PERINGATAN!!! CERITA INI MENGANDUNG DOSA YANG MEMBUAT KALIAN SELALU BERPRASANGKA BURUK / SUUDZON TERUS!!
Kay Senja gadis cantik penuh misteri. Ia dibesarkan oleh Pamannya dengan kehidupan yang berapi api. Tinggal didesa dan sering dijuluki pendekar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah Club Shiny terdengar keras dentuman musik yang nyaring. Di lantai dansa banyak yang menari, pada wanita sengaja memakai pakaian pendek mencoba menggoda pria.
Di setiap pojok kursi. Banyak dari mereka yang berciuman panas, ada yang sudah setengah telanjang. Dan di ruangan-ruangan kamar. Banyak perempuan menunggu di depan pintu. Menarik pria itu bermain bersamanya.
Disini mempunya kelas-kelas sendiri, untuk kalangan bawah, menengah, dan atas. Tentunya tarif mereka beda-beda. Tarif kalangan atas memang besar sesuai dengan wanita yang di dapatkan.
Dua anak buah Julio masuk ke dalam. Di belakang Reiga berdiri ajudan atau asisten Julio, Allan dan Glendi.
"Maaf Julio. Ada informasi."
"Informasi apa?"
"Gadis yang selama ini anda cari berada di jakarta. Saat kami menemukan kampung halamannya. Rumah itu sudah kosong. Kami bertanya pada tetangga dan mereka berkata jika pemilik rumah itu berada di jakarta."
"Cari dia."
"Baik Julio." kedua anak buah Julio pun pergi.
Allan melangkah maju. "Apa ini tidak berlebihan Julio?"
"Kalo ada dua kenapa harus satu?"
"Tapi---"
"Kau ingin membantah! Ingin aku pukul lagi?! Kau terlalu berani melanggar aturanku!"
Reiga pun pergi dari tempat itu. Tak ingin mendengar perdebatan ajudan Papanya dan Papanya itu.
🪓Buat bunuh Julio🪓
Kay mengusap wajahnya kasar. Ia pusing memikirkan panggilan orangtua itu. Siapa yang akan menghadap kepala sekolah.
Tentang masalah itu, apa Kay tidak boleh membela diri. Hanya masalah sepele yang di besar-besarkan. Ini tidak ada bagi Kay.
Sekolah ini sudah seperti neraka saja. Kenapa diluar sekolah ini dianggap sekolah terbaik. Padahal di dalamnya sangat buruk sekali.
"KAY!" teriak Lucy yang baru datang.
Gadis itu meletakkan tasnya di meja. Senyuman sumringah yang Lucy tunjukkan pada Kay. Sedangkan gadis itu memasang wajahnya masam.
Lucy pun memiringkan duduknya dan menarik pelan tubuh Kay agar berhadapan dengannya.
"Kay, hari ini Papi Lucy datang ke sekolah!" girang Lucy.
