Mistake

By Exitozdki

20.8K 3.1K 440

Zefanya Annora, siswi penerima beasiswa di salah satu SMA elit ibukota. Zefanya selalu dituntut sempurna dala... More

Opening
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
19
20
21

17

647 109 29
By Exitozdki

"Ziel bilang kemarin lo ngerekomendasiin dia buku fisika yang bagus, terus tadi pagi dia bilang kalau hari ini langsung mau beli bukunya. Lo keberatan gak kalau Ziel minta temenin beli buku setelah pulang sekolah?"

Pagi ini Haikal kembali mendatangi Zefanya di depan kelasnya, membuat Aretha yang semula mengobrol dengan Zefanya kini curi-curi pandang ke arah dua orang lawan jenis yang berbincang di depan pintu kelas.

Kedatangan Haikal tempo hari yang tak Zefanya ceritakan padanya membuat rasa penasaran Aretha membuncah, apalagi setelah menyaksikan adegan yang lumayan intim antara sahabatnya dan wakil ketua OSIS itu saat acara lomba kemerdekaan.

Kembali pada Haikal dan Zefanya, gadis berambut panjang itu sempat berpikir sejenak. Zefanya memang sudah tidak memiliki kegiatan lagi selepas pulang sekolah, tetapi membayangkan betapa canggungnya pergi bersama Haikal dan Ziel membuat gadis itu enggan untuk menerima ajakan Haikal. Namun, setelah mempertimbangkan beberapa hal termasuk rasa tidak enaknya pada Haikal, akhirnya Zefanya menyetujui ajakan pemuda itu.

"Boleh. Ketemu di Mall-nya langsung, ya," sahut Zefanya. Matanya tak sengaja melirik ke arah Sena yang berjalan melewatinya dan Haikal.

"Enggak, dong. Lo pergi bareng gue sama Ziel, nanti kita jemput Ziel dulu," balas Haikal.

Zefanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Er ..., oke," jawabnya canggung.

Haikal tersenyum penuh kemenangan. "Nanti gue jemput ke kelas atau gimana?"

"Gue tunggu di gerbang aja," sahut Zefanya cepat.

Haikal mengangguk singkat. "Kalau gitu gue balik ke kelas dulu."

Zefanya hanya membalas dengan anggukan singkat.

Setelah Haikal berbalik pergi, Zefanya pun kembali masuk ke dalam kelasnya.

"Lo jadian, ya sama Haikal?"

Baru saja Zefanya mendudukkan bokongnya pada kursi, ia sudah disambut pertanyaan mengejutkan dari Aretha.

Zefanya menghela napas kesal. "Gue sama dia cuma temen organisasi."

"Terus kok dia nyamperin lo ke kelas mulu?"

Zefanya mendengus pelan mendengar kata 'mulu' keluar dari mulut Aretha. Bahkan kedatangan Haikal untuk menemui dirinya di kelas ini bisa dihitung dengan jari.

"Urusan OSIS," sahut Zefanya singkat. Tangannya kemudian membuka buku paket yang ia simpan di laci meja, enggan menanggapi rasa penasaran Artha yang tak berujung.

Mata Aretha memicing melihat tingkah sahabatnya, tetapi lantas merubah posisi duduknya yang semula menghadap Zefanya menjadi duduk dengan benar.

Sementara itu di tempatnya Sena mendengus pelan. Urusan OSIS apa yang mengharuskan pergi ke Mall? Lihat, pada sahabatnya sendiri saja Zefanya berbohong. Sena jadi penasaran, ada berapa wajah yang Zefanya sembunyikan?

"Nanti pulang sekolah ajarin gue materi matematika wajib kemarin, gue mau belajar di mall."

Setelah memikirkan berulang-ulang kali Sena akhirnya memutuskan untuk mengajak Zefanya pergi dengan dalih belajar. Sena sama sekali tidak cemburu, ia hanya ingin sedikit bermain-main dengan Zefanya, memangnya kapan lagi dapat memerintahkan gadis munafik itu sesukanya. Lagipula jika Zefanya memang ingin semuanya berjalan seolah tidak terjadi apa-apa, pasti tak sulit bukan untuk membatalkan ajakan Haikal?

Zefanya mendongakkan kepalanya menatap Sena yang masih berdiri. Pemuda itu baru saja datang dan tiba-tiba berkata seperti itu. Tentulah perkataan Sena bukan sebuah pertanyaan, melainkan perintah.

"Gue hari ini gak bisa," sahut Zefanya.

Sena mengangguk santai, memasukkan tangannya ke dalam saku celana. "Oke, besok siap-siap di-DO, ya."

Zefanya menggeram kesal, sebelah tangannya terkepal erat. Sena benar-benar sialan.

"Mall mana?"

Sebuah senyuman licik tersungging di bibir Sena. "Liat nanti."

"Tentuin sekarang, biar gue bisa langsung ke sana nanti."

Sena mengangkat alisnya. "Siapa bilang lo ke sana sendiri? Bareng gue. Pembohong kayak lo ucapannya gak bisa dipercaya, bukannya dateng nanti lo malah kabur."

Zefanya mendesis kesal. "Terserah."

Sebelum kembali pada bukunya, Zefanya sempat melirik Sena yang duduk di kursi dekat jendela perpustakaan seraya memainkan ponselnya.

Keturunan iblis macam apa sebenarnya Sena itu? Batin Zefanya tak habis pikir.

Setelah bel pulang berbunyi seluruh murid langsung bergegas meninggalkan sekolah, termasuk Zefanya yang berjalan ke luar gerbang, tidak berniat kabur sama sekali, karena tiba-tiba saja mobil mewah jemputan Sena sudah mengklakson sebanyak tiga kali pada Zefanya, membuat gadis itu akhirnya menjadi pusat perhatian sebelum masuk ke dalam mobil anak donatur terbesar sekolahnya itu.

"Kita ke Mall dulu, ya, Pak," ujar Sena pada sopir pribadinya.

"Bukannya, Den Sena ada les hari ini?"

"Saya libur."

"Baik, Den."

Setelah percakapan singkat itu seketika keadaan menjadi hening. Zefanya hanya diam menatap ke luar jendela, tetapi pikirannya berkecamuk, apakah Sena benar libur les? Tetapi untuk apa juga pemuda itu membohonginya? Setelahnya Zefanya hanya bisa menahan untuk tak menghela napas berat.

Sementara itu Sena yang juga sama bungkamnya, diam-diam melirik ke arah Zefanya melalui ekor matanya. Kenapa semakin hari gadis itu semakin terlihat cantik? Wajahnya ketika kesal bukannya menyeramkan, tetapi terlihat imut ... membuat Sena ingin terus membuat Zefanya kesal.

Setelah kurang lebih tiga puluh menit waktu perjalanan, akhirnya Sena dan Zefanya sampai ke pusat perbelanjaan yang mereka tuju. Sena langsung berjalan dengan angkuh menuju sebuah cafe di dalam gedung tinggi nan lebar itu.

Setelah memesan dan lima belas menit waktu berlalu, Sena tiba-tiba menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi.

"Lo niat gak, sih ngajarin gue? Atau lo kepikiran karena gak jadi ngedate sama pacar lo?" sungut Sena.

Zefanya mengerutkan keningnya. Jadi, Sena mendengar percakapannya dengan Haikal? Lagipula siapa yang tidak kesal dengan orang seperti Sena? Zefanya bahkan tidak sempat memberitahu Haikal secara langsung, ia hanya memberitahu lelaki itu lewat pesan, perasaan tidak enaknya menjadi berlipat ganda.

Merasa salah bicara, Sena berusaha menyembunyikan sikap gugupnya dengan menunjuk cheesecake yang tadi ia pesan menggunakan dagu.

"Makan. Gue udah gak nafsu liat muka lo," imbuhnya.

Karena tak mendapat balasan dari Zefanya, Sena kembali bersuara.

"Cepet makan, gue gak niat repot-repot ngeracunin orang munafik kayak lo."

Zefanya mendengus pelan, muak dengan sifat otoriter Sena, ditambah ucapan laki-laki itu yang kembali menyakiti perasaannya. Tak ingin berdebat lebih lanjut dengan Sena, Zefanya akhirnya mengalah dan memakan hidangan manis pesan pemuda di hadapannya.

Sena diam-diam memperhatikan Zefanya yang makan masih dengan wajah kesal. Lagi-lagi gadis itu makan dengan sedikit kurang rapi, ada sebuah sisa whipcream yang tertinggal di sudut bibirnya.

Sementara Zefanya tiba-tiba merasa gugup karena ditatap Sena sedemikian intens.

Sena baru saja akan mengingatkanㅡnengejekㅡZefanya sebelum ponselnya berdenting menampilkan sebuah notifikasi pesan dari ibunya.

Mom

| Kamu kenapa gak masuk les, Sena?

Sena hanya melihat pesan ibunya melalui bar notifikasi, tidak berniat membalasnya.

"Lo bisa nyuri kunci jawaban lomba, pasti bisa pulang sendiri, kan? Gue ada urusan," ucap Sena seraya berdiri dan membereskan barang-barangnya.

Zefanya mengeratkan genggamannya pada garpu yang ia pegang. Pandangannya lurus dengan mata menajam.

"Berhenti bicarain keburukan gue, lo gak lebih baik dari gue, dan juga Haikal bukan pacar gue. Jadi, jaga ucapan lo," tutur Zefanya dingin lalu menghempas garpu di tangannya dan membawa barangnya untuk segera pergi meninggalkan Sena.

Sementara itu Sena masih membeku di tempatnya atas sikap dan ucapan Zefanya barusan hanya dapat tertawa mengejek.

Sudah mulai berani, eh?

TBC

A/n: Halo, minal aidzin walfaidzin ya, Guys. Aku minta maaf kalau ada salah-salah kata sama kalian, baik yang disengaja atau pun enggak. Maaf juga minggu kemarin aku gak update.

Terima kasih untuk yang masih nunggu dan dukung cerita kalian. Aku baca semua komentar dari kalian, maaf karena gak bisa balas satu-satu. Jadi, jangan ragu untuk komen, ya, karena komen dari kalian bener-bener bikin mood-ku naik dan semangat untuk nulis

Okay, don't forget to vote, follow, and comment, see you next part!

Continue Reading

You'll Also Like

906K 47.3K 76
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
1.2M 117K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
448K 47.4K 20
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...
5.4M 393K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...