MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓

By mrfkaOonie

1.4M 133K 8.4K

"Kelvin, terimakasih dan sampai jumpa..." Ini tentang Zatasya Louvina. Wanita yang banyak sekali memiliki mus... More

1. Kelvin?
2. Ayah...
3. Bertemu
4. Salah Tingkah
5. Jail
6. Manis
7. Suka
8. Baper
9. Terimakasih
10. Bertemu pria itu lagi
11. Beraninya keroyokan
12. Pendekatan
13. Pengganggu
14. Perasaan Asya
15. Kedatangan tak terduga
16. Kebaikan yang tidak akan terlupakan
17. Khawatir
18. Tutup Mulut
19. Diam-Diam
20. Bukan Asya
21. Gadis Kecil
22. Kebersamaan Mereka
23. Suruhan
24. Orang misterius
25. Membawanya pulang
27. Misi Rahasia Asya
28. Suapan Pertama
29. Katakan Sebenarnya
30. Menghilangkan Jejak
31. Mengejutkan
32. Mereka Kembali
33. Salah Tuduh
34. Cemburu
35. Tuhan Kita Beda
36. Buka Mulut
37. Bekal Nasi
38. Tawuran
39. Merepotkan Perasaan
40. Rencana Rahasia
41. Melepaskan
42. Bermain Hujan
43. Kembali Bertemu
44. Antara Asya dan Oma
45. Bersekongkol
46. Tertangkap Basah
47. First Kiss
48. Penculikan
49. Sepulang Sekolah
50. Jangan Sentuh Dia
51. Pengkhianatan
52. Dalang Penculikan
53. Menanti
54. Terbongkar
55. Lelah
56. Salah Paham
57. Salah Menaruh Perasaan
58. Muka Dua
59. Menjaga dari Kejauhan
60
61
62
63
64
65
66
67
68.
69
70
71
72. Permainan Alena
73
74
FULL CAST MOODYCLASS
FULL CAST MOODYCLASS 2
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90. Pundak Terakhir
91. Jangan Bawa Asya
INFO!
92. Extra Part!!
KELVIN GIO SUDAH PUBLIS

26. Gadis mencurigakan

13.6K 1.1K 78
By mrfkaOonie

Asya usai membawa gadis itu pergi sejak satu jam yang lalu. Ia membawanya kesebuah pondok yang tidak terlalu besar namun tidak juga terlalu kecil. Pondok ini berada didekat sebuah taman yang mungkin banyak orang tidak mengetahui nya dan tidak pernah melihatnya. Dan juga, tempat ini lumayan jauh dari keramaian.

Mungkin jika ada orang yang melihatnya, mereka bisa mengatakan jika bangunan ini merupakan sebuah rumah yang tak berpenghuni. Bangunin ini dilapisi kayu-kayu yang kokoh. Dinding, lantai, atap,  semuanya Asya bangun menggunakan kayu yang sangat kuat. Ternyata tidak sia-sia ia memiliki pondok didaerah seperti ini.

Gadis disebelah Asya masih diam dengan tangan yang terus terpaut. Ia terus melihat ke seluruh sudut ruangan ini. Namun senyuman tipis berhasil terukir diwajah nya.

"Aku belum tau namamu" Asya menoleh untuk menatap wajah gadis itu dari samping.

"Aku Alika Kak"

"Kenalin, aku Asya. Aku harap kamu betah untuk tinggal disebuh pondok seperti ini"

"Pasti Kak!" balasnya antusias.

"Bagaimana kalau kita membersihkan tempat ini? agar kamu bisa cepat tidur dan istirahat," Alika mengangguk setuju. Mereka segera bekerjasama untuk merapikan tempat-tempat yang sudah dipenuhi debu.

Jika dilihat-lihat mereka seperti Adik Kakak, walaupun baru beberapa jam yang lalu mereka bertemu. Alika sudah tidak lagi merasa sedih seperti sebelumnya, sejak tadi ia hanya tersenyum dan sesekali tertawa bersama Asya.

"Sepertinya sudah selesai,"

Isi dari dalam pondok ini kembali tertata rapi dan bersih. Meskipun masih terdapat sedikit debu, namun sepertinya Alika tidak merasa terganggu. Yang terpenting kamar untuk dirinya beristirahat sudah sangat bersih.

"Kak, apa boleh tempat ini aku jadikan seperti rumahku?"

"Tentu saja boleh,"

"Tapi...apa aku juga harus membayar tempat ini?"

Asya tertawa kecil, "Tidak perlu, bahkan karena kamu sudah mau tinggal disebuah pondok seperti ini bagiku sudah sangat cukup dan membuatku bahagia"

"Kakak baik, terimaksih ya"

"Aku tidak sebaik itu. Tapi Alika, aku tidak bisa tinggal bersamamu disini. Apa kamu berani tinggal didaerah seperti ini seorang diri?"

"Kak Asya gak perlu khawatir, aku merasa aman berada disini"

"Syukurlah. Oh iya Alika, dilemari itu banyak sekali bajuku, mungkin kamu bisa memakainya. Dan ini uang untukmu membeli makanan" Asya menyodorkan beberapa lembar uang yang cukup banyak untuk Alika. Karena dirinya tidak mau jika gadis ini merasa kelaparan. Tetapi pemberian Asya malah ia tolak dengan halus, "Tidak perlu Kak, aku bisa tinggal ditempat ini saja sudah cukup. Bahkan aku memiliki beberapa uang simpanan untuk makan,"

"Dan juga, aku melihat dibelakang tempat ini terdapat kebun dengan berbagai macam buah dan sayuran. Itu semua bisa aku jadikan sebagai masakan"

Asya menghembuskan nafasnya dengan perlahan, ia merasa lega jika Alika bisa memasak dan bertahan hidup disini.

"Tapi bolehkah aku meminta tolong?" ujar Asya. Seperti perkataannya diawal, tempat ini tidak ada seorangpun tau kecuali Alika. Ia tidak mau Alika diketahui masyarakat karena itu juga akan membuatnya takut. Dan Asya juga tidak mau jika Alika terancam bahaya. Karena Asya tahu ia memiliki banyak sekali musuh yang sampai saat ini sangat membencinya.

"Apa itu?"

"Rahasiakan tempat ini dan kamu harus selalu hati-hati"

"Iya Kak, aku akan mengingat ucapan itu"

"Kalau begitu kamu bisa beristirahat sekarang. Alika, aku pamit ya? aku juga harus kembali kerumahku"

"Iya Kak, hati-hati ya.." Alika melambaikan tangannya. Asya membalas lambaian tangan gadis itu. Ia segera pergi untuk kembali ke base campnya. Pasti teman-temannya sudah sangat khawatir karena ia meninggalkan mereka tanpa pamit.

Merasa jika Asya sudah pergi begitu jauh, Alika mengubah raut wajahnya menjadi tersenyum lebar dan terkekeh, "Zatasya Louvina, nama yang indah"

******

Dari kejauhan Asya bisa terlihat jika keadaan base camp nya masih terang benderang. Lampu diseluruh ruangannya tidak ada yang dipadamkan, padahal ini sudah tengah malam. Pasti teman-temannya sudah sangat mencemaskan nya.

Asya segera memarkirkan motornya dan berlari masuk kedalam base camp. Saat ia membuka pintu, terlihat seluruh teman-temannya sedang berkumpul di ruang tamu. Asya merasa tidak enak karena terus membuat mereka khawatir.

Orang yang pertama menyadari kedatangan Asya adalah Moza, "Kak Asya!"

Semua mata langsung fokus menatapnya, "Maaf"

"Asya lu kemana aja sih?!"

"Lu bikin kita semua khawatir"

"Udah gak pamit, hp juga gak dibawa!"

"Maaf Anya, jangan marah-marah gitu...serem tau" ucap Asya memelas, ia terus memainkan jemarinya dengan tatapan lurus kebawah.

"Lu dari mana aja Sya?"

"Cari angin diluar" jawab Asya cepat. Tetapi tujuan awalnya memang untuk mencari angin saja. Tidak berniat kemana-mana sebelum ia berjumpa dengan Alika.

"Lu bikin gue takut" serkas Key. Pandangan gadis itu beralih menatap tangan Asya, "Dimana perban lu?"

"Gue copot hehe. Pliss...maafin Asya, Asya tadi gak bermaksud buat kalian cemat, suwer deh"

"BODOAMAT!" ucap ketiga sahabat Asya bersamaan. Mereka meninggalkan Asya begitu saja. Tatapan Asya beralih menatap Rasya, namun pria itu hanya menaikan pundaknya dan ikut meninggalkan Asya. Sedangkan Moza masih terus menatap wajah Asya yang memelas, "Kak Asya, sini gue obatin lagi tangannya biar cepet sembuh"

Asya berjalan untuk menghampirinya, ia memilih untuk duduk disebalah gadis itu, dan mulai mengulurkan tangannya yang memang masih terasa nyeri.

"Maafin gue ya Za,"

"Iya Kak, gapapa. Mana yang masih sakit?" Asya hanya menunjuk kearah luka goresannya saja. Karena hanya luka itu yang masih terasa perih. Asya terus mengamati wajah gadis dihadapannya. Gadis ini sangat cantik dan juga baik. Sampai-sampai Asya merasa jika Moza tidak ada yang boleh melukainya. Sebisa mungkin Asya dan teman-temannya akan tetap terus menjaganya.

"Sudah Kak"

"Terimaksih ya"

"Kalau gitu Moza tidur ya, Kak Asya juga tidur gih"

"Siap cantik!" Asya mengakat ibu jarinya. Ia langsung berjalan menuju kamarnya. Saat pintu kamarnya terbuka Asya langsung mendaratkan seluruh badannya keatas kasur kesayangannya itu. Perlahan ia mulai meregangkan otot-otot tubuhnya. Dan kembali tertidur diatas pulau kapuknya.

Asya meraba kasur nya. Ia sedang mencari ponselnya yang tidak sempat Asya bawa. Saat ia menyalakan layar ponsel itu sudah banyak sekali notif panggilan tidak terjawab dari keempat sahabatnya. Asya kembali merasa bersalah. Pasti mereka sangat marah padanya. Namun ada satu notif yang membuatnya tersenyum. Benar, itu notif pesan dari Kelvin.

Kelvin

Gue udah anter adek lu sampai rumah
Sya lu udah mkn?
Gmn sama luka nya?
Masih sakit?cepet sembuh ya
Sya,lu dmn?

Kelvin mengirimkan banyak sekali pesan untuknya. Apakah ia tahu jika dirinya telah membuat semua sahabat nya cemas? ah tapi tidak mungkin. Dengan cepat Asya membalas semua pesan itu.

Makasih ya
Luka gw jg udh mendingan vin
gw dirumah drtd

Tetapi belum ada lima detik Kelvin langsung membuka pesan balasan Asya. Apakah pria itu memang sedang menunggunya? tapi tidak, Asya tidak mau kepedean.

Lu hmpir bikin gue khawatir
Udh sono lu tidur

Idih ngusir
Ydh night

Night to bocil
Read

Asya kembali menatap langit kamarnya, gadis itu berniat untuk beranjak ke sekolah lebih awal. Ia ingin membawakan bekal untuk Kelvin. Ia yang akan memasaknya dan ia juga yang akan menaruhnya dilaci meja kelasnya.

Tetapi Asya tidak mau jika dirinya harus terang-terangan memberikan benda itu. Karena Asya masih enggan untuk mengatakan perasaannya yang sebenarnya pada Kelvin. Mungkin melalui cara ini Kelvin tidak akan tau siapa yang sudah memberinya. Asya harap sih begitu. Sementara itu ia masih bingung harus memasak masakan apa untuk Kelvin.

"Bikin telor dadar aja kalik ya?"

"Tapi gak estetik banget"

"Atau gue bawain nasi pake garem aja ya?"

"Gila, dikira dia kekurangan yodium"

"Terus apa ya?"

Asya masih sibuk bermonolog. Entah mengapa ia lebih senang berbicara dengan dirinya sendiri. Mungkin karena dirinya adalah sumber kekuatannya. Jika bukan karena dirinya sendiri sudah dipastikan Asya telah menyerah beberapa saat yang lalu. Bisa jadi namanya sudah berada di batu nisan. Tapi mau bagaimanapun Asya sangat berterimakasih kepada dirinya sendiri karena masih bertahan sampai saat ini.

'Cobalah untuk mencintai dirimu sendiri' namun kalimat itu masih menjadi pemicu bagi Asya. Karena Asya belum bisa mencintai dirinya sepenuh hati. Ia masih memikirkan keadaan orang lain tanpa mau memikirkan dirinya sendiri lebih dulu. Bagi Asya keadaan orang lain lebih penting daripada keadaannya. Entah sampai kapan ia harus egois dengan dirinya sendiri.

Kembali ketopik cerita, sampai saat ini Asya masih bingung harus membuat apa untuk pria itu, "Gimana kalau gue buat rendang?"

"Tapi dia suka gak ya?"

"Kita coba dulu kali ye"

"Tapi kan, bikin rendang lama"

"Gapapa gue pasti bisa, semangat Asya!!" Ia terus menyemangati dirinya sendiri. Karena terlalu banyak bicara rasa kantukpun mulai menyelimuti seluruh tubuhnya. Perlahan penglihatannya mulai gelap. Mungkin saatnya bagi tubuh Asya beristirahat.

Selamat malam Bunda..

Selamat malam Ayah..

Selamat malam Asya, dan selamat malam Kelvin..

Continue Reading

You'll Also Like

93.7K 6.1K 16
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
343K 27.7K 29
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki banyak teman karena status sosialnya...
198K 17.3K 18
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
1M 97.1K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...