02 - Masa Lalu

10.3K 1K 117
                                    

Pertama kali Kyara bertemu Damian saat usianya sepuluh tahun. Saat itu, ia melihat seorang pemuda bertubuh kurus sedang kedinginan tanpa beralaskan apa pun. Kyara menghampiri sosok itu untuk memberikan payung, dan yang pertama kali didapatinya adalah sorot tajam—seolah memintanya untuk menjauh. Namun Kyara tetap berdiri di sebelah Damian sambil memegang payung untuk pemuda itu—yang justru membuatnya mendapat teriakan keras. Karena ketakutan, akhirnya Kyara memilih meninggalkan payung itu di dekat Damian, lalu berlari menjauh menerobos hujan.

Seolah semesta ingin terus mengenalkan mereka, beberapa hari setelah kejadian itu, keduanya kembali bertemu saat Damian mendengar rintihan kesakitan di sebuah gang sepi yang biasa dijadikannya sebagai tempat persembunyian. Dengan langkah perlahan, Damian menghampiri tubuh yang sedang meringkuk di atas jalanan itu. Matanya sedikit melebar saat mengetahui bahwa gadis yang sedang meringkuk kesakitan itu adalah gadis yang sama—yang memberikan payung padanya.

Aku lapar.

Hanya dua kata yang diucapkan dengan nada sangat lirih dan lemah, tapi mampu membuat Damian tertegun. Ia membenci semua kaum ibunya. Namun gadis ringkih bertubuh kecil dan kumal itu justru membuat nalurinya tercekit—mengasihani. Damian bahkan mencuri tiga roti dari sebuah toko hanya untuk memberi makan gadis itu.

Setelah hari itu, tanpa sadar Damian terus menghampiri gang kecil itu hanya untuk mencari sosok gadis—yang berhari-hari setelahnya tak pernah lagi ditemukannya. Sampai tiba-tiba, ia menemukan sosok itu sudah terbaring lemah di sebuah pembaringan kosong tak jauh dari gang itu. Untuk kali pertama, setelah banyaknya kesakitan yang dilaluinya sejak lama, Damian menangis memanggil-manggil nama yang diketahuinya bernama Kyara—sambil menggendong tubuh kecil itu untuk meminta pertolongan.

"Jadi ayahmu suka memukulimu?" Damian bertanya setelah membawa Kyara keluar dari sebuah klinik, yang ditemukannya karena pertolongan seorang pria paruh baya.

"Dia ayah tiriku. Ibu kandungku sudah mati."

"Kenapa kau tak pergi saja?"

"Aku tak memiliki siapa pun lagi selain dia." Kyara menjawab dengan raut sedih.

"Kalau begitu, kau mau pergi bersamaku?"

Kyara menatap tempat yang pertama kali menjadi saksi pertemuannya dengan Damian remaja.

"Aku sangat membenci kota ini, Kya."

Kepala Kyara menoleh, menatap Damian yang duduk di balik kemudi.

"Kau tahu kenapa hari itu aku mengajakmu pergi dari kota ini?"

"Karena ibumu selalu memukulimu, kan?"

Damian mengetatkan rahangnya. Sekelebat ingatan mengerikan itu kembali membayanginya. "Dia selalu melecehkanku."

Tubuh Kyara menegang kaku. Ia tak bodoh untuk menyadari apa maksud dari kalimat itu.

"Dia bahkan pernah hampir membunuhku saat aku melawan keinginannya." Damian berujar berat. "Dia juga selalu berhasil menemukanku, saat aku kabur dari rumahnya."

Kyara tak memberikan balasan. Masih begitu terkejut dengan alasan yang selama ini dipendam Damian. Selama ini, Kyara hanya tahu bahwa Damian sama sepertinya—hanya memiliki orangtua tunggal. Bedanya, ayahnya meninggal, lalu ibunya menikah lagi. Sedangkan kedua orangtua Damian bercerai dan ibu Damian tidak menikah lagi—tapi selalu bersikap kasar pada Damian.

Dulu, saat memberanikan diri untuk pergi dari kota ini, yang Kyara tahu hanyalah mereka memiliki kisah hidup yang sama menyedihkannya karena orangtua mereka. Kyara tak pernah menyangka bahwa Damian mengalami yang lebih parah dari semua yang bisa dibayangkannya.

One Day [Completed] ✔️Where stories live. Discover now