STM Love Story' (Selesai)

Od TiaraYulita2

218K 23.5K 962

BUDAYAKAN MEMFOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA. CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. JADI SAYA MINTA JAN... Viac

Prolog
Izin orang tua
Pertemuan Pertama
STM Pelita Angkasa
Hukuman
Alaric Reynand Abraham
Cowok Sialan
Tragedi
Preman Komplek
Razia
Rencana Liburan
Pertemuan Tak Terduga
Liburan di Hari Pertama
Hampir Ketauan
Ketos Mesum
Liburan Hari Terakhir
Kembali ke sekolah lagi
Rahasia Keluarga Abraham
Kecemasan Agus
cast
Dia siapa?
Cemburu?
Cowok aneh itu lagi?
Kenyataan?
Balas Dendam (1)
Agatha Kemana?
Balas Dendam (2)
Kebenaran
Tawuran
Goodbye Angga ಥ╭╮ಥ
Bangkitnya Agatha
Dijemput
Kebenaran & Penyesalan
Kesedihan Cecep
Perasaan Agatha
Sedikit tentang Amora
Nikah Muda?
Kebahagiaan Alaric
Happy Ending♡♡
Epilog

Wanita itu?

3.9K 462 10
Od TiaraYulita2

Jangan lupa vote dan komentarnya

Maaf typo bertebaran.

Happy reading....

(/^-^(^ ^*)/

Di STM Pelita Angkasa, keadaan di sekolah itu saat ini begitu tenang, karena kegiatan belajar dan mengajar telah di mulai satu jam yang lalu. Hanya ada siswa-siswa yang berolahraga di luar kelas, merekapun terlihat saat asik bermain basket dan juga futsal.

Tapi, di pinggir lapangan basket terdapat seorang gadis cantik yang sedang terlihat memainkan ponsel miliknya. Beginilah rasanya sekolah di sini, menjadi perempuan satu-satunya, tidak ada yang bisa di bawa untuk bergibah.

Hingga perhatian Agatha teralihkan dengan kemunculan seorang wanita berpakaian modis. Wanita itu berjalan dengan angkuhnya menuju ruang kepala sekolah.

"Itu siapa? kayak pernah liat?" gumam Agatha pelan saat wanita tadi membuka kacamata yang ia kenakan.

"Woi, ngelamun aja lo!" teriak Fahri yang berhasil membuat lamunan Agatha buyar.

"Ck! nggak usah teriak kambing," kesal cewek manis itu yang akan memukul sahabatnya.

"Ya lagian lo nya, ngelamunin apaan? nggak biasanya?" tanya Fahri sambil nyengir kuda dan mencari pembenaran.

"Coba liat deh itu orang, wajahnya kek pernah gue kenal. Tapi gue lupa di mana pernah liat," jawab Agatha sambil menunjuk wanita tadi yang sudah masuk ke dalam ruang kepada sekolah.

"Dah lah, mungkin itu cuma wali murid doang. Atau mungkin lo pernah liat di mall, makanya kayak familiar wajahnya," ujar Fahri sambil meminum air miliknya.

"Hmm, lo benar sih," ucap cewek itu sambil menganggukkan pelan menyetujui perkataan sahabatnya.

Di sisi lain, lebih tepatnya di kelas Alaric saat ini sedang begitu tenang karena sedang melakukan ulangan harian. Tidak ada yang membuka suara, mereka hanya fokus pada soal ulangan yang ada di depan mereka.

Tok tok

Bunyi pintu di ketuk berhasil mengalihkan perhatian mereka semua termasuk guru yang sedang mengajar. Tapi tidak dengan Alaric, dia tetap fokus pada kertas ulangan yang sudah selesai ia isi.

"Permisi pak, sama mau manggil Alaric ada yang ingin bertemu dengan dia," ucap orang tadi meminta izin.

"Hmm, Alaric silahkan keluar."

Alaric, pria itu hanya mengangguk pelan dan keluar kelas. Cowok itu berjalan mengikuti guru yang tadi memanggilnya, hinggal langkah cowok itu terhenti di dekat ruang OSIS.

"Di mana pak?" tanya Alaric.

"Dia menunggu kamu di taman belakang," jawab guru tersebut.

"Makasih," ujar pria itu sambil berjalan menuju taman belakang, ada banyak tanda tanya di dalam benak cowok itu siapa yang ingin bertemu dengan dirinya.

Sedangkan di sisi lain, Agatha hampir tersedak air yang sedang ia minum. Ha! sekarang dia ingat, dia ingat siapa perempuan tadi.

"Ri, gue cabut dulu," ujar perempuan manis itu kepada sahabatnya sambil berlari menuju kelas Alaric.

"Eh, lo mau kemana?!" tanya Fahri sedikit berteriak saat melihat Agatha yang sudah menjauh. Tapi tidak ada jawaban, gadis itu berlari menuju kelas dua belas, lebih tepatnya kelas Alaric.

Tapi saat sampai di kelas pria itu, Agatha tidak menemukan Alaric di dalam kelas. Apa mungkin cowok itu sudah bertemu dengan wanita tadi. Bagaiman ini? kalau sampai cowok itu, Agatha tidak bisa membayangkannya. Ia terus berlari mencari keberadaan Alaric, ia harus segera menemui pria itu.

Di taman belakang, Alaric dapat melihat seorang wanita yang sedang memunggungi dirinya. Dia tidak mengenal siapa wanita itu, ada urusan apa dia memanggil dirinya.

"Ekhem!"

Mendengar dehaman dari sosok yang ia tunggu, wanita tadi membalikkan badannya. Ia dapat melihat dengan jelas perubahan raut wajah pemuda di depannya.

"Hai sayang, lama nggak ketemu," sapa wanita itu sambil berjalan mendekat kearah Alaric.

"Jangan berani-beraninya mendekat!" teriak Alaric keras sambil menatap tajam wanita di depannya itu.

"Kenapa? aku bunda mu bukan?" tanya wanita tadi sambil membuka kacamata miliknya.

"Hahaha, bunda? nggak salah dengar?" tanya Alaric sambil menatap sang ibu santai, ia bahkan memangku tangannya menatap jijik sang ibu.

"Iya, aku ibumu, aku yang sudah melahirkan dirimu," ucap Dina menatap sang anak.

"Iya, memang benar Anda yang melahirkan saya. Tapi bagi saya Anda sudah tiada, tidak ada lagi di dunia ini," ujar Alaric cuek.

"Jadi, langsung ke intinya saja. Apa yang Anda inginkan?" lanjut Alaric yang soalah sudah mengerti dengan apa yang ada di benak wanita itu.

"Hahaha ternyata kamu beneran paham apa yang saya inginkan," tawa Dina sambil memangku tangannya di depan dada.

"Saya mau kamu bayarkan hutang saya, anggap saya ini sebagai ucapan terimakasih karena saya sudah melahirkan kamu," lanjut Dina, ya tujuannya hanya ingin putranya ini membayarnya hutang miliknya.

"Anda sudah miskin? yah sayang sekali, kenapa tidak jadi kelandangan saja? dan Anda pikir saya peduli? yang punya hutang anda, bukan saya. Lagi pula Anda itu seorang jalang, tidak akan susah mencari uang bukan? hanya tinggal ngangkang dan dapat uang, lagi pula di mana laki-laki yang Anda banggakan dari dulu?" ucapan Alaric benar-benar menusuk hati Dina, hanyanya benar-benar sakit mendengar perkataan putrnya ini.

"Kamu tidak diajara sopan santun!" bentak wanita itu marah.

"Hahaha, ayah saya adalah orang yang baik, dia mengajari saya sopan santun dan bagaimana cara bertindak kepada sesama manusia. Anda itu bukan manusia, jadi saja bertindak seperti manusia dengan hewan."

"Alaric!!! aku ini ibumu! orang yang sudah melahirkan kamu!! se-..."

"Iya, memang Anda yang melahirkan saya, tapi apa Anda pernah mengajari saya sopan santun! Anda adalah wanita pertama yang saya benci! dan soal hutang, saya tidak peduli!" teriak Alaric marah, dia tidak suka jika namanya disebut oleh perempuan hina ini.

"Anda tau! hidup saya dan ayah saya begitu hancur saat Anda pergi! Anda membawa semuanya!"

"Bang, dia nyokap lo," lirih Agatha sambil mengusap punggung Alaric dengan lembut.

"Wah, dia siapa? pacarmu atau jalang?" tanya Dina menatap remeh kearah Agatha.

"Jaga mulut lo anjing, yang jalang di sini itu lo! yang rela nikah sama bokap gue juga untuk harta! dan sekarang lo mau gue bayarin hutang lo! lo itu siapa? semenjak lo pergi dari rumah di hari itu, gue udah anggap nyokap gue mati!!" teriak Alaric marah karena tidak suka jika wanita yang notabenenya aja ibunya menyebut gadisnya sebagai jalang.

Sedangkan Dina sudah terpaku diam mendengarkan perkataan putranya. Ia hanya bisa menatap pemuda itu dengan tatapan tak terbaca. Entah itu tatapan marah, sedih, ataupun kecewe hanya dia dan Tuhan lah yang tau.

"Dan lagi, gue bahkan menyesal karena udah lahir dari rahim wanita murahan kayak lo. Jika gue bisa memilih gue bakalan milih wanita yang bisa ngasih gue kasih sayang seorang ibu. Nggak masalah jika gue terlahir di keluarga sederhana, setidaknya gue dapat kasih sayang. Lo pikir gue bisa lupa? bisa gitu gue ngelupain apa yang udah lo perbuat? nggak akan bisa, lo adalah seorang ibu terburuk dan bahkan nggak pantas di panggil sebagai seorang ibu," lanjut Alaric yang benar-benar sudah terbawa emosi.

"Bang, udah," lirih Agatha lagi.

"Saya permisi," hanya itu yang bisa diucapkan oleh Dina, setelah itu dia berjalan tergesa-gesa meninggalkan taman belakang sekolah.

Apakah dirinya seburuk itu? sehingga putranya sendiri tidak menganggapnya lagi? oke dia mengakui kalau dia salah, tapi apakah tidak ada rasa kasihan oleh pemuda itu kepada dirinya? bagaimana jika ia masuk penjara karena tidak bisa membayar hutang? pikir wanita itu kalut.

Sedangkan Alaric, cowok itu sedang terduduk di tanah. Ia tau kalau hari ini dia begitu kasar kepada sang ibu, tapi wanita itu seolah tidak ada habisnya. Dari kemarin Alaric sudah berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya. Berusaha untuk melupakan kesalahan sang ibu.

"Nggak papa, gue ada buat lo," ujar Agatha yang ikutan duduk di tanah, gadis itu memeluk Alaric begitu hangat dan mengusap punggung cowok itu pelan.

"Kenapa harus gue?" lirih Alaric dalam pelukan gadisnya.

"Sssttt, nggak papa jangan sedih, gue ada kok buat lo," kata perempuan itu lagi sambil berusaha menenangkan Alaric.

"Gue iri sama orang, kenapa mereka bisa dapatin ibu yang baik? dan kenapa gue nggak? gue juga pengen kasih sayang seorang ibu."

"Setidaknya lo punya ayah yang hebat, dia bisa menjadi sosok seorang ayah sekaligus seorang ibu buat lo."

"Iya gue tau, tapi gue pengen ngerasain gimana kasih sayang seorang ibu. Selama lima tahun ini gue ngerasa hidup gue itu kurang."

"Sssttt, lo bisa kok anggap mama gue sebagain bunda lo sendiri. Tapi janji jangan sedih lagi, lagian mama gue juga sayang banget sama lo," kata Agatha melepaskan pelukannya, gadis itu dapat melihat setetes ia mata yang akan jatuh di kelopak mata Alaric.

"Jangan nangis, air mata lo berharga," lanjut cewek cantik itu sambil tersenyum.

"Cuma air mata?" tanya Alaric.

"Nggak, tapi lo berharga, mungkin lo emang nggak dapat kasih sayang dari bunda lo. Tapi siapa yang tau jika nanti mertua lo adalah wanita yang baik."

"Hmm, mertua gue emang baik."

"Siapa?"

"Nyokap lo," jawab cowok itu sambil berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu Agatha berdiri.

"Dih, lo mau pacaran sama siapa?"

"Sama lo, ya kali sama Tiara."

"Dan lo ingatkan apa yang pernah gue bilang di kamar Abang lo?" tanya Alaric yang berhasil membuat pipi Agatha bersemu.

"Apaan sih bang," ketus Agatha malu sambil berlalu meninggalkan Alaric.

"Tapi gue serius loh Tha, gue cinta sama lo," ucap cowok itu yang membuat langkah kaki gadis itu terhenti.

"Lo mau jadi pacar gue?" tanya Alaric lagi.

"Hmm, gue nggak tau bang. Gue belum bisa mastiin perasaan gue sama lo, ntar kalo udah ketemu jawabannya gue kasih tau," jawab Agatha cepat sambil berlari meninggalkan Alaric yang sudah tersenyum-senyum sendiri melihat tingkah gadisnya itu.

"Jangan lama-lama!" teriak Alaric sambil terkekeh pelan.

Lihatlah betapa menggemaskannya gadis cantik itu. Dia terlihat sedang berlari dengan pelan sambil memegang pipinya. Alaric yakin kalau saat ini pipi gadisnya itu sedang bersemu merah.

"Makasih, makasih karena udah hadir dalam hidup gue. Gue bakalan coba untuk berdamai dengan masa lalu gue," batin Alaric menatap Agatha sedang.

TBC

Jangan lupa vote dan komentarnya

See you next chapter.

Tiara Yulita

7 Februari 2021

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN Od aLa

Tínedžerská beletria

1.9M 102K 56
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
Monster Tyrant Od Nursida122004

Tínedžerská beletria

444K 51K 33
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ARGALA Od 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Tínedžerská beletria

5.1M 215K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
2.9M 251K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...