KKN 17

By bypnvu

868K 133K 92.7K

Bukan cerita dewasa [Side story of KKN] Thx to mbak joya for the adorable cover photo πŸ™πŸΏ More

0.0 UGD
1.1 Grup Dewasa
1.2 Kasihan Woozi!
1.3 Rapat Kabinet
1.4 Observasi
1.5 The Hunger Games
1.6 Yoongi Namanya
1.7 Pesugihan?!
1.8 Gibahan Dosen
1.9 Teori Konspirasi
2.1 Pagi Kelabu
2.1.1 Yah, Namanya juga Hidup!
2.1.2 Sinetron Malam
2.2 Sudah Pagi
2.3 Awal Kegiatan
2.4 Dia Aneh
2.5 Curi Pandang Curi Rasa
2.5.1 Kenapa Harus Peduli?!
2.6 Pagi Bersama Sandi Morse
2.6.1 Menghilang
2.6.2 Gulana
2.6.3 Gundah
2.6.4 Ayo Marah
2.7 Rumah Kita
2.7.1. What Happen dengan Woozi?
2.7.2 Ternyata...
2.8 Hdp krs yg mpk ksr
2.8.1 Kamu adalah Kodomo
2.8.2 Sebalut Sembilu
2.9 Level Persahabatan
2.9.1 Kesaksian
3.1 Antara Kupu-kupu dan Lemper
3.2 Oh Mantan...
3.2.1 Gifted
3.2.2 Life is Short
3.2.3 Butterfly has come
3.3 Inang
3.4 Hari Ini
3.4.1 Mamah Prostitusi
3.5 Titipan
3.6 Toleransi
3.7 Ayah dan Abi
3.8 Orang Baik
3.9 Tragedi Gebrak Meja

2.6.5 Hari Teletabis

16.8K 3K 3.1K
By bypnvu

Panjang banget asli, tiati bosen



Skin care terbaik jatuh kepada; kamera oppo.- Yujin Bellvania Dharma.



Hujan belum juga reda, seakan ingin merendam Sariwangi. Dua gadis cantik yang bertugas menjaga posko, memilih untuk duduk di depan aula karena takut membangunkan suami mereka yang sedang tertidur pulas.

Sang madu bernama Momo melirik sang istri pertama bernama Yujin yang sibuk dengan gawainya. Sebenarnya dia ingin mengajak Yujin berbincang, tapi kayanya gadis itu sedang dalam mood yang tidak baik, Momo jadi sangsi. Akhirnya dia ikut memainkan gawainya.

SPY-MACAN [Sekumpulan Pengabdi Yoongi - Mahasiswa Aliansi Cabang Administrasi Negara] (40)

Momo
Ujan ujan gini enaknya diselimutin kekayaan nih

Yuta
Diselimutin kamu

Momo
Bacot

Yuta
Kok gitu sih, udah move on emangnya?

Kei
Iyalah, yuta aja udah move on sama orang jepang di kelompok kkn nya

Seunghee
Siapa? Bang Kenta?

Kenta
Oasu

Sagara
Jangan gitu, momo kan juga jepang yut, kembarannya suneo

Kenta
Canda suneo

Eunha
Masa cepet amat move onnya
Simpenan mereun bang?

Kenta
Mereun tuh apa?

Seunghee
Kali

Kenta
Oh, 2 mereun 2 = 4

Eunha
Gak begitu konsepnya abujil 😭😭

Sagara
Dahlah, balik ke jepang lagi aja lu ken, gak lulus audisi di bekasi

Momo
Gak kaget kalo simpenan dia banyak, kan nyesuain dosanya

Sagara
Cie yang pernah jadi simpenan

Momo
Gue sleding jempol lu sampe dower mau bang?

Yuta
Galak euy mantan

Momo
Mantan mantan bapak kao lima

Kei
Bu yuna poliandri yut?

Kenta
Iya, kenalin gue ayah kelimanya yuta

Yuta
Jjk

Momo
Bacot aja lu pada, mau kepalanya gue ledakin?

Yuta
Ih atut, padahal dulu kalo manggil aku kepala keluargamu

Momo
FUCEK LAH!

Momo membanting pelan ponselnya, kalau kenceng-kenceng takut rusak. Tangannya mengusak rambut dengan sebal, penyesalan terbesarnya hari ini adalah muncul di grup jurusan. Apalagi pas tahu manusia bernama Yuta masih hidup. Rasanya mau Momo remes-remes kepalanya jadi bola-bola rambutan supermi.

Yujin mengernyit bingung saat melirik gelagat aneh temannya. "Tipes lu?" tanyanya dengan nada menjengkelkan.

Momo hanya mendengus, mengambil ponselnya yang sempat dibanting, lalu mengelusnya sayang, belum lunas.

"Jin," Panggil Momo.

"Hm" dehem Yujin yang sibuk memencet koin-koin dari Hotel Story-nya.

"Yujin"

"Apa?"

"Yujin?"

"Apa sih setan? Yujan Yujin Yujan Yujin!" sentaknya kesal. Momo tersenyum usil, lalu merebahkan kepala di paha Yujin, membuat anak pertanian itu menggeser ponselnya sedikit. "Kenapa?"

Mahasiswa AN itu mendangak sembari memainkan jari-jemarinya. "Lu punya mantan yang ngeselin gak?"

"Gak..."

"Berarti gue doang yang punya mantan ngeselin?"

"Gak punya mantan maksudnya"

Momo terbangun dengan mata melotot. "Sumpah lu?!"

Yujin mengangguk. Jangankan mantan, mengicip rasanya bilang 'maaf aku gak bisa pacaran sama kamu, kamu terlalu baik buat aku' saja tidak pernah, soalnya yang nembak dia rata-rata kriminal sekolah.

"Gue kira mantan lu segambreng"

Yujin mendecih lalu fokus ke games lagi. "Ngapain sih pacaran, buang-buang waktu"

Bohong, padahal dalam hati Yujin menjerit, gue ge pengen pacaran mah, cuma orang cakepnya lagi pada katarak belum ada yang nembak.

Anak AN itu mengerucutkan bibir sebal, "percuma dong gue cerita sama lu," katanya, "ah gue kira lu pro!" sentak Momo.

Padahal Momo ingin meminta solusi dari Yujin yang dia pikir pakar percintaan. Soalnya Momo masih saja kepikiran mantan sampai ubanan. Padahal mantannya belum tentu mikirin dia. Apalagi tadi Kei bilang mantannya sudah move on sama anak kelompok KKN-nya, asal jepang pula. Cocok dengan cita-cita mantannya yang mau jadi cucunya kakek Sugiyono.

Sebenarnya di rumah Momo juga ada yang keturunan jepang, TV-nya asli jepang.

Yujin terkekeh kecil, "emang mau cerita apa lu?"

Momo kembali rebahan di paha Yujin, menatap langit-langit teras yang menjadi saksi bisu perkawinan silang antara cicak dan nyamuk.

"Gak ada sih, cuma mau nanya cara move on gimana?"

Seketika jempol Yujin terdiam, matanya bergerak melirik gadis di pangkuannya. Jika bertanya soal move on, Yujin sendiri tidak tahu, dia saja masih terjebak oleh perasaannya sendiri, ya walaupun belum pacaran sih, tapi tetap saja dia termasuk korban gagal move on juga.

Iya, Yujin menyerah sebelum menyiapkan pasukan.

"Antepin ntar juga lupa sendiri" balas Yujin seadanya, tangannya kembali sibuk mengumpulkan koin-koin di Hotel Story.

"Tapi masalahnya gue satu kelas sama dia, jadi ketemu mulu. Duh, liat muka dia aja gue gedek banget sebenarnya" cerita Momo berapi-api.

"Ya udah gak usah diliat" jawab Yujin seadanya.

"Ya gimana gak diliat, gue nengok ada dia, gue mangap ada dia, gue merem aja tetep kedengeran suara dia" geramnya mengepalkan tangan. "Ya bersyukur sih sebulan ini gak ketemu dia" lanjutnya.

Lu enak libur, sekarang gue yang ngerodi terus liat dia, jerit Yujin dalam hati.

Dari bangun tidur sampai tidur lagi ketemu terus. Iya, pelaku gagal move onnya satu kelompok sama mereka.

Gadis Pak Dharma pun menggedikan bahu, pura-pura tak peduli dan lanjut bermain games.

"Tapi Jin, gue mau nanya deh," Momo kembali duduk tegak menghadapnya. "Lu ada rasa kan sama Wonu?" tanyanya tepat sasaran.

"Uhuk uhuk..." tanpa ada angin tapi ada hujan, tiba-tiba Yujin tersedak air liurnya sendiri.

Apa-apaan Momo, tiba-tiba bertanya seperti itu, apa dia sengaja ingin mengejek Yujin karena mundur sebelum berperang?

Wonwoo memang pelaku kriminal atas hati Yujin. Namun Yujin tidak berani memenjarakan pencuri hatinya karena masalah pertemanan. Dia takut jika harus kehilangan partner in crimenya.

"Lu nanya apaan sih anjir!" omelnya kesal.

"Ya kan gue takut aja lu cemburu sama gue gara-gara tadi pagi" ujarnya merasa bersalah.

"Dih ngapain amat gue cemburuin si bekantan kek Wonu!" Yujin bergidig dan berpaling dari manik bening Momo yang tak terlapisi kacamata.

"Oh jadi gitu, berarti Wonu buat gue aja nih? Lumayan buat move on."

"Gue tonjok lu!" seru Yujin tiba-tiba membuat Momo tertawa.

Yujin melotot saat sadar apa yang baru dia ucapkan. Matanya hampir copot dari tempatnya. "E eh gak gitu, maksud gue..."

"Elah, suka mah bilang. Ketikung orang baru tau rasa" potong Momo menoel dagu Yujin.

Gadis itu mendengus, menepis tangan Momo. Benar juga, kalau dia tidak mengungkapkan perasaannya, gimana dia bisa tahu apa yang dirasakan lelaki itu. Tapi, bagaimana jika Wonwoo tidak menyukainya dan malah berimbas pada pertemanan mereka yang sudah terbangun dari zaman majapahit?

Memang, Yujin terkesan kasar sama Wonwoo. Tapi di situlah bedanya. Berbuat centil di depan lelaki lain mudah untuk Yujin, tapi tidak berlaku untuk Wonwoo. Yujin hanya memperlihatkan sisi galaknya dan selalu mencari perkara pada lelaki itu. Sebenarnya itulah caranya untuk menarik atensi Wonwoo.

Kalau boleh jujur, Yujin juga cemburu, dikit, waktu melihat interaksi Momo dan Wonwoo tadi pagi. Tapi ya kembali lagi, Yujin kan cuma sandal jepit, gak punya hak.

Jangan bego Jin. Omelnya dalam hati sambil geleng kepala.

"Eh Wonu, Chungha!" seru Momo yang berhasil membangunkan lamunan Yujin.

Matanya segera menangkap lelaki berkacamata yang sudah berdiri di hadapannya kini, sibuk membuka resleting jas hujannya yang macet.

"Sini gue bantu" Momo bangkit dan langsung menghampiri Wonwoo.

Yujin hanya diam menatap manik indah di balik kacamata itu dengan perasaan campur aduk.

Duh sial, jantungnya kaya lagi maraton sama lambung, deg-degan. Tangannya bahkan mengepal, matanya pun tak bisa menghindar dari tatapannya, hingga seringaian lelaki itu membuat Yujin semakin terbuai.

Dia mengedipkan mata dan berpaling. "Astaghfirullah, zina mata" gumamnya yang masih bisa Wonwoo dengar, dan senyuman pun terbentuk tipis di bibir lelaki kober itu.

"Eh anak emak udah pada sampe" seru Yujin berusaha mengabaikan Wonwoo, lalu bangkit saat Jeka dan Woozi baru bergabung dengan mereka.

"Dingin mpok" keluh Jeka merinding.

"Mandi ya abis ini" kata Yujin khawatir. Tangannya ikut bergerak membantu Jeka membuka jas hujannya, lalu menyambar handuk Deka yang bertuliskan, 'Mas, ayo mandi' untuk mengeringkan rambut adik tingkat kesayangannya.

Jeka memang dikenal dekat dengan Yujin, saking dekatnya mereka sering disangka adik-kakak beneran. Tapi mana mau Yujin disangka kakaknya Jeka, mending disangka pacarnya, ganteng soalnya.

Cap adik kesayangan tidak membuat Wonwoo bisa berpaling memperhatikan Yujin dan Jeka yang kini asik berbincang.

Pun gadis itu sebenarnya merasakan tatapan tajam Wonwoo, tetapi dia tak menghiraukannya, dia malah sengaja menyelimuti Jeka dan memeluknya, membuat anak manajemen itu mendesah panjang.

Beruntung si pemilik handuk, Deka, Hoshi, Changkyun, dan Zelo datang.

"Bebby udah ketemu?" tanya Hoshi dengan nada khawatir.

Jeka menggeleng, bahu Hoshi langsung jatuh, tak lama air mata pun ikut turun. Hoshi bersumpah tidak akan memaafkan dirinya sendiri kalau Bebby sampai tidak ketemu hari ini juga.

"Aaaa...Bego bego bego, gimana kalau Bebby gak ketemu? hiks" isaknya membuat teman-temannya semakin iba.

"Lu emang bego, makanya gak usah cengeng ntar makin bego" kata Chungha sembari menepuk-nepuk punggungnya layaknya seorang ibu. Agaknya Chungha merasa bersalah sudah memarahi Hoshi tadi, dia tak tahu kalau si bakpao satu ini akan menjadi orang paling stres karena kehilangan Bebby.

Padahal semua orang tahu bagaimana kemusuhannya Hoshi pada Bebby.

Hoshi menghapus air matanya, bahunya masih naik turun karena terisak. Tapi sebisa mungkin dia tahan, soalnya dia malu sama yang lain. Terlebih ada Deka dan Jeka yang notabenenya adik tingkat.

"Udah bli, jangan nangis lagi" Deka ikut menepuk-nepuk punggung Hoshi, ia juga merasa bersalah sudah membuat Bebby hilang, tapi dia tidak bisa menangis kaya Hoshi, jadi dia hanya bisa diam, sama seperti Changkyun.

Lelaki blaster LA-Tegal itu menunduk takut. Dia pasrah kalau setelah ini dirinya terkenal diportal berita dengan headline, 'Seorang mahasiswa tampan asal Tegal-LA ditemukan hanyut di kali Arendelle, diduga dijadikan tumbal oleh sang DPL karena meninggalkan temannya sehabis membeli nasi uduk'.

Zelo yang melihat raut ketakutan Changkyun jadi terkekeh, lalu menoyor kepala lelaki itu pelan. "Tenang aja, Bebby pasti ketemu kok, nanti kita cari lagi" katanya menenangkan.

Sedangkan Changkyun hanya bisa mengangguk lesuh.

Senyum simpul terbentuk di bibir sang ketua. Agaknya hari ini dia melihat ketulusan teman-temannya, dia baru sadar bahwa teman-temannya tidak seakhlaless yang dia bayangkan sebelumnya. Ada hal yang masih bisa dia banggakan dari kelompoknya ini, yakni ketulusan dan tenggang rasa yang tinggi.

Awalnya Woozi juga berpikir kalau Hoshi dan Deka benar-benar membenci Bebby, tapi ternyata mereka yang paling khawatir waktu Bebby hilang. Sepertinya misi mereka yang ingin melenyapkan Bebby dari muka bumi bakal gagal.

Andai Bebby tidak menghilang, mungkin semua tidak akan seperti ini. Mereka tidak akan tahu apa yang terjadi pada Bebby, tidak akan ada perasaan panik yang bisa membangunkan simpati mereka terhadap teman sekelompoknya, dan yang terpenting, mungkin mereka akan tetap menjadi orang yang berdiri dibalik topeng untuk berlaku semena-mena pada Bebby.

Tapi bukan berarti Woozi senang Bebby hilang, dia juga masih mengkhawatirkan anak itu, walau tadi dia melihat dengan mata kepala sendiri bahwa sang DPL telah menemukannya.

Tak berapa lama mata bulat Jeka mengembang lebar, mulutnya juga menganga. Dia terkejut melihat orang yang mereka nantikan berjalan di sebelah Pak Yoongi yang basah kuyup.

"Mpok Bebby!" serunya saat Bebby dan Yoongi masuk ke pelataran kantor desa.

"Bebby!" teriak mereka yang langsung menghampiri Bebby dan Pak Yoongi dengan perasaan lega, bahkan Hoshi sampai menangis lagi sejadi-jadinya.

"Bebby kemana aja?" tanya Momo khawatir.

"Yes, kowe kemana wae, Beb?" ulang sang bilingual menghela napas sembari mengucap syukur dalam hati. Syukur, nyong still iso jadi rakyat biasa.

"Lu gak apa-apa kan?" tanya Chungha sembari menatap Bebby dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan khawatir.

"Kaki, tangan, idung, utuh semua?!" Zelo ikutan panik.

Bebby hanya tersenyum pucat. "Bebby gak apa-apa kok," jawabnya. "Maafin Bebby ya bikin kalian repot" katanya menunduk.

"Gak ada yang repot kok, lu balik selamet aja kita udah bersyukur" kata Wonwoo dengan senyum yang jarang diperlihatkan.

"Tau, apaan sih lu!" balas Yujin berdecak tak suka. "Kita yang aturan minta maaf"

"Iya, saya minta maaf ya Mbok" kata Deka tulus.

"Iyo, nyong too minta sorry" Changkyun pun membungkuk dalam.

Bebby lagi-lagi hanya tersenyum, lalu mengangguk. "Iya, Bebby maafin kok" jawabnya.

Yoongi tersenyum kecil melihat interaksi anak didiknya. Terlebih saat melihat sebagian dari mereka mengenakan jas hujan, bahkan ada yang bajunya basah juga. Pasti mereka ikut mencari Bebby.

Hoshi menatap Bebby, lalu mengelus pundak gadis itu dengan rasa menyesal. "Maafin ya Beb," dia memeluk Bebby dengan perasaan lega, akhirnya dia tidak jadi ngangon bebek di kampung.

Melihat itu Deka jadi ikut memeluknya, dilanjut Jeka, Changkyun, Momo, Chungha, Yujin, Wonwoo, Zelo dan terakhir Woozi yang hanya ikut-ikutan karena dirangkul Zelo. Mereka lega Bebby kembali dengan selamat tanpa ada yang hilang. Tak tahu lagi nasib mereka jika Bebby sampai tidak ketemu, pasti mereka bakal jadi bubur ayam diaduk di tangan Pak Baekhyun, iya Pak Baekhyun tim bubur diaduk, kalau kamu?

Bukan hanya mereka bersebelas yang merasa lega, tapi Yoongi juga, soalnya yang bakal jadi sate pasti ginjal Yoongi.

Bebby tersenyum senang, belum pernah dia mendapat perhatian sebanyak ini dari teman-temannya, dia juga tidak pernah merasakan pelukan hangat dari teman-temannya, dia merasa beruntung bisa berada di sini, sebisa mungkin Bebby akan melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang ada di sini, orang-orang yang sudah memberinya sesuatu yang belum pernah dia dapatkan, ketulusan.

Dia juga mau berterima kasih pada sang DPL yang sudah menemukannya sampai rela basah-basahan. Tak tahu lagi gimana nasibnya jika sang DPL tidak menemukannya tadi. Mungkin Bebby bisa menginap berhari-hari di sana karena tak tahu arah jalan pulang.

Dia tersenyum, tanpa sengaja matanya bertemu dengan manik sipit Yoongi. Tanpa babibu ia menarik lengannya agar masuk ke dalam pelukan mereka.

Jelas Yoongi terkejut, tubuhnya menubruk punggung Woozi yang menjadi orang terakhir di pelukan tersebut.

Sang ketua menoleh sedikit, cepat-cepat dia berpaling saat tahu Yoongi juga meliriknya. Dapat dia dengar, Yoongi berdehem kecil saat atmosfer di antara mereka berdua terasa begitu canggung. Woozi pun menunduk, menyembunyikan cengiran yang terpasang di wajahnya.

"Meong meong meong..." suara itu mengintrupsi kegiatan mereka.

Serempak mereka melepas pelukan dan menemukan seonggok daging berbulu yang bersembunyi di balik lengan Bebby.

"Heh Cing, sejak kapan lu di situ?!" seru Hoshi kaget saat melihat kucing itu terus mengeong karena sesak napas.

"Hehe daritadi," jawab Bebby polos.

"Sebenernya Bebby tadi nyelametin dia yang hampir jatuh ke got, tapi pas Bebby nengok kalian udah gak ada" jelasnya sembari mengelus kucing malang itu.

Hoshi cemberut lalu menunduk karena merasa bersalah lagi, "maaf Beb"

Yang lain jadi tersenyum melihat kelakuannya. Zelo pun menepuk kepala Bebby pelan. "Iya, gak apa-apa yang penting bukan Bebby yang jatuh ke got"

"Sebenernya sih iya, hehe" kata Bebby nyengir.

Seketika mereka menjauh sembari menutup hidung.

"Yahilah pantes bau bangke tikus, kirain Deka belum mandi" celetuk Jeka.

"Sembarangan ketek balmond kalo ngomong, abis ujan nih!" seru Deka menggebuk punggung Jeka.

"Pasti lu gak mau mandi lagi kan?"

"Kan udah ujan-ujanan"

"Jorok lu pentil dugong kanan" seru Jeka.

"Bacot lu pentil dugong kiri" balas Deka.

"...ANJAY..." seru Deka dan Jeka sembari menggerakan jari-jari kanan mereka di depan wajah.

Kesebelas manusia lainnya hanya bisa melongo melihat kelakuan mereka, mari kita berdoa untuk kewarasan dua pentil dugong kanan dan kiri ini.

Hari ini terasa begitu panjang untuk mereka, juga bersejarah bagi per-KKN-an mereka. Hari ini mengajarkan banyak hal, mulai dari saling peduli, saling menjaga, dan saling menerima kekurangan satu sama lain. Tanpa hari ini mereka tidak akan bisa menikmati tawa lega bersama di bawah pelangi yang sengaja menyulutkan eksistensinya untuk menggantikan hujan yang mulai reda.

"Bebby udah ketemu?" suara gumaman tiba-tiba terdengar dari arah pintu, membuat semuanya menoleh. Jun jalan sempoyongan keluar aula.

"Eh Aa udah bangun?" kata sang istri tua, Yujin.

"Udah mendingan belum, A?" tanya sang madu, Momo.

"Udah kok" balas Jun dengan senyum pucat. Namun keningnya mengerut dengan mata sayu. "Eh tunggu, Woozinya kok ada dua?!" seru Jun sembari geleng kepala. Mereka tertawa namun langsung berhenti saat melirik DPL dan ketua mereka yang hanya diam tak berbicara apapun, membuat atmosfer menjadi kaku.

"Hayoloh, pala lu bentar lagi tebelah dua" seru Zelo tertawa karena belum merasakan tatapan suriken Woozi.

"Psstt," Changkyun menyenggol Zelo yang segera menagkupkan kedua tangan di atas kepalanya ke arah Woozi. "Sawadikap, mianhae kap, Woozi kap" katanya membuat yang lain hampir menyemburkan tawa.

Diam-diam Yoongi pun tersenyum. Mata sipitnya melirik Woozi yang berdiri tepat di sebelahnya, apa benar dia terlihat mirip dengan anak ini?

Ntahlah.

Mendengarnya saja sudah membuat hati Yoongi menghangat. Apalagi kalau dia bisa memperbaiki hubungan dengan anak itu seperti sedia kala.

Lupakan, yang terpenting saat ini hasil fermentasi Pak Baekhyun aman, yang berarti dia dan anak didiknya juga aman napas di muka bumi.

Setelah semuanya memilih untuk mandi dan bebersih, Yoongi juga ikutan pamit pulang ke rumah Bu Saskia. Tangannya menenteng sepatu mahalnya yang basah ke belakang. Tubuhnya benar-benar basah kuyup hingga meresap ke dalam, membuatnya bergidig merinding, ingin cepat-cepat mandi, sekalian cuci celana seharga laptop juga.

"Ya ampun Dek Yoongi basah sekali, hujan-hujanan ya?" seru Bu Saskia membuat Yoongi terkejut.

Yoongi terkekeh pelan. "Hehe, iya mbak, maaf ya mbak, nanti saya pel bekas jejak kakinya" katanya. "Tapi saya mau naruh sepatu dulu di belakang"

"Udah gak usah, mending cepat mandi, nanti sakit lagi" titahnya.

"Iya mbak," katanya sembari menunduk. "Permisi" pamitnya dan berlalu pergi. Namun, dia pun balik badan lagi. "Mbak" panggilnya.

Bu Saskia yang juga hampir keluar untuk mengambil kain pel jadi ikut berhenti.

"Dalem?"

Sejenak Yoongi menggaruk kepalanya. "Hm...begini, saya mau minta tolong,"

"Minta tolong apa dek?"

"Sepertinya saya akan pindah serumah dengan anak-anak, saya mau minta tolong mbak untuk carikan rumah kalau tidak merepotkan mbak" katanya sopan.

"Oh begitu, kenapa tiba-tiba mau pindah dek?"

"Gak apa-apa kok mbak, cuma biar lebih mudah mengawasi mereka," jawabnya dengan senyum kecil. Mana mungkin dia bilang anak pitiknya baru saja hilang satu.

Bu Saskia mengangguk mengerti. "Ya sudah nanti mbak carikan, ada kriteria khusus buat rumahnya nda, dek?"

"Yang seperti apa saja mbak, asal bisa menampung 13 orang dan punya kamar mandi" katanya penuh iba. Pasti anak-anak itu merindukan ruang imajinasinya dikala buang air.

"Nanti saya tanya-tanya dulu," katanya. "Ada patokan harganya gak Dek?"

"Gak ada kok mbak..."

Kan saya kaya, lanjutnya dalam hati.

"Yaudah kalau begitu, buruan mandi"

Yoongi memamerkan gigi putihnya lalu membungkuk kecil, "makasih banyak ya mbak" katanya sembari berlari kecil ke arah dapur.

Bu Saskia pun hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan dosen itu. Dosen kok rasa balita.

Yoongi menghela napas lega. Setidaknya dengan tinggal bersama, Yoongi bisa memantau Bebby, memastikan kalau anak itu baik-baik saja. Bukan, bukan, hanya Bebby, tapi semua anak didiknya. Dia ingin memastikan semua anak didiknya baik-baik saja selama KKN, agar disertasinya juga baik-baik saja.

Dia pun bersenandung kecil sembari masuk ke dalam kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya, sekalian cuci baju. Akhirnya celana seharga laptopnya dicuci juga.

---

Selepas berebut mandi di wc Mushola yang airnya dari tadangan air hujan, Chungha, Yujin, Momo, dan Bebby kembali ke posko.

Ngomong-ngomong tadi para gadis pada mandi bareng untuk menghemat air, Yujin dengan Momo, Chungha dengan Bebby. Tadinya Hoshi mau ikut bareng bertiga, katanya takut Bebby hilang lagi, tapi bocah IP itu langsung diseret paksa oleh para perjaka lainnya untuk mandi di kali. Jun juga dipaksa ikut, katanya biar cepat sembuh.

Salahkan Jeka dan Deka yang tiba-tiba mengikat semua dalaman milik anak laki-laki dengan bambu yang mereka temukan di depan aula, lalu dikibarkan sembari berlari menuju kali. Sontak semuanya segera mengejar dalaman mereka. Saat ditanya kenapa melakukan itu, Jeka menjawab, sengaja, mumpung air kalinya lagi menguap biar bisa lomba renang, yang kalah dilelepin sampe gak bisa napas. Ada-ada saja adiknya Pak Kuyang, maksudnya Pak Jinan.

Bebby mengeringkan tubuh kucing malang tadi dengan handuknya. Sedikit demi sedikit bulu kucing itu mengering dan terlihat mengebang.

Kalau dilihat-lihat kucing itu mirip Garfield, hanya saja kucing ini lebih kecil dari Garfield dan punya mata biru yang indah, sangat menggemaskan.

"Beb pake hairdryer aja nih biar cepet kering" kata Momo setelah mengeringkan rambutnya. Dia memang sengaja membawa hairdryer dari rumah.

Bebby pun mendatangi Momo, lalu meletakkan si anabul di atas handuknya yang menjadi alas, dengan hati-hati dia mengeringkan bulu si kucing.

"Kaya bukan kucing kampung" gumam Momo.

"Terus kucing apa dong? Kucing negeri?" ujar Chungha sedang mengeringkan rambutnya pakai handuk.

"Kucing garong" sahut Yujin.

"Elu!" seru Momo dan Chungha bersamaan, membuat Yujin manyun.

Yujin pun mendekati anak kucing itu, lalu mengelus bulunya yang sudah mengering. Diperhatikannya wajah kucing oren itu yang terlihat nyaman rebahan di atas handuk Bebby.

"Liat deh, mukanya ngeselin banget kaya Pak Yoongi" kata Yujin tertawa.

Chungha yang kini melipat pakaian kotornya tersenyum mesem mendengar ucapan Yujin. "Mirip Woozi"

"Kan bapak anak" kata Momo sambil ketawa.

Bebby mengernyit, "Woozi itu siapa?" tanya Bebby bingung.

Ketiganya saling lempar pandang, hingga Chungha pun tersenyum. "Si Mini Beb,"

"Oh si Mini namanya Woozi? Bebby kira Ramzi" katanya dengan polos.

Yujin dan Momo pun tertawa. "Dangdut akademi kali ah" seru keduanya kompak.

Sontak mereka saling berpandangan lagi, sampai akhirnya main pukul-pukulan. Katanya kalau ngomongnya barengan terus gak dipukul, nanti anak mereka kembar dempet, gitu sih yang Yujin dengar waktu SD.

Tapi setelah dipikir-pikir lagi, gimana bisa mereka berdua punya anak kembar bareng? Kan pembuatannya beda tempat. Ya sudahlah.

"ASSALAMUALAIKUM!" teriak Jeka berteriak saat masuk ke dalam aula, membuat mereka terlonjak kaget.

"WAALAIKUMSALAM!" balas Hoshi teriak tepat di telinga Jeka.

Anak Ilkom itu terkejut dan langsung mengejar Hoshi yang sudah berlari menghindar. Hoshi bersembunyi di balik punggung lebar Zelo, namun sayang seribu sayang, Jeka yang memiliki kekuatan seperti kuda dengan cepat menangkap tangan Hoshi. Dia menyeret lelaki chubby itu ke tengah aula, lalu melakukan penganiayaan dengan cara menggelitiki tubuh si korban.

"Hahaha ampun Jek ampun..."

"Minta maaf sama kuping pangeran"

"Pangeran kentut...Ahahaha iya iya" Hoshi kembali tertawa. "Maaf Jeka" katanya dengan nada yang dibuat lembut.

"Gantengnya mana?" sahut Bebby tiba-tiba.

Aula seketika hening, tak berapa lama mereka langsung tergelak. Sedangkan Jeka merasa menjadi superior dalam hal ketampanan.

"Tuh dengerin Mpok Bebby, gantengnya mana?" ulang Jeka menahan perut Hoshi dengan sikunya membuat si chubby meringis.

"Jangan digituin mbok, tuman" seru Deka.

"Sirik aja lu pentil dugong..."

"Kiri," potong Deka.

"Anjay..." lanjut keduanya lagi-lagi menggerakan jari-jemari kanan mereka dari jauh membuat kakak-kakak tingkatnya berjengit malas.

"Sinting" komentar Wonwoo.

Hoshi pun meringis, "iya iya, Maaf Jeka... Monyet!" Hoshi segera mengeluarkan bela dirinya dengan cara memukul leher Jeka.

Si tampan pun meringis dan melepasnya, buru-buru Hoshi berlari menyelamatkan diri lagi.

Woozi yang menonton adegan itu hanya bisa geleng kepala. Dia pun duduk berselonjor sembari menegak minuman bervitamin yang tadi dia beli di warung.

Huft, hari ini melelahkan sekali, tapi rasa lelah itu agak berkurang setelah main air di kali. Beberapa kali mereka melompat dari batu besar yang ada di pinggir kali, Jun saja ketagihan, sampai lupa kalau dia lagi sakit, terus Jeka, Deka, Zelo, dan Wonwoo juga melompat dari jembatan yang lumayan tinggi.

Dan tak kalah serunya lagi, tadi Hoshi dan Changkyun sempat hanyut karena terseret air deras. Awalnya mereka pikir Hoshi dan Changkyun sedang bercanda karena terus berteriak sambil menggelayutkan tangan, jadi mereka hanya tepuk tangan, sampai akhirnya mereka sadar kalau keduanya tidak lagi muncul ke permukaan. Buru-buru mereka menyelamatkan keduanya. Beruntung Zelo dan Jeka adalah perenang handal.

Sepertinya mereka mulai menikmati perlakuan ibu tiri dari Pak Yoongi.

Senyum Woozi mengembang saat melihat kucing yang tadi Bebby selamatkan mendatanginya. Namun belum sempat Woozi memegangnya, Changkyun sudah menggendong kucing tersebut.

"Cute pisan!" seru Changkyun gemas lalu menggaruk leher si kucing yang terus mengeong, meronta minta dilepas.

"Namanya siapa Beb?" tanya Jun jongkok di sebelah Changkyun, lalu ikut mengusap kepala kucing.

Bebby menggeleng. "Belum Bebby kasih nama" jawabnya sambil meletakkan telunjuk di dagu, mode berpikir. "Kira-kira namanya siapa ya?"

"Aceng!" teriak Yujin yang langsung kena slepet handuk dari Wonwoo.

"Kalandra aja Kalandra" celetuk Deka menyebut nama ayahnya Jeka.

"Ngajak ribut si Wayan!" Jeka yang sedang menikmati susu rasa pisang yang dibelikan Woozi langsung menunjukkan wajah gaharnya.

"Yok bapak siapa lagi yok," seru Momo.

"Yoongi Yoongi...ah ampun!" sahut Hoshi langsung menjadi korban penganiayaan untuk kedua kalinya, tapi kali ini sama Dara.

"Baekhyun!" teriak Bebby mengangkat tangan membuat yang lain terdiam. Tak ada yang berani bersuara saat nama yang mulia disebut, bahkan anaknya Pak DPL pun langsung kicep.

"Jadi nama kucingnya Baekhyun, Beb?" tanya Chungha ragu.

Bebby menggeleng, "bukan, itu nama ayahnya Bebby" jawabnya nyengir.

Teman-temannya jadi salah tingkah.

"Hehe, terus nama cat e sopo?" tanya Changkyun masih betah bermain dengan Garfield versi Bauwangi.

"Hm," Bebby kembali berpikir sampai akhirnya dia menjentikkan jari, "aha, namanya Mandor"

"Mandor?" Semua yang ada di aula mengernyit bingung. Apa tidak salah?

"Eits Mandor ada kepanjangannya" kata Bebby.

"Apa tuh mbok?" tanya Deka mengerutkan kening.

"Mandor, Mantan Dora" katanya yang langsung membuat teman-temannya menjenggut rambut mereka sendiri.

Sabar Ya Allah, masih dua minggu lagi. Seru mereka dalam hati.

Tahu begini, Hoshi dan Changkyun lebih baik hanyut, kali saja pas buka mata sudah sampai Bekasi.

"Soalnya sebelum Bebby ambil, dia pasti udah menjelajah kemana-mana, jadi namanya Mandor deh, Mantan Dora" jelas Bebby terkekeh. "Ocongie juga setuju kok kalau namanya itu"

"Hehe, iya Beb, serah lu dah" balas Yujin pasrah.

Kesebelas manusia di sana hanya bisa tersenyum paksa mendengarnya, he he terserah Bebby saja, yang penting Bebby bahagia.

Mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bebby merebahkan diri di atas selimut kumamon yang dijadikan alas tidurnya. Namun dia mengernyit.

Seperti ada yang aneh.

Dia meraba bawah tas yang dijadikan sebagai bantalan, di sana hanya ada buku gambar dan ponsel, ABD-nya tidak ada, seharusnya ada di sini.

Bebby segera bangun, dia pun mengangkat tasnya dan benar saja, ABD-nya tidak ada. Dia mulai panik, seingatnya dia selalu meletakkan ABD di bawah tas, dia tak mungkin lupa dengan yang satu ini.

Dia pun membongkar tasnya, tapi nihil.

Woozi yang melihat gerak-gerik Bebby pun bertanya, "ada apa Beb?"

"Ah, enggak..." kata Bebby mengelak. Namun dia tidak bisa bohong kalau dirinya terlihat panik. Dia mengobrak-abrik barangnya, tetap tidak ketemu.

"Cari ini?" seru seseorang dari belakang.

Bebby menoleh, mendapati barang yang dicarinya ada di tangan Zelo. Buru-buru dia berdiri dan merebut ABD-nya, namun tidak berhasil. Tangan itu lebih cepat menghindarinya.

Napas Bebby memburu, tatapan tajam langsung menusuk ke arah Zelo. Tatapan yang tak pernah anak-anak KKN lihat, mungkin tak semua, Chungha pernah melihatnya, saat tak sengaja mengambil perekam suara Bebby saat mau tidur.

"Siniin gak?!" bentak Bebby berusaha merebutnya lagi, tapi lagi-lagi Zelo menghindar.

Anak psikologi itu pun berteriak kencang lalu memukulinya dengan brutal.

Zelo segera menahan kepala Bebby dengan satu tangan, lalu mengusap rambut gadis itu sampai tenang.

Sedikit demi sedikit tatapan itu meredup, tubuhnya bahkan bergetar. Seakan-akan anak itu baru saja melihat monster.

Senyuman pun terbentuk di bibir Zelo, dengan tenang tangannya turun untuk menyelipkan rambut Bebby ke belakang telinga.

Mata Bebby terus menatap pergerakan tangan lelaki itu dengan awas, hingga akhirnya dia menatap balik Zelo dengan berani.

Zelo tak peduli dengan tatapan Bebby, kini tangannya mulai memasangkan ABD di telinga kanan Bebby. Lalu menatap Bebby dengan senyuman lebar. "Cantik" komentarnya. "Jangan diumpetin lagi ya" dia pun menepuk pundak Bebby.

Gadis itu menepis tangan Zelo. Matanya menatap nyalang, dia masih takut jika Zelo tiba-tiba melakukan hal yang tak dia inginkan.

Tapi Bebby salah, lelaki itu justru menunduk. Sangat dalam, seakan malu untuk menunjukkan eksistensinya di depan Bebby. "Gue minta maaf soal yang waktu itu, ternyata gue salah paham," katanya dengan penuh penyesalan.

"Kita semua di sini udah tahu kok soal itu, jadi gak perlu ditutup-tutupin lagi"

Yang lain mengangguk. Kini mereka berdiri, ikut mendekati Bebby.

Bebby pun bergerak waspada dengan keberadaan mereka, dia mundur dengan was-was. Sekelebat kenangan tentang pembullyan yang pernah dialaminya selama bertahun-tahun kembali mencuat.

Ini yang dia takutkan jika teman sekelompoknya tahu tentang kekurangannya, kenangan pahit itu akan kembali menghantuinya. Dia takut, benar-benar takut.

"Jangan mendekat!" seru Bebby dengan tubuh bergetar, air mata bahkan sudah membasahi pipinya. Seketika wajah-wajah orang yang pernah membullynya muncul menggantikan wajah teman-teman KKN-nya.

"Gak, jangan, tolong jangan..." pinta Bebby memohon.

"Jangan!" teriaknya kalap, dia pun jatuh terduduk karena kakinya gemetar. Dia terus berteriak, kakinya juga bergerak mengusir mereka, sedangkan tangannya terus memukul-mukul kepalanya sendiri.

Jelas hal itu membuat teman-temannya semakin panik. Woozi segera berjongkok dan memeluknya, menahan tangan Bebby yang terus memukul-mukul kepalanya.

"Bebby tenang Beb," Bebby malah semakin histeris. Meraung-raung menolak pergerakan Woozi, tetapi lelaki itu tetap memaksa memeluknya, mengunci tubuhnya, dan mengelus kepalanya dengan lembut, sesekali membisikkan kata-kata menenangkan.

Bebby tetap menangis, seakan meminta tolong pada Woozi untuk menghentikan kenangan buruk yang terus hilir-mudik di otaknya bak kaset kusut.

Woozi pun menangkup wajah Bebby, lalu membawanya untuk menatap lurus ke matanya. "Gak ada yang bakal nyakitin Bebby, Bebby aman di sini" bisiknya lembut.

Sedikit demi sedikit gadis itu pun tenang lalu digantikan dengan tangisan kuat. Woozi kembali membawa Bebby masuk ke dalam pelukannya, menyandarkan kepala gadis itu di dadanya.

Teman-temannya tak tega melihatnya. Bebby yang biasanya ceria dan menyebalkan kini menjelma menjadi manusia paling menyedihkan. Mereka meringis mengingat cerita Eunwoo tentang masa lalu gadis itu.

Mereka menyumpahserapahkan semua orang yang membuat Bebby jadi seperti ini, termasuk diri mereka sendiri. Penyesalan pun datang silih berganti di diri mereka. Mereka ikut menangis, bahkan Jeka sudah memeperkan cairan hidungnya di handuk 'Mas, ayo mandi' milik Deka.

Chungha ikut berjongkok di depan Bebby untuk menggenggam tangannya. Ibu jarinya bergerak lembut mengusap punggung tangan gadis itu. "Beb, kita ini keluarga dan keluarga gak bakal saling nyakitin kan?" ujarnya. "Jadi jangan takut ya" lanjutnya dengan linangan air mata.

"Kita bakal selalu jaga Bebby, Bebby percayakan sama kita?" ujarnya lembut, dan itu berhasil mengambil atensi Bebby.

Kini mereka mengerti bagaimana perasaan Bebby, perasaan yang hampir seumur hidup Bebby rasakan sendirian. Mereka menyesal baru mengenal Bebby sekarang, seharusnya mereka bisa lebih baik dari awal.

Mereka juga baru saja mengklaim diri mereka keluarga, yang berarti mereka adalah rumah untuk satu sama lain. Walaupun rumah mereka tidak punya kamar mandi, mereka harap akan tetap nyaman hanya dengan saling menjaga dan mengandalkan satu sama lain. Harusnya mereka mengerti kalau Bebby juga termasuk dari bagian mereka, tanpa Bebby, tidak akan ada Prostitusi Mamah Chungha.

"Maafin Ochi ya, kemarin-kemarin kaya ibu tiri sama Bebby" kata Hoshi diiringi isakan.

"Deka juga" katanya menunduk malu.

Bebby pun mengangguk, lalu mengusap air matanya, dia berusaha tersenyum pada teman-temannya yang menatapnya dengan khawatir.

Perasaan seperti ini memang asing untuk Bebby, tapi dia tidak bisa menampik kalau dia mendambakannya, dia senang akhirnya bisa mendapat banyak teman, bercanda dengan teman, dan berbagi cerita dengan teman.

Sebenarnya Bebby merasa tidak pantas mendapat cinta sebanyak ini, baginya, Bebby hanyalah parasit yang akan menyusahkan mereka. Bebby minder, Bebby benar-benar malu, tapi mungkin ini adalah waktunya untuk Bebby pulang.

Pulang ke tempat dimana tak ada lagi kepura-puraan, tempat yang membutuhkan dirinya menjadi diri sendiri, tempat dimana dia bisa melepas rasa sakit yang selama ini dia tanggung sendirian, dan tempat yang akan selalu menerimanya dalam keadaan apapun.

"Jangan nangis lagi ya" Momo mengusap air mata Bebby, dan anak manis itu mengangguk. Dia ikut memeluk Bebby, membuat yang lain ikut memeluknya juga.

Mereka tidak menyadari kalau sang DPL sudah berdiri di depan pintu, menonton adegan mengharukan tadi dengan setetes air mata. Cepat-cepat Yoongi mengusapnya. Diam-diam Yoongi pun mengambil ponsel apel kegigitnya lalu mengabadikan momen manis tersebut.

Senyum gummy pun timbul di wajahnya.

"Ehem," dehemnya untuk mengambil atensi anak didiknya. Serempak mereka menoleh dan melepas pelukan.

"Eh bapak" kata Jeka segera mengusap wajahnya yang memerah padam.

"Since kapan in there pak?" tanya Changkyun ikut mengusap air mata.

"Daritadi" jawabnya. "Cepet beres-beres"

Semua mengernyit. "Mau ngapain pak?" tanya Wonwoo bingung.

"Beresin aja barangnya, saya kasih waktu sepuluh menit," katanya.

"Tapi buat apa dulu pak?" ngotot Deka.

"Kita pindah"

"Apa?!" seru mereka kaget. "Beneran pak?!" tanya Hoshi tak percaya. Bahkan dia lupa kalau sedetik yang lalu dia baru saja menangis

"Satu...dua...tiga..." bukannya menjawab, Yoongi malah berhitung, membuat anak didiknya langsung kalang kabut membereskan barang-barang mereka kaya orang kesurupan.

Lagi-lagi Yoongi tersenyum, seperti ada kepuasaan tersendiri melihat anak didiknya panik. Dia pun geleng kepala, lalu menunduk saat merasakan seonggok bulu menggesek kakinya.

"Meong..." kucing itu menggesekkan kepalanya di kaki Yoongi.

Yoongi pun berjongkok dan mulai mengelus kepala kucing itu.

"Laper ya?" tanyanya. "Sama aku juga" jawabnya. Dari pagi cuma makan lemper sama minum kopi terus dessertnya air kuburan.

Dia mengeluarkan sebiji lemper dari kantung celananya yang dia dapat dari menang suit dengan Boo. "Mau lemper?" tanyanya sembari membuka daun yang melilit.

"Meong"

Yoongi berjalan ke dekat pohon mangga, berjongkok di sana untuk memberikan sepotong kecil lempernya. Ini memang bukan makanannya, tapi dia tidak punya makanan lagi untuk si kucing.

Saking laparnya, kucing itu juga melahap lemper Yoongi.

Yoongi ikut memakan lempernya sambil memperhatikan kucing itu makan. Adegan ini jadi terlihat seperti dua kucing yang sedang makan bareng.

Yoongi tersenyum, tangan satunya mengusak kepala kucing itu sembari aktif mengunyah.

Namun perhatiannya beralih saat ponselnya berbunyi. Dari Mbak Suzy.

"Assalamualaikum"

'Waalaikumsalam, pak pak...'

"Iya mbak?"

'Woong tantrum pak'

"Uhuk uhuk" Yoongi keselek lempernya. Dia pun berdiri. "Apa?!"

'Dia cari-cari bapak, daritadi lempar-lempar barang...'

Prankk...

Yoongi mendengar suara pecahan kaca dari sebrang sana.

"Baik-baik, saya segera ke sana" seru Yoongi panik. Dia memasukkan ponsel ke dalam saku celana seharga motor, lalu melahap semua sisa lempernya.

Diwaktu bersamaan, anak-anak itu keluar aula bersama barang-barang mereka.

"Kita wis ready out pak!" ujar Changkyun excited. Sudah lelah dia tinggal di sini, ingin cepat-cepat angkat kaki.

"Maaf, kita tunda dulu pindahannya, saya harus pulang" kata Yoongi membuat semuanya serempak bilang 'Yah'.

Padahal mereka sudah tidak tahan tinggal di aula yang lebih mirip kandang ayam ini, berasa jadi tangled.

"Maaf saya harus pergi." pamitnya sambil berlari ke rumah Bu Saskia untuk mengambil kunci mobil.

Woozi segera mengejar sang dosen. "Pak!" teriaknya berhasil menghentikan langkah sang dosen.

Yoongi menoleh, mendapati Woozi yang terlihat kelelahan mengejarnya. "Uji?" kernyitnya. "Ada apa?"

Woozi tak menjawab apapun, dia mendekati Yoongi, lalu menyerahkan sebotol minuman bervitamin. Woozi tahu kalau DPL-nya belum makan, ditambah kehujanan, mana bibirnya pucat. Dia takut dosennya sakit.

"Kalau ada waktu jangan lupa makan" pesannya sebelum berlari kembali ke arah aula.

Bibir Yoongi menukik. Dia mendengus kecil melihat minuman ditangannya. Kembali, dia melanjutkan langkahnya dengan tenaga yang tersisa.

Hah, hari ini benar-benar melelahkan bukan?

---

Panjang banget woy, 5500+ words. Btw kalian apa kabar? Jangan bosen-bosen ya mampir ke sini haha.

Sahabat, tolong dong kasih aku kritik/saran/masukan buat cerita ini (selain update cepet ya hehe) aku lagi di fase gak pede sama cerita ini.


Hatur thank you.

Continue Reading

You'll Also Like

194K 14.2K 46
Anna pernah berfikir untuk menghidupi dirinya sendiri, apalagi ditengah-tengah zaman yang semakin menunjukkan tingkah bejat Laki-laki dan itu membuat...
201K 17.6K 44
π˜½π™π™ˆπ™„ π™‹π™π˜Όπ™†π˜Όπ™Žπ˜Ό atau bisa di sebut Bumi, merupakan seorang pemuda yang masih duduk di bangku Smp. Walaupun umur belum menginjak 16 tahun tet...
104K 5.8K 33
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...
974K 71.5K 72
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...