Blue

By Ddiasya

131K 15K 2.9K

Saat Hatake Kakashi menolak perintah pernikahan dari Godaime, Sakura harus mencari cara agar pria itu mau mem... More

Prolog
Awal
Misi tingkat A
Hari Pertama
Permainan
Insiden
Kecewa
Jejak
Perjalanan ke Takigakure
Awal Rasa
One Step Closer
Blood
Masalah
Rencana Jahat
Pengumuman
Masa Lalu
Just for fun
Di Ambang Batas
Segel Terakhir
Selongsong Kosong
Daisuki
Rencana yang Menyesatkan
Tanzaku di Ranting Bambu
Malam yang Istimewa
Secuil Ingatan yang Hilang
Pulang
Babak Baru
Q n A
Tidak Ada Judul
I Love You So
Bayang Ketakutan dan Penyesalan
Abu-abu
Menggantung Rasa
Gembok Rasa
Ternyata ia bukan rumah, hanya sekadar tempat singgah
Dinding Rahasia
Batas yang Jelas
Bunga yang Gugur
Dua Wajah Pias
Darah Dalam Tubuh
KLTK (Kenangan Lama Teringat Kembali)
Semangkuk Rasa
Feeling Blue
Darah
Mesin Waktu
I Wanna Love You but I Don't Know How
Hujan Tidak Benar-benar Datang
Setiap Bahu Memiliki Beban
Kemalangan Tanpa Ujung
Sadness and Sorrow
Pulang
Ruang Kesakitan

Kebangkitan Siluman Naga Berkepala Delapan

1.8K 273 38
By Ddiasya

Tidak ada jalur trekking menuju ke danau yang terhampar luas mencapai beberapa kilometer persegi. Pagar pembatas yang dibuat kuil telah hancur saat patung naga terlontar ke luar sebelumnya. Untuk mencapai tepian danau memang butuh perjuangan sebab daratan landai dan terjal menghiasi pinggiran danau. Tebing yang membingkai seluruh pinggiran danau tampak semakin eksotis dengan pancaran sinar bulan yang seolah terhubung dengan kekkai pelindung yang melingkari danau itu. Pada saat putaran angin yang bersatu dengan cahaya bulan tepat di tengah purnama, tiga bayangan melompat ke dalam pusaran tersebut.

Kakashi menunggu perintah di belakang Tetsuo yang berusaha menopang tubuh. Luka di lengan lelaki itu masih terlihat mengucurkan darah meski tidak terlalu banyak. Efektivitas chakra medis Sakura mampu menghalau racun itu menyebar ke seluruh tubuh. Namun, ia tahu kalau Tetsuo tidak akan bertahan lebih lama. Sebagai seorang shinobi, ia hanya diperintahkan untuk melakukan misi yang bisa memberikan keuntungan bagi desa. Entah kenapa ia harus melakukan ini; menolong orang lain.

Rasanya kebangkitan Yamata akan mengingatkan tragedi kebangkitan Kyuubi yang nyaris menghancurkan Konoha beberapa tahun lalu. Kakashi tidak bisa membiarkan kuil dan seluruh desa di Takigakure utara hancur berantakan karena ulah Yamata. Apalagi ada orang yang mendukung kebangkitan siluman itu, dia tidak bisa membiarkan Yu mengambil alih semuanya. Tidak menutup kemungkinan ia dan Sakura juga akan berada pada masalah yang lebih sulit. Jika Yamata tidak terkontrol, maka ia dan Sakura bisa mati konyol.

"Apakah Taka akan baik-baik saja?" Suara Sora bergetar melihat tubuh Taka yang melayang di dalam pelindung berjarak satu kilometer dari tempat mereka berdiri.

"Ambil tubuh Taka saat pelindung itu pecah, Sora. Lakukan tepat waktu sebab pelindung akan hancur saat kepala naga paling besar muncul!"

"Naga sialan itu akan mencaplok anakku?" Sora menatap sangat cemas, seolah ia hendak maju mengambil tubuh sang anak.

Dari jarak yang cukup jauh pun, Yu bisa mendengar percakapan mereka. Lelaki jangkung itu berbalik menatap angkuh pada ketiga orang yang berani mengintervensi urusannya. Tetsuo masih sama seperti puluhan tahun lalu, selalu berusaha menegakkan kebenaran. Kebenaran yang sebenarnya adalah membangkitkan Yamata dan menguasai dunia, dia tidak akan pernah mengubah keyakinan itu.

"Kau selalu kalah sejak dulu, Tetsuo. Mengutamakan kepentingan orang banyak, eh?"

Tetsuo tidak menjawab. Yukata putih yang dipakai sesepuh kuil itu tampak berkibar. Wajahnya agak pias karena cahaya di dalam pelindung terlalu terang.

"Mengalah tidak selamanya kalah, Yu. Aku terlalu lama berdebat dengan diriku sendiri selama ini. Kebodohanku yang melindungimu atas semua hal kotor yang kau lakukan selama ini."

Terdengar suara tawa Yu yang membahana. Menggema di dalam pelindung danau yang tidak bisa ditembus oleh siapa saja dari luar.

"Aku akan mengakhiri riwayat kalian di sini. Sebentar lagi."

"O-otousama," ujar Sora tergugu, bahunya terguncang hebat. Rasanya sulit mempercayai orang yang paling melindungi selama ini, ternyata menghancurkannya.

Tetsuo menatap Kakashi, lalu berucap lirih, "Saat dia menancapkan pedang Kusanagi di bawah tubuh Taka, Yamata yang telah terbuka segelnya akan terangkat ke atas dan bangkit kembali. Ekor yang terpotong akan kembali menyatu. Tugasmu adalah memotong ekor itu kembali, Kakashi-san. Dapatkan kembali pedang Kusanagi. Pedang itu bisa membunuh Yamata dan menyegel jasadnya."

Kakashi membuat gerakan singkat, dua ninken langsung muncul dan berdiri di belakang tubuh ninja elit itu. Pakkun berdiri di dekat kaki Kakashi, lalu bertanya, "Bagaimana dengan Sakura-chan?"

"Kau harus ke Konoha dan minta bantuan secepatnya pada Godaime, Pakkun! Sedangkan Bull harus membantu mengumpulkan korban yang mungkin timbul akibat kerusakan nanti. Angkat tubuh mereka ke tempat yang lebih aman bersama Sakura."

"Hai," ucap Pakkun, sedangkan Bull yang tidak punya kecakapan bicara langsung mengangguk. Mereka hilang dalam sekejap bersamaan dengan aura aneh yang terasa di atas air danau yang mulai bergejolak.

Air danau yang berwarna jernih seolah berubah cepat menjadi hitam, Yu mengacungkan Kusanagi dan menancapkan pedang itu tepat di bawah tubuh Taka. Sora sudah bersiap meloncat lebih dekat seperti instruksi Tetsuo, sedangkan sang pemimpin kuil berjalan mendekat pada Yu yang tampak marah. Wajah lelaki itu tampak berkilat dan berbahaya.

Dalam hitungan menit, suara air yang bergerak terdengar mengerikan begitu pedang Kusanagi lenyap turun ke bawah. Benar seperti yang diucapkan oleh Tetsuo, seekor siluman dengan delapan kepala terlihat mengerikan muncul dari bawah permukaan air. Delapan kepala itu terlihat bergerak ingin bebas, mata mereka merah menyala dan perutnya berwarna merah seperti darah. Salah satu kepala yang paling besar mulai bergerak lurus ke atas seolah lama menahan lapar. Matanya yang merah semakin berkilat menandakan amarah tersegel sekian lama di bawah sana. Mulut kepala naga paling besar mulai terbuka lebar-lebar.

Pelindung yang menopang tubuh Taka hancur dalam hitungan beberapa detik saja. Tubuh yang sudah lemas tidak bergerak tertekan gerakan gravitasi turun ke arah mulut Yamata yang terbuka. Sora sudah memberikan energi chakra yang besar di kedua kaki. Ia meloncat cepat dari pijakan air bergerak hendak mengambil Taka lebih dulu. Naas, Yamata mengibaskan salah satu dari tujuh kepala yang lain untuk menyerang wanita itu. Ditengah usaha melawan salah satu kepala, wanita cantik itu bisa melihat tubuh sang anak yang meluncur ke mulut Yamata. Seperti kilat, terlalu cepat. Seandainya ia punya tangan panjang untuk meraihnya ....

"TIDAK!!!"

Katana yang dimiliki Sora menancap di kepala Yamata yang bertarung dengannya. Wanita itu jatuh ke air dengan bunyi debur yang keras, lalu ia diselamatkan oleh Akinu—salah satu anjing kuchiyose milik Kakashi. Saat ia mendongak, ada banyak bayangan Kakashi yang telah tersebar dan berkutat dengan setiap kepala sang naga raksasa.

"Ta-Taka-kun," ucap Sora lirih tak bisa menahan tangis yang berderai.

Kepala naga yang paling besar bergerak membuat air danau kembali bergejolak kuat, menghancurkan seluruh pelindung yang membingkai Danau Mashu. Sora yang masih tidak bisa menahan kepedihan hati terbelalak saat melihat moncong kepala naga paling besar itu berusaha mengenyahkan benda tajam yang memisahkan mulut bagian atas dan bawah.

Bukan pedang, tetapi senjata ninja mirip katana yang lebih pendek. Tanto Kakashi yang berwarna putih berkilat membuat rongga mulut itu semakin terbuka. Gerakan kepala Yamata yang paling besar semakin intens, berusaha mengenyahkan tanto yang menghalangi mulutnya.

Mendadak ada gerakan yang menendang tanto keluar diikuti dua bayangan hitam. Gerakan itu sangat cepat sehingga mata merah Yamata terlihat semakin bercahaya menahan amarah. Tangan kanan Kakashi meraih tanto yang masih melayang di udara, lalu memijakkan kaki di lubang hidung sang kepala naga. Memberikan energi chakra yang kuat pada kaki sehingga ia bisa sampai di depan tubuh Sora yang masih terduduk lemas.

"Segera bawa Taka pada Sakura, dia bisa membuat anak ini kembali bernapas. Cepatlah!"

Sora segera bangkit dan menerima tubuh Taka yang tampak pucat dan lemas, napasnya tinggal satu dua. Saat kaki Sora menjejak danau dengan cepat, ia masih bisa melihat bagaimana siluman naga itu menghabisi bayangan Kakashi satu per satu.

***

Pakkun bergerak cepat menuju ke tempat Sakura yang sedang cemas menatap pada danau. Tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana karena putaran air yang terus bergejolak. Dia hanya bisa merasakan hawa di sekitar kuil menjadi dingin sekali. Ulu hatinya terasa nyeri saking cemasnya pada semua orang yang ada di dalam kekkai pelindung, kecuali Yu—bajingan itu.

"Kondisinya sudah membaik," ujar bayangan Sakura yang bertugas mengalirkan chakra ke tubuh Kenji.

"Sakura-chan," ucap Pakkun cepat.

"Pakkun, apa yang terjadi di dalam sana?"

"Apa pun yang terjadi, kau tidak boleh melewati garis batas. Pesan Kakashi padamu."

"A-apa?"

"Bull akan membantu mengumpulkan korban yang mungkin terluka, aku harus ke Konoha untuk minta bantuan. Selamat tinggal!"

Pakkun sudah menghilang lebih cepat dari kedatangannya, membuat Sakura berdiri gemetar di dekat patung naga. Ditatapnya patung naga yang menjulang dengan batu giok terpasang di moncongnya. Dia mendesah pelan. Kakashi melarangnya ikut bertempur, mengingatkan tugasnya sebagai seorang ninja medis yang harus berada di basis pertahanan.

"Jika kau mati konyol, aku tidak akan pernah memaafkanmu, Kakashi."

Dengan gerakan singkat, Sakura membuat tiga bunshin yang siap membantu para korban yang terluka akibat kebangkitan Yamata. Naga itu mulai mengamuk, menghantamkan salah satu kepala pada tebing yang kokoh. Robohan tebing mengenai beberapa pohon yang paling dekat, membuat suara berdebum yang cukup keras. Semacam gempa berkekuatan cukup sebab membuat tanah di tempatnya berdiri bergetar. Dia jelas tidak bisa berdiam diri dengan menyaksikan saja.

Dari arah danau, bayangan melompat cepat berpijak pada air lalu ke pinggiran danau yang landai. Ia berlari penuh semangat dengan membopong tubuh anak lelaki yang lemas di depan dada. Setelah tiba di tempat Sakura berdiri, Sora menahan napas yang terengah-engah.

"Tolong, selamatkan anakku. Kumohon!"

Wajah sombong yang selalu ia lihat di mansion Ryota itu mengalirkan bulir air mata di kedua pipi. Berbeda dengan Sora yang tampak anggun dan angkuh, kini ia bisa melihat wajah wanita yang terluka. Itu perasaan seorang ibu kepada anaknya. Mendadak ia merindukan senyum dan tawa Mebuki setiap pulang dari misi. Dia berjanji akan mengajak sang ibu makan malam setelah ia pulang dari sini—jika ia selamat.

Sakura menerima tubuh kecil Taka yang tampak lebih kurus dibandingkan beberapa waktu terakhir di mansion Ryota. Kedua mata Taka terpejam rapat dan ada darah yang menetes dari pergelangan tangan. Ia mengumpulkan chakra di kedua tangan, lalu memberikan energi itu ke tubuh Taka yang lemas. Konsentrasinya meningkat dua kali lipat saat menyadari degup jantung Taka mulai melemah. Belum ada tanda-tanda kehidupan yang lebih spesifik. Selama lima menit berlalu, ia berjuang memberikan energi kehidupan pada tubuh anak yang tidak bersalah.

"Taka-kun," seru Sora menatap sang anak yang mulai bergerak lemah.

Aliran darah Taka mulai lancar sebab wajah yang pucat terlihat kembali merona merah. Napas anak itu lebih baik dari pertama ia kembali dari danau.

"Dia akan baik-baik saja. Oh ya, apakah kuil punya persediaan coklat selama ini?"

Sora menatap Sakura yang telah menyelesaikan chakra medis pada tubuh Taka. Dia menyentuh pergelangan tangan sang anak yang kembali menghangat.

"Ada beberapa di penyimpanan makanan beku di dapur kuil. Dapur ada di kompleks paling selatan, bangunan yang paling kecil."

Sakura menatap salah satu bunshin yang mengangguk mengerti dan menghilang cepat ke kompleks kuil. Tak ada lampu yang masih menyala membuat seluruh kompleks terlihat gelap, kecuali sinar rembulan yang memberikan penerangan alami.

"Terima kasih, Sakura-chan. Aku akan membalas kebaikanmu nanti." Sora bergerak maju hendak kembali ke danau, tetapi tangan kiri Sakura menyentuh bahunya singkat.

"Taka-kun akan baik-baik saja. Dia anak yang kuat."

Sora mengangguk setuju. Kakinya hampir melangkah menuju ke danau, lalu berhenti. Ia menyadari Sakura mengikuti langkahnya.

"Apa yang kau laku—"

Sakura meletakkan tinju di depan dada, lalu bersorak keras, "Aku tidak akan diam di sini saja, sedangkan partner misi berjuang menjinakkan siluman itu. Mari kita bunuh dia bersama-sama!"

Bersamaan dengan ucapan Sakura, tebing yang berada di sisi sebelah utara kembali ambrol. Runtuhan tebing meluncur dari ketinggian menuju ke pemukiman yang ada di bawahnya. Suara reruntuhan, teriakan dan tangis banyak orang terdengar di segala penjuru.

"Bull, kau tahu apa yang harus dilakukan," perintah Sakura menatap pada Bull yang menggeram di belakang, lalu mengalihkan perhatian pada kedua bunshin yang masih merawat Kenji dan Taka, "kalian harus merawat semua orang yang terluka dengan baik."

"Hai," sahut kedua bunshin saling mengangguk.

"Kalian butuh tambahan perawat," ucap Sakura kembali membuat gerakan tangan sehingga dua bunshin tambahan muncul di belakang tubuhnya.

"Kau bisa kehabisan chakra kalau membuat bayangan terlalu banyak, Sakura-chan."

Hanya mengedikkan bahu singkat sebagai jawaban peringatan Sora, Sakura bergerak menuju ke danau lebih dulu. Kakinya memijak air dengan cepat, melompat menuju ke arah Yamata yang tengah mengamuk. Dengan kekuatan yang Tsunade wariskan, ia mengumpulkan kekuatan chakra di tangan kanan. Cahaya hijau besar terlihat berpendar dari tangannya yang terkepal erat. Dengan sekali sentakan saja, ia bisa memukul kepala naga yang paling besar. Moncong sang naga hancur dengan darah muncrat mengenai bagian tubuh yang lain, termasuk beberapa bayangan Kakashi yang berkutat dengan masing-masing kepala.

Darah itu juga mengenai bagian depan baju Sora, membuat sang empu terbelalak kaget. Dia tidak pernah menduga bahwa kunoichi Konoha itu memiliki kekuatan dahsyat yang tersembunyi. Rasanya bodoh kalau ia menganggap Sakura lemah selama ini.

Sora masih berdiri di pinggiran danau. Menatap bunshin Sakura yang merawat Taka dengan baik. Dikepalkan tangannya erat-erat, lalu beralih pada pemandangan di atas permukaan air Danau Mashu.

"Pasangan yang hebat," ujar Sora pada diri sendiri.

Dia tahu Kakashi memerintahkan salah satu ninken memastikan Sakura tetap berdiam di tempatnya. Sebagai ninja medis, Sakura harus merawat orang-orang yang terluka alih-alih terjun ke medan pertempuran. Namun, gadis itu menunjukkan tekad kuat bahwa ia bisa menjadi keduanya sekaligus. Sepertinya Sakura berniat membantu dan memastikan Kakashi baik-baik saja. Akhirnya dia melihat apa yang Kakashi ucapkan saat malam pesta di mansion Ryota waktu itu.

Sora mengalirkan chakra di kedua kaki, bersiap maju ke medan tempur yang sesungguhnya. Dia memberikan keyakinan pada diri sendiri bahwa mereka semua harus selamat. Setidaknya ia punya kesempatan menebus semua dosa dari perbuatannya selama ini. Menjalani hukuman sebagai konsekuensi atas perbuatan yang nyaris membunuh semua orang di sekitar kuil.

Sratttt! Tubuh Sora sudah lenyap bergabung dengan semua ninja elit yang berusaha menaklukkan siluman naga berkepala delapan itu. Jika ia harus mati, maka biarlah ia mati membela kebenaran untuk terakhir kali.

***

Menepati janji, saya tulis chapter ini sejak pagi tanpa pengendapan. Kalau ada tipografi, bisa diingatkan yaaa. Cerita ini mengadaptasi legenda Yamata no Orochi yang bersumber dari Wikipedia. Melihat hasil gambarnya di internet sih macam-macam, ada yang ekornya delapan, ada pula yang setiap ekor memiliki kepala depan. Jadi, mohon maaf apabila tidak sesuai dengan legenda yang asli. Semua hanya berdasarkan otak-atik gatuk versi penulis.

Danau Mashu adalah danau di Jepang yang dikeramatkan Suku Ainu. Salah satu air yang paling jernih di dunia, terdalam dan tidak terjamah di Jepang. Semoga kalian tidak keberatan dengan cerita yang semakin ngawurrr. Rwrrrrr, doain update rutin meski seminggu atau dua minggu sekali, ya! Boleh dikritik atau diluruskan bila terjadi salah logika. Saya males ngecek sama bab-bab sebelumnya. Nulis 2 ribu kata bikin mabok, pengen lanjut tapi saya harus kerja dulu. :p

Apakah cerita ini masih panjang? Masih panjang bisa 10-20 chapter lagi atau lebih. Kita belum masuk ke konflik rencana Kakashi buat vasektomi. Buat yang setia, makasih. Buat yang gak suka cerita on going, minggat saja. *ketcup satu-satu*

Hei kalian, ayo dong subscribe cerita Suki Desu, Sakura di Novelme. Fyi, cerita itu juga lama vakum dan akan saya lanjutkan sampai menulis kata tamat diakhir cerita.

Happy weekend. Semoga Minggu kalian menyenangkan, :D

***

Continue Reading

You'll Also Like

80.7K 14.2K 22
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...
781K 79.7K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
64.9K 12.5K 22
Lisa adalah segalanya untuk Jennie, Jennie adalah segalanya untuk Lisa. Kehidupan pernikahan mereka tidak berjalan seperti yang mereka ekspektasikan...
267K 21.1K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...