07 - Memberi Terbaik

8.2K 809 120
                                    

"Aku pergi dulu, ya." Javier berpamitan, sambil mengecup bibir Kyara, yang dibalas wanita itu dengan senyum lembut.

Seminggu sudah terlewat sejak malam itu, dan tidak ada yang berubah di antara mereka berdua.

Kyara terus menekan kecewanya, yang selalu mudah luruh tiap kali merasakan sikap hangat yang Javier lakukan padanya. Beberapa kali Javier meminta maaf di malam itu. Dan Kyara justru menghentikan kalimat Javier, karena rasanya jauh lebih sakit saat pria itu meminta maaf. Karena bagi Kyara, permintaan maaf itu seolah sedang menegaskan padanya bahwa Javier masih sangat mencintai Siera.

Ya, memang menyakitkan.

Tetapi Kyara segera menepis perasaan itu, karena kembali teringat bahwa bersama Javier adalah keinginannya yang terwujud—walau harus berdampingan dengan rasa sakit dan kecewa. Untuk kesekian kalinya, Kyara berusaha membesarkan hati agar mampu terus bertahan dengan perasaan cintanya.

Setelah kembali menarik napas panjang, Kyara bersiap-siap untuk berangkat ke restoran. Ponselnya berdering saat Kyara baru masuk ke mobilnya. "Ada apa, Damie?"

"Kau sudah berangkat ke restoran?"

"Aku baru saja mau berangkat. Kenapa?"

"Aku merindukanmu."

Kening Kyara mengernyit, lalu menjauhkan ponsel untuk menatap layarnya kebingungan. "Ada apa denganmu? Jangan membuatku jijik."

"Sialan." Damian tertawa mendengar cibiran itu. "Apa jantungmu berdebar aneh saat aku mengatakan kalimat rindu tadi?"

"Kau sudah gila?" kesal Kyara, lalu memasang handsfree ke telinganya dan mulai menjalankan mobil. "Apa kepalamu terbentur sesuatu sampai membuatmu aneh seperti ini?"

Damian kembali tertawa. "Tidak ada. Aku hanya ingin mengganggumu."

"Kau berbohong, Damie," ejek Kyara menyadari bahwa ada sesuatu yang menganggu sahabatnya itu. "Apa ada wanita yang sedang kau rindukan?"

"Bukankah sudah kukatakan itu dirimu?"

"Oh, Damie, aku melihatmu bersama seorang wanita sekarang."

"Sialan! Di mana kau?!"

Kyara tertawa keras saat mendengar umpatan panik itu. Astaga, benarkah Damian sedang berkencan dengan seorang wanita?

"Siapa wanita itu, Damie?"

"Bukan siapa pun! Dia hanya wanita pengganggu yang selalu merusak hariku."

Tawa Kyara semakin mengeras. "Aku tahu bahwa sebutan itu akan berubah. Segera perkenalkan aku dengannya ya, Damie."

Damian kembali mengumpat, lalu mendengus malas saat wanita yang sudah diusirnya tadi kembali muncul di depannya. Jangan menggangguku, ucapnya tanpa suara pada sang wanita yang hanya terkikik geli. Menyebalkan! "Nanti aku akan makan siang di restoranmu, Kya. Jangan lupa siapkan makanan kesukaanku, ya."

"Kau harus membayar dua kali lipat. Jika tidak, aku akan mencari tahu siapa wanita yang kau kencani."

"Aku tidak berkencan dengan siapa pun!"

"Lalu mengapa kau bertingkah aneh dengan meneleponku tanpa alasan?"

"Apa meneleponmu sekarang memerlukan alasan? Dasar tidak tahu sopan santun!"

Kyara mendelik malas, menyadari bahwa tadi Damian mungkin memang menelepon hanya untuk membuatnya kesal. Sial sekali.

"Ya sudahlah. Aku tutup dulu. Sampai bertemu nanti siang."

One Day [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang