My Chiko

By bintang_disana

121K 13.4K 1K

Naksir cewek ✓ Langsung tunangan ✓ Cinta tak bertepuk sebelah tangan ✓ Sesimpel itu kisah cinta seorang Chiko... More

1. Sarung
2. Tendangan maut
3. Tanggung jawab
4. Penantian
5. Berkunjung
6. Chatting
7. Bubur ayam
8. Hero
9. Beruntung
10. Syukuran
11. Jemputan
12. Rumah kosong
13. Perjodohan
14. Bubur ayam 2
15. Calon makmum
16. Terkunci
17. Calon Menantu
18. Buronan
19. Malam minggu
21. Lupa daratan
22. Tugas
23. Polisi
24. Berdering 2
25. Teraniaya
26. Tantangan untuk Chiko
27. Tantangan untuk Chiko 2
28. Cerita di UKS
29. Rumah kosong 2
30. Riwayat panggilan
31. Hilang
32. Apa kabar, Kak Chiko?
33. Bu Marni
34. Akhir penantian
35. Tembok laknat
36. Buronan 2
37. Chiko vs Bella
38. Ziarah
39. Calon agen rahasia
40. B'day Sesil
41. Buntut
42. Tiga Elang
43. Vano
44. Pyar!
45. Isi hati dua sejoli
46. Rencana yang gagal
47. Rumah sakit
48. Lima tahun yang lalu
49. Boneka
Dari Author

20. Berdering

1.3K 280 9
By bintang_disana

 
*****

Hari sudah mulai larut. Sesuai kesepakatan dengan Bunda Puji akhirnya Chiko harus memulangkan Sesil sebelum jam sepuluh malam.

“Sini aku bukain.” Chiko bergulat dengan pengait pada helm yang dipakai Sesil, wajahnya ditekuk kesal.

Sebenarnya sudah banyak hal yang mereka lakukan di malam minggu ini, tapi tetap saja bagi Chiko itu kurang. Ingin rasanya memberontak pada Bunda kalau yang namanya malam minggu waktunya ya sampai jam dua belas malam, tapi apa daya Bunda adalah ratunya.

“Gantengnya mana? Kok ilang sih,” goda Sesil sambil terkekeh.

“Udah gak usah ngejek. Sini cium dulu.” Chiko merentangkan tangan menyuruh Sesil mendekat.

Gadis itu menurut. Dia maju lebih dekat pada Chiko lalu dengan sigap cowok itu memeluknya dan mencium dahinya.

Cukup lama. Sangat lama. Membuat Sesil yang tadinya menganggap santai hal itu kini berubah jadi canggung. Dia mendorong dada Chiko namun cowok itu malah mengeratkannya.

“Kak...”

Chiko melepas ciumannya, “Jawab dulu yang tadi.”

Sesil bungkam. Dia sangat nyaman berada di sisi Chiko, tapi untuk mengungkapkannya dia tidak mampu.

Lagian kenapa Chiko tidak menilainya saja dari sikap yang dia berikan? Kenapa Sesil harus membuktikannya dengan ucapan? Itu sangat memalukan.

Cowok itu menghela napas panjang lalu melepas pelukannya, “Belum ya?” Senyumnya berubah getir.

“B—bukan begitu.” Sesil menggeleng mengelak.

Chiko mengusap rambut Sesil sambil masih mempertahankan senyumannya, “Cepetan masuk. Cuci muka, gosok gigi, terus tidur. Oke?”

“Kak Chiko——“

“Aku pergi dulu. Jangan ngeyel kalau dibilangin. Nanti disayang setan.” Chiko terkekeh dengan candaannya sendiri.

Beda hal nya Sesil yang untuk pertama kali tidak menganggap guyonan Chiko lucu. Lihat saja tawa itu, dia sudah merasakan ada hawa hambar di sana.

“Aku pergi dulu,” pamit Chiko lalu berbalik dan melenggang pergi menghampiri motornya.

Tidak ada suara yang terdengar mencegahnya. Sesil bungkam membuat Chiko semakin diselimuti kesedihan. Sungguh mencintai sendirian itu menyakitkan.

Dia bukanlah Alex yang suka memaksa Eva agar mau menjadi pacarnya. Chiko masih memiliki batasan.

Walaupun hubungannya kini sudah pada tahap tunangan tapi tetap saja perasaan Sesil perlu dipertanyakan. Jika memang gadis itu tidak bisa mencintainya sudah seharusnya dia rela melepaskannya.

Kepalanya menoleh ke belakang, memastikan Sesil masih ada di sana atau tidak.

“Udah pergi ya. Jelas gue gak ditahan,” ucap Chiko saat mendapati Sesil sudah tidak ada di belakangnya.

Mungkin gadis itu cepat-cepat masuk ke dalam gedung apartemen saat Chiko berbalik. Pasti Sesil takut dia pojokkan lagi dengan pertanyaan barusan. Apakah Chiko terlalu dini mempertanyakan hal itu?

Mungkin iya. Karena pada kenyataannya pertunangan mereka belum genap sampai satu bulan. Kadang belajar jatuh cinta tidak bisa diprediksi kapan lulusnya.

Ddddrrrtt... Ddddrrrtt...

Ponsel Chiko bergetar menandakan ada panggilan yang masuk. Cowok itu mengambil ponsel dalam saku celananya lalu mengamati satu nama di sana.

Calon makmum is calling...

“Sesil?” Cowok itu mengerutkan kening.

Untuk apa gadis itu meneleponnya? Mereka baru saja berpisah bahkan mungkin Sesil baru menginjakkan kaki di lantai apartemennya.

Apakah dia sedang dalam bahaya? Tak ambil pusing Chiko langsung menggeser gambar telepon warna hijau membuat ponselnya langsung tersambung dengan ponsel Sesil.

“Hallo calon makmum. Baru aja pisah udah kangen aja.” Sebisa mungkin Chiko mengembalikan nada bicaranya seperti biasa.

“Hai,” jawab Sesil singkat.

“Udah cuci muka belum? Udah sikat gigi belum? Udah rebahan di kasur belum? Pasti belum kan,” tebak Chiko.

“Udah.”

“Pasti bo’ong. Kamu turun dari motor baru sepuluh menit yang lalu gak mungkin udah lakuin semuanya.”

“Tapi udah cinta sama Kak Chiko.”

Chiko tersedak ludahnya sendiri, “HAH?!”

“I love you too.”

Seketika kaki Chiko berubah menjadi jelly.

*****

Sesil beberapa kali mengubah posisi tidurnya. Sudah hampir jam dua pagi dan dia belum kunjung bisa tidur. Walau pun besok hari minggu tetap saja tidur sangat diperlukan.

Apalagi dia memiliki kebiasaan dari kecil, sesingkat apa pun tidurnya pasti terbangun ketika matahari terbit.

Ddddrrrtt... Ddddrrrtt...

Ponselnya bergetar. Sesil menoleh sekilas ke arah nakas tempat benda pipih itu digeletakkannya. Terlihat cahaya terang di sana diiringi dengan nada dering yang mampu membuat siapa pun tak bisa fokus dengan tujuannya.

“Siapa yang telepon malam-malam begini sih?!” tanya Sesil pada diri sendiri.

Mungkinkah Chiko yang tidak bisa tidur sama seperti dirinya? Mengingat cowok itu Sesil jadi malu dengan ungkapan perasaannya tadi.

Dia tidak berani bertatap muka saat mengatakannya, oleh sebab itu dia memilih mengatakannya lewat telepon saja. Sebelumnya dia malah ingin mengatakannya lewat chat tapi takut jika Chiko tidak percaya dan langsung menemuinya.

Gadis itu beranjak duduk lalu mengambil ponselnya sebelum panggilan tersebut berhenti.

“Bukan Kak Chiko.” Wajahnya berubah menjadi murung.

Manik mata itu mengamati nomor asing yang tertera di sana. Dia menghela napas sebelum akhirnya mengangkatnya.

“Hallo?”

Tak ada jawaban, selalu begitu. Entah siapa yang ada di seberang sana, kenapa sangat suka mengganggu Sesil.

“Ini gak lucu. Siapa di sana?!”

Tetap tidak ada jawaban. Sesil menghela napas kasar lalu mematikan sambungan telepon.

Dia merebahkan diri di atas kasur sambil menatap langit kamarnya. Dia sudah sering mendapatkan telepon misterius itu, dengan nomor yang berbeda pastinya.

Mau menceritakannya pada Om Adi Wijaya dan Tante Maricha tapi dia merasa tidak enak.

Lagi pula orang tersebut tidak sedang mengancamnya, dia hanya menelepon tanpa bersuara. Sepertinya hal tersebut tidak perlu diperpanjang.

Ting...!

Suara notifikasi masuk. Buru-buru Sesil memeriksa ponselnya, siapa tahu dari orang misterius tadi yang akhirnya memberitahu maksud dari mengganggunya.

Dia terduduk, senyumannya mengembang. Pesan itu bukan dari sang pengganggu tapi dari Chiko, tunangannya.

Chiko

Kenapa?

Gadis itu mengerutkan kening gagal paham.

Sesil

Apanya yang kenapa?

Chiko

Kamu ngapain mikirin aku? Jadi gak bisa tidur kan.

Pipi Sesil seketika memerah. Dari mana cowok itu tahu kalau dirinya tadi sempat memikirkannya?

Sesil

Sok tau. Mana ada aku mikirin Kak Chiko.

Chiko

Namanya jodoh feeling nya pasti kuat. Bahkan aku tau kalau kamu lagi senyum. Eak! Manisnya.

Sesil menendang-nendang bantalnya salah tingkah. Ini hanya sebatas chat tapi mampu menjungkir balikkan hatinya.

Sesil

Enggak kok.

Chiko

Trus kenapa jam segini masih online?

Gadis itu menggigit kuku jarinya lalu menjawab,

Sesil

Kebangun, karena belum bisa tidur lagi aku buka-buka whatsapp.

Chiko

Kebangun atau memang belum tidur dari tadi? Keinget ‘I love you too’ ya...

Sesil menutup wajahnya dengan bantal. Kenapa juga Chiko mengingatkannya akan hal itu?! Di kira dia tidak punya urat malu apa.

Gadis itu mengetik balasan untuk Chiko. Namun sebelum dirinya selesai mengetik satu panggilan kembali masuk dalam ponselnya. Nomor asing lagi.

Akhirnya Sesil me-reject panggilan tersebut lalu mematikan ponselnya tanpa mempedulikan balasan untuk Chiko.












__________________

Bersambung....

Continue Reading

You'll Also Like

4.7M 392K 58
(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca...
RASHELYNA By Ice

General Fiction

3.7M 294K 61
Seorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa a...
1.1M 26.4K 17
(Belum revisi) Part yang hilang ada di karyakarsa : deynaraa Bantu follow yuk sebelum baca, hehe Kisah gadis cantik, Claire yang mengejar seorang la...
55.9K 3.3K 49
Ini tentang Lia yang menjadi gadis pecinta uang. Seringkali dia memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan uang, salah satunya adalah memanfaatkan seo...