03 - Menikmati Kebersamaan

8.8K 1K 129
                                    

"Kau sudah pulang?"

"Kau meneleponku meminta untuk pulang. Tentu saja aku segera pulang."

Javier terkekeh geli mendengar jawaban itu. "Kau memang istri yang sangat baik," balasnya, melepaskan handuk di atas kepalanya. Lalu mengecup pipi Kyara.

"Aku belum mandi, Javie," keluh Kyara, yang langsung memundurkan tubuhnya.

Balasan itu membuat Javier tergelak sesaat, lalu meletakkan handuk yang tadi dipakainya untuk mengeringkan rambut ke atas kepala Kyara. "Mandilah. Aku akan menyiapkan makan malam untuk kita."

Kyara mengangguk saja, lalu segera masuk ke kamar untuk membersihkan diri.

Sejujurnya, Kyara masih sangat kenyang setelah makan bersama Damian tadi. Sekalipun makanan miliknya belum habis saat Javier menelepon—membuat Damian menggerutu hampir sepanjang perjalanan pulang, karena Kyara langsung meminta pulang setelah menerima panggilan itu.

"Kya."

Kyara yang baru selesai mandi dan sedang mengeringkan rambut sontak menoleh ke arah Javier yang berjalan ke arahnya.

"Damian telepon aku. Dia bilang ponselmu tertinggal di mobilnya. Kau ingin kita mengambil ke tempatnya?"

"Tidak usah. Besok Damie pasti akan mengantarnya ke restoran." Kyara menjawab sambil mengeringkan rambut—yang langsung diambil alih oleh Javier. "Terima kasih, Javie."

Javier membalas dengan senyuman hangat. Tangannya terus bergerak lembut mengeringkan rambut Kyara. "Kau memang sangat dekat dengan Damian, ya?"

Kyara mengangguk, sambil memulai ritualnya memakai produk kecantikan. "Aku sudah bersamanya sejak lama. Dia sudah seperti seorang kakak bagiku."

Kepala Javier ikut mengangguk singkat. "Jika diminta memilih, siapa yang akan kau pilih di antara kami?"

Pertanyaan itu membuat Kyara mengernyit menatap Javier lewat cermin. "Apa kau sedang memintaku untuk memilih di antara kalian?"

Javier tergelak sejenak, lalu menggelengkan kepala pelan. "Aku hanya penasaran." Padahal, Javier jelas sudah tahu jawaban apa yang akan diberikan oleh Kyara untuknya.

"Tentu saja aku akan memilihmu," jawab Kyara, sambil kembali melanjutkan kegiatannya. "Damie tidak akan mendengarkanku sekalipun aku memintanya pergi," lanjutnya, dengan tawa ringan.

Kalimat terakhir itu membuat Javier mengulas senyum tipis. "Ini sudah cukup kering," ujarnya, sambil mengibaskan pelan rambut Kyara—memastikan bahwa perkataannya tepat. "Jika sudah selesai, ayo kita makan malam."

"Oke. Kau duluan saja. Sebentar lagi aku selesai." Kyara membiarkan Javier keluar kamar lebih dulu, sedangkan ia mulai memakai perawatan kulit malamnya.

"Damian mengatakan padaku untuk memastikanmu menghabiskan makan malammu."

Kyara yang baru duduk di hadapan Javier, sontak menoleh menatap pria itu—yang sedang memindahkan omelet ke piringnya.

"Dia bilang, kau langsung meminta pulang setelah menerima teleponku tadi." Javier kembali berucap. "Kenapa tak menghabiskan makananmu dulu baru pulang?"

"Aku tak suka membuatmu menunggu," jawab Kyara jujur, lalu mulai menikmati makan malamnya. "Ini enak."

Javier pura-pura berdecih. "Tapi pasti tak seenak buatanmu, kan?"

Kyara tergelak. "Tentu saja!" balasnya, dengan seringai kemenangan yang dibuat-buat. "Nanti aku akan mengajarimu memasak yang lebih enak dari ini."

"Ah, aku lebih suka mempergunakan waktu denganmu di kamar kita."

Kedua mata Kyara membelalak lebar. "Menyebalkan!"

One Day [Completed] ✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ