Streaming

By idybooks

601K 113K 38.2K

Bermula dari BJ mukbang yang memakai topeng Iron Man ketika siaran, rasa penasaran Jeon Jungkook tergugah. Ia... More

[01]
[02]
[Trailer]
[03]
[04]
[05]
[06]
[07]
[08]
[09]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25]
[26]
[27]
[28]
[29]
[30]
[31]
[32]
[33]
[34]
[35]
[36]
[37]
[38]
[39]
[40]
[42]
[43]
[44]
[45]

[41]

5.1K 1.3K 880
By idybooks

Kejadian beberapa jam lalu membuat Jungkook belum bisa menghilangkan seberkas senyum dan semburat rona di sekitar telinganya. Berkesan tapi juga malu.

Tadi karena tak tahan dengan komentar jahat yang terus masuk, akhirnya ia nekat menerjang masuk ke kamar dan menampakkan wajahnya di layar. Sepenuhnya kehilangan sisa pertahan diri. Mengumpat sembarang, tidak punya inti, dan memaki siapa pun yang berani menghina Yeji. Tidak lagi peduli pada apa pun. Tidak dengan Yeji di sampingnya, maupun seluruh orang yang tengah menyaksikan siaran.

"Kau sialan!" Jungkook memberondong
kemarahannya pada satu komentar berjalan yang mengatakan konten Ylien hanya sampah. "Berisik! Mulutmu pasti bau!"

Siaran menjadi kacau total. Yeji mencoba mencegah, berusaha mengakhiri, tapi Jungkook lebih dulu memeluk Yeji erat dari belakang, mencekal lengannya di depan badan supaya gadis itu tidak bisa melakukan apa pun meski Jungkook sadar kalau ia begitu anarki. Kini bukan indentitas asli Yeji yang dielukan penonton, mereka mulai beralih topik pada keduanya. Berberapa lainnya melemparkan guyonan, sisanya memuji Jungkook yang tampan.

"Sialan? Kau yang sialan persis setan." Kalimat kedua yang dilemparkannya seolah baru meludah. "Aku memang tidak beriman, tapi kau sudah pasti calon-calon yang dikutuk Tuhan."

Belum cukup puas, Jungkook terus membalas beragam komentar masuk. "Hey akun onion8876 pasti hidupmu selalu sial, pasti sekarang kau hanya makan ramen di atas kasur! neonna32 Kau pasti si pemalas yang selalu berbaring di kasur dan terus mengumpat sepanjang waktu, kan? Kau perempuan atau laki-laki? Dasar pemalas! Kerja sana!" Jungkook juga tidak segan mengacungkan jari tengah pada komentar keji lainnya. "Hoo! HyunjinKang, kutebak kau belum punya kekasih kan? Otak mesum. Otak dangkal. Otakmu pasti sebesar biji wijen. Jangan repot-repot cari pacar, Tuhan sudah mengutukmu sepanjang hidup karena berkomentar kasar. Amobaxx, namamu buruk sekali kau tahu. Buat username yang lebih bagus sana. Wajahmu pasti sebanding amoba. Memangnya kenapa kalau tahu identitasnya. Asal kalian tahu, bila dilihat langsung Ylien cantik paripurna. Enyah kalian!"

Siaran diakhir tiga menit setelahnya begitu Yeji berhasil menjangkau tombol power di layar. Ia bergegas mematikan CPU dan menonaktifkan mikrofon, kemudian melepas penutup matanya.

"Tidak, jangan bicara padaku, Yeji." Begitulah yang dikatakan pemuda itu setelah mereka ada dalam keheningan panjang. Sudah tiga menit berlalu sejak Jungkook memutar badan membelakanginya. Duduk bersila sembari menyangga dahinya dengan telapak tangan kanan.

Yeji mencoba menekan ujung jarinya ke pundak lelaki itu. "Hey, Jungkook."

"Jangan bicara dulu, Yeji. Aku malu."

"Iya, aku mengerti. Hal tadi pasti sangat memalukan untukmu."

"Iya, aku malu." Bisa-bisanya ia melakukan itu. Kendati tak sepenuhnya hilang akal, sekarang ia ingin menenggelamkan diri ke samudra Pasifik atau kolam ikan di rumah dan tidak akan keluar sampai kelulusan tiba. "Aku membuatmu malu."

Yeji tersenyum lebar. "Tidak apa-apa. Aku sungguh tidak apa-apa. Terima kasih sudah menolongku keluar dari situasi tadi."

Jungkook belum bergerak sedikitpun dari tempatnya.

"Jungkook, aku sungguh baik-baik saja."

"Kau boleh marah padaku setelah ini."

"Tidak akan," balas Yeji.

"Sungguh?" Punggung Jungkook mulai bergerak sedikit dan kepalanya menoleh beberapa derajat ke belakang.

"Aku bersumpah."

Dengan begitu Jungkook menurut. Menegakkan kepalanya menatap Yeji. Wajahnya masih panas, dan Yeji bisa melihat rona itu menyebar sampai leher. Warnanya merah muda, rona paling terang berada di ujung telinga.

"Maaf." Bisikan yang teramat pelan. Beruntungnya Yeji masih bisa menangkap satu kata mujarab itu.

"Jangan dipikirkan," kata Yeji cuek.

"Tapi siaranmu jadi kacau."

"Tidak masalah. Aku tidak bakal marah."

Jungkook terdiam beberapa saat sebelum akhirnya bertanya, "Kenapa—kenapa kau tidak marah? Aku jelas-jelas menghancurkan siaranmu."

Yeji terkekeh dan mengangkat pundaknya. "Aku tidak tahu. Aku hanya perlu mengucapkan terima kasih karena menolongku keluar dari siatuasi memuakkan. Terima kasih, Jeon Jungkook."

Jungkook mencoba menggigit bagian dalam pipinya. Mencoba agar tidak tersipu atas perkataan Terima kasih, Jeon Jungkook yang mengisi hatinya. Ingatkan Jungkook bahwa ia tidak pernah berkencan, dan itu benar adanya. Bisakah ia mengatakan Lee Siyeon hanyalah wanita yang disukainya karena rasa kagum? Tetapi dengan Yeji (mungkin) mungkin saja ia seperti dikenalkan pada klausa intrik Cinta Pertama. Berdebar sampai perutmu seakan melilit. Satu perasaan lain yang membuatnya melayang adalah, dibutuhkan. Dengan kata lain Yeji baru saja menganggapnya berguna.

"Song Yeji," katanya setelah kebisuan yang lumayan lama. "Aku..." Jungkook memberi jeda untuk merogoh saku jaketnya dengan ragu-ragu sembari menelisik mata cerah di depannya. Apakah kondisi gadis ini sedang terpuruk atau bahagia. Entahlah. Yeji tidak pernah menunjukkan dengan jelas.

"Aku..." Jungkook berdebar. Tiba-tiba ia menarik sebelah tangan Yeji dan mengeluarkan wristband kuning berlogo centang putih yang dibelinya seminggu lalu. Dalam hitungan detik ia memasangkan fabrik itu pada pergelangan tangan Yeji yang penuh dengan goresan luka. "Jangan sakit lagi."

Setelah mengatakan itu Jungkook bergegas bangun tanpa sekali pun melihat ekspresi Yeji. Sebelum meninggalkan kamar, ia memberanikan diti berkata mantap.

"Soalnya aku sayang padamu."

***

Barusan adalah kata-kata paling ajaib yang pernah Jungkook ucapkan seumur hidup. Mengatakan sayang meski hanya pada ayahnya saja hampir tak pernah. Dulu dia melakukan itu untuk ibunya, namun semenjak wanita itu pergi entah ke mana, Jungkook tidak tahu harus mengatakan sayang pada siapa dan bagaimana menunjukkan seluruh empati dalam benaknya. Beranjak dewasa, Jungkook bahkan lupa kapan pernah bersikap asertif pada orang lain. Terutama wanita.

Kini kehadiran Yeji sanggup membuatnya mengeluarkan satu kata afeksi. Jungkook memang harus mengatakan itu pada Yeji. Teritori Yeji nyata adanya, tapi tidak membuatnya terkekang. Temporer yang rasanya seperti permanen.

Sisa malam itu Jungkook menolak tidur. Bahkan matanya semakin segar setiap kali pesan dari Yeji masuk. Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi. Artinya sudah satu jam berlalu dan mereka hanya mengirim playlist satu sama lain.

Jnero: Ayo bertukar playlist, Yeji.

Itu pertama kalinya Jungkook mengetik nama Yeji dalam pesan mereka. Rasanya menyenangkan, seperti ada kebebasan yang tidak lagi mengekang dinding hatinya. Tidak ada lagi batasan antara penggemar dan artisnya.

Di seberang apartemennya, Yeji tentu masih terjaga meski Jungkook pura-pura meminta Yeji tidur, dan walau sebenarnya tidak rela apabila Yeji meninggalkan ruang obrolan lebih cepat. Yeji mengirim lagu pembuka Strawberry Fields Forever milik The Beatles.

Lagu yang Jungkook tahu tentang ketidakamanan John Lennon di masa kecilnya yang sukar. Judul lagunya merujuk pada panti asuhan bernama Strawberry Field di pinggiran Liverpool dekat kawasan Lennon saat tumbuh besar. Sebagian besar kisah dalam lagu itu menunjukkan betapa tragisnya hidup Lennon sehingga Jungkook bisa menyimpulkan, Yeji tengah membagikan kisah masa lalunya melalui sepotong lagu. Kisah kanak-kanak yang tidak begitu menyenangkan yang juga pernah dialami Yeji.

Jungkook berpikir sebentar sebelum membalas Yeji dengan lagu yang dirasanya cocok. I walk this empty street. On the Boulevard of broken dreams. Where the city sleeps and I'm the only one and I walk alone adalah lirik dari Green Day yang ia rasa cocok untuk Yeji. Bukan untuk membuat gadis itu tampak menyedihkan, tapi Jungkook tahu Yeji tidak akan suka dikasihani.

Ylien: Aku suka ini. Lol

Jnero: Jangan pakai 'lol' denganku, Yeji.

Ylien: Why?

Jnero: Ambigu. Bisa berarti laugh out loud dan lots of love. Yang mana buatku?

Ylien: Love of Lord, it was more appropriate for you

Jungkook tertawa lepas. Biasanya Jungkook tidak pernah tertawa karena lelucon seorang gadis, ia bahkan tidak tahu apakah barusan Yeji mengirim pesan candaan atau bukan. Astaga, gadis ini memang sudah mencuri lebih dari setengah semestanya.

Jungkook jatuh cinta. Kasmaran tingkat akut. Mendamba, lalu pikirannya kembali berkelana. Membayangkan bilamana Yeji ada di sampingnya sekarang. Mereka bisa leluasa mendengar lagu bersama, berbagi sebelah earphone sembari membiarkan kepala gadis itu bersandar di lengannya. Maka Jungkook bisa saja berjanji akan olahraga semakin giat supaya tangannya sekekar beton.

Yeji membangunkannya dari halusinasi ketika satu pesan dari gadis itu datang.

Ylien: Kings and Queens, such a comfort song. Coba dengar jika kau merasa tidak berguna di dunia

Berdasarkan web Science Daily yang pernah Jungkook baca, bahwa kebanyakan pria senang membicarakan lagu daripada wanita. Para pria tak segan menganalisis setiap baris untuk menemukan arti dalam liriknya, dan Yeji sedang melakukan itu padanya. Memadu padankan nasib mereka dengan sebuah lagu. Membuat hatinya tentram luar biasa setelah mendengar bait Kings and Queens; desperate and broken, we were the kings and queens of promise, we were the victims of ourselves, hopeless and taken, we are the kings, we are the queens.

Bukankah maknanya merujuk pada mereka? Dua insan muda yang sedang berusaha mengubur luka—Jeon Jungkook dan Song Yeji—dengan segala masa lalu penuh cacat. Namun akhirnya dijanjikan menjadi raja dan ratu kelak meski bukan di dunia. Jungkook benar-benar suka saat ia terkait dengan Song Yeji—Yejinya, paling cantik sedunia. Tiada banding.

Jnero: Radiohead, no surprises.

Metafora dari lagu No Surprises yang menurut Jungkook persis seperti Song Yeji, Jungkook mengingat-ingat beberapa potongan lirik No Surprises tanpa mendengar ulang lagunya; Hati yang penuh seperti tempat pembuangan. Luka yang tak akan sembuh, terdengar sangat cocok untuk kehidupan mereka.

Ylien: You look so tired-unhappy... liriknya sangat kita, kan?

Bibir Jungkook mengulas segaris senyum hanya karena membaca kata kita, kemudian mengirim balasan.

Jnero: With no alarms and no surprises.

Ylien: Thanks, Jungkook. Aku sempat melupakan lagu itu

Sejenak Jungkook memikirkan apa yang harus dia katakan lagi pada Yeji. Kemudian jarinya mengetikkan sesuatu di layar dengan lancar.

Jnero: Jangan sakit lagi.

Ylien: Akan kucoba

Jnero: Tidur, Yeji.

Ylien: Berhenti memintaku tidur, jagoan

Jagoan. Jungkook tersipu lagi. Dadanya berdebar-debar. Mulai malam tadi Yeji sepakat menyematkan panggilan jagoan untuknya. Tidak ada alasan pasti, Yeji hanya merasa Jungkook memang sok jagoan di pertemuan pertama mereka dan ketika pria itu berteriak lancang di siarannya.

Tiba-tiba Jungkook terpikir satu lagu yang mewakili perasaannya.

Jnero: Yeji, coba putar Sweet Child O' Mine. Itu untukmu.

Yline: Ew, clingy tapi seleramu mengesankan

Mereka tidak saling mengirim pesan hingga lima berlalu. Kemudian Jungkook mengetikkan sesuatu yang sejak tadi mengganggu pikirannya.

Jnero: Yeji

Ylien: Apa?

Jnero: Kapan mau bilang 'langitnya cerah'? sebentar lagi musim hujan, sulit menemukan langit cerah

Ylien: Jangan ditunggu, Jungkook

Jnero: Tapi aku bersedia menunggu.

Ylien: Jangan. Nanti lelah

Jnero: Tidak bakal lelah, asal beri aku kepastian.

Ylien: Tidak tahu, Jungkook. Jangan ditunggu

Jnero: Tapi kau tidak akan berkencan dengan pria lain, kan?

Ylien: Tidak akan. Soalnya cuma kau satu-satunya pria yang berani menggangguku sampai sejauh ini

Jawaban tadi membuat Jungkook tersipu di atas bantalnya. Persis seperti penyakit anak muda kebanyakan; Budak Cinta. Sebelum mengakhiri percakapan, Jungkook meminta satu lagu tambahan. Yeji memberikan Stand by Me dari Oasis dan meninggalkan ruang obrolan untuk pamit tidur.

Jungkook mencoba mendengarkannya dan memahami artinya sendirian di keheningan subuh. Ia mendengarnya bukan hanya sekali, namun berkali-kali. Akan tetapi perasaannya justru memburuk.

There is one thing I can never give you. My heart will never be your home*

Begitulah salah satu kalimat dalam liriknya. Membuat Jungkook menyesal telah meminta lagu tambahan. Apakah Yeji hanya mengirim lagu secara acak atau itulah jawaban sebenarnya dari gadis itu atas perasaannya?

Tanpa sadar Jungkook membalas pesan terakhir Yeji dengan mengirimkan Tell Me Why I'm Waiting sambil mendengarkan suara Timmies yang tengah menyanyikan lirik Tell me why I'm waiting for someone that couldn't give a fuck about me berulang kali melalui AirPodsnya. Ia terus menanti jawaban Song Yeji, namun hingga matahari terbit dari kaki timur dan menyusup di sela kanopinya, balasan Yeji tak sekalipun ia dapatkan.

[]

*Satu yang tidak bisa kuberikan padamu. Hatiku tidak akan pernah menjadi rumahmu

Ayo peluk nero ramai-ramai! Kasian banget ya kisahnya. Tapi sampai akhir cerita streaming bakal aku buat ringan kok.

Anw, thank you ya temen-temen! Streaming left two parts 🥺💜

Oh, ya, aku mau share playlist streaming di part ini sampai part ending nanti. Semoga kalian suka. Linknya aku post di igstory @idybooks atau twitter @nerosalt

Continue Reading

You'll Also Like

118K 9.6K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
216K 33.1K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
3.3K 277 14
"[Name], Kangen..." "Tumben?" dua orang berbeda jenis kelamin ini berpacaran dari SMA hingga masuk kuliah. Tampak damai dan tenang, mungkin ini term...
6.5K 520 14
Mingyu x Wonwoo ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Jeon Wonwoo, seorang pilot yang selamat dari kecelakaan maut jatuhnya sebuah pesawat mengalami F...