My Chiko

By bintang_disana

121K 13.4K 1K

Naksir cewek ✓ Langsung tunangan ✓ Cinta tak bertepuk sebelah tangan ✓ Sesimpel itu kisah cinta seorang Chiko... More

1. Sarung
2. Tendangan maut
3. Tanggung jawab
4. Penantian
5. Berkunjung
6. Chatting
7. Bubur ayam
8. Hero
9. Beruntung
10. Syukuran
11. Jemputan
12. Rumah kosong
13. Perjodohan
14. Bubur ayam 2
15. Calon makmum
16. Terkunci
18. Buronan
19. Malam minggu
20. Berdering
21. Lupa daratan
22. Tugas
23. Polisi
24. Berdering 2
25. Teraniaya
26. Tantangan untuk Chiko
27. Tantangan untuk Chiko 2
28. Cerita di UKS
29. Rumah kosong 2
30. Riwayat panggilan
31. Hilang
32. Apa kabar, Kak Chiko?
33. Bu Marni
34. Akhir penantian
35. Tembok laknat
36. Buronan 2
37. Chiko vs Bella
38. Ziarah
39. Calon agen rahasia
40. B'day Sesil
41. Buntut
42. Tiga Elang
43. Vano
44. Pyar!
45. Isi hati dua sejoli
46. Rencana yang gagal
47. Rumah sakit
48. Lima tahun yang lalu
49. Boneka
Dari Author

17. Calon Menantu

1.6K 322 18
By bintang_disana


Seorang wanita paruh baya mengaduk sup yang masih berada di atas kompor. Dia mengambil sedikit kuah dengan sendok lalu meniupnya sebelum mencicipinya.

“Sempurna.” Wanita paruh baya itu mengangguk merasakan cita rasa yang menyentuh lidahnya.

“Yuhu! Pacarnya Chiko!”

Bunda Puji memutar bola matanya malas. Sang biang onar sudah pulang, dia harus mempersiapkan telinga menerima kehebohan yang sebentar lagi terjadi. Rumah tanpa Chiko memang terasa sunyi tapi kala anak itu datang berisiknya minta ampun.

“Hap! Dapet.” Chiko memeluk Bunda Puji dari samping.

“Kamu udah gak pantes manja-manjaan sama Bunda. Ingat umur!” Wanita paruh baya itu mencubit lengan Chiko, membuat Chiko refleks melepaskan pelukannya.

“Sebesar apa pun Chiko, tetep aja jadi putra kecil di hadapan Bunda.”

Bunda Puji menghela napas kasar, “Sudah digalakin masih aja nempel.”

“Jurusnya kagak mempan. Mau cium,” kata cowok itu mengerucutkan bibir.

“Cium nih!” Bunda Puji menyumpal mulut Chiko dengan buah pir.

Beliau beralih mengemas barang-barang belanjaan yang tadi dibelinya di supermarket. Memiliki anak-anak dengan porsi makan banyak nyatanya membuat dia kewalahan sendiri menyetok camilan dan sejenisnya.

Walaupun Chiko dan Dev seolah memiliki perut lima yang mampu menampung makanan apa pun, tapi hal itu tak membuat tubuh keduanya mengembang. Mereka memiliki tubuh ideal, sama seperti Davin ayah mereka.

“Kenapa baru pulang? Di cegat ayam galak lagi?” tanya Bunda Puji terkesan menyindir.

Chiko mengangkat kerah bajunya dan mendongak sombong, “Kali ini alasannya beda. Bunda bakal bangga sama Chiko.”

Wanita paruh baya itu menghentikan aktivitasnya lalu menoleh pada Chiko, “Memang ada yang bisa dibanggakan dari kamu?”

“Ets... Jangan salah. Janji dulu bakal beliin Chiko kue Bandung tiga kardus.”

Bunda Puji mengangkat kedua pundaknya, “Tergantung. Kalau beritanya bener-bener buat Bunda bangga baru Bunda beliin.”

“Sip.” Chiko menggesekkan kedua telapak tangannya membayangkan tiga kue Bandung akan dia santap sendirian.

Cowok itu memeluk bahu Bundanya lalu berbisik, “Chiko bawa calon mantunya Bunda.”

Seketika wanita paruh baya itu menoleh, “Sesil?”

Chiko mengangguk.

Beliau menepis tangan Chiko dari pundaknya lalu buru-buru jalan cepat keluar dapur. Senyumnya mengembang kala melihat seorang gadis yang duduk manis di ruang tamu sambil memangku ‘Kocheng’ kucing milik Chiko.

Bukan Kim Tae-hyung atau pun si manis jembatan ancol. Chiko memberi nama binatang peliharaannya tak jauh dari nama aslinya, takut ada orang yang bernama sama saat dirinya mengajak Kocheng jalan-jalan. Kalau orangnya masa bodo mungkin Chiko akan aman, tapi bagaimana jika orang tersebut gampang tersinggung?

“Sesil?”

Gadis itu menoleh, “Tante.” Dia menurunkan Kocheng dari pangkuannya lalu beralih menjabat tangan Bunda Puji dan menciumnya.

“Panggil Bunda aja,” kata wanita paruh baya itu yang langsung mendapat anggukan dari Sesil.

“Kamu kok masih pakai seragam olahraga? Anak bandel itu membawa kamu ke mana tadi?”

Bunda Puji sudah mempersiapkan diri untuk meledak. Ini sudah malam dan penampilan calon mantunya seakan baru pulang sekolah. Lihat saja apa yang akan dirinya lakukan kalau Chiko mengajari Sesil nakal.

“Kasih paham Yang.” Chiko melipat kedua tangannya di depan dada santai.

“Tadi Sesil ke kunci di sekolahan sampai sore, Bunda. Untung Kak Chiko dan temen-temennya segera datang nolongin Sesil,” jelas gadis itu.

Tatapan Bunda Puji beralih pada Chiko yang entah dari kapan sudah menggunakan kacamata hitam. Cowok itu menampakkan gaya cool sambil menyisir rambut hitamnya.

“Kue Bandung tiga kardus.” Tiga jari Chiko menari-nari menagih janji Bundanya.

Wanita paruh baya itu menghela napas panjang, “Iya-iya, nanti Bunda beliin.” Pandangannya beralih pada Sesil yang terlihat lelah, “kamu mandi dulu ya, nanti Bunda siapkan baju. Sepertinya Bunda masih menyimpan baju Bunda waktu muda dulu.”

“Chiko, antar Sesil ke kamar tamu,” perintah Bunda Puji.

“Siap kanjeng ratu.” Cowok itu membungkuk hormat seperti prajurit kerajaan, “yuk! Aku anter,” katanya menggenggam tangan Sesil.

Gadis itu tersenyum sekilas pada Bunda Puji sebelum melenggang pergi menuju kamar yang sudah disiapkan untuk tamu.

“Kalau udah mandi nanti makan malam ya. Aku tunggu di depan kamar mandi juga boleh deh,” tukas Chiko.

“Gak harus depan kamar mandi juga kali Kak.” Sesil tertawa mendengar penuturan gamblang Chiko. “tungguin di bawah aja.”

“Oke-oke. Nih kamarnya, yuk masuk!” Chiko menuntun Sesil masuk kesalah satu kamar.

“CHIKOOO!!!” Suara membahana terdengar dari Bunda tercintanya.

Cowok itu meringis, “Eh salah kamar. Yang ini deh,” katanya menuntun Sesil ke kamar sebelahnya.

Sekali lagi Sesil tertawa atas tingkah laku konyol Chiko.

*****

Makan malam berlangsung dengan tenang. Hanya ada empat orang di ruang makan. Bunda, Chiko, Dev, dan Sesil. Chiko menatap awas tunangannya dan Dev takut-takut ada percikan cinta di antara mereka.

Bagaimana pun ketampanan abangnya itu tidak perlu di ragukan lagi. Kedua anak Davin Pratama sama-sama mewarisi ketampanan sang ayah.

“Chiko suka grepe-grepe lo gak, Sil?” tanya Dev memecah keheningan.

“Hah?” Sesil mengerutkan kening gagal paham.

“Kalau tuh anak macam-macam sama lo bilang Abang aja. Biar Abang kasih pelajaran dengan tangan kosong,” kata Dev.

Sesil mengangguk mulai paham, “Oh... Sejauh ini gak macam-macam kok, Bang.”

“ABANG?!” Sebelah sudut bibir Chiko berkedut.

Tidak tahu kenapa satu kata itu sukses membuat Chiko cemburu berat. Belum lagi mereka terlihat akrab padahal baru bertemu.

“Kenapa Kak? Ada yang salah? Bang Dev kan abangnya Kak Chiko,” ujar gadis itu.

Chiko merebut sendok yang dipegang Sesil, “Mau nyuapin calon makmum.”

Sesil terdiam melihat tingkah laku Chiko. Kedua sudut bibirnya terangkat, di mulai mengerti arti ekspresi wajah tersebut. Begitu pun dengan Bunda Puji yang kini mengusap punggung Dev sambil menahan tawa.

“Aaa...” Chiko mengode Sesil agar buka mulut.

Gadis itu menurut. Dia menerima suapan demi suapan dari Chiko. Cowok itu sedang ingin memperlihatkan pada Dev kalau status Sesil sekarang adalah miliknya, walaupun belum sah secara agama ataupun negara, tetap saja cincin emas yang tersemat di jari manis keduanya menunjukkan kalau mereka sudah terikat.

“Kalau nanti kita jadi nikah Bundanya Kak Chiko jadi Bunda aku juga kan,” kata Sesil.

Chiko tak menjawab. Moodnya sangat buruk tapi sebisa mungkin dia bersikap lembut pada tunangannya.

“Sama halnya Bang Dev, dia bakal jadi abang aku juga,” timpal gadis itu lagi. “Begitu pun Om Davin ayahnya Kak Chiko.”

Pandangan Sesil beralih pada Bunda, “Bunda, boleh aku panggil Om Davin dengan sebutan ‘Ayah’?”

“Tentu boleh sayang.” Bunda tampak senang mendengar penuturan Sesil.

Gemuruh dalam dada Chiko berangsur menyurut. Apa yang dikatakan Sesil memang ada benarnya.

Jika mereka menikah Sesil akan jadi anggota baru di keluarga Davin Pratama. Tidak salah kalau dia mulai berlatih menyesuaikan diri mulai sekarang. Walaupun pernikahan masih terbilang lama karena Sesil baru kelas XI.

“Masih ngambek. Bisa ilang ngambeknya kalau kita malem mingguan di luar,” kata Chiko.







___________________

Bersambung....




Continue Reading

You'll Also Like

586K 23.5K 63
DARA wanita cantik dengan segala yg ia punya. Memiliki otak genius, dikagumi banyak orang, memiliki hati yang lembut dan menjadi seorang gadis yang...
55.9K 3.3K 49
Ini tentang Lia yang menjadi gadis pecinta uang. Seringkali dia memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan uang, salah satunya adalah memanfaatkan seo...
RASHELYNA By Ice

General Fiction

3.7M 294K 61
Seorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa a...
22.1K 2.3K 11
Bertahan hidup dengan dikelilingi para kanibal? Siapa yang kuat? Tentu saja mereka bertujuh. [ 𝗕𝗢𝗕𝗢𝗜𝗕𝗢𝗬 𝗙𝗔𝗡𝗙𝗜𝗖 ] Sebuah virus menyebar...