tak berniat menjawab, ia mengeluarkan pedang tua bersejarah miliknya. [Siegfried].

“…Aku kira akan dapat mudah mengajakmu bicara dengan tenang, apa kau lebih suka beradu pedang yang bicara saat ini? Tikus tanah?!!”

“….siapa yang kau panggil tikus tanah?” Acuh Virion dengan mata membentuk. ಠ_ಠ.

“..Hah? akhirnya kau bicara, siapa lagi yang berhadapan dengan ku saat ini? kau satu satunya tikus tanah yang harus kubasmi saat ini.”

“….sepertinya ada yang salah paham disini.”

Virion bisa dengan jelas mendengar gemaan seruan perang dimana mana saat ini.

Momen dimana keduanya bisa saling berhadapan karena tepat saat Surn tiba, semua seolah menghindar dan memberi jarak keduanya bertarung tanpa gangguan.

“…apa yang kau katakan?!”

“…Orang bodoh takkan mengerti. Dan aku tak punya waktu melayani mu.”


“….Percaya diri sekali kau!!...” Surn segera melesat membawa Dager miliknya.

Shing*

Ia mengarahkan dager itu pada leher Virion, namun ditangkis dengan pedang dan keahlian bertarung murni milik Virion yang selama ini jarang ia gunakan selama berada di Camelenor.

“ Cih..kau memang tikus huh? Sulit sekali mengenaimu saat ini!.”

Ucapnya penuh emosi. Virion hanya tersenyum sendu. Berfikir..bukankan ini memang terlalu mudah?

Virion menghunuskan pedang, mengayunkan itu pada Surn yang kini terhuyung ke belakang.

“…Ba-Bagaimana bisa??!!”

“…Karena aku kuat.” Jawab Virion singkat. Menyeringai kecil percaya diri.menatap rendah Surn yang kini tersungkur di tanah.

“…Cih!! Sial memang benar incaran pertama harus Gadis cahaya itu!.”

Gumamnya, Ia berteriak pada seluruh Roh di sekitar nya yang bisa dengan jelas mendengar apa yang dikatakannya.

“ Serang Gadis cahaya itu!!”

Virion melihat ke langit…semua roh kegelapan di sekitar mereka, mendengar teriakan Surn tadi terbang serentak ke tempat Arista saat ini. Namun Virion lega.. Alion sudah menghadang mereka, Ia berseru pada Virion.

“..Aku yang akan urus disini, Kalahkan dia dan segera bergabung denganku”

Ucap Alion membuat Virion mengangguk kecil namun ia cukup serius menanggapi kata kata Alion hingga ia menargetkan 5 menit, untuk mengalahkan Surn seorang diri.

“…aku akan segera menyusul.” Ucapnya, dan melihat anggukan kepala dari Alion yang kini menghadang kepergian Roh kegelapan yang akan menuju Aritsa dengan puting beliung yang tiba tiba berada di langit dengan petir menyambar nyambar di dalamnya.

Alion menggunakan kekuatan skala besar untuk sekaligus mengalahkan Roh kegelapan menengah kebawah, walaupun banyak yang masih bisa bertahan atas serangan Alion.

Teriakkan demi teriakan mengerikan menggema sungguh keras saat satu persatu mereka tersedot pada pusaran angin di udara.

“…Lemah.” Gumam Alion saat menghalangi semua musuh yang berniat menyerang Arista.

Melirik ke bawah sana, Alion melihat Virion yang dengan gagahnya melawan Surn tanpa kelelahan sama sekali.

Jangan pernah membuat Virion serius dalam bertarung.’ Itulah yang difikirkan Alion saat melihat Virion berusaha sendiri melawan Surn yang kebingungan saat melawan Virion.

“ Oi Oi, Mengapa..?!! Aku tak pernah mendengar jika kalian sekuat ini?!”

“…apa kau pemimpin pasukan baru? Apa aku baru pertama kalinya melawan kami?” jawab Virion.

“…Te-Tentu! Kami baru saja di nobatkan sebagai pimpinan Pasukan!”

“…Pantas saja.” Virion menyeringai kembali, jika dilihat dari penampilan , seharusnya yang lebih cocok menyeringai mengerikan adalah Surn, namun Virion lebih mendominasi.

“ setidaknya 5 dari kalian bisa kuatasi sendiri.” Ucap Virion . Membuat Surn gemetar. Bukan. Bukan gemetar ketakutan. Ia menahan tawanya ketika Virion mengatakan itu.

“…Kuahahahaha!! Kau sudah bertemu Villma bukan? beberapa orang kuat lainnya dari 26 pemimpin pasukan belum menunjukan diri mereka..dan Villma adalah satu satunya yang takkan bisa kau kalahkan begitu saja!.”

Ucapnya.

Virion mengendus kesal. Ia pernah mendengar nama itu dari Alion.

“…Lalu? Apa aku harus terkejut mendengar nya?”

Celoteh Virion kembali membuat tawa Surn hilang.

“…Villma adalah putri terlarang Trezaz, setidaknya ia memiliki tubuh lebih dari 1, dan kau takkan bisa melawan nyawa terakhir miliknya. Aku hanya mengingatkanmu, keangkuhanmu akan membawa kau dalam kematian!”

Ucapnya . Virion mengambil kuda kuda tanpa mendengar celoteh Surn lebih banyak.

Melesat berlari mendekati Surn yang kini sedang lengah, Virion membawa pedang miliknya.

Shing* Klentang*


Tangkisan pedang menggelegar.

Membuat Arista di langit menoleh siapa yang sedang bertarung sangat berisik di sana..

“..Virion?”

Arista melihat kilatan pedang nya . semakin banyak Virion menerima serangan , pedang nya semakin memiliki aura yang pekat..

‘…Full counter..apa ia sedang mengumpulkan semua serangan musuh dan membalikan semua serangan yang ia terima untuk serangan terakhir miliknya? Itu, curang..’
Walaupun berfikir demikian, Arista tersenyum simpul. Beruntung karena orang seperti Virion berada di pihaknya, tidak…bukan hanya Virion ..namun semua orang di pihaknya.

~

“ Kuaghh!” Pelipis yang mengalirkan darah hitam dari Surn yang kini tersungkur di tanah tanpa memegang senjata, melihat Virion menghunuskan pedang padanya.

“…Lihat..aku bahkan belum berkeringat saat kau sudah terlihat buruk begini.”

“…..A-Ampuni aku!!.”

“……” Virion tidak mendengarkan Surn.

Menebas leher surn tanpa Ragu , hingga tubuh dan kepala Surn terlepas, Virion mengangkat pedangnya. Dan membersihkan darah yang ada di sana dengan sapu tangan yang ia bawa di saku celananya.

“seperti biasa, bau darah adalah hal yang kubenci.”

Gumamnya.


Di depan sana, Kevius tengah bertarung melawan Roh kegelapan wanita..Ia belum mengetahui siapa wanita mengerikan dengan pakaian serba hitam ini.

Saling diam tanpa banyak bicara, hanya pedang dan senjata yang menjadikan percakapan intens mereka.

Suara dentingan demi dentingan dari tangkisan pedang memang bukan lagi hal yang aneh di medan perang, bagi levius, ini adalah hal yang membuatnya bisa berkembang.

Walaupun manusia adalah mahluk yang lemah, beberapa pengecualian untuk manusia seperti Levius dan yang lainnya ..

Mereka kuat karena mereka tahu mereka lemah, namun mereka tetap berjuang dan tak menyerah. Itulah bentuk kekuatan Levius sejak ia muda.

Tak mudah menyerah dan mengandalkan semua rasa percaya dirinya pada tubuh dan pedang miliknya.

Dengan atribut yang sama dengan para roh kegelapan dan seperti Gabrien, Levius mampu melawan mereka cukup imbang walau kadang butuh waktu untuk menyesuaikan diri dan menggunakan kekuatannya.

“…Tsk!” Kesal wanita itu. Kuku dan cakar panjangnya tidak mempan melawan Levius. Berkali kali ia terpental dan berguling di tanah karena Levius menang dalam segi kekuatan.


Cahaya ini..benar benar membuatku lemah…’ gumam wanita itu, dan melihat ke langit.

Ia melihat Arista, yang kini tengah mempertahankan mantra Luce miliknya, sedangkan Gabrien masih melindungi Arista , Wanita itu melihat kepala seseorang yang ia kenal ada di tangan Gabrien saat ini.

‘Kizran!!?? Dia kalah oleh manusia??!’

Matanya melebar. Bukan hanya itu, dari tempatnya melihat langit, sekilas ia melihat kilatan kilatan cahaya yang bukan terjadi karena gejala alam biasa.

Seseorang sedang menggunakan kekuatan dengan kecepatan mengerikan..

“!!!” tidak percaya lagi dengan apa yang ia lihat.

‘…Seth bahkan terpojok? Jika begini ia akan mundur untuk mengatur ulang formasi.’ Fikir wanita ini.

“…Lawanmu adalah aku, jika kau mampu melewatiku, kau bisa pergi ke atas sana. Tapi itu takkan terjadi.”

Ucap Levius. Mendekati wanita itu yang kini bersimpuh di tanah..tangannya gemetar. Kekuatan Cahaya Luce yang Arista buat membuat manna miliknya terkuras.

Bukan hanya melemahkan musuh, manna mereka cepat habis dalam area Luce saat ini.

“…Sial… Kalian curang!! Bertarunglah dengan cara yang adil!!”

“…hah? Siapa yang kau katakan curang? Nonaku melakukan ini karena medan perang gelap, kalian memilih untuk memulai perang malam hari untuk mendapat kekuatan dari gelapnya malam bukan? Jika begitu yang curang sejak awal adalah kalian!.”

Levius menendang tubuh wanita itu jauh, dengan tambahan tubuh wanita itu menabrak banyak Roh kegelapan dan pasukan musuh seperti bola Bowling yang mengenai targetnya.

Duarrr!**

Tendangan keras itu, berhenti ketika sebuah batu besar menjadi alasan tubuh wanita itu berhenti menabrak semua musuh.

“ Kuaghhh!!* Cough!
Si-Sialannnnn!!!
Sakittttttt!!! Ini menyakitkannn!!”


“…Maaf , seharusnya aku tidak memperlakukan wanita seperti ini tapi..kau adalah musuhku, dan kalian berniat buruk pada para manusia jika kalian berhasil mengalahkan kami dalam perang ini..kalian adalah alasan mengapa Nonaku harus menderita sejak kecil!
Kalian .. Kalian adalah mahluk yang pantas berada dalam kesengsaraan!”

Levius mendekati kembali wanita itu. Wanita yang sudah terbaring lemas tak bisa menggerakan kedua tangan dan kaki, darah hitam dengan bau menyengat tak membuat niatnya surut mendekati wanita itu.

Levius berjongkok untuk membuat manita itu duduk dan menyandar pada Batu besar di depannya.

“…selamat tinggal.” Pedang Levius menyayat leher wanita itu perlahan.

Mata wanita itu melebar kesakitan..walaupun begitu, levius hanya melakukan nya perlahan hingga tidak membuatnya mati dengan cepat.

Mata yang sempat menunjukan keputus asaan itu, memudar..seraya terputus dari tubuhnya.

‘…hahh..berapa banyak lagi pemimpin pasukan musuh yang tersisa di sini? Ahh..aku harus membakarnya dengan api tuan Lhoris.’
Gumamnya, namun tempat dimana ia berada sangat berjauhan dengan Lhoris, sehingga ia memutuskan untuk memasukan kepala wanita itu dalam dimensi sihir kecil miliknya.

Sebelum Levius pergi, sebuah gemilap dari tubuh wanita itu membuat levius tertarik meraihnya.

Sebuah kalung yang masih berterngger di sisa leher wanita itu.

Lupusregina.. ? apa itu namanya?’

sejak awal tak saling mengetahui nama satu sama lain, saat Levius berhasil membunuhnya..ia baru mengetahui Roh kegelapan yang di lawannya bernama Lupusregina.

*

Peperangan selama semalaman ini kian tak berujung..namun situasinya belum memaksa Arista melakukan mantra apapun..sesuai rencana. Ia hanya diberi tugas membuat mantra Luce di langit saat itu.


Pertarungan Antara Seth dengan Theodore belum selesai. Arista merasa Aneh..ya ada yang aneh..

Roh bernama seth ini..terus beregenerasi setelah mendapatkan luka dari Theo..’

Arista melihat kecepatan Theo sudah ada di tingkah 3% , namun ia belum mengalahkan Seth dalam posisi itu.

Walaupun begitu, seth sudah tak memiliki perlawanan, ia hanya bisa menghindar dan bertahan.

‘..kemana rasa percaya diri yang dia tunjukan sebelumnya? Apa dia kelelahan karena terus beregenerasi?’

“….Arista..apa kau menyadarinya?”

Arista menoleh saat Gabrien berkata padanya.

“….” Tidak menjawab namun menoleh memperhatikan apa yang akan di katakana Gabrien lebih jauh.

“…Judas berkata padaku, hanya Theodore yang mampu mengalahkan orang ini.”

“…eh?”

“…Regenerasi memiliki sebuah kelemahan, ketika fungsinya terus menerus terpakai, jika melawan seseorang yang memiliki kelebihan dalam kecepatan maka, Theodore adalah musuh alaminya.”

“….begitu rupanya. Aku sadar ada yang berubah saat ini, seth sudah tak menyerang dan memilih bertahan untuk tidak terluka lagi.”

“…dilihat bagaimanapun..Theodore belum kelelahan sama sekali setelah selama ini menggunakan kecepatan seperti itu.”

“….Ya..sepertinya begitu.”

Gabrien dan Arista kini sama sama diam dengan masing masing fikiran mereka , keduanya berada pada posisi yang sulit untuk menyambungkan percakapan, dan berakhir hening memperhatikan pertarungan Theodore yang membuat Arista dan Gabrien takjub di tempatnya.



*

Kini pukul 5 pagi setelah 8 jam peperangan hari pertama di mulai.

Fajar akan segera tiba.

Jika peperangan ini tetap akan berlangsung tanpa pihak musuh mundur, maka akan menjadi salah satu kerugian , karena Pihak aliansi mayoritas terbesar adalah manusia yang tentu butuh jeda saat berperang.



Singnal diantara para Roh kegelapan yang sedikit demi sedikit mundur membuat Arista yakin, perang hari ini sudah berjalan sukses..tanpa banyak kerugian.

Melirik ke bawah sana, para Penyihir medis sudah bergerak memasuki medan perang karena tingkat bahaya sudah ada pada tahap yang dikatakan rendah, mereka bergegas menyebar menyembuhkan seluruh prajurit yang terluka.

“….Sial!! Kali ini…berbanggalah! Karena kita harus mundur setelah fajar tiba, lain kali ketika kita bertemu, aku akan membunuh mu! Ingat itu!”

memegangi dadanya yang tersayat ringan oleh Theodore, ia terengah engah bernafas, dan menghilang di tempat saat Theodore kembali akan menebas nya.

“…Jangan lari!!”

Teriak Theodore namun tebasan nya hanya mengenai angin yang kini Seth telah menghilang.

“ Bajingan itu kabur ..”

Theodore perlahan menoleh pada Gabrien di belakang sana bersama Arista. Di tangan Gabrien kepala Kizran masih neteskan darah hitam. Kesal dirinya tidak bisa membunuh Seth..ia kembali mendekat pada keduanya.

“…Maafkan aku membiarkan nya pergi..”

“ Jangan meminta maaf, diantara semua yang kita lawan, orang itu adalah yang terkuat di antara roh kegelapan yang dilawan aliansi hari ini.”

“..eh…? Apa nona mengetahuinya?”

“…Gabrien mengatakannya padaku.”

“…apa dirimu kecewa setelah memiliki ekspektasi tinggi padaku?”

“…tentu saja tidak..kalian berdua rela menjadi pelindungku, disaat aku tak melakukan apapun untuk membantu.”

Gabrien dan Theodore melirik Arista. menatap wanita indah yang berkata seolah merendahkan kemampuan luarbiasa miliknya.

Keduanya berfikir tentang mantra Luce yang Arista ucapkan. Mantra yang masih terpasang sempurna dan akan terus berada di langit hingga perang usai.

“ Bantuan terbesar justru datang darimu Nona.”
Ucap Theodore , tersenyum pada Arista dengan tatapan sendu, ia mendekat pada Arista.

“…satu satunya yang bisa menerangi seluruh daratan saat ini hanya dirimu. Melemahkan seluruh musuh dan membuat kemenangan besar ini adalah dirimu..”

Ucap Gabrien melihat langit di atas sana..terang…walaupun fajar baru saja akan tiba..cahaya terang dari mantra Luce yang Arista ucapkan membuat semuanya hampir lupa, jika rotasi hari sudah berganti dan semua unit pasukan telah mundur perlahan..atas perintah pemimpin pasukan di bawah sana.


Aiden yang kini menaiki Bell di tubuh besarnya dan Levius sudah memperintahkan mereka untuk mundur.

Kakak…Bell…’

Arista melihat seluruh pasukan musuh yang perlahan lahan mundur , menjauh dari tengah medan perang. Begitu juga pasukan Aliansi

Suasana mencekam yang tadi malam mereka semua rasakan, hilang setelah Roh kegelapan menghilang dari medan perang.

Arista berniat mendarat saat itu juga. Namun..Tiba tiba ia sedikit kehilangan keseimbangan karena mantra Luce dengan skala yang amat besar saat ini.. sedikit demi sedikit menguras jumlah Manna yang Arista miliki.

Gabrien yang berada paling dekat dengan Arista , menyentuh pundak Arista lebih cepat dari Theodore saat itu. hingga Theodore sedikit terkejut.

“…Apa dirimu baik baik saja Arista?”

“….Ah..maaf..aku harus segera mendarat..”

Arista memegangi keningnya. Melihat itu Theodore pun mengulurkan tangannya.

“…Hari ini adalah akhir dari perang ini…Gabrien..kita harus mendarat .”

“..Ya..aku tahu.”

Kemudian..Arista , Theodore dan Gabrien mendarat perlahan di tanah, seketika beberapa orang segera menghampiri. Bahkan saat masih berada di langit, semua orang telah memperhatikan ketiganya menuruni langit perlahan.

“…Arista!?”

Meriel segera menghampiri Arista. diikuti Siora dan yang lainnya. Tentu karena Arista mendarat di barisan kedua pertahanan..Bellona ikut menghampiri ketiga orang itu.

Semua orang pemimpin pasukan Aliansi tahu, jika Arista sudah mendarat dan segera mencari Arista di tempat ia mendarat saat ini.

seperti sebuah magnet yang menarik semua besi yang berada berjauhan, dan membuat mereka menuju pusat gelombang tarikan , Four Commander, teal, virion dan Siora mencari Arista. dan memastikan semua baik baik saja setelah mempercayakan Arista pada Theodore dan Gabrien.

Arista menoleh melihat meriel mendekat , tatapan sedikit kabur mulai terpusat, dan bergumam..

“..Meriel..apa semua baik baik saja?”

Ketika mengatakan itu.

“…Jangan khawatirkan yang lain, khawatirkan dirimu!! Mantra Luce sebesar itu pasti banyak menguras manna milikmu, katakan padaku seberapa jauh mantra itu menyelimuti Brumuz?”

“…mungkin berdiameter…100 kilometer.”

Ucap Arista menunduk , namun lega, sepertinya tidak ada situasi serius seperti kematian sia sia di daratan, sejauh Arista berada di langit bersama Gabrien dan Theodore selama perang berlangsung.

“…Astaga.. pantas saja!! Arista kau harus segera beristirahat, apa kau akan pergi ke benteng nak? Kuharap kau tidak kesana.”

Ucap Meriel menyarankan Arista agar tidak beristirahat di Benteng. Karena semua Roh akan berada di luar dan menetap di medan perang, tidak akan ada yang tahu jika ada sesuatu terjadi pada Arista.

Arista menghela nafas namun setuju. Theodore dan Gabrien sadar jika tugas mereka akan berbeda saat waktu istirahat tiba..sehingga keduanya sempat saling melirik namun itu tidak lama.

Sebelum keduanya di panggil oleh Lhoris dan Alion yang baru saja tiba di tempat itu.

“… Gylledia, bisakah kau mengantarkan Arista ke tenda penyihir medis? Tempat itu akan aman karena itu tempatku dan Teal berjaga.”

“..Eh Eh??...Ya..tentu Tuan Lhoris..!!.”

Arista menoleh melihat Gylledia mendekat setelah menanggapi ucapan Lhoris saat memintanya menemani Arista.

“ Boleh aku menemanimu juga, Nona Arista?”

“….?”

“..Nona Bellona?” sahut Gylledia penuh tanya.

Gabrien pun menoleh ketika mendengar Bellona akan ikut menemani Arista di tenda.

“…Tentu.” Ucap Arista singkat.

Lagipula ada Gylledia dan dia takkan sendiri. Menolak bantuan Bellona di depan Gabrien mungkin akan membuatku sangat terlihat jika aku masih terbawa emosi atas hubungan mereka berdua. Batin Arista.

“..Ah..terimakasih nona~.”

Ucapnya penuh senyuman.

Tidak lama setelahnya. Arista, Gylledia dan Bellona pergi ke Tenda para penyihir medis, dan meminjam 1 tenda besar untuk Arista beristirahat.

*
*


“…Biarkan kita menjalankan perbincangan ini diluar. Aku ingin kalian mendengar sesuatu.”

Ucap Alion tiba tiba.

Ia yang berada di garis depan meninggalkan tempat berjaganya untuk berkumpul di barisan tengah prajurit dan meninggalkan garis depan pada Aiden dan Levius.

Para Roh camelenor yang berada di sekitar ikut mendengarkan pembicaraan ini dan menyimak apa yang akan dikatakan Alion pada mereka.

“…Mantra Luce Arista menjadi sekuat itu, apa ada sesuatu terjadi sebelumnya Theodore?”

Ucap Alion dengan wajah menoleh lurus menatap Theodore yang kini mengangguk.

“…Gremio melatihnya sedikit keras bersamaku . jadi itu tidak mengejutkan untukku.”

Jawab Theodore membuat Alion, Lhoris dan Shinon menghela nafas. Shinon membalas ucapannya.

“…aku senang mendengar ini darimu, tapi karena penggunaan mantra luce akan memakan banyak manna jika sudah di tahap ke 3, aku ingin Kau dan Gabrien memaksanya untuk tidak menggunakan mantra luce tingkat berikutnya, dengan jarak tidak sejauh itu.”

“…Aku mengerti..” Sahut Theodore saat itu.

“…Ngomong ngomong, kau adalah orang yang melawan orang aneh yang memimpin 26 orang yang muncul di tengah medan perang sebelumnya bukan?”

Ucap Lhoris membuat Theodore menoleh, dan menangguk. Ia menjawab.

“…Orang itu bernama Seth. Dia mampu beregenerasi dengan kecepatan yang mengerikan, aku ingin kalian menyerahkan dia padaku.”

“…Apa kau yakin bisa mengalahkan nya?”

Sahut Alion, dan dijawab tanpa Ragu oleh Theodore.

“…Ya, aku ingin kalian mempercayakannya padaku.”

“…Fiuw~ Rasa percaya diri yang bagus bung.”

Siulan Teal merasa tertarik pada Theodore saat itu. ia menyukai orang yang percaya diri seperti ucapan Theodore saat ini.

Hingga ia menepuk punggung Theodore pelan.

“.. kami akan mempercayakan Arista pada kalian berdua, jadi jangan kecewakan kami..”

Ucapnya mewakili seluruh Roh Camelenor yang hadir.

Gabrien ikut mengagguk pelan. Sampai Alion memanggil Gabrien ke suatu tempat. Tanpa Theodore.

Hal itu membuat banyak pertanyaan di kepala semua orang mengapa Alion ingin membawa Gabrien dan bicara 4 mata?

“ Bisa kau ikut denganku?”

“… Tentu Tuan Alion.” Gabrien memberi salam pamit singkat pada semua orang yang berkumpul di sekitarnya.

*
*

Keduanya berjalan menjauh dari keramaian para tentara yang masih berjaga di posisi mereka saat ini. hingga keduanya tiba di sebuah tepi pohon besar yang rimbun di penghujung medan perang.

“…..”

Gabrien tidak tahu apa yang akan dikatakan Alion saat ini namun..situasinya canggung.

Alion yang berjalan mendahului Gabrien sejak mereka pergi, berbalik dan melihat Gabrien.

“…Boleh aku bertanya sesuatu?”

“…Silahkan tuan Alion.”

“…apa Guardian Judas bersamamu?”

“…Eh? Apa ada hal penting yang Tuan Alion? ”

“ Begitulah..”

“…..Judas..” Panggil Gabrien pada Judas namun tidak ada jawaban.

“…..” Alion tidak melihat kehadiran judas yang telah dipanggil oleh Gabrien.

Kemudian memiringkan kepala nya pelan karena heran.

“….sepertinya ia tidak berniat muncul Tuan Alion, ia berkata bahaya jika ada yang menyadari kehadiran Guardian sepertinya.”

“…begitu ya..sayang sekali.”

Alion berjalan ke pohon besar itu kemundian menyandarkan punggungnya pada pohon itu dengan wajah sendu.

“…aku hanya tahu sedikit apa yang terjadi pada mu dan Arista saat ini, namun aku tak berniat mengusik urusan itu, tapi Gabrien..bisakah kau berjanji padaku untuk tetap melindungi Arista hingga perang ini benar benar usai?”

“…apa Tuan alion membawaku kemari untuk membahas hal ini?”

“…Ya itu benar..Juga…ini tentang diriku..”

“…?”

Gabrien mengikuti Alion dan duduk di Rerumputan mendengarkan apa yang ingin dikatakan Alion saat itu.

“…. Suatu saat mungkin aku akan pergi dari sisinya..”

“…!? Apa maksudmu tuan Alion?”

“….haha.. kau satu satunya yang bisa ku ajak bicara seperti ini, karena kau tidak memiliki hubungan apapun dengan ku..terkadang berbicara dengan orang yang netral akan lebih membuatku tenang berkeluh kesah. Kau tahu alasannya?”

“…….”Gabrien hening Tak menjawabnya.

“….Itu karena, aku tak bisa membuat siapapun khawatir tentang kepergianku. Aku tak bisa berbincang tentang hal ini pada para Roh lainnya, atau Arista secara langsung..
aku memilihmu karena kau cukup mengenalku, walaupun kita tak pernah dekat sebagai teman.”

“….Tuan Alion..anda akan pergi ke mana? Mengapa pembahasan ini sedikit membuat firasatku buruk..”

“ Itu adalah tempat yang indah..”

“.. Apa boleh aku mengatakan apa yang sedang kufikirkan?”

“…katakan.”

“…Apa anda berniat menyerah di medan perang?”

“….” Alion tersenyum disana tanpa menjawab.. tertawa sendu lalu melihat langit…

'Menyerah adalah kata yang terlalu baik untuk tujuanku, Gabrien. '








Tanpa menjawab, Alion mengalihkan pembicaraan nya.
“…aku harap kau bisa menjaga Arista dengan seluruh kekuatanmu, sampai perang ini usai..”

“…..Aku..akan melakukannya.”

Gabrien tidak tahu apa jawaban Alion, namun..firasatnya memang buruk tentang Hal ini.

“…Terimakasih…”

Alion menatap langit, mata biru dengan rambut Abu abu terang miliknya sangat tenang diterpa angin di antara medan perang yang masih terasa hangat baru di tinggalkan banyak prajurit dari kedua belah pihak.

Prajurit musuh sudah banyak menewaskan korban yang tergeletak begitu saja.

Lhoris dan meriel akan segera membakar semua jasad yang berada di sana agar Villma tak bisa memanfaatkan nya.

wish upon a star, akan kugunakan sebentar lagi…’ Gumam Alion,menatap Langit dan merasakan hembusan angin saat itu.

Di siang hari medan perang tidak lah mengerikan.

*
*

Arista, Gylledia dan Bellona kini tiba di Tenda yang dengan senang hati paramedis berikan pada Arista yang dianjurkan beristirahat di wilayah penjagaan Lhoris.

“…Huahh…panas sekali menggunakan pakaian perang di musim panas bahkan ini masih pagi…”

“…he he.. kau akan terbiasa Gyll.”

Ucap Arista yang melihat Gylledia duduk saat protes tentang cuaca.

Arista duduk ditepi tempat tidur di tenda itu. tempat tidur yang terlihat seperti mudah dibawa kemana mana, tidak ada kasur, itu hanya kerangka dan sebuah kain tebal untuk menjadi alas tidurnya.

Nostalgia perang sebelumnya kembali ia rasakan. Kini..perang terakhir ..dan aku harus menang..

Bellona terakhir masuk pada tenda itu, tenda besar dengan dua jenis penutup pintu, ia mengganti penutup kulit tenda itu dengan penutup jaring agar udara bisa masuk ke dalam sana.

“…cuaca yang cukup panas di pagi hari bukan?” Ucap Bellona, membuat Arista dan Gyll menoleh.

“…Ya..ini cukup panas untuk mengisi satu tenda dengan 3 orang..”

Ucap Gyll dengan nada cukup riang  namun makna nya benar benar tertuju berbeda pada Bellona. Walaupun Bellona tak menyadarinya.

“….Nona Gylledia, dan nona Arista.. apa kalian sudah berteman lama?”

“…hmm…kufikir itu sudah lebih dari satu tahun.”

“…eh? Begitu ya..pantas saja kalian terlihat sangat dekat.”

“…Nona Arista, apa nona tidak keberatan jika aku berteman denganmu? Sejujurnya pangeran Gabrien yang menyarankankan ku berteman denganmu sejak awal.”

“…hm? Gabrien?”

“…itu jika nona tidak keberatan.”

“…Ah..ya..mari berteman.”

Ucap Arista dengan berat hati. Ia tak bisa menolak hal yang berhubungan erat dengan Gabrien, dan alasan mengapa Gabrien ingin membuat Arista dekat dengan Bellona mungkin agar Bellona percaya tidak ada apapun diantara Arista dan Gabrien selama mereka melakukan Formasi ke 3.

“…Eh? Arista apa kau yakin?” Gyll tidak setuju, ia sedikit bertanya dengan berbisik.

“…” Arista hanya mengangguk. Lalu mencoba membaringkan tubuhnya di tempat tidur di tenda itu. Gylledia segera duduk di kursi di samping Arista saat ini agar Bellona tidak menduduki tempat itu.

“…Apa nona Arista akan tidur segera?”

Ucap Bellona, lalu menduduki kursi yang sebelumnya diduduki Gylledia.

[ Shield of Light ] Arista memasangkan pelindung sihir pada dirinya sendiri.

Ia ingin melindungi apapun yang terjadi selama ia tidur, seperti yang sebelumnya dikatakan Teal untuk berhati hati ketika tidak ada ia disekitarnya.

Bellona melihat kilauan cahaya sihir perlindungan pada tubuh Arista. tanpa menyebutkan banyak mantra sulit, Arista terlihat sangat santai mengucapkan mantra cahaya yang terlihat sulit itu.

“.....?” Bellona hanya menahan nafas melihat betapa solid mantra perlindungan yang Arista ucapkan sebelum ia memejamkan mata di tenda itu.

Arista lelah setelah mannanya terkuras. Ia harus bangun sebelum pukul 12 untuk melakukan rapat sehingga banyak percakapan tak penting dengan Bellona yang tak Arista hiraukan dan memilih tidur dengan Gyll yang menjaganya di tenda itu.

Tidak butuh waktu lama, kelelahan lebih dari siapapun di medan perang setelah mengucapkan mantra yang bahkan saat ini masih melindungi mereka, Arista tidur lelap di tenda itu.

“….apa nona Arista selalu tidur menggunakan sihir perlindungan?”

Tanya Bellona pada Gylledia.


“..hmm? ada apa dengan pertanyaan itu? menggunakan perlindungan atau tidak itu bukan urusanmu bukan?
Lagipula Arista adalah satu satunya orang terpenting yang tidak memiliki pengganti di medan perang ini,
jika sesuatu terjadi padanya, perang mungkin akan sulit kita menangkan..
jika kau ingin tetap bicara dan mengganggu Arista dalam tidurnya, sebaiknya kau pergi.”

Ucap Gylledia. Membuat Bellona menatapnya tajam.

“…apa kau lupa, aku telah menjadi temannya juga?”

“…Tapi hanya aku yang telah diperintahkan tuan Lhoris menjaganya disini.”

“…aku juga sudah memiliki izin Nona Arista untuk berada di sini.”

“ Tsk! Terserah, jangan bicara lagi, kau akan membuat Arista terbangun!.”

Gylledian membuang muka dari Bellona. Yang kini menatapnya kesal.

sial..kufikir elf ini tak mencurigaiku..sepertinya aku tak memiliki ruang sekarang. Baiklah..lain kali saja.’

Bellona bangkit dari kursinya dan berkata pada Gyll di sana.

“..padahal aku ingin berada dekat dengan nona Arista tapi kau yang menyuruhku pergi, jika Para pangeran tahu, mungkin kau akan di nilai buruk oleh mereka…”

“…Katakan itu pada mereka! Aku akan tetap dapat pembelaan dari Arista! asal kau tahu, kedua pangeran tetap lebih memperhatikan Arista, walaupun Pangeran Gabrien mungkin menyukaimu, tapi perhatian nya tidak berubah pada Arista!.”

Kesal Gyll membuatnya berkata banyak tanpa ia sadari. Membuat Bellon membuka mata lebar. Dan tersenyum puas.

“…Jadi kau tahu aku dan pangeran Gabrien memiliki hubungan rahasia?”

“..huh? apa kau merasa bangga ?” Kesal Gylledia.

“ Tidak.. Tapi jika kau ingin tahu ..aku akan memberitahunya.” Ucapnya dengan senyuman manis. Sejujurnya ia cantik saat itu.


“ itu tidak penting untukku.”

“…jika begitu selamat tinggal, sampaikan salam ku pada nona Arista ketika ia bangun.”

“…??, kau fikir siapa dirimu?”

Gyll kembali mengutuk dengan gerutuannya tentang Bellona.

Arista…sejak tadi mendengar percakapan keduanya, mana mungkin ia bisa tidur lelap setelah percakapan mereka begitu keras bisa didengar olehnya..

Namun tidak mengubah posisinya ia tetap memejamkan mata..dengan sedikit air mata menetes dari ujung matanya. mengetahui jika Gabrien dan Bellona memang memiliki hubungan spesial..

'Terimakasih untuk tetap mencoba ramah padaku hari ini Gabrien..'

*
*

Bersambung~~

Vote dan Comment sangat menjadi penyemangat Authorrrrr❤

Okay, Takutnya bnyak yg bingung kenapa Roh kegelapan kaya Easy to kill gtu, Faktanya terungkap sering berjalan nya waktu❤
Anyways, Author udh kasih hint ya jika Arc perang ini bakal lumayan panjang dan makan banyak chapter😭
Salah satu character fav author harus pensiiiii😭😭😭😭😭😭😭😭

Continue Reading

You'll Also Like

781K 70.3K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
14.6K 1.6K 17
[ON GOING] SEQUEL OF VICTORIA Negeri indah tersembunyi, Oceana. Indah, seperti di dunia dongeng. Sebuah sekolah elite academy Oceana's, tidak sediki...
406 162 42
~Mesafira Scholastika~ Ketika hidup mulai menampakkan kekejamannya, maka kau harus bersiap untuk terluka dan terkejut! Kalimat itu relevan dengan kis...
470K 15K 30
[BOOK 1] Keryl Arsena, gadis berusia 16 tahun itu tidak pernah "baik-baik saja" ketika melihat darah, tubuhnya akan menimbulkan suatu reaksi aneh yan...