Three

51K 5.8K 5.2K
                                    

Happy Reading ❤😘

Jaehyun langsung mematikan ponselnya setelah ia menelepon Johnny. Ia menoleh ke arah Taeyong yang kini sedikit bergerak, pria mungil itu membuka matanya perlahan dan kemudian menoleh kepada Jaehyun. Mereka terdiam, saling menatap. Jika saja bukan karena pengaruh alkohol, mungkin Taeyong akan langsung memalingkan wajahnya, tidak akan bisa untuk bertatapan dengan Presiden kampusnya itu.

"Rumahmu dimana?" Tanya Jaehyun, masih menatap kepada Taeyong yang kini menatapnya dengan tatapan sayu.

"Mmm.... antarkan aku ke rumah Winwin atau Jungwoo." gumam Taeyong, walau dalam keadaan mabuk parah, dia masih bisa berfikir jika dia tidak boleh pulang ke apartmennya dalam keadaan mabuk seperti ini. Adiknya bisa mengadukannya kepada kedua orang tuanya, dan dia akan dimarahi, dan kemudian uang jajannya akan dipotong, itu tidak boleh terjadi.

"Kau tidak pulang ke rumahmu?"

"Hotel.... antarkan aku ke hotel." gumam Taeyong. Jaehyun terdiam sejenak, dan kemudian mengangguk. Pria Jung itu memfokuskan pandangannya ke arah depan dan kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Taeyong kembali memejamkan matanya, matanya sudah benar-benar terasa berat, dan kepalanya juga sakit. Dia ingin segera tidur, dan berharap jika besok dia sudah sedikit membaik. Dia tidak akan mau lagi minum alkohol. Ini yang terakhir kalinya.

~ToD~

Jaehyun keluar dari mobilnya, dan kemudian membuka pintu mobil di samping Taeyong. Ia mengangkat tubuh mungil Taeyong. Pria mungil itu sudah tertidur lelap. Dia berjalan masuk ke dalam gedung yang menjulang tinggi itu. Ia menekan tombol lift dengan cukup kesusahan. Dia menghela nafasnya pelan, menunggu lift itu segera naik ke lantai atas.

Pintu lift terbuka di lantai 4, dan ia kemudian langsung keluar dari lift itu. Ia memasukan kode, dan kemudian masuk ke dalam apartmen mewahnya itu. Pria Jung itu berjalan menuju kamarnya, dan kemudian membaringkan tubuh mungil Taeyong di ranjangnya. Setelah itu membuka jaket dan sepatu Taeyong. Ia menyelimuti tubuh mungil kekasih temannya itu.

Jaehyun berjalan menuju kamar mandi, dia ingin membersihkan badannya dan berendam. Dia merasa benar-benar sangat lelah, jadi dia ingin berendam dan setelah itu tidur. Sementara itu, Taeyong membuka matanya perlahan ketika mendengar ponselnya berbunyi, ia mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan, "Hmm di hotel," gumamnya pelan, dan kemudian mengambil ponselnya yang ada di saku celananya.

"Apa Mark?"

"Hyung kau dimana? Ini sudah malam, mengapa kau tidak pulang?"

"Aku tidak akan pulang. Aku menginap di hotel... ah...maksudku.. maksudku di rumah Winwin. Kau tidur saja."

"Kau tidak berbohon kan hyung? Jika kau menginap di rumah si bibir tebal, aku akan mengadukanmu kepada daddy dan mommy!"

"Bibir seksi, bukan bibir tebal." Taeyong berdecak kesal, "Aku tidak berbohong Mark, aku sedang di rumah Winwin. Sudah ya, aku mengantuk, ingin tidur." ia langsung menutup teleponnya itu, dan kemudian meletakannya di meja samping tempat tidur.

"Bantalnya wangi," gumam Taeyong, ia tersenyum, "Harga kamar hotel ini pasti mahal sekali." ucapnya lagi. Dan setelah itu ia memejamkan matanya, bersiap untuk mimpi indah.

Setelah menghabiskan waktu 20 menit untuk berendam, Jaehyun akhirnya keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Ia menoleh sebentar ke arah Taeyong yang tertidur pulas. Ia tersenyum tipis, dan kemudian berjalan menuju lemari. Ia mengambil piyama tidurnya dan memakainya.

Ia membalikan badannya dan berjalan menuju ranjang. Ia naik ke atas ranjangnya dan membaringkan tubuhnya di samping Taeyong. Ia menoleh kepada Taeyong yang ada di sampingnya, menatap wajah cantik Taeyong yang kini sudah tertidur pulas. Dia kemudian memalingkan wajahnya, dan mulai memejamkan matanya. Hari ini benar-benar hari yang sangat melelahkan untuknya.

Truth or DareWhere stories live. Discover now