STM Love Story' (Selesai)

By TiaraYulita2

218K 23.5K 962

BUDAYAKAN MEMFOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA. CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. JADI SAYA MINTA JAN... More

Prolog
Izin orang tua
Pertemuan Pertama
STM Pelita Angkasa
Hukuman
Alaric Reynand Abraham
Cowok Sialan
Tragedi
Preman Komplek
Razia
Rencana Liburan
Pertemuan Tak Terduga
Liburan di Hari Pertama
Hampir Ketauan
Ketos Mesum
Liburan Hari Terakhir
Kembali ke sekolah lagi
Rahasia Keluarga Abraham
cast
Dia siapa?
Cemburu?
Cowok aneh itu lagi?
Kenyataan?
Balas Dendam (1)
Agatha Kemana?
Balas Dendam (2)
Kebenaran
Tawuran
Goodbye Angga ಥ╭╮ಥ
Bangkitnya Agatha
Dijemput
Kebenaran & Penyesalan
Kesedihan Cecep
Wanita itu?
Perasaan Agatha
Sedikit tentang Amora
Nikah Muda?
Kebahagiaan Alaric
Happy Ending♡♡
Epilog

Kecemasan Agus

4.2K 538 26
By TiaraYulita2

Jangan lupa vote
Dan
Komentarnya ya guys

Maaf typo bertebaran...

Happy reading all....

(●’3)♡(ε'●)

Seorang gadis cantik terlihat berlari dengan kencangnya menuju kamar mandi. Dia merasa sangat mual, rasanya ia ingin mengeluarkan makanan yang baru saja ia makan.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya seorang pemuda sambil menyusul kekasihnya itu.

Dengan perasaan panik ia berdiri di depan pintu toilet sebuah cafe, hari ini dia sedang menikmati waktunya bersama sang kekasih di cafe ini. Tapi saat baru selesai makan, gadisnya itu malah terlihat pucat dan berlari kearah toilet.

"Sayang," panggil cowok itu yang tak lain adalah Agus.

"Aku mual, huek," jawab seorang perempuan cantik sambil muntah-muntah di dalam toilet. Mendengar hal itu pun berhasil membuat Agus panik bukan main.

Sedangkan di dalam toilet, seorang wanita cantik terlihat sedang muntah-muntah di dekat wastafel, tapi anehnya tidak ada yang ia muntahkan.

"Astaga, ini kenapa gue mual banget," gumam cewek cantik itu sambil mencuci wajahnya menggunakan air.

"Huek huek," ia kembali muntah-muntah karena perutnya yang terasa tidak enak, sedangkan di luar toilet ia mendengar suara panik dari pacarnya.

"Yang, keluar dong aku panik nih," teriak pacarnya dari luar.

"Iya bentar," jawab Tiara pelan sambil mengeringkan wajahnya menggunakan tissue.

Saat melihat kekasihnya keluar dari toilet, Agus langsung membantunya. Dia begitu panik saat melihat wajah pucat kekasih cantiknya itu.

"Udah mendingan?"

"Udah," jawab Tiara pelan.

"Kita ke rumah sakit yang sayang," ajak Agus saat melihat wajah pucat sang kekasih.

"Kita pulang aja, aku mau tidur," jawab perempuan cantik itu pelan.

"Tap-.."

"Aku nggak papa, aku mau tidur," potong gadis itu pelan.

"Ya udah kita pulang ya," jawab Agus sambil membantu kekasihnya berjalan keluar dari cafe.

Untung saja hari ini dia membaca mobil, jadi dia tidak perlu menghawatirkan kekasihnya yang akan kedinginan. Saat sampai di mobil dengan hati-hati cowok tampan itu membantu kekasihnya masuk kedalam mobil. Setelah itu ia berjalan dengan cepat menuju kurus pengemudi, dia harus cepat agar pacarnya ini bisa tidur di rumah.

"Kamu yakin nggak mau ke ke rumah sakit?" tanya Agus sambil mengemudikannya mobilnya keluar dari parkiran cafe.

"Iya, kita pulang aja, aku mau tidur," jawab Tiara pelan, dia hanya ingin tidur mungkin setelah itu ia akan merasa lebih baik.


"Ya udah, kamu tidur aja nanti aku bangunin," suruh pria itu kepada kekasihnya, sedangkan Tiara hanya mengangguk pelan.

Di sepanjang perjalanan aku terus menepis pikiran buruk yang berputar-putar di dalam otaknya. Dia harus berfikir positif, mungkin saja kekasihnya ini hanya masuk angin.

Saat di perjalanan, tiba-tiba saja Tiara memeluk lengan Agus dengan manjanya dan hal itu membuat cowok itu kaget. Ia menyerngitkan keningnya menatap sang kekasih yang terlihat begitu manja hari ini.

"Sayang."

"Iya," jawab cowok itu sambil mengusap lembut rambut pacarnya.

"Aku mau mangga muda," empat kalimat yang berhasil membuat Agus menghentikan mobilnya secara mendadak. Untung saja jalanan saat ini tidak terlalu ramai sehingga tidak mengundang kecelakaan.

"A-apa?" tanya remaja tampan itu, dia berharap tadi ia hanya salah dengar.

"Ihhh kamu mah, kenapa berhenti mendadak kayak tadi? kalau kita celaka gimana?" cerocos Tiara panik sambil memegang dadanya, dia masih kaget dengan kelakuan pacarnya ini.

"Maaf sayang, aku kaget," jawab Agus sambil nyengir kuda sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedangkan Tiara sudah memanyunkan bibirnya kesal, alasan saja pikir wanita cantik itu.

"Tadi kami mau apa?" tanya pria itu mengulang pertanyaannya tadi, dia masih berharap bahwa yang ia dengar tadi salah.

"Aku mau mangga muda," jawab Tiara ketus.

"Mangga muda? b-buat sapa yang?" tanya Agus benar-benar gugup dan juga panik.

"Buat aku, aku mau mangga muda," ucap perempuan itu tidak terbantahkan.

"Tapi mau cari di mana baby?"

"Ya mana aku tau,. Pokoknya aku mau mangga muda, titik!"

"Oke oke, jangan ngambek kita cari ke rumah Cecep aja ya," jawab Agus panik, untung saja otaknya bisa berfikir cepat. Kemarin dia melihat pohon mangga di depan rumah sahabatnya itu berbuah, pasti ada mangga itu yang masih muda. Semoga saja sahabat gilanya yang satu itu tidak mempersulit hidupnya.

"Ya udah ayo," ujar gadis itu antusias, dia tidak tau kenapa menginginkan mangga muda, tapi membayangkannya saja sudah membuatnya ngiler.

"Iya sayang," jawab Agus pelan, setelah itu dia melajukan mobilnya menuju rumah sahabat.

"Ini kenapa dia minta mangga muda sih? pertama dia mual-mual, kedua mau mangga muda? apa mungkin Tiara hamil? tapi anak siapa?" batin cowok gelisah.

Agus mengacak rambutnya frustasi, dia bahkan berdecak dengan kerasnya. Untung saja gadis di sampingnya ini sedang tertidur jadi ia tidak mendengar decakannya.

Sekitar 20 menit menempuh perjalanan, kita keduanya sudah sampai di kediaman Cecep. Dari sini Agus dapat melihat mangga di perkarangan rumah Cecep, dia akan mengambilnya tanpa memintanya.

"Say-, mending gue aja yang turun," ucap cowok itu sambil keluar dari mobilnya.

Dengan langkah pelan, Agus langsung masuk kedalam perkarangan rumah sahabatnya itu. Dengan hati-hati ia mendekati pohon mangga yang tidak terlalu tinggi tersebut.

"Keberuntungan buat gue, ini ada yang di bawah jadi gue nggak perlu manjat," gumam Agus sambil mengambil buat mangga itu dengan cepat kilat.

"Woi Agus maling!!! ngapain lo maling mangga gue!!!" teriak seseorang dari arah balkon kamarnya.

"Sorry Cep, gue minta ya!! makasih!" teriak Agus keras sambil berlari keluar perkarangan rumah sahabatnya itu. Setelah itu dia masuk kedalam mobil dengan cepat dan langsung menancap gas meninggalkan rumah sahabatnya itu.

Sedang Cecep sudah berlari dengan cepat menuju hamalan nya, dia harus menangkap sahabatnya itu. Berani-beraninya cowok itu mengambil mangga miliknya tanpa izin. Saat sampai di halaman, dia sudah tidak melihat sahabatnya lagi.

"Haaiiiss, Agus monyet!!!!" teriak cowok itu keras saat melihat mobil sahabatnya itu sudah menjauh dari rumahnya.

Sedangkan di sisi lain, Agus sudah tertawa ngakak mendengar teriakan sahabatnya tadi. Dia benar-benar gila, untuk pertama kalinya ia mencuri mangga di rumah sahabatnya. Terlebih lagi Cecep yang sangat merawat pohon mangga itu dari dulu.

"Sayang? kamu gila?" tanya seseorang dari sebelahnya dan membuat cowok itu menghentikan tawanya, dia baru sadar bahwa di dalam mobil ini ia tidak sendiri.

"Hehehe nggak sayang, nih mangga nya," jawab Agus sambil menyerahkan dua buah mangga muda kepada kekasihnya ini.

"Huaaa makasih sayang," ujar Tiara senang dan mengambil mangga di tangan pacarnya itu antusias.

"Iya," jawab Agus sambil tersenyum.

"Langsung pulang?"

"Iya, aku udah nggak sabar buat makan mangga nya."

Setelah itu Agus melakukan mobil miliknya menuju rumah Tante kekasihnya ini, karena dia tau bahwa gadis ini sudah beberapa hari ini tinggal di sana. Selama perjalanan, senyuman manis selalu terukir di wajah Tiara, dia merasa sangat senang karena mendapatkan apa yang dia inginkan.

(。・ω・。)ノ♡

Lima orang remaja saat ini sedang berkumpul di sebuah kamar yang begitu mewah. Kelimanya terlihat sedang asik bermain game kecuali seorang cowok itu yang terlihat melamun.

"Lo kenapa Gus? nggak kayak biasanya?" tanya Bambang kepada sahabatnya itu.

"Tau tuh bocah, tadi sore malah maling mangga gue. Mana itu mangga belm matang lagi," kesal Cecep mengingat kejadian tadi sore.

"Lah buat apaan?" kali ini Adam yang ikutan bertanya, karena dia juga penasaran kenapa sahabatnya itu hanya diam dari tadi.

"Tiara yang minta," jawab cowok itu sambil mengacak rambutnya kesal.

"What!!" keempat pria tampan tersebut secara kompak berteriak  kaget, dan hal itu juga membuat Agus tak kalah kaget.

"Maksudnya lo apaan anjir?" tanya Alaric yang juga ikutan kepo, biasanya dia tidak peduli dengan keadaan.

"Gue nggak tau! tadi di cafe dia muntah-muntah, terus pas pulang dia minta mangga muda," jelas Agus frustasi.

"Hah? maksud lo pacar lo hamil?" tanya Bambang tidak percaya.

"Lo udah pernah gitu sama Tiara Gus?" tanya Cecep yang benar-benar kepo.

"Wah parah lo, lo mau hancurin masa depan anak orang," celetuk Adam yang juga ikut-ikutan menambah beban sahabatnya itu.

"Ck! kalau dia hamil anak gue gue bakalan tanggungjawab, tapi masalahnya gue nggak tau itu anak siapa? gue nggak mungkin ngerusak dia, gue tau batasan. Gue cinta sama dia tulus, bukan karena ada sesuatu, terlebih lagi tubuh dia."

"Maksud lo dia main sama cowok lain?" tanya alaric dan mendapat anggukan dari ketiga sahabatnya.

"Gue nggak tau."

"Saran gue, jangan langsung ngambil keputusan. Bis-..."

"Fixs, cewek lo punya cowok lain," potong Cecep cepat dan semakin membuat Agus cemas. Dia tidak ingin kehilangan Tiara, Tiara hanya miliknya.

"Jang-.."

"Hati-hati loh, nanti lo di suruh tanggungjawab padahal itu anak bukan anak lo. Gue nggak nyangka banget sih kalo Tiara cewek kek gitu, tampangnya aja yang polos tadi kelak-..."

"Cecep diam lo!" teriak Agus marah, dia tidak suka pacarnya di jelek-jelekan oleh orang lain, sekalipun itu sahabatnya.

"Ya kan gue cuma berargumen Gus, nggak usah ngegas dong," kesal cowok itu yang tidak tau kondisi.

"Lag-.."

"Diam!" ucap Alaric penuh penekanan, dia tidak ingin kamarnya menjadi arena tinju. Terlebih lagi melihat raut wajah Agus yang sudah mengeras karena menahan emosi.

"Jangan dengarin setan Gus, jangan langsung ngambil kesimpulan," ucap Bambang berusaha untuk meredam emosi sahabatnya itu.

"Nah gue setuju sama Bambang, mending sekarang lo telfon Tiara nya atau nggak temuin dia. Tanya baik-baik, dia kenapa? jangan langsung tanya dia hamil? bisa jadi dia cuma masuk angin doang," saran Adam bijak.

"Iya," jawab cowok itu langsung berlari keluar dari kamar Alaric, yang di katakan oleh sahabatnya tadi ada benarnya. Dia lebih baik menanyakannya kepada kekasihnya agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Sedangkan di dalam kamar, Cecep saat ini sedang di pukul menggunakan bantal oleh Bambang dan juga Adam. Sedangkan Alaric hanya menatap cowok itu dengan tatapan datar.

"Kalo ngomong ngotak babi, lo tau gimana reaksi Agus kalo menyangkut pacarnya," ucap Adam memukul kepada sahabatnya itu menggunakan guling.

"Ya maap," jawab Cecep yang mengaduh kesakitan.

"Nah iya, lo kalo ngomong suka nggak di saring," omel Bambang yang melempar bantal itu kearah Cecep dan berjalan dengan langkah kesal menuju sofa.

"Ya maaf, tadi kan gue cuma becanda," sesal pria itu, ia tidak menyangka jika sahabatnya tadi begitu marah.

"Ya nggak lucu Cep, lo tau dari dulu Agus nggak suka dengar hal buruk tentang ceweknya. Tiara udah kayak dunia buat dia, jadi gue minta lo ngerti. Kalau ngomong jangan asal ngejeplak doang," nasehat Adam yang sudah duduk di samping Alaric.

"Iya, nanti gue minta maaf," ucap pria itu pelan.

Sedangkan Alaric hanya memutar bola matanya malas, padahal tadi ia sudah membayangkan sebuah perkelahian. Tapi tidak jadi, karena ia tidak ingin kamarnya seperti kapal pecah.

Sedangkan di sisi lain, seorang cowok sedang berlari dengan cepat memasuki sebuah perkarangan rumah. Saat sampai di depan pintu, dia langsung mengetuk pintu tersebut dengan tidak sabaran.

"Assalamualaikum!" teriak cowok itu sedikit keras.

"Waalaikumsalam!" jawab seseorang dari dalam rumah dan tak lama pintu rumah tersebut terbuka.

"Loh ngapain Gus?" tanya seorang gadis sambil menyerngitkan keningnya bingung.

"Tiara mana?" bukannya menjawab pertanyaan gadis itu, tapi Agus, cowok itu itu malah balik bertanya.

"Tiara ke rumah sakit bareng tante Lina dan om Rendi," jawab Safira menatap heran pacar dari saudaranya ini.

"Dari tadi?"

"Iya, palingan bentar lagi pulang, mending lo masuk dulu," ajak perempuan cantik itu.

"Nggak papa?"

"Nggak papa kok, di dalam ada pembantu sama adek sepupu gue jadi santai aja."

Agus hanya mengangguk pelan, setelah itu ia berjalan masuk kedalam rumah tersebut di susul dengan sepupu kekasihnya dari belakang.

"Lo duduk di sini aja dulu, gue mau ambil minuman," pamit Safira teringat sesuatu.

Setelah itu perempuan cantik itu berjalan dengan cepat menuju dapur, gadis cantik itu bisa bernafas lega karena tidak ada foto Agatha di ruang tamu. Karena di ruang tamu hanya ada foto-foto kecil Agatha, dan semoga saja cowok itu tidak mengenalnya.

"Kak sapi!!!" teriak seorang gadis turun dari tangga dengan kerasnya.

Gadis itu berjalan dengan cepat menuju ruang tamu, karena tadi ia mendengar ada yang mengetuk pintu. Mungkin saja kakaknya itu ada di sana karena ada tamu.

"Ka-,,, astaga," perkataan Agatha terpotong saat melihat siapa yang duduk di ruang tamu, dengan langkah seribu gadis itu berlari menuju kamarnya. Bahkan saking cepatnya, dia hampir terjatuh dari tangga.

Sedangkan Agus hanya menatap heran gadis itu, apakah dirinya begitu menyeramkan sehingga menakuti gadis tadi? pikir cowok itu heran.

"Itu siapa? kayak liat setan aja," ujar Agus kepada Safira yang baru saja datang dengan wajah panik.

"Hah?"

"Ck! itu cewek yang pake masker tadi."

"Oh iya, itu adek sepupu gue," jawab perempuan cantik itu bernafas lega, dia bisa tenang karena tadi ia memasangkan gadis cantik itu masker kecantikan, dan hal itu membuat Agus tidak mengenalinya.

"Oooo."

"Eh itu kayaknya mereka udah balik deh, bentar ya," ucap perempuan cantik itu sambil berjalan menuju pintu.

Saat pintu itu terbuka ternyata benar bahwa itu adalah Tante dan omnya, dan jangan lupakan seorang gadis cantik yang terlihat sedikit pucat.

"Gimana om? Tiara nggak papa?" tanya Safira sambil membantu sepupunya memasuki rumah.

"Nggak papa," jawab Rendi sambil menatap seorang remaja yang sedang duduk di ruang tamu keluarganya.

"Dia siapa?"

"Oh dia pacarnya Tiara om, mau ketemu Tiara," jawab Safira dan Rendi hanya mengangguk pelan.

Agus yang melihat hal itu pun langsung berdiri dan berjalan menyalami Tante dan paman dari kekasihnya itu. Dia tidak ingin di cap sombong oleh keluarga kekasihnya.

"Kenapa ke sini?"

"Maaf om, saya cuma panik soalnya Tiara nggak bisa di hubungi dari tadi," jawab Agus sopan.

"Maaf, aku nggak bawa hp."

"Iya nggak papa kok, maaf Tante om saya bisa bicara sebentar sama Tiara?"

"Iya bisa," jawab Lina sambil membawa semuanya dari sana, sedangkan Safira hanya mengangkat bahu acuh dan meninggalkan kedua kekasih itu.

"Kamu nggak papa?" tanya pria itu sambil menuntun pacarnya untuk duduk di sofa.

"Nggak papa kok, kata dokter aku hamil," gumam Tiara pelan dan berhasil membuat Agus tersambar petir.

"S-sayang, ka-kamu hamil anak siapa?" tanya pria tampan itu menatap horor kekasihnya, jadi yang dikatakan oleh Cecep tadi benar?

"Iya, aku hamil anak orang lain, maafin aku."

"Dia mau tanggungjawab?"

"Iya, dia mau tanggungjawab."

"Semoga kamu bahagia," lirih Agus pelan dengan mata yang sudah berkaca-kaca, katakanlah dia bodoh karena menangisi seorang perempuan. Tapi dia benar-benar mencintai gadis ini, tapi kalau ayah dari anak yang belum lahir itu mau tanggungjawab dia tidak bisa apa-apa.

"Aku pamit dulu," pamit pria itu sambil berdiri, dia tidak bisa di sini lagi. Hatinya begitu hancur mendengar perkataan dari kekasihnya ini.

"Sayang, aku becanda," ujar Tiara cepat sambil memeluk pacarnya dari belakang.

"Aku cuma masuk angin, bukan hamil dan soal mangga muda tadi itu aku mau bikin rujak sama sepupu aku," jawab Tiara merasa bersalah, ia tidak menyangka jika pacarnya akan menangis karena ucapannya tadi.

"Sayang, becanda kamu nggak lucu," ambek remaja tampan itu sambil membalikkan tubuhnya dan kembali memeluk tubuh mungil di depannya ini.

"Hehe maaf," ucap Tiara sambil memeluk pacarnya dengan erat.

"Iya sayang nggak papa," kata Agus sambil mencium puncak kepala pacarnya.

"Ya udah sekarang istirahat gih, biar cepat sembuh," kata cowok itu lagi sambil melepaskan pelukan mereka.

"Iya, kamu hati-hati pulangnya."

"Iya sayang," jawab Agus sambil tersenyum bahagia.

"Ya udah aku pamit ya, cepat sembuh baby," ucap cowok itu lagi sambil berjalan menuju pintu, sedangkan Tiara hanya melambaikan tangannya sambil tersenyum kearah kekasihnya itu.

Gadis cantik itu merasa bahagia karena di cintai oleh seseorang yang tulus seperti Agus. Bahkan dia menangis karena takut kehilangan dirinya, Tiara berjanji tidak akan pernah berpaling dari pria itu. Sangat jarang mendapatkan cowok yang menangis di saat dia merasa akan kehilangan kita.

"Pria yang yang baik dan setia itu akan mementaskan air mata ketika ia merasakan kehilangan kita. Mereka mungkin cemburuan, tapi mereka cemburu itu karena rasa takut untuk kehilangan dalam dirinya terlalu dalam. Jika kamu mendapatkan pria seperti itu, maka jagalah baik-baik jangan sia-siakan," batin Tiara sambil berjalan mesum kedalam rumah karena mendengar suara mobil pacarnya yang sudah menjauh dari rumah tantenya.

TBC

Jangan lupa vote
Dan
Komentarnya.

See you next chapter

Tiara Yulita

@tiarayulitaputri

7 Januari 2021

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 100K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
2.9M 251K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
442K 50.8K 33
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2.7M 152K 39
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...