The WIP

Av zzztare

2.6K 608 653

[First draft; completed] [TOP 1 MWM NPC 2021] [R15+] [Other Side Series#1] Leana hanya ingin menemukan Fuma... Mer

Sebelum Bulan Mei
Prolog
1. Fuma
2. Anyelir
3. Sekretaris
4. Mimpi
5. Ujian
6. Hilang
7. Petunjuk
8. Curiga
9. Obrolan
10. Rencana
11. Kesepakatan
12. Zleth
13. Keberangkatan
14. Perjalanan
15. Hari Pertama
16. Malam
17. Suram
18. Hari Kedua
19. Diri yang Lain
20. Teka-Teki
21. Hutan
22. Rapat
23. Mata-Mata
24. Keributan
25. Dua Jam
26. Kisah Anyelir
27. Komunikasi
28. Emosi
29. Kabut
30. Mewujud
31. Melanjutkan
32. Kembali
Kilas#1: Sudut Pandang Anyelir
Kilas#2: Sudut Pandang Gerald
Ekstra: Wisuda
Ekstra II: Episode Selanjutnya
Ini Bukan Update Bab Baru
Ekstra III: Karyawisata

Epilog

65 12 29
Av zzztare

Cahaya matahari menyinari hutan. Suasana cerah ceria. Satu-dua burung beterbangan dan berkicau dengan merdunya.

Setelah sarapan, Leana, Anya, dan Gerald membawa Fuma ke seorang pengurus yang datang hari itu. Pegawai memang harus tetap datang meski tak diminta.

"Eh, dia kan ...." Mang Adi tampak amat keheranan. "Dia ... waktu itu menghilang dan enggak ditemukan. Itu sebelum tempat ini jadi vila."

"Dengan siapa dia tinggal?" tanya Gerald.

"Sendiri, sama pelayannya."

Gerald, Anya, dan Leana berpandangan. Eksistensi beberapa orang benar-benar terhapus, termasuk orang tua Fuma.

"Sejak kapan rumahku juga jadi vila?" tanya Fuma. Suaranya bergetar.

"Sejak ... penanggung jawab bangunan memutuskan menyewakannya, karena enggak ada lagi yang menghuni," jawab Mang Adi. "Kamu hilang seminggu ... udah dicari sampe ke hutan."

"Pemilik bangunan siapa?" kejar Gerald.

"Enggak tahu. PJ-nya juga dikasih kewenangan atas bangunan."

"Bisakah kita hubungi dia? Siapa tahu Fuma kenal," usul Leana.

"Saya enggak tahu kontaknya, Dek. Mungkin, Dek Fuma ikut saya aja."

"Enggak mau ke kantor polisi!" seru Fuma.

"Enggak papa, ya? Mungkin, kalau kita udah balik, kamu bisa tinggal di rumah ini lagi," ujar Leana mencoba menenangkan.

"Aku ... mau tinggal sendiri ...." Fuma sudah menangis. "Enggak mau ada orang dewasa ... atau wali ... aku mau sendiri!"

Akhirnya, Mang Adi membawa Fuma yang masih tantrum dengan motornya. Tiga anak yang tertinggal menghela napas lega.

"Aaaaaah!" Leana tiba-tiba berseru dan menyambar tangan temannya di kanan-kiri. "Aku lega! Terima kasih, kalian berdua! Kalian benar-benar sobat terbaikku!"

"Lepas tanganku, Len," gerutu Anya, meski wajahnya berbinar.

"Len, kamu mau pelukan?" tawar Gerald. Kontan, Leana langsung mengibaskan tangannya.

"Jadwal kita kembali!" Gerald menarik napas dalam, merasakan udara pagi pegunungan yang menyegarkan. "Hai, Bu Sekre dan Bu Wasekre, tetep bantu aku, ya!"

Semuanya berjalan normal, di luar hilangnya keberadaan tiga orang dari mereka. Nelly, Deka, dan Piyan seolah tak pernah ada. Sampai hari terakhir saat guru-guru datang, semua berjalan lancar. Acara penutupan dipenuhi air mata. Pentas seni yang mengocok perut. Diakhiri dengan makan siang bersama, satu angkatan plus guru-guru.

Anya tampaknya masih terbiasa sendirian. Ia merenung di balkon ketika yang lain sedang bermain-main sebelum pulang. Leana menghampirinya. "Nya? Kenapa sendirian aja?"

Anya menoleh sambil tersenyum. "Enggak papa. Kayaknya, aku memang lebih suka sendirian."

"Kamu enggak apa-apa, kan? Sejak ... sejak penjagamu diambil?" tanya Leana hati-hati.

"Apa aku terlihat apa-apa?"

Leana nyengir. Anya justru terlihat jauh lebih cerah dari sebelumnya.

"Yah, mungkin, aku masih bisa kena masalah, berhubung aku masih bisa melihat," ungkap Anya. "Aku percaya orang tuaku. Aku punya pelindung yang sesungguhnya. Ada kekuatan tiap salat, doa, zikir, dan mengaji."

Leana mengangguk-angguk. Ia tak akan membantah Anya soal itu. Ia mengintip ke bawah balkon dan mendapati seseorang. "Nya, itu Gerry. Suruh ke sini, enggak?"

"Boleh."

Gerald tentu senang hati menghampiri mereka. Tiga orang itu bersandar di pagar balkon, sama-sama mengulum permen yang dibawakan Gerald.

"Kalian tahu? Aku baru ingat sesuatu," ujar Gerald.

Anya dan Leana langsung menatapnya.

"Kalau enggak salah, waktu itu ... yang ngerasukin Leana itu bilang kalau dia sudah membunuh biang gosip, orang yang meretas blog, dan orang yang paling mengganggu?" Gerald menggaruk kepalanya. "Aku ingat, yang meretas bukan Piyan, tapi Deka."

Wajah Leana menegang sesaat. "Ger, sudahlah. Jangan diomongin lagi."

"Aku merasa enggak enak. Kayak ... harusnya, mereka masih ada. Tapi, kenyataannya, mereka hilang." Gerald menunduk. "Konyol, kukira kita salah masuk dimensi lagi."

Anya berdeham. "Kalau kita ketemu kita yang lain, itu baru salah."

Hening sesaat.

"Kalian lanjut sekolah ke mana?" Gerald memutus keheningan.

"Aku ... yah, melihat nilaiku ...." Leana menekuri lantai. Nilainya bukan nilai yang sebenarnya. Bahkan meski ia melupakan Zleth, ia akan tetap merasa nilai ujiannya terlalu ganjil. Masih ada sedikit pengaruh Zleth di kehidupannya.

"Oh, kamu bisa masuk sekolah negeri yang lumayan, Len." Gerald nyengir. "Lah, aku?"

"He ... kita bareng aja bisa, enggak?" tanya Leana memohon.

"Kayaknya enggak." Anya menggeleng. "Aku masuk pesantren. Emang kalian mau?"

Dua anak lainnya terdiam.

"Tapi, kita kan masih bisa ketemu." Anya tersenyum. "Ortuku khawatir kalau aku sekolah di sekolah umum. Katanya, aku butuh didampingi orang yang lebih paham."

Leana dan Gerald manggut-manggut.

"Lagian, melihat kalian yang berhari-hari enggak lupa soal kejadian itu ... kayaknya, kita tetap punya topik buat dibahas." Anya tersenyum tambah lebar. "Len, Ger, meski kita beda sekolah, kita bakal tetap jadi teman."

"Oh, tentu saja!" seru Gerald sambil mengacak rambutnya. Sebuah gelagat yang menunjukkan kesedihan. "Aneh, Nya. Aku kehilangan kemampuan melihat itu. Bersyukur, sih, sebenernya."

"Bagus," sahut Anya.

"Di mana pun aku sekolah nanti, aku tetap bakal paling sering hubungin kalian," ujar Leana penuh tekad. "Kalau aku melupakan kalian, kalian harus menarikku."

"Oke. Kalau Gerry yang lupa, aku bodo amat, deh," sahut Anya sambil nyengir.

"Jangan tega gitu, Nya!" keluh Gerald. "Lagian, aku ingat, aku janji bakal terus jagain Leana!"

"Hiiy!" Leana langsung melompat ke arah Anya. "Lindungi aku dari makhluk mengerikan ini, Nya!"

Anya geleng-geleng kepala. "Kalau aku enggak ada, kalian bakal tambah sering ribut. Tambah mudah akur juga, kayaknya."

"Geraaald!"

Panggilan itu menginterupsi ketiganya.

"Oh, udah waktu pulang." Gerald mengecek jam tangannya. "Aku turun duluan, ya. Mau manggil-manggil pake TOA!"

Leana dan Anya mengangguk sambil nyengir lebar.

Bus-bus yang dipesan sudah berdatangan. Anak-anak berbaris dan memasuki bus dengan tertib.

Anya dan Leana ada di baris paling belakang. Mereka masih menatap hutan ketika yang lainnya sudah memasuki bus. Gerald yang kesal diabaikan padahal sudah berseru-seru menggunakan megaphone sampai menghampiri keduanya.

"Lihat apa, sih? Buruan masuk, udah mau hujan!"

Leana memberi isyarat dengan dagunya ke arah hutan. Gerald menoleh dan terpaku.

Di sana, nun di antara pohon-pohon tinggi, sesuatu melambai ke arah mereka.

Zleth ....

[TAMAT]

****
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
914 words

TAMAT

TAMAT

TAMAT GAIS!!!!!

Memang masih ada misteri, tapi kayaknya saya ga sanggup reveal semua.

Masih ada yang mengganjal?

Mungkin misteri yang belum terpecahkan?

Plothole?

Atau lainnya?

Siapa karakter paling disuka?

Paling dibenci?

Ini sad end, bad end (apa bedanya woi), happy end? Apakah endingnya cukup fair?

Kalau masih ada yang mengganjal, saya MASIH BISA BIKIN EKSTRA BAB HAHAHA

Kalau udah ga nyambung sama cerita, mungkin bakal saya masukin J&S aja. Tapi ... kalo di situ, tokoh utamanya Anyelir (hahaha)

Ada uneg-uneg yang mau disampaikan?

Ada yang mau protes, ga suka ceritanya? (Lah terus kok bisa baca sampe epilog)

Atau ga suka endingnya?

Apa kekurangan dan kelebihan cerita ini? (Buat bahan renungan dan revisi)

Yah pokoknya, apa pun, silakan komentar, ya. Tare baik, tidak menggigit tanpa alasan jelas kayak b****** (apa sih)

SAYA PEKAN DEPAN UJIAN ASRAMA ....

Asrama Al-Qur'an jadi aku harus ... konsentrasi penuh biar bisa lulus. Jadi, biar ga kepikiran, MWM saya tamatkan sampai di sini!!!!

Selamat mengejar.

INI CUKUP BERISIK GA SIH

CUKUP LAH YA

sampai bertemu di cerita selanjutnya!!!!

Hore, novel kedua tahun ini tamat dalam waktu 17 hari!

JKT, 17/5/21
AL. TARE

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

Syahdan ✓ Av SKIA

Övernaturligt

787K 126K 62
Sebagai seseorang dengan kekuatan supernatural, Ametys tentunya sudah terbiasa dengan beberapa hal mistis yang terjadi. Namun, tidak disangkanya jika...
48.9K 2.6K 73
Jata benar-benar kehilangan kesabaran. Setelah enam bulan menikah, Puput tetap perawan. Tentu saja, harga dirinya sebagai lelaki jatuh bagai keset ka...
2M 123K 53
APA LIAT-LIAT? SINI MAMPIR! [𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀!] [ NOTE. SEBAGIAN PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT] GENRE : BUCIN...
28.9K 5.4K 38
[Pemenang Wattys 2022 kategori Young Adult dan Twist Terbesar] Sienna merasa kalau semua orang di sekitarnya adalah impostor. Dia bahkan yakin kalau...