Prolog

33K 1.8K 131
                                    

Tidak pernah ada yang salah dari mencintai seseorang.

Begitulah kalimat yang selalu digenggam oleh Kyara sejak jatuh cinta pada Javier. Hanya Javier satu-satunya pria yang berhasil membuat Kyara jatuh cinta begitu dalam. Namun sayangnya, harus menelan kecewa saat akhirnya menyadari bahwa Javier hanya mencintai satu wanita—bahkan sejak pria itu belum mengenal perasaan cinta.

Siera Agasy.

Siera adalah teman masa kecil Javier yang berhasil membuat pria itu bertekuk lutut, sampai terlihat sangat menyedihkan saat Siera menikah hampir dua tahun yang lalu. Kedua orang itu selalu bersama sejak kecil, dan tak pernah terpisahkan sampai Siera mengenal Jeff—yang membuat Siera jatuh cinta, lalu memutuskan untuk menerima lamaran pria itu.

Bagi Kyara, seharusnya semua akan mudah setelah Siera menikah. Nyatanya tidak. Javier, masih terus menginginkan wanita itu—sekalipun pria itu sudah menikah dengannya.

Setidaknya, itulah yang dirasakan oleh Kyara selama hampir satu tahun menikah dengan Javier. Bukan karena Javier bersikap dingin atau kejam padanya selama mereka menikah. Sama sekali bukan. Javier justru menjadi suami yang begitu baik dan perhatian padanya.

Namun, Kyara adalah wanita yang egois. Karena ia bukan hanya menginginkan sebuah perhatian, tapi juga perasaan cinta. Iya, Kyara menginginkan Javier juga memberikan cinta padanya. Memberikan perhatian karena memang mencintainya, bukan hanya karena ia adalah istri pria itu.

Salahkah?

"Kau ingin menikah denganku?"

"Kenapa—kenapa kau tiba-tiba menanyakan tentang hal itu?"

"Karena aku tak ingin menua sendirian."

Jika saja saat itu Kyara tak sedang menggilai Javier, mungkin ia akan langsung memukul kepala Javier dengan keras setelah mendengar perkataan pria itu. Nyatanya, Kyara hanya memerlukan waktu beberapa menit untuk mengiyakan ajakan tiba-tiba yang dikatakan oleh Javier. Padahal, Kyara sangat tahu bahwa pertemanan mereka baru terjalin setelah Siera memiliki kekasih, lalu semakin dekat saat Siera sudah menikah. Intinya, Kyara hanyalah seorang cadangan yang dibutuhkan oleh Javier, jika Siera tak lagi bersama pria itu.

Sialnya, sekalipun menyadari tentang kenyataan itu, Kyara memilih untuk tetap bertahan dan berusaha membuat Javier melihat ke arahnya. Walau sesekali memang terasa melelahkan karena terus menjadi pihak yang berusaha di antara mereka. Sedangkan Javier hanya terus berjalan di tempat—dengan menjalankan kewajiban sebagai seorang suami, tanpa memikirkan tentang perasaannya.

Apa semua itu kesalahan Javier?

Tentu saja tidak.

Kyara juga menyadari hal itu. Jika saja tak menerima ajakan Javier untuk menikah, mungkin ia tak akan berada pada keadaan ini—menikah dengan seseorang yang menjadikannya sebagai pemain cadangan.

Hanya saja, bagaimana Kyara bisa menolak pria yang sudah digilainya sejak belasan tahun lalu, kan?

Javier mungkin memang sudah melupakannya. Namun, Kyara jelas tak akan bisa melupakan penyelamat di hidupnya ketika ia hampir mati saat ayah tirinya memukulinya dengan membabi buta. Walau hari itu, Kyara tak sempat mengucapkan terima kasih karena Javier sudah lebih dulu dipanggil oleh seorang gadis—yang akhirnya diketahui oleh Kyara adalah Siera, ia tetap menjadikan Javier sebagai cinta pertamanya. Satu-satunya sosok yang berhasil membuatnya ingin terus hidup.

Ketika bertahun-tahun setelah kejadian itu, akhirnya tanpa sengaja Kyara berhasil kembali bertemu dengan Javier, ia mulai menjadi seorang wanita bodoh yang terus mengamati pria itu dari jauh. Sampai tiba-tiba Javier berkunjung ke restoran miliknya, Kyara jelas tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengenal cinta pertamanya itu lebih dekat. Dan dari banyaknya percakapan merekalah yang membuat Kyara akhirnya mengetahui kegilaan Javier pada Siera. Betapa Javier mencintai Siera, walau wanita itu tak bisa membalas perasaan Javier.

Iya, Kyara dan Javier, hanyalah dua orang yang bodoh karena cinta.

Kyara bukan menyesali keputusannya menikah dengan Javier. Walau sesekali sedikit merasa lelah dengan keadaan yang dialaminya, Kyara sadar kalau ia masih lebih beruntung dibandingkan Javier. Karena setidaknya, Kyara berhasil memiliki Javier. Sedangkan Javier tidak bisa memiliki Siera.

Itu, sebuah keberuntungan, kan?

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

Kepala Kyara menoleh kecil, dan tersenyum saat mendapati Javier sedang melangkah menuju ke arahnya—dengan jas yang sudah terlampir di lengan bawah, dan lengan kemeja putih yang sudah dilipat sampai sebatas siku. Salah satu penampilan Javier yang semakin membuatnya jatuh cinta. Ah, tidak. Apa pun tentang Javier memang selalu berhasil membuatnya gila. "Aku tidak mendengar bunyi pintu."

"Jelas saja kau tak mendengar apa pun. Kau sedang melamun, Kya." Javier mendengkus geli.

Kyara tertawa pelan, lalu mengambil jas dari tangan Javier. Tubuhnya sesaat mematung ketika tiba-tiba Javier meletakkan kepala di atas pangkuannya.

"Hari ini rasanya sangat melelahkan."

Apa yang dilakukan Javier saat ini memang bukan pertama kalinya. Namun tetap saja selalu berhasil memberikan getaran hebat di dadanya. "Mandilah. Aku sudah menyiapkan makan malam untukmu."

"Sebentar lagi." Javier bergumam, sambil memeluk perut Kyara dengan pelan. "Kau sudah mandi?"

"Tentu saja. Apa aku bau?"

Javier tertawa geli. Lalu kepalanya mendongak, untuk menatap Kyara dengan senyum di matanya. "Tidak. Aku hanya bertanya, siapa tahu kita bisa mandi bersama."

Rona merah langsung menjalari wajah Kyara. Javier memang terlalu menyadari pesona pria itu padanya.

"Aku bercanda, Nona. Hentikan rona merah di wajahmu ini," ucap Javier dengan senyum geli, sambil mengusap sebelah pipi Kyara, lalu bangkit berdiri. "Aku akan mandi sebentar, ya."

Kepala Kyara mengangguk kaku, sambil berusaha menyembunyikan rona merah di wajahnya. Bodoh! Ia memang selalu terlihat begitu bodoh di depan Javier.

=~=

kalian pasti bosen karna aku post cerita baru, terus tiba2 cerita itu ilang :v

salam,
yenny marissa

07 Desember 2020

One Day [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang