MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓

By mrfkaOonie

1.4M 133K 8.4K

"Kelvin, terimakasih dan sampai jumpa..." Ini tentang Zatasya Louvina. Wanita yang banyak sekali memiliki mus... More

1. Kelvin?
2. Ayah...
3. Bertemu
4. Salah Tingkah
5. Jail
6. Manis
7. Suka
8. Baper
10. Bertemu pria itu lagi
11. Beraninya keroyokan
12. Pendekatan
13. Pengganggu
14. Perasaan Asya
15. Kedatangan tak terduga
16. Kebaikan yang tidak akan terlupakan
17. Khawatir
18. Tutup Mulut
19. Diam-Diam
20. Bukan Asya
21. Gadis Kecil
22. Kebersamaan Mereka
23. Suruhan
24. Orang misterius
25. Membawanya pulang
26. Gadis mencurigakan
27. Misi Rahasia Asya
28. Suapan Pertama
29. Katakan Sebenarnya
30. Menghilangkan Jejak
31. Mengejutkan
32. Mereka Kembali
33. Salah Tuduh
34. Cemburu
35. Tuhan Kita Beda
36. Buka Mulut
37. Bekal Nasi
38. Tawuran
39. Merepotkan Perasaan
40. Rencana Rahasia
41. Melepaskan
42. Bermain Hujan
43. Kembali Bertemu
44. Antara Asya dan Oma
45. Bersekongkol
46. Tertangkap Basah
47. First Kiss
48. Penculikan
49. Sepulang Sekolah
50. Jangan Sentuh Dia
51. Pengkhianatan
52. Dalang Penculikan
53. Menanti
54. Terbongkar
55. Lelah
56. Salah Paham
57. Salah Menaruh Perasaan
58. Muka Dua
59. Menjaga dari Kejauhan
60
61
62
63
64
65
66
67
68.
69
70
71
72. Permainan Alena
73
74
FULL CAST MOODYCLASS
FULL CAST MOODYCLASS 2
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90. Pundak Terakhir
91. Jangan Bawa Asya
INFO!
92. Extra Part!!
KELVIN GIO SUDAH PUBLIS

9. Terimakasih

20.2K 1.9K 32
By mrfkaOonie

Sudah banyak waktu yang mereka habiskan untuk hari ini. Tapi bukan perasaan lelah yang Asya dapatkan, melainkan kesenangan yang ia rasakan.

Setelah mereka selesai makan, Asya berniat mengajak Kelvin untuk bermain Time Zone. Hari ini Asya menyadari bahwa dirinya tak bisa menghentikan canda tawanya. Apalagi Kelvin, ia terus saja melakukan hal-hal konyol yang mampu mengundang banyak tawa bagi siapa saja yang melihatnya.

Seperti tadi, Kelvin mendapati hukuman dari petugas Time Zone. Alasanya karena ia salah memukul sasaran, bayangkan saja alat tinju yang harus nya ia pukul malah berbalik arah menjadi pipi petugas itu yang jadi sasaran nya.

Asya tertawa terpingkal-pingkal, bukan nya Kelvin kapok, ia malah ikut tertawa bersamanya.

"Parah lu Vin , ngakak banget gue" ucap Asya masih dengan tawa yang sama.

"Ngapain coba dia ada di sebelah alat tinju, kan jadi salah sasaran"

"Tapi makasih ya, Vin" seketika Asya mengehentikan tawa nya. Ia merasa sangat senang karena masih ada orang yang mau menghibur nya.

"Santai aja, jangan sering-sering judes lagi Sya"

"Kenapa?"

"Karena senyum lu itu manis" Kelvin menatap Asya. Entah senyuman apa yang terukir di wajah nya.

"Dih gembel" ucap Asya dengan pipi yang mulai merona.

"Ayo pulang, bentar lagi jam pulang sekolah" Kalimat itu sedikit membuat kesenangan Asya memudar, apakah mereka tidak bisa berlama-lama lagi disini? rasanya Asya enggan untuk meninggalkan tempat ini bersama Kelvin.

"Tapi, gue beli itu dulu boleh gak?" tunjuk Asya ke salah satu penjual Lollipop.

Mulai lagi nih bocah batin Kelvin.

"Pulang" perintah Kelvin.

"Tapi gue mau itu..."

"Nggak nggak, nggak ada"

"Kelvin, gue mau itu..." Asya berniat menghampiri penjual Lollipop itu, tapi pergerakan nya di hentikan oleh Kelvin. Ia menarik kerah baju belakang Asya seperti sedang mengangkat seekor kucing kecil. Kelvin tidak menggubris ocehan yang keluar dari mulut Asya sedikit pun, hingga banyak pasang mata yang kini menatap mereka.

"MBAK YANG JUAL LOLLIPOP!" panggil Asya berteriak. Wanita yang merasa dirinya terpanggil hanya bisa cengo menatap ulah gadis SMA ini.

"IYA LU YANG PAKAI BAJU PINK, ASYA MAU SATU!"

"MBAK, ASYA MAU BELI LOLLIPOP YANG BESAR"

"Kelvin lepasin gak! Asya mau itu..." Asya hampir berhasil meloloskan diri, tapi tenaga Kelvin lebih kuat untuk menahan nya. Akhirnya pria itu berhasil membawa Asya tepat disebelah motornya.

"Naik, Sya"

"Nggak! gue mau beli lollipop" Gadis itu masih kekeh. Dengan tangan yang ia lipat didepan dada dan pipi yang sedikit ia gembungkan karena kesal.

Asya sudah bersiap berlari untuk kembali menghampiri penjual lollipop itu, tapi Kelvin kembali menahannya. Ia menarik tangan Asya hingga kepala wanita itu sengaja Kelvin jepit diantara badan dan ketiak nya.

"Kelvin lepasin, ketek lu bau!" Asya masih berusaha keluar dari jebakan Kelvin.

"Enak aja, wangi gini. Coba deh cium"

"Ogah, lepasin gue!"

"Makannya nurut, gue ketekin lagi nih ya?"

"Gak mau!"

"Masih gak mau nurut, hm?"

"Iya iya, gue bakal nurut" Perlahan Kelvin melepaskannya. Asya hanya bisa pasrah dan merelakan lollipop nya itu. Ia masih menatap Kelvin dengan tatapan tidak sukanya.

"Gitu dong, sekarang cepet naik"

"Bawel"

"Mau gue naikkin atau naik sendiri?" pria itu menatap Asya dengan tatapan menggoda. Karena Asya takut, ia lebih memilih untuk naik keatas motor Kelvin dengan cara mandiri. Sedangkan sang empu yang baru saja menggoda Asya hanya bisa tertawa kecil.

Kini Asya sudah duduk diam diatas motor Kelvin. Tapi, sudah hampir lima menit Kelvin tak kunjung menjalankan motornya, "Kenapa diem?" tanya Asya heran.

"Terus lu mau pamer paha kayak gitu?" Kelvin tetap menatap lurus ke depan. Asya lupa bahwa ia sedang menggunakan rok pendek seragam sekolahannya.

"Tutupin pake jaket gue" Asya menerima jaket itu. Ia mulai mengikat lengan jaket Kelvin di pinggangnya nya, hingga jaket itu berhasil menutupi paha Asya yang awal nya terekspos.

Setelah dianggap nya beres, Kelvin perlahan menjalankan motornya menuju sekolah untuk mengambil motor Asya yang masih berada di parkiran.

Diperjalan tak ada hening di antara mereka. Kedua pemuda itu bergantian untuk melakukan hal-hal konyol nya. Kelvin sedikit melirik kaca spion untuk melihat Asya yang berbeda dari biasanya.

Di sekolah Asya terkenal dengan sifat cuek dan judes nya, tatapi berbeda dengan hari ini. Asya nampak terlihat ceria, lebih banyak tertawa, dan Kelvin sangat menyukai itu, apalagi ketika Asya sedang makan. Baginya itu sangat menggemaskan.

"Sya"

"Iya?"

"Kenapa tadi lu nekad mau ngerokok?" tanya Kelvin. Asya mengubah ekspresi nya, ia terlihat keberatan atas pertanyaan Kelvin. Tapi Asya berusaha untuk menutupi nya.

"Siapa juga yang mau ngerokok," elak nya.

"Terus dapet darimana rokok nya?"

"Nemu di jalan"

"Jangan coba-coba buat ngerokok lagi"

"Lu jadi bawel ya Vin"

Mereka sudah sampai di depan sekolah, sudah banyak siswa SMA Cakra Birawa juga yang keluar dari dalam kelas nya masing-masing. Malang nya, mereka ber pas-pasan dengan Andra yang sedang menunggu jemputannya di depan gerbang sekolah.

"KELVINNN" teriak Andra. Ia mulai melangkah menghampiri dirinya dan juga Asya. Sementara Kelvin kini hanya bisa mendengus pasrah.

"Kok kamu bisa sama Asya sih? kalian dari mana coba? bolos ya?!"

"Iya, kenapa?" jawab Kelvin santai.

"Kelvin kamu kok gak pernah sih ajak aku bolos? Kenapa harus sama cewek sialan ini?"

"Jaga omongan lu, Ndra"

"Gapapa Vin, yaudah gue pulang dulu ya"

"Kelvin, makasih ya makanan nya" ucapnya dengan tersenyum manis. Andra melotot menatap Asya, mengapa ia semakin hari semakin dekat dengan Kelvin?

Asya terus melangkah menuju motor vespa miliknya, ia segera meninggalkan kawasan itu untuk menemui teman-teman nya yang sudah menunggu nya di base camp. Bahkan Kelvin tetap menatap Asya hingga punggung wanita itu menghilang dari pandangan nya.

"Makanan? maksudnya?!" tanya Andra curiga.

"Jangan bilang kalian udah..."

"MAMA KELVIN JAHAT SAMA ANDRAA" Andra berteriak histeris dan segera masuk ke dalam mobil jemputannya yang sudah tiba sejak tadi sambil merengek kencang.

"Gila tuh cewek"

*******


Kelvin Gio Bramasta adalah putra tunggal dari pengusaha kaya raya yang bisnis nya sudah terdapat di beberapa kota. Ia termasuk siswa SMA Cakra Birawa XII IPA 1. Dia adalah murid pindahan dari Medan.

Kelvin hanya tinggal berdua dengan sang Oma, sedangkan kedua orang tua nya sibuk dan selalu berada di luar kota. Hanya Oma yang selalu memperhatikan nya sejak kecil hingga saat ini.

"Assalamualaikum, Oma" Kelvin memasuki rumah nya dengan senyuman yang tak pernah pudar. Dengan cepat ia segera mencium punggung tangan Oma nya, Bunga. Nama yang cantik bukan? Cantik seperti hati nya.

Cantik bukan melulu soal fisik, tetapi hati. Orang yang memiliki wajah cantik belum tentu hatinya baik, tetapi orang yang memiliki hati baik sudah tentu ia cantik.

Bunga merekahkan senyuman nya ketika melihat cucu kesayangan nya sudah pulang, "Waalaikumsalam, udah pulang aja kamu"

"Iya dong, kan kangen sama Oma Bunga yang cantik nya tiada tara" kekeh Kelvin.

"Ada-ada saja kamu, sudah sana cepat mandi"

"Setelah itu jangan lupa untuk sholat," kata Bunga.

"Iya deh, yang udah wangi mah beda" ledek Kelvin. Sebelum ia pergi menuju kamar nya, tak lupa ia mengecup pipi Bunga terlebih dahulu.

"Dasar gila"

Kelvin melempar tas nya kesembarang tempat, ia segera mengambil haduk untuk melakukan ritual mandinya. Tapi pergerakan nya terhenti ketika ia kembali mengingat moment-moment kebersamaannya dengan Asya.

"Udah gak waras nih gue"

Pria itu segera berjalan masuk menuju kamar mandi. Tanpa ia sadari ternyata ada perasaan yang berbeda dari sebelumnya.

Sedangkan Asya, gadis itu tengah merayu Asih untuk meminta ijin. Karena beberapa minggu kedepan ia akan tidur di base camp bersama teman-temannya. Ada sesuatu yang membuat Asya merasa ganjal. Tetapi ia akan tetap pulang walaupun itu hanya sebentar, agar Bunda nya tidak terlalu cemas nantinya.

"Bunda...boleh ya?" bujuk Asya.

"Nanti kamu kalau kelaparan gimana?"

"Ih Bunda, Asya kan bisa masak. Asya juga masih punya simpenan uang kok"

"Boleh ya Bunda?" Asya tetap kekeh, ia beralasan akan tinggal di rumah Anya.

"Ya sudah boleh, tapi janji ya kamu harus jaga diri baik-baik"

"Asya sayang banget sama Bunda...makasih ya Bunda" Asya segera memeluk Asih dan mengecup pipi nya.

Setelah mendapatkan ijin Asya langsung masuk ke dalam kamar nya, ada beberapa barang yang harus ia bawa ke base camp. Rita tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar Asya dengan membawa segelas susu coklat hangat untuknya, "Non, disana jaga diri baik-baik ya"

"Iya gurita cantik, alias Ibu Rita hehe" kekeh Asya.

"Ih kamu ini suka banget ngeledek Ibu" Asya segera mengambil susu coklat itu dan meneguknya sampai habis.

"Yaudah Asya langsung berangkat ya, Bu" pamit Asya. Rita hanya tersenyum, perasaannya tiba-tiba saja menjadi tidak enak. Sebelum pergi Asya lebih dulu menuju kamar Adik nya.

"Alena" panggi Asya. Sang empu yang namanya disebut seketika menoleh dengan senyuman ceria nya.

"Iya Kak? Eh Kakak mau kemana?" Tanya Alena heran. Ia baru menyadari saat melihat Asya membawa sebuah tas yang cukup besar.

"Kakak mau pergi jauh...banget" canda Asya. Ia berjalan menelusuri kamar Adik nya, sampai mata nya tertuju kesebuah buku. Ia membalik buku itu dan terus memperhatikan nya. Tetapi ia segera menaruh buku itu kembali dan berjalan menghampiri Alena.

"Becanda, Kakak cuma ada urusan sebentar"

"Kamu jagain Bunda ya?"

"Siap boss. Kakak jangan lama-lama ya, nanti Alena kesepian" ucap Alena dengan wajah sedih.

"Iya little princess, yaudah Kakak pergi dulu ya"

Asih dan Alena mengantar Asya sampai ke depan pintu, "Jangan males mandi" ujar Asih dengan mengusap puncuk kepala Asya.

"Bunda nih, Asya gak mandi juga tetep wangi tau"

"Kalau gitu Asya pergi dulu ya Bunda" Sebelum gadis itu pergi ia sudah lebih dulu bersaliman dengan semua orang rumah. Asya segera mengendarai motor Vespa nya menuju base camp. Gadis itu akan jujur kepada Asih, jika memang waktu nya sudah tepat.

Asya hanya takut Bunda nya akan marah seperti David, ia takut perlakuan Asih akan berubah seperti David.

"Bunda, maafin Asya ya"

Continue Reading

You'll Also Like

79.1K 9.8K 14
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
277K 16.7K 21
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
1M 97.1K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
94K 6.1K 16
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...