Fourty Seven

24.6K 3.1K 1.2K
                                    

Happy Reading :))




"Tapi aku tidak akan meninggalkanmu. Tidak akan lagi."


Taeyong terdiam ketika mendengar ucapan Jaehyun. Ia menatap mata Jaehyun, berusaha mencari suatu kebohongan di mata indah itu. Namun tidak... dia sama sekali tidak menemukan kebohongan ataupun keraguan disana. Ia melihat bagaimana Jaehyun mendekatkan wajahnya, dan kemudian kembali  menutup jarak diantara mereka. Dan Taeyong langsung memejamkan matanya, membalas ciuman Jaehyun.


Sejenak.... ia melupakan semuanya. Melupakan rasa sakit yang ada di hatinya. Melupakan jika dia seharusnya menjauhi Jaehyun. Dia ingin menikmati semuanya, dia ingin menikmati waktunya bersama dengan Jaehyun walaupun hanya untuk satu malam. Hanya untuk malam ini saja, dia ingin memiliki Jaehyun.


Jaehyun menarik tubuh mungil Taeyong, mendekapnya dengan sangat erat sambil terus mencium bibirnya, menumpahkan semua kerinduan yang selama ini ia pendam. Sungguh, dia benar-benar merindukan bibir manis Taeyong, merindukan rasa manis yang sudah menjadi candu untuknya. 



Ia menyesap bibir manis itu, melumat dan menggigitnya pelan, dan kemudian memasukan lidahnya ke dlalam mulut Taeyong, untuk semakin memperdalam ciuman mereka. Tangan Jaehyun bergerak untuk membuka jaket Taeyong dan kemudian melemparkannya ke sembarang arah. 



Ia kemudian mendekap erat tubuh Taeyong, membawanya ke sofa besar yang ada di ruangan VIP itu dan merebahkannya di sana. Ciuman mereka terlepas saat Jaehyun membuka kaos yang Taeyong kenakan, dan kemudian melemparkannya ke sembarang arah. Ia juga membuka bajunya dan melemparkannya. Ia hendak mencium lagi bibir Taeyong, namun ia hentikan ketika melihat Taeyong menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan. 



"Taeyong...." Jaehyun melihat bagaimana air mata mulai menggenang di pelupuk mata Taeyong, dan kemudian mengalir begitu saja di pipinya. Ia langsung membaringkan tubuhnya di samping Taeyong, dan kemudian menariknya ke dalam pelukan hangatnya. Dia tahu jika Taeyong sudah mulai terlihat mabuk, dan dia tidak mungkin melakukan seks disaat Taeyong sedang mabuk. Dia tidak ingin membuat Taeyong menyesal.



"Mengapa tidak kau lanjutkan? Apa kau sudah tidak menginginkanku lagi?" Lirih Taeyong, dia mendongakan wajahnya, menatap kepada Jaehyun. 




"Kau sedang mabuk. Aku tidak ingin nantinya kau akan menyesal. Aku ingin kita melakukannya saat kau benar-benar sadar." ucap Jaehyun. 




Taeyong tersenyum tipis. Ia menyamankan dirinya di pelukan Jaehyun. Dia terdiam, mengingat kembali saat-saat 2 tahun yang lalu. Saat dia benar-benar terpuruk karena ditinggalkan oleh Jaehyun.

"Aku serasa mati.."



"huh?" Jaehyun mengerutkan keningnya bingung. Ia menatap kepada Taeyong.



Taeyong menghela  nafasnya pelan, menatap ke langit-langit ruangan VIP bar itu, "Aku menangis.... setiap hari aku menangis. Saat kau memutuskanku, aku merasa duniaku berhenti saat itu juga. Tidak ada hari yang aku lewatkan tanpa menangisimu, menangisi hatiku yang terluka parah."



Taeyong menggigit bibirnya pelan, merasakan bagaimana rasa sakit semakin membuncah di dadanya, "Hampir setiap hari, ada saja mahasiswa yang bertanya kepadaku mengapa hubungan kita berakhir. Dan.... dan aku selalu menjawab jika hubungan kita berakhir karena kita ingin fokus ke dunia kita masing-masing. Padahal yang sebenarnya adalah karena aku sudah terganti di hatimu, karena posisiku sudah benar-benar terganti." isaknya.




Truth or DareWhere stories live. Discover now