4. Siapa Yang Ngabisin?

13.2K 820 16
                                    

Kayla menatap datar ke arah setumpuk makanan di hadapannya. Ada sepuluh batang coklat, dua cup eskrim ukuran besar, sekotak donat, semangkuk ramen, sushi, dan tteobokki, plus bonus minuman dari starbuck. Kuota 100GB yang dijanjikan Rio juga telah masuk ke ponsel pintarnya.

Ntah mengapa Kayla jadi sedikit menyesal, bukan untuk kuotanya tapi untuk makanannya. Seharusnya dia memilih dua atau tiga macam makanan saja tadi. Kalau sudah begini yang mau habisin siapa?

"Kenapa cuma diliatin? Sok dimakan atuh" ucap Rio pada Kayla yang dari tadi hanya menatap makanannya.

"Ini tèh kebanyakan Rio" Kayla menunjuk setumpuk makanan itu menggunakan kedua tangannya.

"tadi yang minta mau semua siapa hm?"

"....aku" jawab Kayla terdiam sejenak.

"Kalau gitu ayo dimakan!" Rio menyodorkan semangkuk ramen ke arah Kayla.

"Tapi kalau aku gendut gimana?"

"Gak papa biar makin montok terus Aa makin cinta" gombal Rio sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih.

"Geli ih bego" sarkas Kayla. Dia memang sedikit tidak nyaman jika Rio sudah mengeluarkan gombalan recehnya. Menurut gadis itu, bukannya baper malah jadi ilfeel.

Kayla mengambil sumpit  dan mulai menyantap ramen yang dibawa oleh Rio tadi. Oh iya, sekedar informasi kalau acara jalan-jalan mereka itu gagal karena Kayla sudah terlalu malas untuk menggerakkan tubuhnya keluar dari rumah. Oleh sebab itu, Kayla menyuruh Rio membawakan makanan untuknya walaupun dia tidak menyangka Rio akan membawa makanan sebanyak ini.

Rio menatap Kayla yang sedang memasukan mie ke dalam mulutnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Senyuman tak kunjung sirna dari wajahnya.

"Ngapain? Liatinnya gitu banget" ucap Kayla sedikit tidak nyaman dengan tatapan mata Rio

"Kamu tambah cantik kalau lagi makan Neng" jawab Rio dengan pandangan tak lepas dari Kayla.

Tunggu, Rio bilang Kayla yang sedang makan dengan posisi duduk di lantai dan satu kaki terangkat ala bapak-bapak warteg itu cantik? Memang kalau udah bucin, pacarnya mau makan sambil kayang aja tetep di sebut cantik. Kayla melipat kakinya menjadi duduk bersila, mangkuk yang tadinya ia angkat diletakkan di teras. Kayla melirik ke arah tumpukan makanan yang Rio bawa tadi, satu mangkuk ramen sudah ia habiskan dan perutnya masih bisa untuk menampung beberapa makanan lagi.

"Rio bawain donatnya ke sini" titah Kayla yang langsung dilaksanakan oleh Rio

"Nih" Rio menyerahkan sekotak donat madu kepada Kayla

"Makasih Aa ganteng"

"Sama-sama Neng cantik"

Kayla membuka kotak itu dan mengambil sebuah donat dengan toping coklat lalu memasukannya ke dalam mulut. Kayla sangat menyukai makanan manis. Terutama coklat dan es krim. Jika Kayla marah, bujuk saja menggunakan makanan manis. Dijamin marahnya akan langsung hilang. Makanan manis membuat mood-nya membaik.

"Mau gak Rio?" Kayla menawarkan sebuah donat kepada Rio. Tangannya yang sedang memegang donat ia ulurkan kepada Rio

"Mau dong"

Sebuah ide gila muncul di otak Rio. Bukannya mengambil donat utuh di tangan Kayla, Rio malah mengambil donat yang tinggal sedikit di bibir Kayla menggunakan mulutnya sehingga bibir mereka berdua menempel sempurna. Perlahan Rio melumat bibir Kayla lembut dengan mata terpejam. Beberapa saat kemudian Rio melepaskan ciumannya lalu menjilat coklat yang ada di sudut bibir Kayla menggunakan lidahnya.

"Manis" ucap Rio terkekeh.

Tatapannya tertuju pada Kayla yang sedang mematung. Otaknya masih memproses ciuman Rio yang sangat tiba-tiba, beberapa detik kemudian wajahnya berubah menjadi merah padam. Rio tersenyum simpul melihat perubahan wajah Kayla yang terlihat imut dimatanya, seseorang harus mengajari gadisnya ini kalau dia tidak boleh diam saja jika diperlukan seperti tadi tanpa izinnya.

"Wtf kau harus belajar mengeluarkan refleks mu sayang, jika tidak aku bisa berbuat lebih nanti" ucap Rio membelai pipi Kayla lembut.

"Habisnya tadi itu tiba-tiba banget" Kayla menunduk menyembunyikan wajah merahnya. Sungguh, sekarang ini dia sangat malu.

"Justru karena tiba-tiba, harusnya tadi kamu refleks langsung nampar dong. Pacar siapa sih ini? Gemesin banget. Jadi makin sayang" Rio menarik Kayla kedalam dekapannya. Untung saja hari ini orang tua Kayla sedang mengunjungi neneknya yang ada di desa dan berencana untuk menginap. Jika tidak, Rio akan di coret dari daftar calon menantu kalau sampai ketahuan.

Kayla sangat menyukai berada di dalam dekapan Rio yang hangat. Bersandar di dada bidangnya sambil mendengarkan detak jantung   ditambah usapan lembut tangan Rio di kepalanya benar-benar membuat gadis itu merasa nyaman. Tidak salah jika ia menerima pernyataan cinta Rio dulu.

_______________________________________________

Arman, Candra, dan Reyhan menatap heran ke arah Rio yang senyum-senyum sendiri semenjak tadi pagi. Tadi pagi, Rio masuk ke dalam kelas dengan wajah yang berseri-seri seperti baru menang lotre. Sekarang jam pelajaran Sejarah, tetapi karena guru yang mengajar sedang berhalangan hadir kelas 12 IPS 3 pun mendapat jam kosong. Rio, Arman, dan Candra memilih bolos di kantin..

"bos ngapain lo senyum-senyum sendiri ciga nu gelo (kayak orang gila)?" tanya Arman

"Mana ada orang gila ganteng kek gua Man?" kata Rio masih dengan senyuman di wajahnya.

Aneh, benar-benar aneh. Biasanya Rio akan langsung menghajarnya karena berani mengatai bosnya sendiri gila. Arman tidak bisa mempercayai keajaiban yang sedang terjadi dihadapannya. Hanya satu orang yang bisa membuat seorang Rio Anggasta seperti ini. Siapa lagi kalau bukan bos besarnya, Kayla Halwatuzahra.

"Habis dapet apa lo dari bos besar, bos?"  tanya Candra penasaran. Biasanya jika bosnya ini sudah seperti ini, itu artinya hal bagus sedang terjadi padanya.

"Kepo lu nyet. Cari pacar gih biar bisa ngerasain apa yang gua rasain!"

"Sombong amat" lirih Arman, Candra dan Reyhan bersamaan. Maklum namanya juga jomblo, hatinya sensitif kayak tespack

"Btw, tu anak curut ngapain disini? Ini 'kan kantin area 12" tanya Rio yang melihat Reyhan ada di area 12, kawasan khusus anak kelas 12.

"Masa gak boleh sih bang?" tanya Reyhan dengan wajah sedih

"Najis. Gak usah pasang muka sok sedih kayak gitu, jijik gua liatnya" sarkas Rio sedangkan Reyhan hanya cengengesan.

"Yaudah, kumahadinya we lah. Aing usir juga percuma, maneh bakal tetep disini" kata Rio membiarkan Reyhan.

"Thank you abang kuh" ucap Reyhan dengan nada yang dibuat buat.

"Udah gua bilang jangan ngomong pake nada begitu, jijik ban*sat"

*
*
*
*
*

Yuhu Hadnin disini.
Cuma mau bilang, makasih buat yang udah baca cerita Rio sama Ila. Jangan lupa klik 🌟 buat dukung aku biar semangat nulis. Hatur nuhun ^^




To be continued

Preman Bucin [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang