STM Love Story' (Selesai)

By TiaraYulita2

218K 23.5K 962

BUDAYAKAN MEMFOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA. CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. JADI SAYA MINTA JAN... More

Prolog
Izin orang tua
Pertemuan Pertama
STM Pelita Angkasa
Hukuman
Alaric Reynand Abraham
Cowok Sialan
Tragedi
Preman Komplek
Razia
Rencana Liburan
Pertemuan Tak Terduga
Liburan di Hari Pertama
Hampir Ketauan
Ketos Mesum
Liburan Hari Terakhir
Kembali ke sekolah lagi
Rahasia Keluarga Abraham
Kecemasan Agus
cast
Dia siapa?
Cemburu?
Kenyataan?
Balas Dendam (1)
Agatha Kemana?
Balas Dendam (2)
Kebenaran
Tawuran
Goodbye Angga ಥ╭╮ಥ
Bangkitnya Agatha
Dijemput
Kebenaran & Penyesalan
Kesedihan Cecep
Wanita itu?
Perasaan Agatha
Sedikit tentang Amora
Nikah Muda?
Kebahagiaan Alaric
Happy Ending♡♡
Epilog

Cowok aneh itu lagi?

4.1K 500 17
By TiaraYulita2

Jangan lupa vote
Dan
Komentarnya guys

Maaf typo bertebaran..

Happy reading all..

(●’3)♡(ε'●)

Di sebuah cafe terdapat dua orang cowok yang sedang nongkrong, keduanya terlihat begitu asik dengan obrolan mereka. Suasana yang tidak terlalu ramai di cafe ini pun membuat keduanya sedikit tenang.

"Gue nemu cewek cantik," ucap salah seorang dari pria itu sambil tersenyum penuh arti.

"Ya ya ya, ketemuan, pdkt, pacaran, ambil keperawanannya, siap itu di buang," jawab pria lainnya cuek karena ia sudah paham dan mengerti betul dengan kebiasaan temannya ini.

"Ck! kali ini nggak bakalan gue buang, dia benar-benar cantik anjir," kata pria itu tidak suka dengan perkataan sahabatnya barusan.

"Brandan Brandan, gue udah kenal lo dari lama. Siklus pacaran lo dari dulu selalu gitu, mau secantik apa pun itu cewek pasti lo buang setelah dapat perawan nya," kata cowok beralis tebal itu cuek, karena semua yang ia bilang dari tadi itu fakta.

"Kali ini nggak bakalan Yan," jelek cowok itu yang tak lain adalah Brandan.

"Kita liat aja," jawab teman Brandan yang bernama Adrian Prasaja.

Mendengar jawaban sahabatnya itu berhasil membuat Brandan kesal, sebajing-bajingan dirinya ia tidak akan membuang gadis secantik itu. Lagi pula selain ingin memilikinya, Brandan juga punya tujuan lain di balik semua itu.

"Eh itu cewek cantik tuh," ujar Adrian tiba-tiba saat melihat seorang gadis cantik yang baru saja memasuki cafe.

"Gue nggak peduli, gue udah cinta sama seseorang," jawab Brandan sambil membayangkan wajah cantik gadis yang beberapa waktu lalu bertemu dengan dirinya di minimarket.

"Ck! liat dulu tuh," kesal pria itu sambil memutar kepala sahabatnya melihat ke arah sudut cafe.

"Can-,, Agatha?"

"Lo kenal?" tanya Adrian bingung.

"Iya, itu cewek yang tadi gue bilang," jawab Brandan sambil menatap gadis cantik itu pojok cafe tersebut.

"Pantes lo kepincut," gumam Adrian pelan.

"Hooh."

Sedangkan di sudut cafe lebih tepatnya di meja Agatha, gadis cantik itu sedang mendengus kesal. Kalau bukan karena ketos angkuh itu dia sangat malas untuk keluar rumah malam ini.

"Ck! lama," gerutu Agatha saat melihat seorang cowok yang ia kenal betul duduk di depannya.

"Maaf," jawab Alaric cuek.

"Mau ngapain lo suruh gue ke sini?" tanya Agatha sebal.

"Lo udah save kontak gue?" tanya Alaric menatap dengan serius adik kelasnya itu.

"What? anjing bang-,,, auw."

"Nggak baik anak gadis terlalu kasar," potong Alaric sambil memukul mulut gadis di depannya ini pelan.

"Nggak usah mukul juga, kalau bibir gue dower gimana? kan nggak seksi lagi bibir gue, udah kayak di sengat tawon," cerocos perempuan cantik itu sambil mengusap bibirnya yang baru saja mendapatkan pukulan dari ketos sedeng di depannya ini.

"Lebay."

"Ck! jadi lo minta gue malam-malam ke sini cuma buat nanya itu doang?" tanya Agatha sambil menatap pria yang terlihat sangat asik dengan ponselnya.

"Iya," jawab Alaric cuek.

"Huffff, udah gue save," jawab gadis manis itu sambil menghembuskan nafas panjang.

"Coba liat," ujar pria tampan itu sambil mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja begitu saja.

"Eh eh ponsel gue."

"Diam," perintah laki-laki itu sambil menyuruh Agatha untuk kembali duduk dengan gerakan matanya. Sedangkan gadis itu ingin sekali memakan hidup-hidup pria arogan di depannya ini, dengan kesal ia langsung mendudukkan tubuhnya kembali.

Melihat perempuan di depannya sudah duduk, Alaric bersorak gembira di dalam hatinya. Setelah itu ia mulai mencari nama kontaknya di ponsel perempuan itu.

"Lo boong?" tanya Alaric menatap Agatha tidak suka.

"Nggak boong bang," jawab Agatha ketus sambil mengambil paksa ponselnya yang sedang di mainkan oleh Alaric.

"Nih lo liat," kata perempuan itu lagi sambil melihatkan layar ponselnya kepada pria yang sedang duduk di depannya ini.

"What? malaikat maut?" tanya Alaric melotot saat nomornya yang di save dengan nama malaikat maut. Dengan marah pria itu langsung merebut ponsel Agatha, dia harus mengganti namanya.

"Diam lo," sentak Alaric sambil menggati namanya di ponsel perempuan cantik itu.

"Nah gini baru bagus," kata pria itu lagi sambil memberikan ponsel itu kepada pemiliknya, dengan kesal Agatha merebut ponsel miliknya.

"What! Alaric ganteng milik Agatha? terus ini hati merah apa tujuannya?" cerocos Agatha kesal yang akan menggantik nama kontak pria angkuh itu.

"Nggak usah di ganti," ujar pria tampan itu sambil terkekeh geli.

Sedangkan di meja Brandan, pria itu sudah mengepalkan tangannya kuat. Cowok itu melihat semuanya, mulai dari musuhnya itu menghampiri pujaan hatinya hingga perdebatan keduanya. Adrian? pria itu sudah memasang wajah kagetnya, apa sahabatnya ini mencintai pacar musuh mereka.

"Mereka pacaran?" tanya Adrian menatap Brandan yang sedang menggeram marah.

"Bukan," jawab Brandan kesal.

"Lah terus?"

"Cewek itu pacarnya si Alvaro, dan mereka dekat karena itu cewek sekolah di STM Pelita Angkasa," jawab Brandan yang masih di liputi rasa emosi.

"Lo ser-..."

"Tunggu di sini," potong cowok itu cepat sambil berdiri dari kursinya, setelah itu dia berjalan menuju meja di mana pujaan hatinya berada.

"Hai cantik," sapa Brandan sambil mendudukkan tubuhnya di samping Agatha.

Agatha, gadis itu menatap kaget sekaligus heran dengan kemunculan cowok aneh ini. Cowok yang bertingkah sok dekat dan juga sok akrab dengan dirinya. Sedangkan Alaric, pria itu sudah menatap tajam pria itu, orang yang dari dulu menjadi musuh bebuyutannya.

"Lo siapa?" tanya Agatha berpura-pura lupa.

"Oh ayo lah, lo lupa gue lagi?" tanya Brandan menatap tidak suka gadis di sampingnya ini dan mengabaikan Alaric yang menatapnya begitu tajam dari tadi.

"Setan nggak perlu di ingat," bukan Agatha yang bicara seperti itu, tapi Alaric. Cowok itu merasa matanya sedang melihat seonggok kotoran gang sedang duduk di meja yang sama dengan dirinya.

"Gue nggak ngomong sama lo," ketus Brandan menatap Alaric tak kalah tajam.

"Tha, pergi yuk," ajak Alaric sambil menggenggam tangan gadis cantik itu lembut.

Melihat hal itu membuat Brandan marah, dengan cepat cowok itu langsung mencengkram tangan Agatha yang lainnya. Dan hal itu membuat Alaric berhenti menarik Agatha, gadis itu terlihat kesakitan karena tarikan dari Brandan.

"Lepas," desisi alaric tajam.

"Nggak akan," jawab Brandan tak kalah tajamnya.

Bugh!

Satu tendangan berhasil mendarat dengan sempurnanya di pertu Brandan, dan hal itu membuat beberapa pengunjung cafe menjerit kaget. Sedangkan si pelaku hanya menatap pria kurang ajar itu dengan datar.

"Gue pernah bikin cowok yang katanya hebat bela diri pakai seragam cewek, apalagi lo," kata si pelaku yang tak lain adalah Agatha, ya gadis itulah yang menendang perut Brandan bukan Alaric. Alaric pun juga ikut kaget dengan gerakan cepat dari gadis di depannya ini.

"Yuk bang," ujar perempuan itu lagi sambil menarik tangan Alaric menjauh dari cowok aneh tadi.

"Agatha, lo bakalan nyesal karena tindakan lo!" teriak Brandan marah, sedangkan yang di panggil hanya melangkah dengan cuek meninggalkan cafe.

"Hahaha parah, lo di tendang pujaan hati lo," ledek seseorang dari arah belakang Brandan yang masih memegangi perutnya.

"Diam lo," kesal cowok itu berjalan meninggalkan cafe, sudah cukup dia dipermalukan di cafe ini.

"Woi, malah ngambek," kata Adrian sambil menyusul sahabatnya yang sedang diliputi oleh perasaan yang emosi.

Sedangkan di sisi lain, terdapat sepasang remaja yang sedang duduk di sebuah taman yang tidak terlalu jauh dari cafe tadi. Keduanya hanya diam saja, tidak ada yang membuka suara.

"Lo kenala cowok aneh tadi bang?" tanya seorang gadis kepada cowok yang sedang duduk di sebelahnya ini.

"Hmm, dia musuh gue," jawab pria itu cuek.

"Musuh?" beo gadis itu yang tak lain adalah Agatha.

"Nggak usah di bahas," jawab Alaric sambil menatap kearah langit yang dihiasi oleh banyak bintang.

"Hmmm oke," jawab Agatha sedikit kesal, padahal dia ingin tau lebih banyak. Siapa tau ini semua berhubungan dengan penyebab kematian dari Alvaro, orang yang ia sayangi.

Setelah itu keheningan kembali menyelimuti keduanya. Baik Alaric maupun Agatha seolah tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Entah apa yang mereka pikirkan sehingga keduanya tidak ada niatan untuk membuka suara.

"Lo suka bintang?" tanya Agatha kepada cowok yang terlihat begitu asik menatap bintang diatas sana.

"Dulu, sekarang sih biasa aja," jawab Alaric cuek sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Oooo, kirain sekarang masih suka," ucap perempuan cantik itu sambil mengangguk-angguk kepalanya pelan.

"Lo lapar nggak?" tanya Alaric tiba-tiba kepada gadis cantik di sampingnya ini.

"Dikit sih," jawab Agatha yang juga merasakan perutnya sedikit lapar.

"Ikut gue," ajak cowok itu sambil menarik tangan Agatha menuju mobil miliknya.

"Kemana?"

"Makan," jawab pria tampan itu sambil membuka pintu pengemudi.

"Tapi dimana?" tanya Agatha yang sudah duduk manis didalam mobil Alaric.

"Ikut aja."

Agatha hanya mengangguk pelan, setelah itu ia tidak bertanya lagi. Dia hanya duduk dengan tenang di samping cowok arogan itu. Untungnya tadi ia tidak membawa mobil, karena dirinya yang mengatakan hanya ke rumah Angga kepada sang ayah. Jika dia mengatakan akan keluar, sudah bisa di pastikan kalau sang ayah tidak akan mengizinkan.

"Lo udah izin?" tanya Alaric tiba-tiba dan juga memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Bentar deh," jawab perempuan cantik itu sambil mengambil ponselnya. Setelah itu dia menghubungi seseorang untuk menanyakan sesuatu.

"Hallo."

"Ape?"

"Papa nggak cariin gue kan?" tanya Agatha kepada orang yang berada di seberang sana.

"Nggak, tapi ingat lo harus pulang jam 9 malam, kalau lewat gue nggak punya alasan sama om Rendi," jawab Angga di seberang sana.

"Iya iya, lagian ini baru jam 7 Angga."

"Nah itu, dua jam lagi, gimana? gimana kencan lo sama bang Alaric?"

"Gue pites lo nanya gitu lagi," kesal perempuan cantik itu kesal.

"Hahaha iya nggak lagi."

"Ya udah gue tutup dulu, eh tapi nanti jemput gue ke depan minimarket."

"Kan bisa di anter sampe rumah Tha."

"Lo lupa?"

"Oh iya, maap maap. Ya udah lanjut aja sana, nanti pujaan hati lo marah."

"Ang-.."

Tuutt tuttt!

Agatha menatap ponselnya dengan tatapan kesal, dia benar-benar dengan sahabatnya yang menyebalkan itu. Sedangkan Alaric hanya menatap heran gadis yang duduk di sampingnya ini, dia terlihat begitu kesal.

"Kenapa?"

"Kesel gue sama si Angga."

"Lo boong sama bokap lo?"

"Iya, kalau nggak gini mana mungkin gue bisa keluar kek gini," jawab Agatha sambil memainkan ponsel miliknya.

"Sering?"

"Nggak lah, baru kali ini."

"Kita mau kemana bang?" tanya perempuan cantik itu saat menyadari mobil Alaric berhenti di depan sebuah gedung apartemen.

"Apartemen gue," jawab Alaric sambil keluar dari dalam mobil dengan santai. Agatha yang melihat hal itu pun juga ikut keluar dari dalam mobil, setelah itu ia berjalan mengikuti Alaric yang sudah berjalan terlebih dahulu memasuki gedung apartemen itu.

"Kita ngapain ke sini bang?" tanya perempuan cantik itu saat keduanya sampai didalam lift.

"Mau makan," jawab cowok itu cuek sambil menekan lantai 15 dimana apartemen miliknya berada.

"Lah, kan bisa di cafe tadi pea," geram cewek cantik itu sambil menendang tulang kering Alaric cukup keras.

"Lo berani banget?" geram cowok tampan itu sambil berjalan mendekati Agatha, melihat hal itupun gadis cantik itu melangkah mundur hingga punggungnya membentur dinding lift.

"Ma-mau apa lo?" tanya perempuan cantik itu gugup.

Diam, hanya itu yang dilakukan oleh Alaric, setelah itu dia langsung mengunci tubuh Agatha dengan kedua tangannya. Hal itu tentu saja membuat perempuan cantik itu meneguk ludahnya susah payah, dia merasa sangat gugup berada di posisi sedekat ini dengan cowok ini.

Cup

Sebuah ciuman mendarat dengan sempurna di bibir perempuan cantik itu. Alaric merasa sangat senang saat melihat wajah gadis didalam kukungannya ini memerah karena malu. Sedangkan Agatha sudah melototkan matanya karena ciuman pertamanya diambil oleh cowok resek di depannya ini.

"Nggak baik jadi cewek kasar," ujar Alaric menatap mata Agatha dalam.

"Paham?" tanya cowok itu, dan dibalas anggukan patuh dari Agatha.

Melihat hal itu ingin sekali cowok tampan itu menahan sudut bibirnya agar tidak membentuk sebuah senyuman. Setelah itu ia menjauh dari tubuh Agatha dan membiarkan cewek cantik itu bernafas. Sedangkan Agatha sudah menarik nafas dalam, apa tadi? kenapa dia tidak marah saat dirinya di cium oleh cowok angkuh ini? kenapa dia merasa kehilangan saat Alaric menjauh dari tubuhnya? kenapa jantungnya berdetak begitu kencang? pikir Agatha bingung.

"Astaga, jantung gue!" teriak perempuan cantik itu dalam hatinya.

TBC

Jangan lupa vote
Dan
Komentarnya ya guys

See you next chapter..

Tiara Yulita

@tiarayulitaputri

13 Januari 2021

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 255K 57
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

300K 15.6K 46
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3.5M 287K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
3.9M 232K 59
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...