10 - Keadaan Berbeda

14.4K 887 136
                                    

"Javier?"

"Apa yang kau lakukan di rumah ini, Siera?"

Javier justru membalas kebingungan Siera dengan sebuah tanya. Jantungnya masih terus berpacu hebat karena tidak terima dengan keadaan Siera yang ternyata tinggal di sebuah rumah kecil. Demi apa pun, selama Siera berada di dekat keluarganya, wanita itu selalu hidup dengan mewah. Dan Jeff jelas mengetahui tentang hal itu. Jadi, bagaimana mungkin Jeff membiarkan Siera berada di tempat seperti ini?!

Wajah terkejut Siera berganti dengan raut getir. Sama sekali tidak menyangka bahwa Javier akan berdiri di depannya dengan wajah yang begitu khawatir.

Ya Tuhan.

Setelah Siera bahkan pergi tanpa pesan, Javier masih tetap saja memberinya peduli seperti ini. "Ada apa dengan wajah itu, Javier?" Siera berusaha bergurau, dan seketika tersenyum kecut saat raut wajah Javier tidak berubah sama sekali. "Masuklah. Kau terlihat mengerikan sekarang."

"Jawab aku. Apa yang kau lakukan di sini, Siera? Di mana Jeff? Dia di dalam?"

Satu nama itu sempat membuat wajah Siera memucat. Namun Siera menutupinya dengan seulas senyum. Tangannya menggandeng pelan lengan Javier, meminta pria itu masuk ke dalam rumah kecilnya. "Duduklah dulu. Aku akan mengambilkan minum untukmu."

"Tu-tunggu." Javier menahan langkah Siera saat menyadari sesuatu. Matanya sedikit melebar menatap Siera yang masih berdiri di depannya. "Kau ... kau sedang hamil?"

Siera tanpa sadar memegang perutnya yang sedikit membuncit. Ternyata Javier tetap bisa menyadari perubahan bentuk tubuhnya sekalipun ia memakai dres longgar. "Ya."

"Dan kau tinggal di rumah seperti ini?!" Javier langsung bangkit dari duduknya. Wajahnya mengeras sempurna saat melihat Siera justru terlihat begitu tenang, sekalipun sudah melihat kemarahan darinya.

"Apa yang salah dengan rumah ini? Aku membeli rumah ini dengan uangku sendiri, Javier." Siera menjawab dengan nada tenang. Ia tahu bahwa Javier pasti sedang membandingkan kehidupannya yang dulu dengan sekarang.

"Di mana Jeff? Apa yang dilakukannya dengan membiarkanmu tinggal di tempat seperti ini?!"

"Berhentilah bersikap seperti ini, Javier," sergah Siera cepat. "Apa yang kau permasalahkan dengan tempat tinggalku sekarang? Aku baik-baik saja."

"Kau tidak pernah tinggal di tempat seperti ini, Siera!" Javier meninggikan suaranya. Tatapannya menelisik tubuh Siera dengan lekat. Ya ampun, Javier bahkan baru menyadari bahwa Siera terlihat kurus dengan perut sedikit membuncit itu. Kecantikan Siera seolah meredup dengan dandanan rumahan—yang sama sekali tidak cocok untuk wanita itu. "Tempat ini tidak cocok denganmu. Demi Tuhan! Kau bahkan sedang hamil, tapi justru tinggal di tempat kecil seperti ini?! Di mana otak suamimu?!"

Tubuh Siera menegang.

"Apa yang terjadi?! Apa Jeff mengalami masalah keuangan? Kalian bisa mengatakannya padaku. Bukannya memilih tinggal di tempat seperti ini, Siera! Ini jelas salah!"

"Tidak ada yang salah dengan tempat tinggalku, Javier," desis Siera. Mulai terusik dengan cara Javier mengejek tempat tinggalnya. "Sudah kubilang, aku membeli rumah ini dengan uangku sendiri. Memangnya apa yang salah?"

"Apa yang salah?" Kedua mata Javier melebar saat mengulang pertanyaan Siera. "Semua ini jelas salah!" Javier menggerakkan matanya meneliti keseluruhan rumah kecil ini. Bagi Javier, rumah ini bahkan tidak lebih besar dari kamar miliknya. Astaga! Bahkan dari tempatnya berdiri sekarang, Javier bisa melihat dapur yang jaraknya tidak begitu jauh darinya. Sialan! Javier sangat tidak rela melihat Siera tinggal di tempat seperti ini, di saat ia hidup sangat nyaman dengan tempat tinggalnya. "Katakan padaku di mana Jeff? Jika dia sedang kesulitan, biar aku yang membantunya. Aku yang akan mengatakan padanya untuk mem—"

"Aku sudah berpisah darinya!" Napas Siera tersengal saat akhirnya meneriakkan lukanya pada Javier.

"A-apa?" Mata Javier mengerjap tidak percaya mendengar kalimat Siera.

Siera berusaha menahan air matanya. "Hentikan, Javier. Aku tidak ingin membahasnya."

"Kau harus membahasnya." Javier menahan lengan Siera. Tatapan matanya menajam, memaksa Siera untuk memberi jawaban padanya. "Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kalian berpisah, sedangkan kau sedang hamil?" tanyanya, dengan nada rendah.

"Aku tidak ingin membahasnya, Javier!" sentak Siera, dengan suara bergetar.

"Kau harus membahasnya!" Tanpa sadar Javier ikut membentak. Rasa khawatir justru memberi kemarahan dalam hati Javier. "Katakan padaku apa yang terjadi?! Dia meninggalkanmu?! Apa yang—" Kalimat Javier terpotong saat mendengar suara tangis Siera yang begitu menusuk jantungnya. Kedua tangan Javier mengepal melihat bahu Siera sudah bergetar hebat dengan telapak tangan yang menutupi wajah. Apa yang sudah terjadi? Apa yang sudah dilewatkannya tentang wanita ini? Ya Tuhan!

"Siera..."

"Kenapa—kau harus—datang, Javier?" Siera sudah terduduk di atas kursi, dan bergumam terbata dalam tangisnya. Telapak tangannya masih menutupi wajah penuh air matanya.

Satu pertanyaan bernada pilu itu berhasil meruntuhkan segala perasaan Javier. Kedua matanya memerah menatap Siera yang begitu terluka di hadapannya. Seumur hidupnya, Javier selalu berusaha membahagiakan Siera. Bahkan sampai harus mengobarkan perasaannya, hanya karena Siera merasa bahagia saat bersama Jeff. Namun, bagaimana bisa keputusannya itu justru sangat salah? Jika tahu Jeff justru akan membuat Siera menangis dan terluka seperti ini, Javier tidak akan melepaskan Siera apa pun yang terjadi.

Dengan gerakan perlahan, Javier menundukkan tubuhnya di depan Siera. Tangannya membuka telapak tangan Siera dengan lembut. Kemudian mengusap jejak-jejak air mata yang masih membasahi wajah Siera. Hatinya ikut berdenyut sakit melihat bagaimana Siera begitu hancur saat ini. "Mungkin karena aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja, karena itu aku terus berusaha mencarimu. Dan hari ini aku berhasil menemukanmu."

Kalimat itu berhasil membuat Siera kembali menangis. Air matanya semakin mengalir dengan deras. Javier berhasil membuatnya terharu dengan segala perhatian yang tak pernah habis untuknya.

"Apa yang terjadi, Siera? Mengapa aku harus melihatmu terluka seperti ini?" lirih Javier, tidak terima. Rasanya sakit sekali melihat kehancuran Siera sekarang.

Siera masih belum mampu mengeluarkan kalimat apa pun, selain tangisan yang semakin mengeras. Dan tangisan Siera terdengar lebih menyedihkan saat Javier menariknya ke dalam pelukan. Memberinya dekapan yang begitu hangat dan membuatnya merasa aman. Siera semakin mengeratkan cengkeramannya pada kemeja kerja Javier. Menumpahkan segala lukanya melalui tangis yang memilukan.

Butuh waktu yang tidak singkat sampai Javier berhasil membuat Siera lebih tenang. Tangisan itu hanya tinggal menyisakan isakan-isakan kecil. Javier mengulas senyum miris saat melihat wajah sembab milik Siera. "Aku akan membelikanmu rumah. Kau akan tinggal di sana secepatnya."

"Tidak, Javier. Aku tidak memerlukannya—"

"Kau memerlukannya. Dan aku akan memaksamu untuk pindah ke sana secepatnya."

Kepala Siera terus menggeleng. Sepanjang hidupnya—sebelum Siera menikah dengan Jeff—ia selalu merepotkan Javier. Dan ketika Jeff meminta perpisahan, Siera tidak pernah sekalipun berpikir untuk berlari pada Javier, karena ia benar-benar ingin hidup mandiri. Sekalipun harus menahan kegetiran karena menjalani hidup yang jauh dari kebiasaannya selama ini, tapi Siera tetap ingin mencoba.

"Siera, dengarkan aku." Javier menggenggam lembut kedua tangan Siera yang terasa mendingin. "Selama aku masih hidup, aku tidak akan mungkin membiarkanmu tinggal di tempat seperti ini. Aku akan terus menjagamu."

Air mata Siera kembali menetes. Penuh haru. Di saat Jeff mencampakkannya, Javier justru datang memberinya perhatian yang begitu besar.

"Aku tetap menunggumu menceritakan segalanya. Tapi kalau kau memang belum siap, aku akan menunggu. Hanya saja, tolong percaya padaku bahwa aku akan menjagamu."

"Javier..."

Javier kembali menarik Siera ke dalam pelukannya. Mengusap lembut punggung Siera, sambil sesekali mengecup puncak kepala wanita itu dengan sayang. "Selama ada aku, kau akan baik-baik saja."

=~=

cepet yaahh updatenyaa hihiii

salam,
yenny marissa

12 Maret 2021

One Day [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang