25. Flashback 3

3.1K 244 8
                                    

Kayla duduk di pojokan, memeluk erat lututnya sambil bergumam tidak jelas. Sepertinya gadis itu terkena mental breakdown akibat diteror terus menerus. Bunga mawar, puisi romantis, dan pengakuan cinta dari Rio terus terngiang di pikirannya. Belum lagi Rio selalu menunggu di depan gerbang sekolah Kayla hanya untuk bertemu dengannya. Gila! Lama-lama Kayla bisa gila!

Topan dan Surya menatap prihatin teman sekaligus pemimpin mereka yang terlihat sedang tidak baik-baik saja. Sejak beberapa hari lalu Kayla selalu bertingkah aneh. Seperti orang yang sedang depresi karena mengalami hal buruk terus menerus.

"Sejak si leader Cerberus itu bilang suka dia, Ila jadi kayak gitu. Kek orang kena mental breakdance" ujar Topan dengan tatapan tak lepas dari Kayla.

"Mental breakdown" ralat Surya

"Nah itu maksud gue. Emang separah itu ya terornya?" tanya Topan pada Surya disampingnya. Surya hanya mencebikan bibir dan mengangkat kedua bahunya acuh.

"Anjing! Apa perlu kita labrak tu orang? Berani banget bikin pemimpin Scorpio hampir gila kek gini" geram Topan.

"Udah gue putusin!"

Topan dan Surya tersentak kaget karena tiba-tiba Kayla berteriak. Mereka berdua serempak melirik Kayla yang berdiri sambil mengepalkan tangannya ke atas.

"Apanya yang diputusin?" gumam Topan. Lagi-lagi Surya mengangkat bahunya.

"Lo gak ada jawaban lain selain angkat bahu apa?"

"Gak ada"

_____________________________________________

"Wah, wah! Liat siapa yang datang?"

Rio sedikit terkejut tapi juga senang melihat Kayla datang menemuinya. Rio yakin, gadis itu pasti datang menemuinya karena sudah luluh dan jatuh hati kepadanya. Dia jadi semakin yakin dengan pesonanya yang tidak mungkin ditolak oleh perempuan di seluruh dunia ini. Perempuan manapun pasti akan jatuh hati kepada Rio yang tampan tiada duanya.

"Coba gue tebak, lo dateng kesini karena udah kangen berat kan sama gue? Gue tau kok kalau selama ini lo cuma sok sok-an jual mahal aja" ujar Rio percaya diri.

Kayla memasang muka jijiknya setelah mendengar ucapan percaya diri dan sok tahunya Rio. Andaikan saja Rio tahu kalau selama ini perbuatannya itu membuat Kayla depresi, pasti dia tidak akan sepercaya diri ini.

"Dih, gak usah sotoy deh lo. Siapa juga yang kangen sama lo?"

"Iya sayang iya! Gue tau lo kangen gue"

Kayla kembali memasang wajah jijik, geli sendiri mendengar ucapan penuh percaya diri Rio.

"Udah basa-basinya. Gue kesini mau ngomong serius"

"Belum juga pacaran, udah mau diseriusin aja" goda Rio sambil terkekeh. Kayla menatap galak Rio. Tapi bukannya takut, cowok itu malah semakin senang seolah tatapan galak Kayla itu tatapan penuh cinta.

"Jangan becanda. Gue serius! Lo mau gue jadi pacar lo kan? Oke. Gue terima"

Rio terkejut mendengar pernyataan Kayla, tapi beberapa saat kemudian matanya berbinar dan senyumnya mengembang. Baru saja dia mendekat ingin memeluk Kayla, cewek itu sudah menahan tubuhnya terlebih dahulu.

"Dengan satu syarat"

"Apa itu?" tanya Rio kembali menegakan tubuhnya.

"Satu minggu. Gue kasih lo satu minggu buat bikin hati gue luluh selama pacaran. Kalau lo berhasil, gue bakal tetep jadi pacar lo. Tapi kalau enggak, hubungan kita selesai dalam waktu seminggu dan gue gak bakal nganggap lo mantan gue. Deal?" kata Kayla menawarkan kesepakatan sambil mengulurkan tangannya kepada Rio.

Preman Bucin [End] Where stories live. Discover now