33 | Bara Si Dosen Jahat

189K 11.5K 221
                                    

Bara Adichandra, dosen yang dingin dan tidak berperikemahasiswaan itu melanjutkan aksinya lagi. Bagaimana tidak? Pagi yang indah ini harus menjadi mimpi buruk bagi mahasiswa karena tiba-tiba Bara mengadakan ujian dadakan.

"Ini namanya kuis," ujarnya. Oke ralat, bukan ujian tapi kuis. Nama saja yang diubah, tapi sebenarnya sama. Kalau sebelumnya tidak belajar ya tidak bisa.

"Di lembar itu hanya ada 2 soal. Silakan dikerjakan dalam waktu 10 menit. Tidak ada toleransi untuk yang menyontek."

Mahasiswa-mahasiswa yang ada di kelas itu mulai memijat kepalanya masing-masing. Iya memang dua soal, tapi anaknya banyak! Soal ini bercabang, ditambah mereka hanya memiliki waktu sepuluh menit.

"Nay, aku nggak belajar semalem," Cicit Cantiya pada Naqiya, sahabatnya.

"Kamu pikir aku belajar?"

Benar-benar dosen ini. Semalam padahal tidak ada tanda-tanda kalau Bara akan mengadakan ujian dadakan.

"Terus gimana?" Cantiya melirik cowo berkacamata di sampingnya, "Brian, kamu udah ngerjain?" Tanyanya pelan-pelan.

Brian ternyata sudah mengerjakan. Cowok itu memang terkenal pintar di kelas. Beberapa soal sudah habis dibabat olehnya.

"Nih," Brian memberikan lembarnya. "Foto aja," ujarnya.

Brian baik bangetttt! Batin kedua perempuan yang buru-buru mengambil ponselnya untuk memotret hasil kerja Brian.

"Makasih ya," bisik Naqiya.

"Lima menit lagi," Bara berucap, ucapan itu membuat jari jemari warga di kelas itu menulis dengan cepat.

Sebelumnya, ketika ada ujian, Bara hanya duduk di bangkunya dan tidak berjalan-jalan. Namun, kali ini dia memilih untuk mengecek satu persatu mahasiswanya.

Apalagi dia tahu, semalam Naqiya menghabiskan waktu dengannya. Tentu saja istrinya itu tidak sempat belajar.

Cantiya mengetahui kalau Bara melihatnya, buru-buru ia memasukkan ponselnya ke saku. Beruntung, ponsel itu belum sempat ketawan oleh Bara. Namun, sayangnya dia tidak mampu mengingatkan sahabatnya di samping dirinya.

Bara berdiri di depan bangku Naqiya, memantau perempuan yang asyik menyalin lewat ponsel yang ditaruh di pangkuannya. Oh, jadi Naqiya dapat jawaban temannya, difoto, lalu disalin?

Tangan Bara mengetuk meja itu ketika Naqiya masih sibuk menyalin.

Tuk tuk tuk!

Jantung Naqiya berdebar. Tamatlah riwayatnya hari ini. Dia buru-buru menyimpan ponselnya sebelum mendongak. Ya, Bara di sana, berdiri di sana seperti monster yang sangat menakutkan bagi Naqiya.

"Pak Bara... hehe," Perempuan itu menyengir. Dirinya takut, apalagi dirinya sekarang menjadi pusat perhatian warga kelas. "Itu tadi saya..."

"Kamu nyalin jawaban dari ponsel," Bara mengambil kertas jawaban Naqiya, "Saya sudah bilang tidak ada toleransi untuk yang menyontek."

Srak!

Kertas itu terbagi dua karena disobek oleh Bara.

Naqiya menatap itu tidak percaya. Dosennya ini jahat sekali? Naqiya pun malu, karena warga kelas melihat kertas jawabannya yang disobek oleh dosennya itu.

"Keluar dari kelas saya," ujar Bara.

Air mata menggenang di pelupuk mata Naqiya. Namun dia menahan itu. Dia kesal, malu, dan juga marah. Dirinya segera merapikan apa-apa yang ia bawa lalu keluar dari kelas itu.

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang