ANTI-FAN! [COMPLETED]

By naylaavia

57.8K 8.2K 535

Dirinya tidak menyukai pria itu, sungguh! Lihat saja pantat ayamnya itu. Lebih terlihat seperti bokong ayam m... More

Prolog
1. Oopsie!
2. Act Weird
3. Help Me!
4. Run Away
5. Friendship
6. Dinner?
Special
7. Drama
8. A Plan
9. Meet Up
10. First Day
11. First Job
12. Argh ... My Eyes!
13. Allergy
14. Spoiled Prince
15. Fantastic Four ft. The Girls
16. Truth or Dare?
17. Paparazzi
18. I'll Do Anything for You
20. Dating
21a. The Day Before The Nightmare
21b. The Day Before The Nightmare
22. Gala Premiere
23. Miroku Shion
24. Decision
25. Closure - End
Epilog
Bonus

19. Sakura's Worries

1.6K 254 27
By naylaavia

─┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈─

we were something, don't you think so?

───┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈───
 

   
     
      
      
   

          Setelah kembali dari apartment Kakashi, Sasuke langsung bersiap lagi untuk pergi keluar. Sebelum berangkat, Sasuke menelpon Ino terlebih dahulu untuk menemani Sakura yang sendirian di tempat itu.

Hari sudah mulai menggelap, dan Sasuke masih belum kembali. Ino juga sudah berjam-jam menemani Sakura di apartment. Dia jadi tidak enak pada sahabatnya itu. Sakura pun tahu kalau Ino memiliki kesibukannya sendiri. Tapi, sudah daritadi dia membujuk Ino agar pulang, perempuan berambut pirang tetap teguh pada pendiriannya.

"Ino, memangnya kau tidak sibuk?"

"Tidak, tuh," Ino tidak menoleh pada Sakura. Tatapannya fokus pada televisi besar yang sedang menampilkan sebuah film, sembari memeluk satu bungkus keripik kentang sebagai camilannya.

Sakura menggeram dalam hati. Bukannya dia ingin mengusir Ino, namun sejak tadi pekerjaan wanita ini hanyalah menonton drama dan makan saja! Sakura justru merasa sekarang dirinyalah yang menemani Ino.

"Paman Inoichi tidak menghubungimu?" tanya Sakura lagi.

Kali ini, Ino menoleh sekilas pada Sakura, "Tidak, Sakura. Aku 'kan sudah besar."

Sebenarnya, Sakura merasa ada yang aneh dengan sahabatnya ini. Dia merasa jika Ino terlihat sedikit lebih diam. Biasanya, perempuan itulah yang suka mendominasi percakapan di antara mereka berdua. Tapi sekarang, Ino hanya diam dan akan menjawab jika ditanya.

Sakura memegang bahu Ino, mengguncangnya kecil, "Hei, kau sedang ada masalah? Mau bercerita?"

Ino menatap Sakura lamat-lamat, tangannya terangkat untuk menggenggam tangan Sakura yang ada di bahunya. Dia tersenyum lebar, "Kau bisa lihat sendiri aku baik-baik saja 'kan, Merah Muda?"

Sakura tahu bahwa itu sebenarnya adalah senyuman paksaan. Dia yakin telah terjadi sesuatu hal pada Ino. Tapi, dia akan menghargai pilihan sahabatnya itu. Sakura akan memberikan Ino waktu, sampai ia mau bercerita dengan sendirinya.

"Hm ... baiklah," dia kembali melihat ke arah televisi, namun ketertarikannya untuk menonton drama yang diputar di sana sudah terbang entah ke mana. Jadi, Sakura lebih memilih berurusan dengan ponsel pintarnya. Mengecek benda berbentuk persegi panjang tersebut, siapa tahu saja ada berita menarik yang sedang hangat-hangatnya.

'Pesepak bola Uzumaki Naruto, kembali unjuk kebolehan dalam pertandingan J1 League.'

Nampaknya, Naruto sedang menjadi trending topic di seluruh negara Jepang. Syukurlah, skandal mengenai dirinya dan Sasuke mulai surut. Semuanya berkat usaha pria itu juga Kakashi. Mungkin, Sakura bisa mengucapkan rasa terima kasihnya pada Kakashi besok hari dengan membuatkannya makanan. Kasihan dia, selama ini hanya bisa memesan makanan ataupun memasak seorang diri, tanpa ada yang menemani.

Dari layar ponselnya, Sakura bisa melihat video pendek berisi pertandingan sepak bola yang dilakukan oleh Naruto.

Woah, Sakura cukup terkejut dengan kemampuan Naruto, karena bisa dibilang ini adalah kali pertamanya melihat pria itu bermain bersama bolanya. Karena jujur saja, dia kurang menyukai olahraga tersebut.

Dalam video tersebut, terlihat Naruto menjebol gawang lawan berkali-kali. Membuat skor tim musuh tertinggal jauh. Sakura mendengus, padahal kemarin dia masih terkapar tidak berdaya di lantai karena mabuk berat.

Kemudian, jarinya kembali menggulirkan layar ponsel, dan berita-berita menarik lainnya pun bermunculan. Dan, setelah beberapa menit membaca semua berita itu, Sakura sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa. Jam di dinding sudah menunjuk ke angka sepuluh, yang artinya malam sudah semakin larut.

Sakura duduk dengan gelisah di tempatnya, dia mulai merasa cemas karena Sasuke belum juga kembali. Sakura takut telah terjadi hal-hal buruk yang menimpa pria itu. Jadi, dia putuskan untuk mengirim pesan pada Sasuke.

━━━━━━━━━━━━━━━

Sakura
sasuke, apa kau akan pulang ke apartemen malam ini?

Sasuke
maaf, sakura, urusanku masih belum selesai. kemungkinan untuk malam ini aku tidak akan pulang

Sakura
oh, baiklah
jaga dirimu baik-baik

Sasuke
hn
suruh saja yamanaka untuk menemanimu malam ini

Sakura
oke

━━━━━━━━━━━━━━

"Hah ...." Sakura menghela napas cukup keras, membuat makhluk yang duduk di sampingnya keheranan.

Ino mengernyitkan dahi, "Kenapa kau?"

Sakura menyenderkan tubuhnya pada sofa. Kepalanya dia tengadahkan ke atas, menatap langit-langit. Pandangannya pun terlihat mengawang-awang, memikirkan sesuatu. "Sasuke sepertinya tidak akan pulang malam ini ...."

Kernyitan yang ada di dahi Ino semakin dalam. Dia menatap aneh sahabat merah mudanya, "Memangnya kenapa? Jangan bilang kau tidak bisa tidur tanpanya? Karena jika memang begitu, aku akan memanggil pendeta kemari saat ini juga."

Sakura melebarkan matanya, dia menggelengkan kepala sekuat yang dirinya bisa. "Bukan seperti itu!"

"Lalu?"

"A-aku hanya ...."

"Hanya apa? Hanya merindukannya, begitu?

"T-tidak!"

"Bohong."

"Tidak, Ino!"

"Tidak salah lagi?"

"Inoooo!"
     
    
     
    
     

***
      
     
     
     
    

          Esok harinya, Sakura bangun pagi-pagi sekali.

Dia berusaha turun sepelan mungkin dari ranjang, tanpa membangunkan Ino yang sedang terlelap di sampingnya. Langkahnya dia ambil agar tidak bersuara sama sekali, karena Ino merupakan orang yang jika tidur, pendengarannya cukup sensitif. Sehingga suara kecil saja, dia bisa terbangun.

Begitu berhasil keluar dari kamar tanpa membangunkan sahabatnya, Sakura langsung membawa kakinya menuju kamar Sasuke. Dia memainkan jarinya, merasa bimbang. Ingin sekali Sakura langsung masuk ke dalam, mengecek keberadaan Sasuke, apakah pria itu sudah kembali atau belum.

Sakura menelan salivanya dengan susah payah. Akhirnya dia membulatkan tekad untuk masuk ke kamar Sasuke.

Pertama, dia ketuk terlebih dahulu pintu kamar tersebut, "Sasuke?" tanya Sakura pelan.

Namun, tidak ada sahutan dari dalam. Jadi, dengan perlahan dan sangat hati-hati, Sakura membuka pintu kamar Sasuke. Kepalanya bergerak untuk mengintip dari sela pintu yang cukup kecil, sebeluk akhirnya mendesah kecewa karena Sasuke masih belum kembali.

Di dalam sana tidak ada siapa-siapa, kosong melompong. Seprai di ranjangnya juga masih rapi seperti kemarin. Tidak sedikitpun kerutan yang menandakan bahwa ranjang tersebut telah digunakan.

"Sedang apa?"

Saat akan kembali menutup pintu itu, sebuah suara mengejutkan Sakura. Tubuhnya tersentak jauh ke belakang sampai-sampai menubruk seseorang yang ada di belakangnya. Dan, secara otomatis, orang tersebut melingkarkan tangannya pada pinggang Sakura.

Sakura mendongakkan kepalanya, dia terbelalak melihat sesosok pria yang saat ini terlihat seperti sedang memeluknya dari belakang.

"S-sasuke?"

"Hn."

"K-kau sudah pulang?" ingin sekali Sakura merutuk dirinya sendiri. Kenapa di saat seperti ini suaranya jadi gugup begitu? Well, siapa juga yang tidak akan gugup jika dipeluk oleh lelaki seperti Uchiha Sasuke. Sebenci-bencinya Sakura pada pria itu, hatinya tetap saja berkhianat.

"Seperti yang kau lihat," jawab Sasuke dengan santai. Sungguh, sangat berbanding terbalik dengan reaksi Sakura saat ini.

Sakura berdehem beberapa kali untuk menetralkan suaranya, "Eumm, kau sudah bisa melepas tanganmu sekarang, Sasuke."

"Hn."

Dan dia kira, Sasuke akan langsung melepas pelukannya dari pinggang dirinya setelah berbicara seperti itu. Namun, bukannya terlepas, Sasuke justru semakin mengeratkan pelukannya. Lelaki tersebut bahkan menaruh dagunya di pundak Sakura. Menghirup dalam-dalam aroma khas dari shampoo yang di pakai Sakura, membuat bulu roma perempuan itu berdiri.

Sakura merasa dia terkena penyakit jantung. Debaran gila yang terjadi di dadanya terasa sangat menyakitkan. Aliran darah yang dipompa oleh organ tersebut terasa berkumpul semua di wajahnya, hingga membuat seluruh permukaan wajah Sakura memerah seperti tomat.

Sakura dapat mendengar geraman serak dari pria yang ada di belakangnya, disusul dengan pelukan yang semakin mengerat.

"Aku merindukanmu."

.

.

.

.

tbc.

━━━━━━━━━━━━━━━

author's note:

yuhuuuu, satu bulan aku tidak update~

gila! akhirnya update juga setelah sekian lama gak up. aku sekarang update juga gara-gara lagi semangat pengen tamatin AF. pengen publish cerita baru ㅠㅠ

intip dikit yuk ceritanya

hehehehehe, ditunggu aja ya publishnya. mungkin setelah ini tamat, atau gak setelah aku selesai PAT. see you!

━━━━━━━━━━━━━━━

vote dan comment kalian sangat berarti buatku, terima kasih! <3

━━━━━━━━━━━━━━━

(revised: 16th September, 2021)

Continue Reading

You'll Also Like

188K 9.7K 25
SasuSaku fanfiction seri ke dua dari Don't Say Goodbye bercerita tentang seorang lelaki yang mengejar kembali cinta di masalalunya yang mana cinta it...
63.1K 1.7K 4
Kumpulan fanfiction SasuSaku by themindsqueen. β€’ All characters belong to Masashi Kishimoto β€’ [Cover by themindsqueen]
285K 18.6K 30
[Sequel MY PERFECT BADBOY] END! "Sayang, tetaplah bersamaku. Jadi teman hidupku," "Aku mencintaimu, sayang,"
380K 39.3K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. Β° hanya karangan semata, jangan melibatkan...