06 - Setahun Pernikahan

8.7K 897 137
                                    

"Apa ini?"

"Hadiah?"

Kening Kyara mengernyit kecil.

"Kau tidak lupa ini hari apa, kan?"

Pertanyaan yang diucapkan dengan nada dibuat kesal itu membuat Kyara tertawa geli. Lalu memberikan kecupan ringan di pipi Javier. "Tentu saja aku ingat," jawabnya, sambil mengambil sebuket bunga dan sebuah kotak berisi gelang untuknya. "Wah, ini sangat cantik!"

Javier ikut tersenyum, lalu mendaratkan ciuman di bibir Kyara. "Selamat hari satu tahun, Kya. Terima kasih sudah bersamaku sejauh ini," ucapnya sungguhan. Javier cukup tahu bahwa kebersamaan mereka tidak serta merta memberi kebahagiaan penuh pada Kyara. Pembicaraan tentang anak adalah salah satunya. Dan sampai hari ini, Javier selalu merasa bersalah saat ingat bagaimana wajah sendu yang berusaha Kyara tutupi sejak pembicaraan tentang hal itu beberapa minggu lalu.

Kyara mengulas senyum lebar mendengar ucapan itu. Tidak menyangka bahwa kehidupan pernikahannya dengan Javier sudah berusia satu tahun. Walau tak selalu berjalan indah, tapi Kyara tetap bersyukur karena akhirnya bisa bersama pria yang dicintainya sejak lama. "Terima kasih juga karena sudah memberi kesempatan padaku," balasnya, sambil memasangkan gelang pemberian Javier di pergelangan tangan kirinya.

Tidak ada balasan yang diberikan oleh Javier selain merangkum kedua pipi Kyara dan mengecup keseluruhan wajah istrinya dengan sayang. Javier tidak perlu melakukan pembuktian apa pun, bahwa ia memang menyayangi Kyara dengan tulus. Mungkin Javier belum mampu memberikan perasaan cintanya, tapi kehadiran Kyara sepanjang patah hati terberatnya adalah sesuatu yang selalu Javier syukuri sampai detik ini. Karenanya, Javier berusaha menunjukkan yang terbaik untuk menebus ketidak-mampuannya memberi cinta pada Kyara.

"Apa hadiah untukku?"

"Hmm ... aku akan membuatkan makanan spesial untukmu."

Javier berpura-pura berdecak malas. Namun tetap menunjukkan senyum untuk Kyara. "Apa kau akan seharian di restoran?"

Kepala Kyara mengangguk.

"Benar-benar seharian?"

"Ada sesuatu yang kau perlukan?" Kyara membalas dengan tanya.

Kepala Javier menggeleng pelan. "Tidak, aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan."

"Memangnya kau tidak sibuk di kantor?" tanya Kyara dengan mata menyipit.

"Aku bisa meluangkan waktu untuk hari pernikahan kita. Bagaimana?"

Kyara tergelak mendengar kalimat itu. Tolong katakan pada Kyara, bagaimana bisa dirinya terus membiarkan perasaan sedih dan kecewa akan perasaan Javier di saat pria itu selalu bersikap hangat padanya? Oh, tidak. Kyara masih sangat tahu diri untuk melakukan semua itu. Karena sekalipun masih suka terluka dan kecewa, tetap Javier-lah yang sanggup mengobati rasa sakitnya. "Ke mana kau akan mengajakku pergi?"

"Ke mana pun kau mau. Aku bisa melakukannya untukmu."

"Oh, Tuhan. Kau memang sangat pandai menyenangkan hati wanita," gurau Kyara.

Javier ikut tertawa. Tangannya terangkat untuk mengusap lembut puncak kepala Kyara. "Jadi, bagaimana? Apa ajakanku diterima?"

"Tentu saja." Kyara menjawab tanpa jeda. "Kau yang akan menjemputku, atau aku yang menyusul ke kantormu?"

"Aku yang akan menjemputmu," jawab Javier cepat. "Aku ke restoran jam tiga nanti. Oke?"

"Baiklah. Aku akan menunggumu." Kyara mengulas senyum lebar. Menikmati alunan detak jantungnya yang selalu menggila tiap kali Javier memberi perhatian padanya.

One Day [Completed] ✔️Where stories live. Discover now