05 - Makan Malam

7.9K 909 116
                                    

Kehidupan Kyara bersama Javier kembali tenang setelah Kyara berusaha tak lagi memikirkan kekecewaannya. Karena seperti keputusannya saat awal menikah dengan Javier, Kyara berjanji untuk menerima semua kelebihan dan kekurangan pria itu karena rasa cintanya yang begitu besar.

Belum lagi, karena Javier memiliki ibu yang sangat baik. Satu bonus lain yang sangat disukai Kyara setelah berhasil memiliki Javier.

Setelah menikah dengan Javier, Kyara memiliki hubungan yang cukup dekat dengan ibu mertuanya. Wanita paruh baya itu selalu memperlakukan Kyara dengan baik, membuat Kyara akhirnya bisa merasakan kasih sayang seorang ibu—yang sejak kecil tak pernah dirasakannya.

"Kenapa kau terlihat lebih kurus dari terakhir kali kita bertemu, Kya?"

Belum sempat Kyara menjawab, suara menyebalkan Javier lebih dulu terdengar.

"Kya diet, Bu. Padahal aku sudah mengatakan padanya untuk makan yang banyak."

Kedua mata Kya melebar menatap Javier—yang sudah mengulum senyum geli. Javier pasti merasa senang setelah memberi aduan bohong, hanya untuk menggodanya. Ck, jika saja tak cinta, Kyara pasti sudah memukul keras kepala pria menyebalkan itu. "Javier bohong, Bu. Aku tidak sedang diet. Nafsu makanku tetap sama besarnya seperti biasa."

"Tapi kenapa Ibu melihat kau lebih kurus?" Maggie menyipitkan kedua matanya untuk memperhatikan Kyara lebih lekat. Sejak dulu, Maggie tak pernah suka jika anak-anaknya terlihat terlihat kurus seperti tidak terurus. Jadi, setelah Javier menikah dengan Kyara, Maggie pun memperlakukan Kyara dengan cara yang sama.

"Tidak, Ibu."

"Itu tandanya kau harus makan lebih banyak, Kya. Dulu aku dan Sean pun selalu begitu."

Kyara hendak mencebik, tapi urung dilakukan karena menyadari bahwa ibu mertuanya masih memperhatikan dirinya. "Sekarang kita akan makan malam, Bu. Ibu tak perlu memperhatikanku seperti itu."

Maggie tertawa kecil mendengar gerutuan pelan itu. Ketika awal-awal menikah dengan Javier, Kyara selalu bersikap sungkan dan membatasi diri dengannya. Butuh waktu lebih dari tiga bulan untuk Maggie bisa mendekatkan diri pada menantu satu-satunya itu. "Baiklah, kita akan makan sekarang. Tidak perlu diet lagi, Kya. Kau sudah cantik dengan wajah dan tubuh seperti ini."

Astaga. Kyara ingin sekali mencebikkan bibirnya pada Javier. Jelas-jelas Javier tahu kalau ia tak akan pernah melakukan diet, karena makan adalah salah satu hobi untuknya. "Iya, Ibu." Jadilah akhirnya Kyara memilih untuk mengiyakan. Perutnya sudah lapar, dan Kyara ingin segera makan malam. Namun, Kyara baru menyadari sesuatu. "Apa kita tidak menunggu Sean datang?"

"Kau sudah terlihat sangat lapar, Kya. Tak usah menunggunya."

Lagi-lagi, Javier sengaja mengejek Kyara sengan senyum menyebalkan yang selalu ditunjukkan pria itu jika berhasil menggodanya.

Maggie kembali tertawa. "Aku juga melihat tatapan matamu yang lapar, Kya. Jadi kita tidak perlu menunggu Sean."

Ya ampun. Ibu dan anak di dekatnya ini, memang selalu berhasil membuat Kyara menggeleng-gelengkan kepala.

"Sean sudah memberi tahu akan pulang terlambat." Maggie berujar, sambil menyiapkan makan malam di piring mereka—yang langsung diambil alih oleh Kyara. "Dia hampir tidak tertolong akhir-akhir ini."

Javier ikut menarik napas. "Aku akan berbicara dengannya nanti."

"Ibu bahkan berencana untuk menjodohkannya dengan seseorang."

"Bu?" decak Javier. "Ayolah. Sean sudah dewasa untuk Ibu biarkan dijodohkan seperti itu," Javier tak menyangka bahwa ibunya bisa memikirkan tentang perjodohan seperti itu.

One Day [Completed] ✔️Where stories live. Discover now