28 - Semakin Bahaya

13.8K 1.6K 282
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Tak perlu jadi orang lain hanya untuk dicintai oleh seseorang

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Tak perlu jadi orang lain hanya untuk dicintai oleh seseorang. Mereka hanya butuh kamu apa adanya, bukan kamu yang kehilangan jati diri sendiri.










Handphone tepat di telinga kirinya. Sedangkan tangan kanan menenteng plastik belanjaan. Menyusuri malam seorang diri. Karena memang hobi Leyna keluar saat malam hari. Selain tidak panas terkena terik matahari, udaranya pun sejuk.

"Kamu harus hati-hati mulai sekarang."

Leyna memelankan langkah kaki. Tak mengerti kenapa nada bicara Papinya terdengar khawatir.

"Ada mata-mata di tempat kerja Papi," imbuh pria di seberang sana.

"Pi, Leyna kan udah bilang kalau berenti aja, pekerjaan Papi terlalu berbahaya." Leyna menghembuskan napas dalam. Dirinya turut khawatir saat orang tua satu-satunya mulai kembali bekerja. Ia hanya mau hidup normal.

"Leyna, Papi ambil pekerjaan ini supaya kamu bisa menuhin impian kamu, sekolah di tempat bagus, kuliah sampai sukses, cuman kamu yang Papi punya sekarang."

Sesuatu terasa sesak di area dada. Setiap kali melakukan via telepon dengan papi hampir membuatnya menitikkan air mata. Rindu yang teramat dalam dan juga kasih sayang papi selalu ia dapatkan. Angin malam menyentuh kulitnya, meninggalkan kesan dingin tapi hatinya justru menghangat. Surai rambut pirang dan bergelombang di area bawah tertiup ke belakang.

Suara bising membuat Leyna menoleh ke belakang. Puluhan motor bergerak mendekat ke arahnya. Terdiam beberapa saat setelah mereka berhenti.

"Papi tutup teleponnya, kamu jaga diri baik-baik. Bye Princess."

"Oke, Pi." Leyna menyimpan handphone kembali ke saku celana. Beralih menatap mereka yang tengah melepas helm masing-masing.

"Lo ngapain jalan sendirian di sini?" tanya Benji tak bisa menutupi rasa penasarannya.

"Soalnya ru—"

"Leyna, ikut saya," ajak Exton memotong langsung.

Leyna menatapnya tak mengerti. Benji pun juga begitu. Menurutnya Exton cemburu karena ia mengajak Leyna bicara. Posesif sekali.

GALEXTON ✔️ [TELAH TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant